CBR
CBR
PENDAHULUAN
Di zaman yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan spesial, akan
tetapi suatu pandangan hidup yang jelas. Suatu pandangan hidup yang total tentang manusia
dan tentang alam yang menyinari seluruh kehidupan sesorang. Selanjutnya, dengan
kehidupan atau perkembangan peradaban manusia dan masalah yang dihadapinya. Pengertian
yang bersifat teori seperti yang dilahirkan filsafat yunani itu kehilangan kemampuan untuk
memberi jawaban yang layak tentang kebenaran peradaban yang telah menyebabkan manusia
melakukan loncatan besar dalam bidang sains, teknologi, kedokteran dan pendidikan.
II. TUJUAN
III. MANFAAT
1
1. Mengetahui isi buku diktat yang dijadikan sebagai buku pengkritik
2. Mengetahui isi buku yang berjudul pengantar filsafat pendidikan yang dijadikan
sebagai buku pembanding
3. mengetahui kelebihan dan kelemahan buku pengkritik dan buku pembanding
BAB II
I. IDENTITAS BUKU
2
Judul Buku : Filsafat Pendidikan
ISBN : 978-606-7938-38-0
FILSAFAT
Filsafat dapat ditinjau dari 2 segi yakni secara etimologi dan terminologi.Secara etimologi
dan terminologi.Secara etimologi filsafat adalah cinta kebijaksanaan yang secara sedalam-
dalamnya. Secra terminologi filsafat adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata filsafat
itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu yang ada secara mendalam sampai pada hakikanya dengan menggunakan akal
atau pikiran
Mencari hakikat dari suatu gejala atau fenomena secara mendalam namun dibatasi oleh
sejauh mana kemempuan manusia dapat menemukannya, sebab filsafat tidak membicarakan
yang berada di luar jangkauan akal budi sehat
2. Ciri-ciri
a. Radikal
b. Kritis
c. Rasional
3
d. Reflektif
e. Sistematis
3. Alasan Berfilsafat
a. keheranan
b. Kesangsian
c. Kesadaran akan keterbatasan
4. Peranan filsafat
a. Pendobrak
b. Pembebas
c. Pembimbing
B. Filsafat pendidikan
4
C. Filsafat pendidikan pancasila
A. Pandangan filsafat pancasila tentang manusia
Pancasila sebagai dasar dan nilai yang di junjung tinggi oleh masyarakat bangsa
dan negara indonesia memandang bahwa manusia adalah makhluk tertinggi
ciptaan tuhan yang maha esa yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk
bertumbuh dan berkembang
B. Pandangan filsafat pancasila tentang masyarakat
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila akan terwujud dalam laku dan
perilaku setiap warga masyarakat bangsa dan negara indonesia sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai. Nilai-nilai itulah sebagai ciri
kepribadian masyarakat bangsa dan negara indonesia
C. Pandangan filsafat pancasila tantang pendidikan
Dlam UU sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 dijelskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri,
kepribadian, kecerdasn, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
D. Pandangan filsafat pancasila tentang nilai
Pancasila adalah sumber nilai bagi perkembangan bangsa indonesia tetap
memiliki komitmen yang kuat melakukan upaya sebagi langkah mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa
indonesia
D. Hakekat Ilmu Pendidikan
1. Hakekat pendidikan
Pendidikan merupakan proses mengubah tingkh laku anak didik agar menjadi
manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pada dasarnya endidikan adalah usaha
manusia (pendidik) dengan penuh kesadaran dan tanggung jawa, membimbing anak-anak
mencapai kedewasaan. Aliran-aliran pendidikan yakni : nativisme, naturalisme, empirisme,
konvergensi, dab lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan yakni: lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
2. Pendidikan karakter
5
Karakter adalah suatu yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai tujuan hidup,
baik sebagai pribadi, kelompok masyarkat atau golongan dan bangsa. Karakter merupaka
dorongan yang kuat untuk menentukan pilihan yang baik dalam hidup
Setiap aspek karakter harus dijiwai oleh kelima sila pancasila secara utuh dan komprehentif
dan harus berdasarkan nilai dalanm sila pancasila
1. Bangsa yang berketuhanan yang maha esa
2. Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adilndan beradap
3. Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa
4. Bangsa yang demokratis dan menjunjung tinggi hukum dan HAM
5. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan
3. Hakekat manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan sebagaimana makhluk yang lain dimuka bumi ini, dan
setiap makluk yang dijadikan itu memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan manusia
dengan makluk lainnya. Manusia adalah makhluk yang mempunyai pola, ulah dan tingkah
laku yang juga memiliki dorongan nafsu dan keinginan. Sehingga pada manusia perlu ada
pengeturan hukum, tata tertib, adat istiadat, agama dan pendidikan serta ilai dan norma
4. Hakekat masyarakat
Visi dari pembangunan nasional yaitu memperkuat jati diri dan kepribadian manusia,
masyarakat dan bangsa indonesia dalam suasana yang demokratis, tentram, aman dan damai.
Untuk mewujudkan misi tersebut. Visi dan misi masyarakat indonesia menunjukkan peranan
pendidikan nasional di dalam mewujudkan dan mengembangkan nilai-nilai baru yang di
inginkan. Masyarakat akan selalu mengalami perubahan dan pendidikan berperan penting
dalam mewujudkan dan mengembangkan nilai-nilai baru
Kegiatan atau aktifitas yang dilkuka peserta didik adalah membantu peserta didik
mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Dalam proses
pendidikan harus disadari bahwa peserta didik bukan manusia dewasa tetapi manusia yang
sedang mengelami pertumbuhan dan perkembangan sesuai potensi yang dimiliki
6. Hakekat guru/pendidik
6
Di samping sehat jasmani dan rohani, akademi, kompetensi, dan sertifikat pendidikan, tenaga
pendidik di sekolah benar-benar dipersiapkan sebagai wujud kerjasama dan tanggung jawab
pemerintahan terhadap pelaksanaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan jenjeng pendidikan akademik dan potensi maka diharapkan tenaga pendidik
di lembaga formal/sekolah harus memiliki kemampuan sesuai dengan yang diharapkan
7. Hakekat pembelajaran
Kegiatan Belajar telah dimiliki manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
kemempuan potensi yang dimilikinya. Belajar adalah proses mental yang etrjadi dalam diri
seseorang sehingga menimbulkan perubahan perilaku. . kegiatan belajar menghasilkan
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mencakup yakni kognitif, afektig,
psikomotor
E. Landasan-landasan pendidikan
1. Landasan agama
2. Landasan filsafat
3. Landasan sosiologi
4. Landasan hukum
5. Landasan moral
F. Asas-asas pendidikan
7
Kelebihan Buku
1. Cover Pada buku pertama yang dijadikan sebagai buku pengkritik sudah menarik
karena menggunakan warna dan jenis tulisan yang menarik
2. Jenis kertas yang digunakan sudah bagus
3. Sudah memenuhi syarat penulisan buku(penulis, tahun terbit, penerbit,ISBN, kata
pengantar, daftar isi dan daftar pustaka )
4. Secara keseluruhan sudah menggunakan bahasa yang baik
Kelemahan buku
1. Pada buku penulis tidak mencantumkan gambar untuk mempermudah pemahaman
2. Pada penjelasan buku penulis menggunakan bahasa yang bertele-tele sehingga penulis
sulit untuk menemukan inti sari pembahasan
3. Pada penjelasan ada beberapa menggunakan bahasa inggris yang tidak di sertai makna
dari bahasa inggris tersebut
4. Tidak memiliki glosarium
BAB III
8
PEMBAHASAN BUKU PEMBANDING
I. IDENTITAS BUKU
BAB I PENDAHULUAN
9
Pendekatan sains terhadap pendidikan yaitu, suatu pengkajian dengan
menggunakan sains untuk mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah-
masalah pendidikan.
Sains pendidikan menghasilkan ilmu pendidikan sebagai terapan dari sains
dasarnya.
2. Pendekatan filosofis
Pendekatan folisofis terhadap pendidiakn adalah suatu pendekatan untuk
menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan
metode filsafat.
3. Pendekatan religi
Pendekatan religi terhadap pendidikan berarti bahwa suatu ajaran religi dijadikan
sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep-konsep pendidikan yang dapat
dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.
4. Pendekatan multidisiplin
5. Pendekatan dalam penulisan
BAB II FILSAFAT
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Berfilsafat merupakn kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai
kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha merenungkan dan membuat garis besar dari
masalah dan peristiwa peristiwa yang pelik dari pengalaman ummat manusia.
B. MODEL-MODEL FILSAFAT
1. Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.
2. Filsafat preskriptif
Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran penilaian tentang
nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, dan penilaian tentang seni.
3. Filsafat analitik
Model analitik terdapat dua golongan yaitu:
- analitik linguistik dan
10
- analitik postivistik logis
C. MISI FILSAFAT
Titus (1959) mengemukakan bahwa terdapat tiga tugas utama filsafat, yaitu:
a) Mendapatkan pandangan yang meyeluruh
b) Menemukan makna dan nilai-nilai dari segala sesuatu
c) Menganalisis dan memadukan kritik terhadap konsep-konsep
D. LAPANGAN FILSAFAT
Tiga persoalan yang menjadi lapangan kajian fisafat, antara lain :
1. Metafisika
Metafisika dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Ontologi
Mempersoalkan tentang esensi dari yang ada, hakikat dari segala wujud
yang ada.
2) Metafisika khusus
Mempersoalkan teologi, dan atropologi.
2. Epistemologi
Istilah epistemologi berasal drai bahasa Yunani Kuno, dengan asal kata
“episteme” yang berarti pengetahuan, dan “logos” yang berarti teori. Secara
etimologi, epistemologi berarti teori pengetahuan. Epistemologi merupakan
cabang filsafat yang membahas tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan
pengetahuan.
3. Aksiologi
Secara etimologis, istilah aksiologi dari bahsa Yunani Kuno, terdiri dari kata
“aksios” yang berarti nilai dan “logos” yang berarti teori. Jadi, aksiologi adalah
cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai.
E. FILSAFAT DAN SAINS
1. Pengertian sains
Sains merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai
hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika, dan
dapat diamati pancaindera manusia.
2. Karakteristik sains
11
a) Hasil sains bersifat akumulatis dan merupakan milik bersama.
b) Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan karena
yang meyelidikinya dalah manusia.
c) Sains bersifat objektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan
metode sains tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak
tergantung pada pemahaman secara pribadi.
3. Perbedaan filsafat dan sains
a) Sains bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan
sebagai objek formalnya.
Fislafat bersifat pengetahuan sinopsis.
b) Sains bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta-
fakta, netral dalam arti tidak memihak pada etik tertentu.
Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor subjektiv memegang peranan
yang penting dalam filsafat.
c) Sains mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi yang tidak
perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya.
Filsafat dapat meraguakan setiap asumsi yang ada, dimana oleh sains telah
diyakini kebenarannya.
d) Sains menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas.
Filsafat menggunakan hasil-hasil sains.
12
Beberapa kekurangan dari sains, antara lain:
a) Sains bersifat objektif, menyampingkan penilaian yang sifatnya subjektif.
b) Manusia dalam kurun waktu yang panjang.
F. FILSAFAT DAN AGAMA
1. Pengertian agama
Agama didefinisikan dengan kepercayaan terhadap supernatural. Secara populer
agama diartikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan, yaitu suatu kehidupan yang
supernatural.
2. Ciri-ciri agama
a) Adanya kepercayaan terhadap yang mahagaib, mahasuci, mahaagung,
sebagai pencipta alam semesta
b) Melakukan hubungan dengan hal-hal di atas dengan berbagai cara.
c) Adanya suatu ajaran yang harus dijalankan setiap penganutnya.
A. PENDIDIKAN
1. Makna Pendidikan
Makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian
secara luas. Dalam arti luas, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah
bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa
untuk mencapai kedewasaan.
2. Pendidikan sebagai proses transformasi nilai
Agar proses transformasi berjalan lancar, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, yaitu sebagai berikut:
a) Adanya hubungan edukatif yang baik antara pendidik dan terdidik.
b) Adanya metode pendidikan yang sesuai.
c) Adanya saran dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan.
d) Adanya suasana yang memadai, sehingga proses transformasi nilai-nilai
tersebut berjalan dengan wajar, serta dalam suasana yang menyenangkan.
3. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari falsafah atau pandangan hidup
manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok. Membicarakan tujuan
pendidikan menyangkut sistem nilai dan norma-norma dalam suatu konteks
13
kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan religi, filsafat, ideologi, dan
sebagainya.
4. Alat pendidikan
Langeveld (1965) pengelompokan lima jenis alat pendidikan yaitu:
1) Perlindungan
2) Kesepahaman
3) Kesamaan arah dalam pemikiran
4) Perasaan bersatu
5) Pendidikan karena kepentingan diri sendiri
5. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat
6. Pendidikan hanya untuk manusia
Pendidikan hanya akan menyentuh perilaku manusiawi yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Manusia memiliki kemauan untuk menguasai hawa nafsunya
2) Manusia memiliki kesadaran intelektual dan seni
3) Manusia memiliki kesadaran diri
4) Manusia adalah makhluk sosial
5) Manusia memiliki bahasa simbolis, baik secara tertulis maupun secara
lisan
6) Manusia dapat menyadari nilai-nilai
7) Manusia dapat berkuasa kepada Tuhan Yang Mahakuasa, sebagai pencipta
alam semesta
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan dikatakan spekulatif karena berusaha membangun teori-
teori hakikat manusia, masyarakat, dunia, yang snagat bermanfaat dalam menafsirkan
data-data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda.
Filsafat pendidikan dikatakan preskriptif apabila filsafat pendidikan
menentukan tujuan-tujuan yang harus diikuti dan dicapainya dari menentukan cara-
cara yang tepat dan benar untuk digunakan dalam mencapai tujuan tersebut.
Filsafat pendidikan dikatakan analitik, apabila pendidikan menjelaskan
pertanyaan-pertanyaan spekulatif dan preskriptif.
C. KEBUTUHAN AKAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Cara kerja dari hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup
dan kehidupan manusia, di mana pendidikan merupakan salah satu aspek dari
14
kehidupan tersebut, karena hanya manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan.
Oleh karena itu, pendidikan membutuhkan filsafat.
D. PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana
pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan. Hal tersebut
akan mewarnai perbuatan mereka dengan arif dan bijak, menghubungkan usaha-usaha
pendidikannya dengan falsafah umum, falsafah bangsa dan negaranya. Pemahaman
akan filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba,
mencoba tanpa rencana dalam menyelesaikan maslaah-masalah pendidikan.
E. APA YANG MENENTUKAN FILSAFAT PENDIDIKAN SESEORANG
Lima tujuan filsafat pendidikan dapat mengkalrifikasi bagaimana dapat berkontribusi
pada pemecahan-pemecahan tesebut:
a. Filsafat pendidikan terikat dengan peletakkan suatu perencanaan, apa yang
dianggap sebagai pendidikan terbaik secara mutlak
b. Filsafat pendidikan berusaha memberikan arah dengan merujuk pada macam
pendidikanyang terbaik dalam suatu konteks politik, sosial dan ekonomi
c. Filsafat pendidikan dipenuhi dengan koreksi pelanggaran-pelanggaran prinsip
dan kebijakan pendidikan
d. Filsafat pendidikan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam kebijakan dan
praktek pendidikan yang mensyaratkan resolusi
e. Filsafat pendidikan melaksanakan suatu inkuiri dalam keseluruhan urusan
pendidiakn dengan suatu pandangan terhadap penilaian, pembenaran dan
pembaharuan
1. Realitas
15
semua tingkah laku manusia.Realitas mungkin bersifat personal,dan mungkin juga bersifat
impersonal.Plato mengatakan bahwa jiwa manusia sebagai “roh” yang berasal dari “ide”
eksternal dan sempurna. Pandangan tentang anak,kaum idealis yakin bahwa anak merupakan
bagian dari alam spiritual yang memiliki pembawaan spiritual sesuai dengan potensialitasnya.
2. Pengetahuan
3. Nilai
Hukum moral tersebut menyatakan bahwa tiap manusia selalu melakukan sesuatu
yang oleh semua manusia tindakan tersebut wajib dilakukan dimanapun.Imperative kategoris
dan imperative praktis merupakan perlakuan dan pembuatan kemanusiaan,baik mengenai diri
sendiri maupun orang lain. Pandanglah manusia sebagai tujuan,bukan sebagai alat semata.
4. Pendidikan
16
Realisme merupakan aliran filsafat yang memiliki beraneka ragam bentuk.
1. Realisme Rasional
Realisme rasional dapat didefenisikan pada dua aliran,yaitu realism klasik dan realism
religious
17
social dan individual. Realisme kritis didasarkan atas pemikiran Immanuel Kant,Ia
mensistesikan pandangan-pandangan yang berbeda . Lebih lanjut Kant
mengemukakan bahwa manusia telah dilengkapi dengan seperangkat
kemauan,sehingga kita dapat memberi bentuk terhadap data mentah yang kita amati.
2. Pendidikan
1. Realitas
Realitas dan dunia yang kita amati,tidak bebas dari ide manusia dan sekaligus
juga tidak terikat kepadanya. Watak pragmatisme adalah humanitis dan menyetujui
suatu dalil “manusia adalah ukuran segala-galanya”. Tujuan dan alat pendidikan harus
fleksibel dan terbuka untuk perbaikan secara terus-menerus. Tujuan dan cara untuk
mencapai tujuan pendidikan harus rasional dan ilmiah.
2. Pengetahuan
18
Pragmatisme yakin bahwa akal manusia aktif dan selalu ingin meneliti,tidak
pasif dan tidak begitu saja menerima pandangan tertentu sebelum dibuktikan
kebenarannya secara empiris.
Teori kebenaran adalah alat yang kita pergunakan untuk memecahkan masalah
dalam pengalaman kita. Kebenaran bukan sesuatu yang statis,melainkan tumbuh
berkembang dari waktu ke waktu. Pragmatisme juga berpandangan bahwa metode
intelegen merupakan cara ideal untuk memperoleh pengetahuan.
3. Nilai
Pragmatisme mengemukakan pandangannya tentang nilai,bahwa nilai itu
relative. Kaidah-kaidah moral dan etik tidak tetap,melainkan selalu berubah,seperti
perubahan kebudayaan,masyarakat,dan lingkungannya. Menurut pragmatisme,kita
harus mempertimbangkan perbuatan manusia dengan tidak memihak,dan secara
ilmiah memiliki nilai yang tampaknya memungkinkan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi manusia.
4. Pendidikan
a. Konsep pendidikan
Pendidikan akan menentukan segalanya dan suatu proses pembentukan jiwa dari
luar.
a) Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
b) Pendidikan sebagai pertumbuhan, dan
c) Pendidikan sebagai fungsi social
b. Tujuan pendidikan
1) Tujuan pendidikan hendaknya ditentukan dari kegiatan yang didasarkan atas
kebutuhan intrinsic anak didik
2) Tujuan pendidikan harus mampu memunculkan suatu metode yang dapat
mempersatukan aktivitas pengajaran yang sedang berlangsung
3) Tujuan pendidikan adalah spesifik dan langsung. Pendidikan harus tetap
menjaga untuk tidak mengatakan yang berkaitan dengan tujuan umum dan
tujuan akhir
c. Proses pendidikan
19
Bahan pelajaran apabila dikaitkan dengan demokrasi dalam pendidikan,adalah
bahwa bahan pelajaran terdiri atas seperangkat tindakan untuk memberi isi kepada
kehidupan social yang ada pada waktu itu. Dalam menentukan kurikulum,setiap
pelajaran tidak boleh terpisah,harus merupakan suatu kesatuan.
1. Realitas
2. Pengetahuan
Teori pengetahuan eksistensialisme banyak dipengaruhi oleh filsafat
fenomenologi,suatu pandangan yang menggambarkan penampakan benda-benda
tersebut menampakkan dirinya terhadap kesadaran manusia.
3. Nilai
Pemahaman eksistensialisme terhadap nilai,menekankan kebebasan dalam
tindakan. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita dalam dirinya
sendiri,melainkan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. Kebebasan tidak
pernah selesai karna setiap akibat akan melahirkan kebutuhan untuk pilihan
berikutnya.
4. Pendidikan
Eksistensialisme sebagai filsafat ,sangat menekankan individualitas dan
pemenuhan diri secara pribadi. Pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan
manusia,sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia.
20
F. FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME
1. Latar belakang
Progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran filsafat yang
berdiri sendiri,malainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan tahun
1918. Gerakan progresif terkenal luas karna reaksinya terhadap formalime dan sekolah
tradisional yang membosankan ,yang menekankan disiplin keras,belajar pasif,dan banyak hal-
hal kecil yang tidak bermanfaat dalam pendidikan. Perubahan yang lebih diutamakan adalah
perkembangan individual,yang mencakup berupa cita-cita.
2. Strategi Progresif
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mubgkin tidak benar di masa mendatang. Orang –orang progresif merasa bahwa kehidupan
itu berkembang dalam suatu arah positif dan bahwa umat manusia. Peran guru dalam suatu
kelas yang berorientasi secara progresif adalah berfungsi sebagai seorang pembimbing atau
orang yang menjadi sumber.
3. Pendidikan
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak
bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Menurut Progresivisme ,pendidikan
selalu dalam proses pengembangan,penekanannya adalah perkembangan
individu,masyarakat,dan kebudayaan. Kualitas atau hasil dari pendidikan tidak ditentukan
dengan menentukan atau menetapkan suatu ukuran yang berlaku secara mutlak dan abadi.
21
H. FILSAFAT PENDIDIKAN ESENSIALISME
1.Latar belakang
Gerakan esensialisme muncul pada tahun 1930. Esensialisme suatu filsafat pendidikan
konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap trend-trend
progresif di sekolah-sekolah. Esensialisme yang memiliki beberapa kesamaan dengan
perenialisme ,berpendapat bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti pengetahuan umum
yang harus diberikan di sekolah-sekolah kepada para siswa dalam suatu cara yang sistematik
dan berdisiplin.
A. PSIKOLOGI HUMANISTIK
22
5. Kaum Humanis yakin bahwa belajar adalah pertumbuhan dan perubahan yang
berjalan cepat
B. BEHAVIOURISTIK
Behaviouristik didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan
merupakan pruduk desain bukannya kebetulan. Kita adalah apa kita adanya dan kita
melakukan apa yang kita lakukan,tidak karna suatu kekuatan misterius terhadap kemauan
manusia,namun karna tekanan-tekanan luar atas kurangnya kesamaan control yang membuat
kita terperangkap dalam suatu jaring yang tidak fleksibel.
C. KONSTRUKTIVISTIK
Berbeda dengan Behaviouristik ,konstruktivistik memfokuskan padan proses-proses
pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Para siswa menciptakan atau membentuk
pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan dan interaksi dengan dunia. Jadi tidak seperti
kaum Behaviouris yang mengkonsentrasikan diri pada perilaku yang dapat diobservasi secara
langsung. Dengan mengambil dari penelitian dalam bidang
linguistic,prikologi,antropologi,neurofisiologi,dan ilmu computer,para ilmuwan kognitif
mengembangkan model-model baru bagaimana orang-orang berpikir dan belajar.
III. PENILAIAN TERHADAP BUKU
KELEBIHAN
1. Buku ini menggunakan EYD yang baik, sehingga mempermudah pembaca dalam
memahami materi
2. Penulis menyampaikan beberapa pendapat menurut para ahli
3. Penulis menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca
KEKURANGAN
1. Ada materi yang disampaikan penulis hanya dengan beberapa kaliamat saja. Sehingga
sulit untuk pembaca memahami isi materi yang ingin disampaikan oleh penulis
2. Pada materi “makna pendidikan” penulis hanya menuliskan pengertian pendidikan
menurut para ahli saja, tetapi tidak membuat pengertian pendidikan secra umum
3. Pada materi “tujuan pendidikan” penulis menggunakan bahasa asing, yaitu bhasa
Inggris. Ini dapat mempersulit pembaca dalam memahami isi materi.
23
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berfilsafat merupakn kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan
kearifan. Filsafat berusaha merenungkan dan membuat garis besar dari masalah dan peristiwa
peristiwa yang pelik dari pengalaman ummat manusia.
Titus (1959) mengemukakan bahwa terdapat tiga tugas utama filsafat, yaitu:
24
SARAN
Pada buku pegkritik dan buku pembanding secara keseluruhan penjelasan sudah cukup baik
namun akan lebih baik bila Pada buku penulis mencantumkan gambar untuk mempermudah
pemahaman, Pada penjelasan buku penulis menggunakan bahasa yang tidak bertele-tele,
penulis juga hendaknya mencantumkan juga makna dari bahasa asing, penulis juga
hendaknya mencantumkan glosarium supaya kata-kata sulit dapat dipahami pembaca.
25
CRITICAL BOOK REVIEW
FILSAFAT PENDIDIKAN
Disusun oleh :
5143144024
FAKULTAS TEKNIK
2019
26