Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah
satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
stimulasi persepsi: Risiko perilaku kekerasan dan merupakan salah satu
masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis
(Berkowitz, 1993).
Perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku kekerasan
secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995). Sedangkan marah tidak harus
memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak kepada suatu perangkat
perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah. (Berkowitz, 1993).
Strees, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang
harus dihadapi oleh setiap individu. Strees dapat menyebabkan pemicu
kemarahan.stressor yang kuat dapat menyebabkan mekanisme koping
seseorang tak adekuat sehingga terjadi penyimpangan perilaku kekerasan pada
seseorang.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan stimulasi persepsi dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
emosi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu
anggota kelompok yang lain.

1
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Terapi Aktivitas Kelompok (Tak): Stimulasi Persepsi (Mengontrol


Perilaku Kekerasan Dengan Cara Spritual).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis
(Berkowitz, 1993).
Perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku kekerasan
secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995). Sedangkan marah tidak harus
memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak kepada suatu perangkat
perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah. (Berkowitz, 1993).
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan stimulasi persepsi: Risiko Perilaku kekerasan dan merupakan salah
satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan pasien bisa
merubah perilakunya, pasien bisa memahami dengan cara spritual.

C. Tujuan Khusus
Pasien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur (shalat dan zikir)

D. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang akan dilakukan adalah mengontrol resiko perilaku
kekerasan dengan cara spiritual.

2
E. Kriteria Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian awal dan pengamatan status, pasien yang
dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah pasien dengan berbagai
masalah kejiwaan seperti perilaku kekerasan, waham, halusinasi, harga diri
rendah dan isolasi sosial di Balee Cempaka Rumah Sakit Jiwa Aceh dengan
jumlah pasien 8 orang dan pasien bersedia untuk mengikuti kegiatan TAK ini
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pasien dengan gangguan stimulasi persepsi : halusinasi, risiko perilaku
kekerasan, defisit perawatan diri, waham, dan harga diri rendah.
2. Pasien sehat secara fisik
3. Pasien yang kooperatif

F. Pengorganisasian
1. Uraian tugas
a. Leader
Leader merupakan pimpinan dalam suatu tim, dimana jalannya kegiatan
dipimpin oleh seorang leader. Adapun tugas tugas leader adalah sebagai
berikut:
1. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
2. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
3. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan
tertib.
4. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
5. Menjelaskan permainan

b. Co Leader
Co Leader adalah seseorang yang membantu leader saat jalannya
TAK, misalnya saat leader mengalami blocking atau hal lain yang
bersangkutan dengan leader.

3
c. Fasilitator
Fasilitator merupakan seseorang yang dapat memberikan motivasi
kepada peserta dalam kegiatan untuk kesuksesan jalannya kegiatan
tersebut. Adapun tugas-tugas fasilitator adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
2. Memotivasi pasien yang kurang aktif.
3. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok.
d. Observer
Observer adalah seseorang yang mengobservasi peserta dalam kegiatan
TAK. Adapun tugas-tugas observer adalah sebagai berikut:
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan
berlangsung.
3. Penanggung jawab kegiatan
a) Leader : Amsar
b) Co leader : Asmaul husna
c) Observer : Novia sari
d) Fasilitator : Afri Ariswanda
Muhammad darwis
Cut mardhatillah

G. Metode Kegiatan
1. Diskusi dan Tanya jawab

H. Waktu dan Tempat

4
Hari/Tanggal : Senin, 5 September 2016
Pukul : 10.00 sd selesai
Tempat : Ruangan Balee Cempaka

I. Media
1. Bola
2. Tip recorder
3. Spidol
4. Karton

J. Setting Tempat
1. Perawat dan pasien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

K. Proses Pelaksanaan Kegiatan


1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan pasien
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dan
lingkaran yang tenang dan nyaman).

2. Orientasi
a. Salam teurapetik
1) Salam dari terapis kepada pasien
2) Pasien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi validasi
1) Menanyakan perasaan pasien,
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah tanda dan gejala marah
serta perilaku kekerasan
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi social untuk mencegah
perilaku kekerasan sudah dilakukan.

5
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah dapat mencegah
perilaku kekerasan
2) Kontrak waktu dengan pasien
d. Menjelaskan tata tertib kegiatan TAK:
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
3) Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4) Peserta bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari
perawat.
5) Tidak diperkenankan makan, minum, selama kegiatn TAK
berlangsung.
6) Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh
pemimpin.
7) Peserta harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
8) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai kecuali ke kamar
mandi.
9) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu kepada anggota.
e. Antisipasi
1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok:
a) Memanggil pasien
b) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau pasien yang lain.
2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a) Panggil nama pasien
b) Tanya alasaan pasien meninggalkan permainan

6
c) Beri penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya
setelah itu pasien boleh kembali lagi.

3. Kerja
a) Menanyakan tentang agama dan kepercayaan masing-masing pasien
b) Mendiskusikan kegiatan ibadah masing-masing pasien
c) Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing pasien
d) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu menggilir bola.
e) Memutar lagu lalu bola digilirkan dan pada saat lagu dihentikan maka
pasien bolanya berada padanya akan bangun untuk memilh satu kegiatan
ibadah dan mendemontrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f) Kegiatan diatas dilakukan sampai semua pasien mendapat gilirannya.
Perawat memberikan reinforcement positif setiap kali pasien selesai
memberikan persebsi terhadap usaha pasien dalam menjawab
pertanyaan.

4. Terminasi
a) Evaluasi validasi menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti
kegiatan TAK.
b) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari
c) Memberi reinforcement positif atas pencapaian kelompok.
d) Rencana tindakan menganjurkan pasien untuk menyalurkan energinya
dengan melakukan hal-hal positif seperti mengerjakan shalat, berzikir,
mengaji, melakukan hobi atau bakatnya sehingga dapat mencegahnya
dari prilaku kekerasan.
e) Kontrak yang akan datang untuk TAK selanjutnya dan waktu sesuai
kesepakatan.

7
L. Evaluasi dan dokumentasi

Mempraktekkan
Mempraktakkan kegiaan
No Nama Klien kegiatan ibadah kedua
ibadah pertama (shalat)
(berzikir)
1 Agus
2 Rismansyah
3 Syakya
4 Munawar
5 Munir
6 Anto
7 Yusuf
8 Budiyansyah

BAB III
PENUTUP

8
A. Kesimpulan
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan stimulasi persepsi berupa Resiko perilaku kekerasan.

B.Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kelompok mengambil saran
dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan jiwa. Saran untuk
keluarga yaitu apabila sudah mengetahui dan memahami akibat yang akan
dilakukan oleh pasien yang perilaku kekerasan, maka sebagai orang
terdekat/keluarga harus memberikan motivasi dan nasehat agar pasien dapat
mengontrol perilaku kekerasan karena peran keluarga sangatlah penting
dalam kesembuhan pasien.

Bagan TAK

9
Keterangan :

: Leader

: Co Leader

: Observer

: fasiltator

: Pasien

10

Anda mungkin juga menyukai