Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor
pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak
ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya (Keliat, 1999).
Waham adalah gangguan isi pikiran berupa keyakinan yang menetap
pada pikiran seseorang tanpa mempertimbangkan dasar yang logis dan tidak
ada bukti untuk mendukung keyakinan tersebut. Waham cenderung tidak
tergoyahkan pada diri pemiliknya, sekalipun ia dihadapkan pada bukti yang
bertentangan dengan keyakinannya, waham adalah salah satu ciri utama
skizofrenia (Nevid and Greene, 2005).

B. Faktor Predisposisi dan Prespitasi


Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham
(Stuart&Sundeen,1995dikutip oleh Keliat,1998) adalah:
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSP, yang menimbulkan:
a. Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan
limbik.
b. Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,
neonatus dan kanak-kanak.
2. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
seperti penolakan dan kekerasan.
3. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham
seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan
karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik /
emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang
perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna
ataupun tidak berdaya.

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan yaitu:
1. Waham dengan perawatan minimal
a. Berbicara dan berperilaku sesuai dengan realita
b. Bersosialisasi dengan orang lain
c. Mau makan dan minum.
d. Ekspresi wajah tenang.
2. Waham dengan perawatan parsial
a. Iritable
b. Cenderung menghindari orang lain.
c. Mendominasi pembicaraan.
d. Bicara kasar.
3. Waham dengan perawatan total
a. Melukai diri dan orang lain.
b. Menolak makan / minum obat karena takut diracuni.
c. Gerakan tidak terkontrol.
d. Ekspresi tegang.
e. Iritable.
f. Mendominasi pembicaraan.
g. Bicara kasar.
h. Menghindar dari orang lain.
i. Mengungkapkan keyakinannya yang salah berulang kali.
j. Perilaku bazar.

D. Patofisiologi
Waham dapat terjadi diawali dengan adanya perasaan diancam oleh
lingkungan, merasa suatu yang tidak nyata klien sehingga klien mengingkari
ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalahkan arti dan
kesan terhadap kejadian bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba
member pembenaran rasional/alasan interpretasi rasional tentang realitas pada
diri sendiri atau orang lain.
Gangguan proses dan isi pikiran dapat diidentifikasikan dengan
adanya waham. Perubahan proses pikir dapat dimanifestasikan karena adanya
kerusakan dalam pengoperasian kognitif dan aktivitas.

E. Jenis-Jenis Waham
1. Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang
pandai sekali, orang kaya.
2. Waham Curiga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu
curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham
ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain di sekitarnya,
yang bermaksud menyindirnya atau menuduh hal-hal yang tidak senonoh
terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal “Ideas of
reference” yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa tertentu dan
perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik
tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan dirinya.
3. Waham Somatik atau Hipokondria
Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya
seperti ususnya yang membusuk, otak yang mencair.
4. Waham Keagamaan
Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.
5. Waham Nihilistik
Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah
meninggal.

F. Rentang Respon Waham

Respon adaptif Respon maladaptive


Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikiran/Waham

Persepsi akurat Ilusi Sulit berespon emosi


Emosi konsisten Reaksi emosi berlebih- Perilaku kacau
dg pengalaman an/kurang Isolasi social
Perilaku sesuai Perilaku aneh
Berhubungan sosial Menarik diri

G. Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan
karena kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan
memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai
pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior
bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang
praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan
bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah
ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi
penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT
dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik,
terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi
okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan
waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah
rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi
klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.

F. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan
dari hasil pengkajian adalah:
1. Gangguan proses pikir; waham
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Resiko menciderai orang lain
4. Gangguan interaksi sosial: menarik diri
5. Gangguan konsep diri; harga diri rendah
6. Tidak efektifnya koping individu.
G. Strategi Pelaksanaan (SP)
1. Pasien
SP I
a. Membantu orientasi realita
b. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
c. Melatih pasien memenuhi kebutuhannya
d. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP II
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
c. Melatih kemampuan yang dimiliki
d. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP III
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Menjelaskan penggunaan obat secara benar.
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

2. Keluarga
SP I
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham
SP II
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
waham
SP III
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat
b. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1998). Buku saku buku kedokteran. Jakarta: EGC.


Keliat B.A. (1998). Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC.
Keliat B.A. (1999), Gangguan Konsep Diri, Edisi I. Jakarta: EGC.
Nevid, J., R, S., & Greene, B. (2005), Psikologi Abnormal Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988). Clinical Manual of Psychiatric Nursing.
Edisi 1th. Toronto: The C.V Mosby Company.
Tim MPKP RSJ B. Aceh (2008), Masalah-Masalah Keperawatan Jiwa:B. Aceh:
RSJ.

Anda mungkin juga menyukai