Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

analgesik merupakan obat yang sudah di kenal luas seperti obat asetaminofen. Bayak dijual
sebagai kemasan tunggal maupun kemasan kombinasi dengan bahan obat lain. Obat ini tergolong
sebagai obat bebas sehingga mudah ditemukan di apotik toko obat maupun warung pinggr jalan.
Karena mudah didapatkan resiko untuk terjadi penyalahgunaan obat ini semakin besar.

Penggunaan Obat Analgetik Narkotik atau Obat Analgesik  ini mampu menghilangkan
atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan
hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik atau Analgesik ini tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari analgetik ?
2. Apa yang menyababkan sakit / nyeri ?
3. Bagaimana karakteristik dari obat analgetik ?
4. Bagaimana penggolongan obat analgetik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian analgetik
2. Untuk mengetahui penyebab sakit/nyeri
3. Untuk mengetahui karakteristik obat analgetik
4. Untuk mengetahui penggolongan obat analgetik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analgetik

Analgetik adalah obat-obatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif
untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca
bedah dan pasca bersalin dismonera (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit
dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi.

Efek antipiretik menyebabakan obat tersebut mampu menurunkan suhu tubuh pada keadaan
demam sedangkan sifat anti inflamasi berguna untuk mengobati radang sendi (arthritis
rheumatoid) termasuk pira / gout yaitu kelebihan asam urut sehingga pada daerah sendi terjadi
pembengkakan dan timbul rasa nyeri.

B. Penyebab sakit/ nyeri

Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau peradangan beberapa bahan
algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan, didalamnya terkandung dalam prostaglandin
(salah satu dari berbagai asam lemak ) dan brodikinin. Brodikinin sendiri adalah perangsang
reseptor rasa nyeri.

Analgetik anti inflamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin


(penyebab rasa nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori :

Ø Nyeri ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dan lain-lain), dapat diatasi
dengan asetosal, parasetamol, bahkan placebo.

Ø Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan analgetik perifer kuat.

Ø Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker), harus
diatasi dengan analgetik sentral atau analgetik narkotik.

2
C. Karakteristik obat analgetik :

1. Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit


2. Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3. Tidak mempengaruhi pernapasan
4. Gunanya untuk nyeri sedang, contoh sakit gigi

D. Penggolongan Analgetik

Analgesik Opioid/analgesik narkotika (analgetik sentral)

Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali.
Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum (mengurarangi kesadaran), mempunyai
efek samping menimbulkan rasa nyaman (euforia). Hampir semua perasaan tidak nyaman
dapat dihilangkan oleh analgesik narkotik kecuali sensasi kulit.

Harus hati-hati menggunakan analgetik ini karena mempunyai resiko besar tehadap
ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan penyalah gunaan obat. Obat ini hanya
dibenarkan untuk penggunaan pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark
jantung, kolik batu empedu/batu ginjal. Disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan
narkotik diindikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan.
Fentanil pada umumnya digunakan sebagai premedikasi dalam pembedahan karena dapat
memperkuat anestesi umum sehingga mengurangi timbulnya kesadaran selama anestesi.

Macam-macam obat Analgesik Opioid:

a. Metadon.

- Mekanisme kerja: kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.

- Indikasi: ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.

- Efek tak diinginkan:

* Depresi pernapasan

* Konstipasi (sembelit)

3
* Gangguan SSP

* Mual dam muntah pada dosis awal

b. Fentanil.

- Mekanisme kerja: Lebih dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil
kemungkinannya.

- Indikasi: Nyeri sangat yang sukar diatasi pada kanker.

- Kontra indikasi : Depresi pernapasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut,
peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.

- Efek samping : Mual, muntah, konstifasi (sembelit), ketergantungan / adiksi pada over
dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabakan kematian.

c. Kodein

- Mekanisme kerja: 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya disebabkan oleh morfin.
Juga merupakan antitusif (menekan batuk)

- Indikasi: Penghilang rasa nyeri

- Efek tak diinginkan: Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang
menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.

2. Analgetik Non-narkotik (non opioid)

Disebut juga analgetik perifer karena tidak mempengaruhi susunan saraf pusat. Semua
analgetik perifer memiliki khasiat sebagai antipiretik yaitu menurunkan suhu badan pada saat
demam.

Macam-macam obat analgetik non narkotik :

1. Ibu Profen

Komposisi : Tiap tablet salut selaput mengandung Ibu profen 400 mg.

4
Indikasi :

Karena efek analgetik dan anti inflamasi maka dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala
penyakit rematik tulang, sendi dan non-sendi. Juga dapat digunakan untuk meringankan gejala-
gejala akibat trauma otot dan tulang/sendi. Karena efek analgetiknya maka dapat digunakan
untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain pada dismenore primer (nyeri haid),
nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala.

2. Asam Mefenamat

Komposisi :

Tiap kapsul mengandung asam mefenamat 250 mg.

Tiap kaptab salut selaput mengandung asam mefenamat 500 mg.

Cara Kerja Obat :

Asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi bekerja dengan menghambat sintesa
prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga
mempunyai efek analgetik, antiinflamasi, dan antipiretik.

Indikasi :

Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore,
termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sesudah operasi.

3. Indometasin

Komposisi :

Tiap kapsul indometasin 25 mg.

Indikasi :

Nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan gangguan otot, gout akut,
dismenorea.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Analgetik adalah obat-obatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran.

2. Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori :

- Nyeri ringan contoh : sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dan lain-lain.

- Nyeri sedang contoh : sakit punggung, migrain, rheumatic.

- Nyeri hebat contoh : kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker.

3. Penggolongan analgetik :

a. Analgesik Opioid/analgesik narkotika (analgetik sentral)

Menghambat rasa nyeri di SSP, memberikan perasaan nyaman (euforia).

Contoh : Metadon, Fentanil, dan Kodein.

b. Analgetik Non-narkotik (non opioid)

Memiliki khasiat antipiretika dan anti flogistik (anti inflamasi/anti radang).

Contoh : Ibu profen, asam mefenamat, antalgin, diklofenak, piroksikam, parasetamol.

B. Saran

Diharapkan kepada para pembaca,,untuk memberikan saran atau kritik untuk makalah ini ,
mohon maaf apabila masih ada kesalahan dalam penyusunan makalah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC

Sutistia G.Ganiswara .2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V. Jakarta, Gaya Baru

Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II. Jakarta : Salemba
Medika.

Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja. 2005. Obat-Obat Penting . Jakarta : PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai