Belum ada penelitian secara prospektif yang melaporkan tentang manfaat diagnosis secara
klinis maupun kelainan gambaran radiologis pada seseorang yang dicurigai terdapat adanya
aspirasi benda asing. Penelitian biasanya dilakukan secara retrospektif. Sesak napas di laporkan
hanya terjadi pada 25% pasien pada satu penelitian. Gejala batuk didapatkan pada 80% gejala
lainnya bisa berupa demam, batuk darah, nyeri dada, dan wheezing.
Diagnosis seringkali susah ditemukan kecuali pasien menceritakan adanya prasaan seperti
tercekik yang sangat khas atau di temukannya gambaran benda asing yang terlihat radio opaq
pada foto rontgen. Bronkoskopi fiber optic merupakan pilihan prosedur diagnosis untuk kasus
aspirasi benda asing pada pasien dewasa. Tindakan bronkoskopi ini juga harus dapat pula
sekaligus melakukan dengan segera prosedur tindakan pengambilan benda asing yang
menyumbat saluran pernapasan tadi.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan obstruksi saluran pernapasan tengah akut ini ada dua tahap stabilisasi
sedangkan tahap kedua adalah tahap intervensi.
Tahap stabilisasi
Pada pasien dalam kondisi stabil, tes fungsi paru bisa di lakukan. Pasien dengan obstruksi
berat diharapkan mendapat jaminan ventilasi dan oksigenasi.
Tahapintervensi
Setelah diagnosis aspirassibendaasingditegakkanperludipikirkanwaktu dan tindakan yang
tepatuntukmengatasimasalahtadi. Obstruksibronkial oleh
karenabendaasingdapatmemberikankomplikasi yang seriustermasukdiantaranyaasfiksia,
batukdarah, infeksi post obstruksi dan bronkiektasis. Benda asing yang teraspirasi, terutama yang
mengandungkadarminyaktinggisepertikacang, dapatmenyebabkaninflamasimukosa yang berat
dan akumulasijaringangranulasidalamwaktubeberapa jam setelah diagnosis di
tegakkan.pengambilanbendaasingdapatdilakukandenganmenggunakan ”rigid bronchoscopy”.
Pada kasusbendaasingterbungkusdalamjaringangranulasibesar,
tindakanpengambilaninisangatsukardilakukan. Pada kasusiniekstraksisebaiknyaditunda dan
dapatdiberikaninjeksi intra vena kortikosteroid (1-2 mg/kg prednisolone), sambal
menunggukondisiklinispasienmenjadistabil.
Rigid bronchoscope. Akan memberikanjalanmasuk yang baikkealuranpernapasan sub glotic,
memberikanjalanmasukpertukaran gas, dan dapatdigunakansebagaijalanlintasanuntukbermacam-
macam instrument termasuk grasping forceps dan suction catheter.
Anestesiumumdenganaksikerjapendek, termasuk propofol, amandipakaiuntuktindakanini, yang
jarangmembutuhkanwaktusampailebihdari 10 menit.optical forceps
dapatmemberikangambaransecaralangsungterhadapbendaasing. Sebagai alternative, rigid
telescope dan forceps dapatdipakaiuntukbronkoskopy.
Selamaprosedurtindakanpengambilanbendaasing, hal yang
sangatpentingadalahjangansampaimendorongbendaasing kea rah distal
ppadasaatmelakukanbroncoschopy, forceps atausuction catheter. Ephineprin (0,25 mg) mungkin
bias di suntikkanuntuk hemostasis dan agar mengurangipembengkakanmukosa yang
membungkusbendaasingtadi. Optical forceps
lalumasukkedalamsumbubronkusbeberapamilimeterproksimalbendaasing.
pada kasuspengambilanbendaasing yang besar dan keras, pemecahanbendaasingmenjadi 2
atau 3 bagianmungkinakanmemudahkanekstraksi. Benda asing yang beratsepertihalnyalogam,
mungkinakanmakinbergerak kea rah distal oleh karenagravitasi. Pada
kasusiniposisitredelenburghmungkinakanmembantu.
OBSTRUKSI SALURAN PERNAPASAN BAWAH AKUT
Ada duakeadaan yang seringmenyebabkanobstruksi pada
salurannapasbawahiniyaituasmaakut dan penyakitparuobstruktifkronik (PPOK) eksaserbasiakut.
Asma akut
Pendahuluan
Asma merupakanpenyakitgangguaninflamasikronissaluranpernapasan yang
dihubungkandenganhiperresponsif, keterbatasanaliranudara yang reversible dan
gejalapernapasan. Di Amerika kunjunganpasienasma pada pasienberjeniskelaminperempuan di
bagiangawatdarurat dan akhirnyamemerlukanperawatan di rumahsakitdua kali lebihbanyakdari
pada pasienpria. Data penelitianmenunjukkanbahwa 40% daripasien yang
dirawattaditerjadiselamafasepremenstruasi. Di Australia, Kanada,
Spanyoldilaporkanbahwakunjunganpasiendenganasmaakut di bagiangawatdaruratberkisarantara
1-12%. Rata-rata biayatahunan yang dikeluarkanpasien yang mengalamiseranganadalah $600,
sedangkan yang tidakmengalamiseranganbiayaberkisar $170.
Asma adalahgangguaninflamasikronissaluranpernapasandimanabanyakselinflamasi yang
berperantermasuksel mast, limfosit, neutrophil dan eosinoil.
Inflamasisaluranpernapasaninimeluastetapiobsturksisaluranperanpasandapat reversible
baiksecaraspontanmaupundenganterapi. Asma juga
ditandaidenganpeningkatanreponsaluranpernapasandengan stimulus fisiologis dan
lingkungansepertiaktivitasfisik, udaradingin, dan debu.
Asma menyebabkan episode berulangdari wheezing, sesaknapas, dada terasasesak dan
batukterutama pada malamatauawalpagihari. Asma
merupakangangguaninflamasikronissaluranpernapasan.
Inflamasikronissaluranpernapasanhiperresponskemudianmenjadiobsturksi dan
keterbatasanaliranudara oleh bronkokonstriksi, mucus plugs,
peningkataninflamasiketikasaluranpernapasanterpaparberbagaimacam factor resiko.
Asma merupakan salah satupenyakitkronis yang seringterjadi pada sekitar 300 jutajiwa.
Prevalensiasmameningkat di negara yang makmursejak 30 tahun yang
lalutetapinampaknyasekarangstabilsekitar 10-12% dewasa dan 15% anak-anak.
Pemeriksaan Fisis
Perhatian terutama ditujukan kepada keadaan umum pasien, pasien dengan kondisi sangat
berat akan duduk tegak. Penggunaan otot-otot tambahan untuk membantu bernapas juga harus
menjadi perhatian, sebagai indikator adanya obstruksi yang berat. Adanya retraksi otot
sternokleidomastoideus dan supra sternal menunjukkan adanya kelemahan fungsi paru.
Frekuensi pernapasan Respiratory Rate (RR) > 30x/ menit, takikardi > 120x / menit atau pulsus
paradoxus > 12 mmHg merupakan tanda vital adanya serangan asma akut berat. Lebih dari 50%
pasien dengan asma akut berat, frekuensi jantungnya berkisar antara 90-120 x/menit. Umumnya
keberhasilan pengobatan terhadap obstruksi saluran pernapasan dihubungkan dengan penurunan
frekuensi denyut jantung, meskipun beberapa pasien tetap mengalami takikardi oleh karena efek
bronkotropik dari bronkodilator.
Kunci dasar dari pemeriksaan fisis yang cepat adalah penilaian semua status
pasien(misalnya kewaspadaan, status cairan, distress pernapasan)tanda vital (termasuk oximetri
nadi dan temuan di dada (misalnya wheezing, penggunaan otot tambahan). Pemeriksaan juga
harus fokus terhadap identifikasi komplikasi yang mungkin (misalnya pneumonia,
pneumothorak, atau pneumomediastinum), meskipun jarang komplikasi ini mempunyai pengaruh
potensial dalam manajemen pasien. Pulse oximetry, pengukuran saturasi oksigen dengan pulse
oximetry (sp02) perlu dilakukan pada seluruh pasien dengan asma akut untuk mengekskulasi
hipoksemia. Pengukuran Sp02 diidentifikasikan saat kemungkinan pasien jatuh ke dalam gagal
napas dan kemudian memerlukan penatalaksanaan yang lebih intensif. Target pengobatan
ditentukan agar Sp02 > 92% tetap terjaga.
Analisa gas darah (AGD) keputusan untuk dilakukan pemeriksaan AGD jarang diperlukan
pada awal penatalaksanaan, karena ketepatan dan kegunaan pulse oximetry, hanya pasien dengan
terapi oksigenasi yang Sp02 tak membaik sampai > 90%, perlu dilakukan pemeriksaan AGD,
meskipun sudah diberikan terapi oksigen tetapi oksigenasi tetap tidak adekuat perlu dipikirkan
kondisi lain yang memperberat seperti adanya pneumonia. Jika pemeriksaan laboratorium
dilakukan, hal tersebut tidak harus menunda terapi inisiasi asma, tujuan terpenting dari
pemeriksaan laboratorium seperti AGD adalah untuk mendeteksi gagal napas impending atau
aktual.
Foto toraks, foto toraks dilakukan hanya pada pasien dengan tanda dan gejala adanya
pneumothoraks (nyeri dada pleuritik, emfisema sub kutis, instabilitas kardiovaskular atau suara
napas yang asimetris), pada pasien yang secara klinis dicurigai adanya pneumoni.