Bab 1 Pengajuan
Bab 1 Pengajuan
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi
terbaik di dunia. Hal ini menjadikan negara ini sebagai salah satu tujuan investasi
terbaik, baik untuk investor dalam ataupun luar negeri. Perkembangan investasi di
((http://economy.okezone.com/).
Asing ( PMA) pada kuartal I 2017 mencapai Rp 165,8 triliun. Angka itu tumbuh
13,2 persen dibandingkan Rp 146,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu
dalam bidang usahanya. Pemanfaatan sumber daya perusahaan yang efisien dan
1
2
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan (arus kas) suatu entitas yang
untuk mengambil keputusan investasi yang tepat untuk itu, laporan keuangan
Setiap tahun atau pada satu periode akuntansi, semua entitas bisnis yang
bersifat profit oriented pasti mengumumkan hasil kinerja keuangan mereka yang
tersebut adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan sebuah laporan
berisi informasi laba (income) di dalam sebuah perusahaan pada saat tertentu.
terlihat menarik oleh para investor. Angka laba yang semakin tinggi dari tahun ke
panduan dalam melakukan investasi yang membantu investor ataupun pihak lain
Laba sebenarnya adalah sebuah fakta sesuai dengan realita yang terjadi,
maka ketika laba tidak kelihatan bagus perusahaan seringkali mengakali labanya
3
dengan cara yang tidak benar agar terlihat tetap bagus. Salah satunya adalah
Oleh sebab itu, informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan,
menyatakan bahwa laba selain digunakan untuk menilai kinerja manajemen juga
Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan
berjalan memiliki kualitas yang baik jika laba tersebut menjadi indikator yang
baik untuk laba masa mendatang, atau berhubungan secara kuat dengan arus kas
operasi di masa mendatang (future operating cash flow). Kualitas laba merupakan
aspek penting untuk menilai kesehatan laporan keuangan perusahaan. Laba yang
berkualitas adalah laba yang dilaporkan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya
terjadi.
pemangku kepentingan dan tidak berkualitas. Oleh karena itu, kualitas laba
dan Wijaya,2014). Hal inilah yang sering menjadi pemicu timbulnya asimetri
ini terjadi, maka akibatnya adalah rendahnya kualitas laba yang dihasilkan.
pelaporan keuangan sudah banyak terjadi, di luar negeri terdapat kasus skandal
Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat. Untuk di
Indonesia sendiri, Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk
5
dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan yang berawal dari
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas laba menurut Wati dan
Purnama (2017) yang memengaruhi kualitas laba, yakni: risiko sistematik atau
likuiditas, kualitas akrual dan good corporate governance. Dan beberapa faktor
lain yang dimana kualitas laba yang diproksikan oleh earnings response
perusahaan. Perusahaan besar cenderung akan memerlukan dana yang lebih besar
dengan kualitas laba sebab semakin besar ukuran suatu perusahaan maka
perusahaan besar secara politis, lebih besar melakukan transfer political cost
besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam
tersebut semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan
semakin kecil pengelolaan laba yang dilakukan (Nahar dan Erawati, 2017).
log natural dari total asset. Total asset digunakan untuk memperhalus asset
karena nilai dari asset tersebut yang sangat besar dibanding variabel keuangan
bahwa Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, karena besar
dihasilkan. Penelitian tersebut sejalan dengan Penelitian Wati dan Putra (2017)
signifikan pada kualitas laba. Namun penelitian tersebut bertolak belakang dengan
Penelitian Jaya dan Wirama (2017) yang menyatakan ukuran perusahaan ukuran
Penelitian Wati dan Putra (2017) serta Nardiansyah dan Muharam (2015)
yang menyatakan CGPI tidak berpengaruh pada kualitas laba. Good Corporate
Governance merupakan faktor yang krusial dari seluruh gambaran dalam sebuah
organisasi baik swasta, publik atau nirlaba sebagai indikasi tata kelola perusahaan
yang baik yang secara langsung dapat memberikan nilai ekonomi pada orang
Hal tersebut dapat terjadi karena GCG adalah suatu gabungan antara
tetapi juga sebagai peningkatan kinerja dan nilai perusahaanSalah satu solusi yang
banyak diperbincangkan pada pertengahan tahun 1997, yaitu saat krisis ekonomi
perusahaan yang tidak mampu bertahan, salah satu penyebabnya adalah karena
pertumbuhan yang dicapai tidak dibangun diatas landasan yang kokoh sesuai
independen yang secara berkala telah melakukan penilaian terhadap sistem tata
Perception Index), yang mana penilaiannya tersebut dilakukan dengan sangat teliti
adalah memang perusahaan yang telah menerapkan GCG dengan baik, CGPI
dinilai lebih baik karena dianggap memiliki tata kelola perusahaan (Corporate
dibawahnya. CGPI merupakan salah satu informasi yang masuk di pasar modal.
9
tata kelola yang baik akan meminimalisasi adanya manipulasi laporan keuangan.
menyajikan informasi secara akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga informasi
Penelitian Jaya dan Wirama (2017) serta Warianto dan Rusiti (2014)
laba. Namun hal ini bertentangan dengan Penelitian Simamora, Tanjung dan Jelita
pilihan perusahaan untuk membuat investasi dimasa mendatang. IOS juga dapat
digunakan untuk mengetahui nilai aset dan nilai perusahaan dimasa depan. Ketika
perusahaan memiliki IOS yang tinggi maka nilai perusahaan akan meningkat
karena lebih banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi dengan harapan
memperoleh return yang lebih besar di masa yang akan datang, menyebabkan
merupakan opsi untuk berinvestasi pada suatu proyek yang memiliki net present
value positif. Menurut kedua penelitian tersebut, IOS juga dapat meningkatkan
informasi bagi investor untuk berinvestasi maupun bagi pihak perusahaan untuk
nantinya para investor dalam negeri maupun asing akan tertarik menanamkan
modal untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik.
Penelitian ini merujuk kepada penelitian Wati dan Putra (2017) yang
periode 2010-2014.
inkonsistensi hasil yang berbeda pada penelitian terdahulu. Penelitian ini memiliki
beberapa perbedaan dengan penelitian Wati dan Putra (2017). Perbedaan pertama
yang akan dilakukan menambah variabel baru yaitu Investment Opportunity Set
(IOS). Alasan menambahkan variabel ini karena sesuai saran penelitian terdahulu
Perbedaan yang kedua yaitu terletak pada tempat dan tahun pengambilan
yang akan dilakukan menggunakan sampel perusahaan yang telah dirating oleh
Bertolak pada latar belakang permasalahan di atas maka tujuan yang ingin
Kualitas laba.
Kualitas laba.
terhadap Kualitaslaba.
1. Bagi Perusahaan
yang baik dengan adanya tata kelola yang baik maka perusahaan dapat
perusahaan
13
2. Bagi Investor
3. Bagi Peneliti