Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI MULUT-ESOFAGUS

KELOMPOK I:

NURMAWADDAH NAU 2118001


ADRIANUS DUE 2118002
RAHMATIA PAKAYA 2118004
RIBI ANANDA 2118005
ARFINISIUS ANA RATO 2118006
LISA REYK 2118007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

1
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ANATOMI DAN FISIOLOGI MULUT-
ESOFAGUS. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas
bimbingan dari berbagai pihak, baik moral maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih.

Makassar, 27 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi...................................................................................................................

BAB I Pendahuluan................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II Pembahasan.................................................................................................

A. Saluran system pecernaan..............................................................................


B. Pengertian system pecernaan ........................................................................
a. Bagian-bagian system pecernaan.............................................................
1. mulut............................................................................................
2. esophagus ....................................................................................
C. Fisiologi esaphgus .........................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saluran pencernaan adalah saluran panjang yang berkelanjutan dari mulut sampai
dengan anus, organ-organ tersebut adalah mulut (oris), faring, esofagus, lambung
(gaster), usus halus (terdiri atas duodenum, yeyunum dan ileum), usus besar ( terdiri atas
seikum, kolon asenden, kolon transvesum, kolon desenden dan kolong sigmoid), rectum,
anus.
Saluran pencernaan dilapisi oleh 4 lapisan (tunika) yaitu tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskulus sirkules eskterna dan tunika serosa adventia. Tunika
mukosa merupakan lapisan terdalam yang terdiri lipatan-lipatan yang membentuk
tonjolan ( disebut dengan villi). Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang
berlanjut kefaring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan
terhadap isi lambung yang sangat asam.
Tunika submukosa terletak diantara lapisan mukosa dan muskularis, terdapat serat
elastin, pembuluh darah, saraf dan sel ganglion. Mengandung sel-sel sekretoris yang
menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan
melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia. Tunika muskulus sirkuler eksterna
merupakan otot bagian yang memungkinkan organ pencernaan dapat melakukan
pergerakan atau kontraksi. Sedangkan tunika serosa adventia terdiri jaringan ikat.
Sistem pencernaan merupakan saluran panjang (kurang lebih 9 meter) yang terlibat
dalam proses  mencerna makanan, mulai dari mulut sampai dengan anus.
B. Rumusan masalah
1. apa itu system pecernaan
2. bagaimana cara kerja system pecernaan
3. bagaimana perjalan makan dalam system pecernaan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu system pecernaan
2. Untuk mengetahui fungsi dan bagian system pecernaan dari mulut samapai esophagus

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran panjang yang berkelanjutan dari mulut sampai
dengan anus, organ-organ tersebut adalah mulut (oris), faring, esofagus, lambung
(gaster), usus halus (terdiri atas duodenum, yeyunum dan ileum), usus besar ( terdiri atas
seikum, kolon asenden, kolon transvesum, kolon desenden dan kolong sigmoid), rectum,
anus.
Saluran pencernaan dilapisi oleh 4 lapisan (tunika) yaitu tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskulus sirkules eskterna dan tunika serosa adventia. Tunika
mukosa merupakan lapisan terdalam yang terdiri lipatan-lipatan yang membentuk
tonjolan ( disebut dengan villi). Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang
berlanjut kefaring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan
terhadap isi lambung yang sangat asam.
Tunika submukosa terletak diantara lapisan mukosa dan muskularis, terdapat serat
elastin, pembuluh darah, saraf dan sel ganglion. Mengandung sel-sel sekretoris yang
menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan
melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia. Tunika muskulus sirkuler eksterna
merupakan otot bagian yang memungkinkan organ pencernaan dapat melakukan
pergerakan atau kontraksi. Sedangkan tunika serosa adventia terdiri jaringan ikat.
B. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan saluran panjang (kurang lebih 9 meter) yang
terlibat dalam proses  mencerna makanan, mulai dari mulut sampai dengan anus. Saluran
ini akan menerima makanan dari luar tubuh dan mempersiapkannya untuk diserap serta
bercampur dengan enzim dan zat cair melalui proses pencernaan, baik dengan cara
pengunyahan, menelan dan mencampur menjadi zat-zat gizi dan energi.

5
Fungsi dari sistem pencernaan
1. Menerima makanan dari mulut
2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (dilakukan didalam mulut, faring,
esofagus, dan lambung)
3. Menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah (dilakukan oleh usus)
4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk
diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut :
1. Mulut

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu:
bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi.
Bagian rongga mulut/bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring.
Struktur mulut yaitu :
1. Bibir. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh
selaput lendir (mukosa). Otot orbikulanisoris menutupi bibir. Palatum, terdiri atas 2
bagian yaitu;
• Palatum Durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan

6
sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari 2 tulang
palatum.
• Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
2. Pipi. Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang terdapat
pada pipi adalah otot buksinator.
Rongga mulut terdiri dari :
1. Gigi
Gigi adalah salah satu struktur berkalsifikasi dank keras yang terdapat didalam
mulut manusia yang berfungsi untuk merobek dan mengunya makanan, gigi
terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi seri terletak di depan berbentuk
seperti kapak yang mempunyai fungsi memotong makanan.Di samping gigi seri
terdapat gigi taring. Gigi taring berbentuk runcing yang berguna untuk merobek
makanan. Dibelakang gigi taring terdapat gigi geraham yang mempunyai fungsi
menghaluskan makanan.:
Bagian-bagian Gigi
a. Mahkota Gigi (Puncak)
Mahkota gigi adalah bagian yang tampak dari luar. Lapisan tersebut terlihat
berwarna putih sebab dilapisi oleh struktur yang disebut email gigi. Masing –
masing jenis gigi mempunyai bentuk mahkota yang bervariasi.
b. Leher Gigi (Colum)
Leher atau colum gigi adalah bagian yang sudah tertanam ke dalam gusi. Bagian
tersebut adalah pembatas antara mahkota dengan akar gigi.
c. Akar Gigi
Akar gigi adalah bagian yang tertanam di dalam rahang (lihat gambar) sehingga
tidak terlihat dari luar. Manusia mempunyai beberapa jenis gigi, setiap jenis gigi
bisa memiliki jumlah akar yang berbeda, ada yang mempunyai 2 akar adapula
yang mempunyai 3 akar.

7
Jenis-jenis Gigi
1. Gigi Seri (Dentis Insisivus)
Gigi seri adalah gigi yang berfungsi guna memotong atau mengerat makanan.
Gigi seri berbentuk tegak dengan ujung mahkota giginya yang berbentuk garis
horizontal mirip sekop tanah. Gigi seri ada pada bagian depan lidah dan hanya
mempunyai satu buah akar. Manusia dewasa mempunyai 4 buah gigi seri, 2 di
rahang bawah, serta 2 di rahang atas.

2. Gigi Taring (Dentis Kaninus)


Gigi Taring merupakan gigi yang berfungsi guna merobek dan mengoyak
makanan. Gigi taring bentukny tegak dengan ujung yang tajam. Gigi taring ada
berdampingan dengan gigi seri. Gigi taring pada manusia dewasa berjumlah 4
buah, 2 ada di rahang bawah dan 2 lainnya ada di rahang atas.

3. Gigi Geraham Depan (Pramolar)


Gigi Geraham depan berfungsi guna menggiling, menggilas serta mengunyah
makanan. Gigi Pramolar tersebut berbentuk tegak agak lebar serta rendah
dibandingkan dua jenis gigi diatas. Gigi pramolar mempunyai beberapa tonjolan
di mahkotanya. Gigi geraham depan mempunyai 2 buah akar. Pada manusia
dewasa ada 8 buah gigi geraham depan yakni 4 di rahang bawah dan 4 di rahang
atas.

8
4. Gigi Geraham Belakang (Molar)
Gigi Geraham belakang berfungsi guna menggilas, melumat, menghancurkan
serta menghaluskan makanan. Gigi Molar berbentuk sama dengan gigi pramolar
dengan beberapa tonjolan pada mahkotanya. Kebanyakan gigi molar mempunyai
tiga akar, tapi ada juga yang hanya mempunyai 2 buah akar. Manusia dewasa
mempunyai 12 buah gigi molar, yakni 6 buah di rahang atas serta 6 lainnya di
rahang bawah.

Jenis Gigi Berdasarkan Usia Giginya

a. Gigi Susu
Gigi susu adalah gigi yang tumbuh pada manusia ketika kita berusia sekitar 6 bulan. Gigi
yang biasanya tumbuh pertama kali ialah gigi seri yang ada pada bagian tengah gigi.
Seiring bertambahnya usia manusia, gigi susu tersebut akan tanggal satu persatu serta

9
digantikan dengan gigi permanen. Biasanya gigi mulai tanggal ketika anak berusia 4 – 6
tahun. Secara keseluruhan gigi susu berjumlah 20 buah, yakni 8 buah gigi seri, 4 gigi
taring dan 8 gigi premolar.
b. Gigi Permanen
Gigi permanen merupakan gigi yang menggantikan gigi susu yang tanggal serta akan
menjadi gigi untuk seumur hidup. Gigi permanen tak akan tanggal dengan sendirinya,
kecuali terjadi keabnormalan. Jumlah gigi permanen secara keseluruhan ialah 32 buah,
yakni 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi premolar serta 12 gigi molar.
Struktur Gigi
 Ligamen Periodontal
Struktur jaringan ikat yang melekat pada akar gigi serta melekat ke tulang.
Ligamentum periodontal akan berlanjut dengan jaringan gingiva (gusi) serta
berhubungan dengan ruang pembuluh darah yang ada pada tulang.
 Oral Mukosa
Rongga mulut yang dilapisi sel epitel gepeng berlapis. Oral mukosa mempunyai
fungsi utama yaitu melindungi jaringan atau organ lain yang ada dalam rongga mulut.
 Gingiva (Gusi)
Mukosa mulut yang menutupi tulang maksila serta mandiula di dalam rongga mulut.
Jaringan gingiva tersebut sendiri sebenarnya berwarna transparan, warna merah
terbentuk karena ada banyak pembuluh darah di bagian tersebut. Fungsi gusi ialah
guna melindungi akar gigi serta jaringan sekitar akar gigi.
 Saraf dan pembuluh darah
Seperti pada organ lainnya, di sekitar gigi ada pembuluh saraf dan pembuluh darah.
Pembuluh saraf berfungsi guna menerima dan memberikan rangsangan, sementara
pembuluh darah berfungsi guna memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh
struktur di sekitarnya.
Jaringan Pendukung Gigi
 Sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium
karena menghubungkan gig dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di
selaput periodontal. Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi

10
resorpsi/penyerapan sel-sel sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi
lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru
kearah luar.
 Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar.
Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :
1. Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang
mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa
juga disebut juga dengan free gingiva
2. Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga
mukosa fungsional.
3. Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang
interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.
 Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi
akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal merupakan lanjutan
jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran
vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
1. Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif)
2. Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.
(Fungsi Nutritif)
3. Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)
4. Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi
Sensorik)
 Tulang Alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara
keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yang membentuk dan mendukung soket
(alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi
sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar ialah :

11
1. Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium
untuk memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).
2. Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri
atas sistem

Ø Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang tampak dari luar.
Ø Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan batas antara 
mahkota dan akar gigi.
Ø Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
Lapisan-lapisan gigi terdiri dari email, tulang gigi, semen gigi, dan rongga gigi.
Ø Email
Email merupakan lapisan yang keras pada puncak gigi. Email berfungsi melindungi
tulang gigi. Jika email rusak, maka gigi akan rusak pula.
Ø Tulang gigi (dentin)
Di lapisan berikutnya terdapat tulang gigi yang terbuat dari dentin. Dentin berupa
jaringan berwarna kekuningan.
Ø Ligamen periodontal
merupakan jaringan ikat yang meliputi akar gigi tersebut dengan tulang alveolar.
Fungsinya untuk menahan gaya kunya.

12
Ø Rongga gigi (pulpa)
Di bagian dalam gigi terdapat rongga gigi atau pulpa. Rongga gigi berisi saraf dan
pembuluh darah. Lubang yang dalam pada gigi dapat mencapai rongga gigi dan
mengenai saraf sehingga menimbulkan nyeri.
Gigi terdapat 2 macam yaitu
- Gigi sementara atau gigi susu mulai tumbuh pada umur 6-7 bulan dan lengkap pada
umur 2 ½ tahun jumlahnya 20 buah terdiri atas: 8 buah gigi seri (dens insisivus),4
buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare)
- Gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah terdiri atas:
8 buah gigi susu (dens insisivus).
Fungsi gigi: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk memutuskan
makanan yang keras dan liat dan gigi geraham untuk mengunyah makanan yang
sudah dipotong-potong.
2. Lidah

Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan di dalam mulut


mendorong makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu lidah lidah juga
berfungsi untuk mengecap atau merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-
daerah yang lebih peka terhadap rasa-rasa tertentu, seperti asin, masam,manis, dan
pahit.Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot
lidah ini dapat digerakkan ke seluruh arah.Pada pangkal lidah yang belakang
terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita
menelan makanan, supaya makanan tidak masuk ke jalan napas.

13
Lidah dibagi atas 3 bagian :
 Radiks lingua = pangkal lidah
 Dorsum lingua = punggung lidah\
 Apeks lingua = ujung lidah
1. KelenjarLudah

Kelenjar ludah (saliva) dihasilkan di dalamronggamulut. Di sekitar rongga mulut


terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:
a. Kelenjar parotis. Letaknya di bawah depan dari telinga di antara prosesus
mastoid kiri dan kanan mandibular.
b. Kelenjar sub maksilaris. Terletak di bawah rongga mulut bagian belakang,
duktusnya bernama duktus wantoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan
frenulum lingua.
c. Kelenjar sub lingualis. Letaknya di bawah selaput lender dan bermuara di
dasar rongga mulut. Kelenjar ludah di sarafi oleh saraf-saraf tak sadar.
2. Fungsi Lidah:
a. Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi
b. Mencampur makanan dengan ludah
c. Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
d. Untuk berbicara
e. Untuk mengecap manis, asin dan pahit
f. Untuk merasakan dingin dan panas.

14
3. Mekanisme sistem pencernaan di mulut
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim enzim pencernaan dan mulai mencernanya.Ludah
juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein
dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
3. Uvula atau nula
Pada prosesitu uvula bersama langit-langit lunak muut menghasilkan air liur agar
saluran tepap licin.
Fungsinya yaitu untuk menghentikan makanan naik hidung anda ketika
kamu menelan.
 Patologi yang terdapat di Mulut
1. Sakit gigi
Sakit Gigi yang paling sering disebabkan oleh adanya lubang pada gigi. Gigi
berlubang juga disebut karies. Penyebab gigi berlubang pada anak-anak
adalah makanan yang banyak mengandung gula. Sisa makanan menempel
pada gigi dan menjadi sarang bakteri. Bakteri akan mudah menerobos masuk
ke dalam gigi sehingga gigi keropos. Lalu masuk ke dalam rongga gigi
sehingga menyerang pembuluh darah dan saraf gigi. Karang gigi dapat
menyebabkan gigi rapuh dan mudah copot.
2. Sariawan
Alat pencernaan yang terganggu atau terserang oleh sariawan adalah mulut
(bibir dan gusi) dan lidah. Ketika terkena sariawan, bibir dan lidah Anda
seperti terluka dan terasa perih khususnya saat makan.
3. Infeksi Gusi
Peningkatan peradangan menyebabkan gusi menyusut, membentuk kantong
diantara gigi dan gusi. Ini perangkap kantong karang gigi, plak, dan sisa-sisa
makanan yang pada akhirnya menyebabkan infeksi dan abses.

15
4. Radang Mulut
Radang mulut disebabkan infeksi jamur . Penyakit radang mulut memiliki ciri
yaitu lidah berwarna pucat dan terdapat bercak kuning keputihan yang bisa
dikeruk dengan mudah. Rasa perih terasa pada bercak tersebut jika terkena
makanan atau saat menyikat gigi.
5. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai
dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat
makanan kurang tercerna dengan baik.
3. Esofagus

Esofagus merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring. Panjangnya kira-kira
21cm. Posisi vertikal dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah
rongga dada di belakang trakhea. Pada bagian dalam dibelakang jantung menembus
diafragma sampai rongga dada. Fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri
diafragma.
Sekresi esofagus bersifat mukoid, berfungsi memberikan pelumas untuk
pergerakan makanan melalui esofagus. Pada permulaan, esofagus banyak terdapat
kelenjar mukosa komposita. Bagian badan utama dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa
simplek. Untuk mencegah erosi mukosa oleh makanan yang baru masuk, kelenjar
komposita pada perbatasan esofagus dengan lambung melindungi dinding esofagus dari
pencernaan getah lambung.

16
Proses perjalan makanan keesophagus
1. Menelan dilakukan setelah mengunyah, dan dapat dilukiskan dalam dua tahap.
Gerakan membentuk makanan menjadi sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipi,
dengan melalui bagian belakang mulut masuk kedalam faring.
Setelah makanan masuk faring, palatum lunak naik untuk menutup nares posterior,
glotis menutup oleh kontraksi otot-ototnya dan otot konstriktor faring menangkap
makanan dan mendorongnya masuk esofagus pada saat ini pernafasan berhenti, kalau
tidak maka akan tersedak. Orang tak dapat menelan dan bernafas pada saat yang
sama. Gerakan menelan pada bagian ini merupakan gerak refleks.
2. Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja peristaltik, lingkaran serabut otot
didepan makanan mengendur dan yang dibelakang makanann berkontraksi. Maka
gelombang peristaltik mengantarkan bola makanan kelambung.
Esofagus berdinding mempunyai dinding 4 lapis :
1. Lapisan selaput lendir (Mukosa)
2. Lapisan submukosa
3. Lapisan otot melingkar (M.Sirkuler)
4. Lapisan otot memanjang (M.Longitudinal
a. Anatomi esophagus

17
b.   Faring dan esofagus
Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut, dan laring (tenggorokan).
Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membrain berotot (muskulo
membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar
tengkorak sampai diketinggian vertebra servikal keenam, yaitu ketinggian tulang
rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan usofagus.
Catatan: Pada ketinggian ini laring juga bersambung dengan trakea (batang
tenggorok). Panjang faring kira-kira tujuh sentimeter dan dibagi atas tiga bagian

a. Nasofaring, dibelakang hidung. Didinding pada daerah ini terdapat lubang


saluran Eustakhius. Kelenjar-kelenjar adenoid terdapat pada nasofaring.
b. Faring oralis, terletak dibelakang mulut. Kedua tonsil ada didinding lateral
daerah faring ini.
c. Faring laringeal ialah bagian terendah yang terletang dibelakang laring.
didalam faring terdapat tujuh lubang dua dari saluran eusthakhius, dua bagian
posterior lubang hidung (nares) yang berada dibelakang rongga hidung, mulut,
laring, dan esofagus.

Dinding faring tersusun atas tiga lapisan yaitu lapisan mukosa, lapisan fibrosa
dan lapisan berotot. Lapisan mukosa yang terletak paling dalam, bersambung
dengan lapisan dalam hidung, mulut, dan saluran Eusthakius. Lapisan dalam
pada bagian atas faring ialah epitelium saluran pernapasan dan bersambung
dengan epitelium hidung. Bagian bawah faring yang bersambung dengan
mulut dilapisi epitelium berlapis.Lapisan fibrosanya terletak antara mukosa
dan lapisan berotot. Otot utama pada faring ialah otot konstriktor, yang

18
berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring dan mendorongnya kedalam
esofagus.
c. Tonsil
tonsil merupakan dua kumpulan jaringan limfosit yang terletak dikanan dan kiri
faring diantara tiang-tiang lengkung fauses. Tonsil dijelajahi pembuluh darah limfe
yang mengandung banyak limfosit. Permukaan tonsil ditutupi membran mukosa yang
bersambung dengan bagian bawah faring. Permukaan ini penuh dengan lekukan, dan
kedalam lekukan yang banyak ini sejumlah besar kelenjar penghasil mukus
menuangkan sekresinya. Mukus ini mengandung banyak limfosit. Dengan demikian
tonsil bekerja sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang tersebar dari hidung,
mulut, dan tenggorok. Meskipun demikian tonsil bisa gagal menahan infeksi, yaitu
ketika terjadi tonsilitis (peradangan tonsil) atau sebuah akses peritonsiler. Setelah
pengobatan dengan antibiotika dan pengobatan lokal, tonsilektomi dapat
dipertimbangkan. Selaput lendir faring yang dekat lubang posterior nares dan lubang
saluran atau tuba (Eusthakius) juga mengandung jaringan limfoid yang serupa dengan
jaringan tonsil. Bila menjadi hipertrofik, jaringan ini dapat menyumbat nares
posterior dan terjadilah keadaan yang disebut sebagai pembesaran adenoid.
1. Esofagus yang dipersarafi oleh pembuluh darah
 Arteri tiroidea inferior kanan dan kiri yang berasal dari arteri subklavia kiri dan
kanan, arteri bronkialis dekstra yang berasal dari bronkus kanan, arteri bronkialis
sinistra superior dan inferior, yang berasal dari bronkus kiri, arteri esofagealis
aorta yang berasal dari aorta, arteri frenika inferior gastrika sinistra.
 Vena porta dan vena kava superior melalui pleksus vena didinding esofagus,
hubungan antara vena porta dan vena superior berjalan dari kaudal ke kranial
melalui vena gastrika sinistra, vena koronaria, pleksus vena di submukosa dinding
esofagus, vena hemiazigos dan vena azigos ke vena kava superior.
2. Esofagus yang dilapisi oleh otot-otot
Otot esofagus sepertiga bagian atas adalah otot serat lintang yang berhubungan erat
dengan otot-otot faring, sedangkan dua pertiga bagian bawah adalah otot polos yang
terdiri atas otot sirkular dan otot logitudinal. esofagus menyempit pada tiga tempat,
penyempitan pertama yang bersifat sfigter, terletak setinggi tulang rawan krikoid

19
pada batas antara faring dan esofagus,yaitu tempat peralihan otot serat lintang
menjadi otot polos.penyempitan kedua terletak dirongga dada bagian tengah, akibat
tertekan lengkung aorta dan bronkus utama kiri. Penyempitan terakhir terletak pada
hiatus esofagus diafragma, yaitu tempt esofagus berakhir di kardia lambung. Otot
polos pada bagian ini murni bersifat sfingter.
C. Fisiologi esofagus
1. Fungsi utama esofagus
Fungsi utama esofagus adalah menghantarkan makanan dan faring kelambung
dan pergerakannya disusun khusus untuk fungsi ini.Dalam keadaan normal, esofagus
menunjukkan dua jenis gerakan peristaltik yaitu, peristaltik primer dan peristaltik
sekunder. Peristaltik primer merupakan lanjutan gelombang peristaltik yang dimulai
pada faring dan menyebar ke esofagus selama stadium faringeal proses menelan.
Gelombang ini berjalan dari faring kelambung kira-kira dalam waktu 5-10 detik. Bila
gelombnag peristaltik primer gagal menggerakkan semua makanan yang sudah mesuk
esofagus kedalam lambung, timbul gelombnag peristaltik sekunder akibat dari
rengangan esofagus oleh makanan yang terlinggal. Gelombnag ini pada hakekatnya
sama seperti gelombang peristaltik primer, kecuali gelombang ini berasal dari
esofagus itu sendiri bukan dari faring. Gelombang peristaltik sekunder terus dibentuk
sampai semua makanan masuk kedalam lambung.
Gelombang peristaltik esofagus hampir seluruhnya dikontrol oleh refleks vagus, yang
merupakan sebagian dari keseluruhan mekanisme menelan. Refleks ini dihantarkan
melalui serat aferen vagus dari esofagus ke medula oblongata dan kembali lagi ke
esofagus melalui serat eferen vagus.
2. Fungsi sfingter esofageal bawah
Pada bagian bawah esofagus, sekitar 2-5 cm. diatas perbatasnnya dengan lambung,
terdapat otot sirkular esofagus yang berfungsi sebagai sfingter esofageal bawah.
Secara otomatis sfingter ini tidak berbeda dari bagian esofagus lainnya. Akan tetapi
secara fisiologisnya, sfingter ini tetap menutup secara tonik, berbeda dengan bagian
tengah esofagus yang dalam keadaan normal tetap berelaksasi sempurna. Akan tetapi
bila gelombang peristaltik menelan berjalan menuruni esofagus, “relaksasi reseptif”
yang disebabkan oleh isyarat nervus mienterikus merelaksasi sfingter esofageal

20
bawah sebelum gelombnag peristaltik, dan memungkinkan makanan yang ditelan
didorong dengan mudah masuk kelambung.
Fungsi utama sfingter esofageal bawah adalah untuk mencegah refluks isi
lambung ke bagian atas esofagus. Isi lambung sangat asam dan mengandung banyak
enzim proteolitik. Mukosa esofagus, kecuali pada satu per delapan bagian bawah
esofagus, tidak mampu menahan kerja pencernaan sekret lambung dalam waktu yang
lama. Untung konstruksi tonik sfingter esofageal bawah mencegah refluks isi
lambung yang bermakna ke dalam esofagus, kecuali pada keadaan abnormal.
3. Sekresi esofagus
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat mukoid dan terutama berfungsi memberikan
pelumasan untuk pergerakan makanan melalui esofagus. Badan utama esofagus
dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa simpleks, tetapi pada ujung gastik dan dalam
arti yang lebih sempit, pada permulaan esofagus terdapat banyak kelenjar mukosa
komposita. Mukus yang disekresi oleh kelenjar komposita pada esofagus bagian atas
mencegah ekskoriasi mukosa oleh makanan yang baru masuk, sedangkan kelenjar
komposita dekat perbatasan esofagus lambung melindungi dinding esofagus dari
pencernaan oleh getah lambung yang mengalami refluks ke esofagus bawah.
Disamping perlindungan ini, tukak peptink kadang-kadang masih dapat terjadi pada
ujung gastrik esofagus.
4. Kelainan pada Esofagus
Esofagus dapat terserang kardiospase atau akalasia, disebabkan kegagalan fungsi
motorik yang berupa hilangnya gerakan peristaltik dibagian bawah esofagus dan
kegagalan sfinkter kardiak untuk mengendur. Gejala utama ialah disfagia (kesukaran
menelan) dan regurgitasi.Pengobatan konservatif yang berupa dengan perlahan-lahan
makan makanan yang mudah ditelan ada kalanya menolong. Atau usaha untuk
membuka sfinkter kardiak bila perlu dapat dilaksanakan. Kalau cara ini gagal maka
perlu dipertimbangkan tindakan pembedahan.
 Akalasia ialah suatu penyakit yang menyebabkan bagian distal esophagus (bagian
yang dekat dengan lambung) menyempit, oleh karena bagian itu tidak dapat melebar
(relaksasi). Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, apakah kelainan neurologic,
atau psikis. Gejala akalasia Gejala yang dirasakan oleh pasien ialah rasa tidak nyaman

21
di perut atas, kadang-kadang Nyeri. Bila menelan makanan dirasakan sukar turun ke
lambung, dan kadang-kadang dimuntahkan kembali.
 Esofagus Karotis Esofagitis korosif peradangan di esofagus yang disebabkan oleh
luka bakar karena zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam kuat, basa kuat dan
zat organik. Zat kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. Zat kimia yang
bersifat korosif akan menimbulkan kerusakan pada saluran yang dilaluinya,
sedangkan zat kimia yang bersifat toksik hanya menimbulkan gejalakeracunan bila
telah diserap oleh darah.

22
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Saluran pencernaan adalah saluran panjang yang berkelanjutan dari mulut sampai
dengan anus, organ-organ tersebut adalah mulut (oris), faring, esofagus, lambung
(gaster), usus halus (terdiri atas duodenum, yeyunum dan ileum), usus besar ( terdiri
atas seikum, kolon asenden, kolon transvesum, kolon desenden dan kolong sigmoid),
rectum, anus.
Saluran pencernaan dilapisi oleh 4 lapisan (tunika) yaitu tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskulus sirkules eskterna dan tunika serosa adventia. Tunika
mukosa merupakan lapisan terdalam yang terdiri lipatan-lipatan yang membentuk
tonjolan ( disebut dengan villi). Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang
berlanjut kefaring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan
terhadap isi lambung yang sangat asam.
Tunika submukosa terletak diantara lapisan mukosa dan muskularis, terdapat serat
elastin, pembuluh darah, saraf dan sel ganglion. Mengandung sel-sel sekretoris yang
menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan
melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia. Tunika muskulus sirkuler eksterna
merupakan otot bagian yang memungkinkan organ pencernaan dapat melakukan
pergerakan atau kontraksi. Sedangkan tunika serosa adventia terdiri jaringan ikat.

b. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak keselahan dalam penulisannya, dan
penempatan kata, huruf, dan titik koma yang kurang sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dari pembaca yang dapat membangun dalam penulisa makalah
ini agar kedepannya lebih baik lagi.

23
DAFTAR ISI
syaifuddin (2010). Anatomi fisiologi. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta
pustaka umum. 2013. Anatomi dan fisiologi system pecernaan.
s. ethel.w. palupi (ed). 2013. Anatomi dan fisiologi untuk pemula
zister. 2014. human anatomi dan physiology: digestive system. Zister lecture notes
.

24

Anda mungkin juga menyukai