Anda di halaman 1dari 14

A.

Judul Percobaan
Titrasi Asam Basa

B. Hari dan Tanggal


Senin, 1 Oktober 2018

C. Tujuan
1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam
oksalat
2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH

D. Dasar Teori
Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
untuk menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan.
Keberhasilan dalam titrasi asam basa sangat ditentukan oleh kinerja
indicator yang mampu menunjukkan titik akhir titrasi.
Titrasi didasarkan pada struktur yang digambarkan sebagai berikut :
aA + bB  Hasil Reaksi

dimana A adalah penitrasi (titran), B senyawa yang dititrasi, a dan b


jumlah mol dari A dan B.
Titrasi dilakukan degan menambahkan atau mereaksikan sejumlah
volume tertentu (biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah
diketahui konsentrasinya dengan pasti) yang diperlukan untuk bereaksi
secara sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
Untuk mengetahui apakah telah mencapai reaksi yang sempurna, maka
digunakan larutan indicator yang ditambahkan ke dalam larutan yang
dititrasi.

E. Alat Dan Bahan

Alat-alat:
 Statif dan klem 1 pasang
 Buret 1 buah
 Labu Erlenmeyer 250 ml 1 buah
 Labu Erlenmeyer 50 ml 3 buah
 Pipet gondok 25 ml 1 buah
 Pipet tetes 3 buah
 Gelas ukur 25 ml 1 buah
 Gelas kimia 100 ml 2 buah
 Corong 1 buah
 Botol semprot

Bahan-bahan :

 NaOH 0,1 M
 C2 H2 O4 0,1 M
 HCl 0,1 M
 PP (Phenolptalein)
 Aquades
 Ekstrak Tumbuhan (Bunga Sepatu)

F. Alur Percobaan

1. Penentuan konsentrasi HCl dengan C 2 H2 O4

NaOH 0,1 M 10 ml C2 H2 O4
Buret dibilas dengan Diambil menggunakan
larutan NaOH 0,1 M
pipet gondok
Masukkan NaOH ke
Dimasukkan ke dalam
dalam buret melebihi skala
nol labu enlenmeyer

Diturunkan hingga tepat Ditambahkan 2 tetes PP


skala nol menggunakan
corong
Dicatat konsentrasi NaOH


Diteteskan NaOH ke larutan
C2 H2 O4
Dicatat volume NaOh yang
diperlukan

Dihitung konsentrasi NaOH

Warna larutan merah muda


2. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH

NaOH 10 ml HCl

Digunakan untuk Diambil menggunakan


membilas buret pipet gondok

Masukkan NaOH ke Dimasukkan ke dalam


dalam buret melebihi labu enlenmeyer
skala nol. Turunkan
tepat skala nol
Ditambahkan 2 tetes PP
Bersihkan sisa larutan
dengan kertas saring
Catat keadaan kolom

Diteteskan NaOH ke larutan


HCl
Dicatat volume NaOh yang
diperlukan
Diulangi minimal 3 kali

Dihitung konsentrasi HCl

Warna larutan merah muda


3. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH menggunakan indicator
ekstrak tumbuhan

NaOH 10 ml HCl
Digunakan untuk Diambil menggunakan
membilas buret pipet gondok

Masukkan NaOH ke Dimasukkan ke dalam


dalam buret melebihi labu enlenmeyer
skala nol. Turunkan
Ditambahkan 2 tetes
tepat skala nol
indikator ekstrak bunga
Bersihkan sisa larutan sepatu
dengan kertas saring
Catat keadaan kolom


Diteteskan NaOH ke larutan
HCl
Dicatat volume NaOh yang
diperlukan
Diulangi minimal 3 kali
Dihitung konsentrasi HCl
Dihitung konsentrasi HCl

Warna larutan oranye


G. Hasil Pengamatan
H. Pembahasan

Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan C2 H2 O4

Pada percobaan pertama, langkah pertama yang dilakukan adalah


membilas buret dengan larutan NaOH. Kemudian mengisi kembali buret
hingga melebihi skala nol dan diturunkan hingga mencapai skala nol. Pada
percobaan ini digunakan 10 mL C 2 H2 O4 0,5 M di setiap pengulangannya.
Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan.

Percobaan ini mereaksikan larutan NaOH dan juga larutan C 2 H2 O4


.Sebelum mereaksikan kedua larutan tersebut,larutan C 2 H2 O4 ditetesi
indikator phenolptalein. Larutan NaOH yang berada di dalam buret
diteteskan sedikit demi sedikit ke dalam larutan C 2 H2 O4 . Pada pengulangan
pertama diperlukan 7,5 mL NaOH untuk mengubah warna larutan C 2 H2 O4
menjadi merah muda. Pada pengulangan kedua diperlukan 7,8 mL NaOH
untuk mengubah warna larutan C 2 H2 O4 menjadi merah muda Sedangkan,
pada pengulangan ketiga diperlukan 7,2 mL untuk mengubah larutan
C2 H2 O4 menjadi merah muda. Pencampuran larutan NaOH dan larutan
C2 H2 O4 menghasilkan reaksi sebagai berikut:

𝐶2 𝐻2 𝑂4(𝑎𝑞) + 2𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎2 𝐶2 𝑂4(𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑙)

Dari data-data yang telah diperoleh maka dapat dicari konsentrasi NaOH
dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu

𝒏𝑵𝒂𝑶𝑯 . 𝑴𝑵𝒂𝑶𝑯 . 𝑽𝑵𝒂𝑶𝑯 = 𝒏𝑪𝟐 𝑯𝟐 𝑶𝟒 . 𝑽𝑪𝟐 𝑯𝟐 𝑶𝟒 . 𝑴𝑪𝟐𝑯𝟐 𝑶𝟒 .

Pada pengulangan pertama dihasilkan konsentrasi NaOH sebesar 1,4 M.


Pada pengulangan kedua dihasilkan konsentrasi NaOH sebesar 1,28 M.
Pada pengulangan ketiga dihasilkan konsentrasi NaOH sebesar 1,38 M.
sehingga rata-rata konsentrasi NaOH yang dihasilkan dari 3 pengulangan
sebesar 1,35 M.
Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH

Langkah awal dalam percobaan ini dimulai dengan memasukkan larutan NaOH
ke dalam buret hingga melebihi skala nol,kemudian diturunkan hingga mencapai
skala nol. Percobaan ini mereaksikan larutan NaOH dan 10 mL HCl di setiap
pengulangannya. Sebelum mereaksikan kedua larutan, larutan HCl ditetesi
indikator phenolftalein Pada pengulangan pertama jumlah NaOH yang dibutuhkan
untuk mengubah warna HCl menjadi merah muda sebanyak 7 mL. Pada
pengulangan kedua dibutuhkan 7,4 mL,dan pada pengulangan ketiga dibutuhkan
6,7 mL. Pencampuran larutan HCl dan NaOH menghasilkan reaksi sebagai berikut

𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎𝐶𝑙 (𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑎𝑞)

Dengan menggunakan data-data yang diperoleh dan juga rumus


pengenceran yaitu

𝑛𝐻𝐶𝑙 . 𝑀𝐻𝐶𝑙 . 𝑉𝐻𝐶𝑙 = 𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻 maka diperoleh MHCl pada
pengulangan pertama sebesar 0,86 M. Pada pengulangan kedua, diperoleh MHCl
sebesar 0,91 M,dan pada pengulangan ketiga diperoleh MHCl sebesar 0,82 M.
Sehingga,rata-rata konsentrasi HCl pada percobaan ini sebesar 0,86 M.

Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH menggunakan


bunga sepatu

Langkah awal dalam percobaan ini dimulai dengan memasukkan larutan NaOH
ke dalam buret hingga melebihi skala nol,kemudian diturunkan hingga mencapai
skala nol. Percobaan ini mereaksikan larutan NaOH dan 10 mL HCl di setiap
pengulangannya. Pada percobaan ini,indikator phenolftalein diganti dengan
indikator ekstrak tumbuhan yaitu bunga sepatu. Pada pengulangan pertama jumlah
NaOH yang dibutuhkan untuk mengubah warna HCl menjadi hijau muda sebanyak
5,3 mL. Pada pengulangan kedua dibutuhkan 5,5 mL,dan pada pengulangan ketiga
dibutuhkan 5,6 mL. Pencampuran larutan HCl dan NaOH menghasilkan reaksi
sebagai berikut

𝐻𝐶𝑙(𝑎𝑞) + 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑎𝑞) ⟶ 𝑁𝑎𝐶𝑙 (𝑎𝑞) + 𝐻2 𝑂(𝑎𝑞)


Dengan menggunakan data-data yang diperoleh dan juga rumus pengenceran
yaitu 𝑛𝐻𝐶𝑙 . 𝑀𝐻𝐶𝑙 . 𝑉𝐻𝐶𝑙 = 𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻 maka diperoleh MHCl pada
pengulangan pertama sebesar 0,65 M. Pada pengulangan kedua,diperoleh MHCl
sebesar 0,67 M,dan pada pengulangan ketiga diperoleh MHCl sebesar 0,68 M.
Sehingga,rata-rata konsentrasi HCl pada percobaan ini sebesar 0,67 M.

I. Kesimpulan

Kadar atau konsentrasi NaOH dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu
dengan mereaksikan NaOH (titrat) yang ditambahkan 2 tetes indikator PP
dengan HCl (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan NaOH yang
dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga
menjadi pink. Volume HCl yang digunakan akan mempengaruhi hasil
konsentrasi dari NaOH tersebut. Sehingga harus sangat berhati-hati melakukan
praktikum ini. Setelah volume HCl (asam) diketahui, barulah Konsentrasi
NaOH (basa) bisa dihitung.

J. Daftar Pustaka

Chang Raymond.2004. Kimia Dasar,Edisi Ketiga. Jakarta ; Erlangga

Stacy. 2003. Kimia Dasar dan Terapan Moderen. Erlangga : Jakarta

Ratnasari, Sinta. (2016). Chemist et Nature Acta vol. 4 No. 1


K. Lampiran – Lampiran

1) Dokumentasi
Larutan HCl 10 ml
sebelum dititrasi

Gambar 1.1

Larutan dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer

Gambar 1.2

Melakukan titrasi

Gambar 1.3
Dihasilkan warna larutan
soft pink dari hasil titrasi
NaOH + HCl + PP

Gambar 1.4

Dihasilkan warna larutan


soft pink dari hasil titrasi
NaOH + Ekstrak Bunga
Sepatu + Etanol

Gambar 1.5

2) Perhitungan

Perhitungan Konsentrasi NaOH

1. Percobaan 1
aNaOH . MNaOH . VNaOH = aC2H2O4 . V C2H2O4 . nC2H2O4

1. MNaOH . 7 mL = 2 . 10 mL . 0,5 M

MNaOH . 7. 10-3 L = 10-2

10−2
MNaOH =
7.10−3

MNaOH = 1,4 M

2. MNaOH . VNaOH . aNaOH = nC2H2O4 . V C2H2O4 . aC2H2O4

1. MNaOH . 7,8 mL = 2 . 10 mL . 0,5 M

MNaOH . 7,8 . 10-3 L = 10-2


10 −2
MNaOH = 7,8 .10−3

MNaOH = 1,28 M

3. nNaOH . MNaOH . aNaOH = nC2H2O4 . V C2H2O4 . aC2H2O4

1. MNaOH . 7,2 mL = 2 . 10 mL . 0,5 M

MNaOH . 7,2 . 10-3 L = 10-2

10 −2
MNaOH = 7,2 .10−3

MNaOH =1,38 M

1,4+1,28+1,38,
Jadi , Konsentrasi NaOH rata-rata =
3

= 1,35 M

Perhitungan Konsentrasi HCl

1. nHCl . MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH . nNaOH


1 . MHCl . 10-2 = 1,23 M . 7. 10-3 L . 1

8,61 .10−3
MHCl =
10 −2

MHCl = 0,86 M

2. nHCl . MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH . nNaOH

1 . MHCl . 10-2 = 1,23 M . 7.4. 10-3 L . 1

9,10.10−3
MHCl =
10−2

MHCl = 0,91 M
3. nHCl . MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH . nNaOH

1 . MHCl . 10-2 = 1,23 M . 6,7. 10-3 L . 1

8,24.10−3
MHCl = 10−2

MHCl = 0,82 M

0,86+0,91+0,82
Jadi, Konsentrasi HCl rata-rata = 3

= 0,86 M

Perhitungan konsentrasi HCl

1. nHCl . MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH . nNaOH

1 . MHCl . 10-2 L =1,23 M . 5.3. 10-3 . 1

6,51 .10−3
MHCl =
10−2

MHCl = 0,65 M

2. nHCl . MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH . nNaOH

1 . MHCl . 10-2 L =1,23 M . 5,5. 10-3 . 1

6,76 .10−3
MHCl = 10−2

MHCl = 0,67 M

3. nHCl . MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH . nNaOH

1 . MHCl . 10-2 L =1,23 M . 5,6. 10-3 . 1

6,88 .10−3
MHCl = 10−2

MHCl = 0,68 M

0,65+0,67+0,68
Jadi, Konsentrasi HCl rata-rata = = 0.67 M
3
3) Pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan
1. Mengapa pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat
menggunakan indicator Phenolptalein?
2. Apa perbedaan titik ekuivalen dengan titik akhir?
3. Pada larutan di atas mana yang berfungsi sebagai larutan baku
primer, larutan baku sekunder dan larutan baku tersier?

Jawaban

1. Karena NaOH bersifat asam kuat dan asam oksalat merupakan


asam lemah sehingga larutan hasil titrasi yang akan didapat
mempunyai pH diatas tujuh dan bersifat basa maka digunakan
indikator phenolptalein, selain itu indikator ini terletak pada titik
ekuivalen dan ukuran pH. Indikator in mempunyai rentang pH
antara 8,2-10. Indikator phenolphtalein (PP) seperti di atas
dalam keadaan tidak terionisasi (dalam larutan asam) tidak akan
berwarna (colorless) dan akan berwarna merah keunguan dalam
keadaan terionisasi (dalam larutan basa). Warna yang akan
teramati pada penentuan titik akhir titrasi adalah warna indikator
dalam keadaan transisinya. Untuk indikator phenolphtalein
karena indikator ini bertransisi dari tidak berwarna menjadi
merah keunguan maka yang teramati untuk titik akhir titrasi
adalah warna merah muda.
2. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi
secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
Sedangkan Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi
perubahan warna pada indikator yang menunjukkan titik
ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
3. - Larutan standar primer dibuat dengan melarutkan zat dengan
kemurnian yang tinggi (standar primer) yang diketahui dengan
tepat beratnya dalam suatu larutan
yang diketahui dengan tepat volumnya. Pada percobaan diatas
yang merupakan larutan baku primer adalah C2H2O4 asam
oksalat .
- Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya
diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer.
Pada percobaan diatas yang merupakan larutan baku sekunder
adalah NaOH.
- Larutan standar tersier adalah larutan yang konseentrasinya
diperoleh dengan cara menitrasi dengan larutan standar sekunder
yang terlebih dahulu telah distandarisasi dengan larutan standar
primer. Pada percobaan diatas yang merupakan larutan baku
tersier adalah HCl.

Anda mungkin juga menyukai