Kimia Lapres 4 Titrasi
Kimia Lapres 4 Titrasi
Judul Percobaan
Titrasi Asam Basa
C. Tujuan
1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam
oksalat
2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
D. Dasar Teori
Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
untuk menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan.
Keberhasilan dalam titrasi asam basa sangat ditentukan oleh kinerja
indicator yang mampu menunjukkan titik akhir titrasi.
Titrasi didasarkan pada struktur yang digambarkan sebagai berikut :
aA + bB Hasil Reaksi
Alat-alat:
Statif dan klem 1 pasang
Buret 1 buah
Labu Erlenmeyer 250 ml 1 buah
Labu Erlenmeyer 50 ml 3 buah
Pipet gondok 25 ml 1 buah
Pipet tetes 3 buah
Gelas ukur 25 ml 1 buah
Gelas kimia 100 ml 2 buah
Corong 1 buah
Botol semprot
Bahan-bahan :
NaOH 0,1 M
C2 H2 O4 0,1 M
HCl 0,1 M
PP (Phenolptalein)
Aquades
Ekstrak Tumbuhan (Bunga Sepatu)
F. Alur Percobaan
NaOH 0,1 M 10 ml C2 H2 O4
Buret dibilas dengan Diambil menggunakan
larutan NaOH 0,1 M
pipet gondok
Masukkan NaOH ke
Dimasukkan ke dalam
dalam buret melebihi skala
nol labu enlenmeyer
Diteteskan NaOH ke larutan
C2 H2 O4
Dicatat volume NaOh yang
diperlukan
NaOH 10 ml HCl
NaOH 10 ml HCl
Digunakan untuk Diambil menggunakan
membilas buret pipet gondok
Diteteskan NaOH ke larutan
HCl
Dicatat volume NaOh yang
diperlukan
Diulangi minimal 3 kali
Dihitung konsentrasi HCl
Dihitung konsentrasi HCl
Dari data-data yang telah diperoleh maka dapat dicari konsentrasi NaOH
dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu
Langkah awal dalam percobaan ini dimulai dengan memasukkan larutan NaOH
ke dalam buret hingga melebihi skala nol,kemudian diturunkan hingga mencapai
skala nol. Percobaan ini mereaksikan larutan NaOH dan 10 mL HCl di setiap
pengulangannya. Sebelum mereaksikan kedua larutan, larutan HCl ditetesi
indikator phenolftalein Pada pengulangan pertama jumlah NaOH yang dibutuhkan
untuk mengubah warna HCl menjadi merah muda sebanyak 7 mL. Pada
pengulangan kedua dibutuhkan 7,4 mL,dan pada pengulangan ketiga dibutuhkan
6,7 mL. Pencampuran larutan HCl dan NaOH menghasilkan reaksi sebagai berikut
𝑛𝐻𝐶𝑙 . 𝑀𝐻𝐶𝑙 . 𝑉𝐻𝐶𝑙 = 𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻 maka diperoleh MHCl pada
pengulangan pertama sebesar 0,86 M. Pada pengulangan kedua, diperoleh MHCl
sebesar 0,91 M,dan pada pengulangan ketiga diperoleh MHCl sebesar 0,82 M.
Sehingga,rata-rata konsentrasi HCl pada percobaan ini sebesar 0,86 M.
Langkah awal dalam percobaan ini dimulai dengan memasukkan larutan NaOH
ke dalam buret hingga melebihi skala nol,kemudian diturunkan hingga mencapai
skala nol. Percobaan ini mereaksikan larutan NaOH dan 10 mL HCl di setiap
pengulangannya. Pada percobaan ini,indikator phenolftalein diganti dengan
indikator ekstrak tumbuhan yaitu bunga sepatu. Pada pengulangan pertama jumlah
NaOH yang dibutuhkan untuk mengubah warna HCl menjadi hijau muda sebanyak
5,3 mL. Pada pengulangan kedua dibutuhkan 5,5 mL,dan pada pengulangan ketiga
dibutuhkan 5,6 mL. Pencampuran larutan HCl dan NaOH menghasilkan reaksi
sebagai berikut
I. Kesimpulan
Kadar atau konsentrasi NaOH dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu
dengan mereaksikan NaOH (titrat) yang ditambahkan 2 tetes indikator PP
dengan HCl (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan NaOH yang
dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga
menjadi pink. Volume HCl yang digunakan akan mempengaruhi hasil
konsentrasi dari NaOH tersebut. Sehingga harus sangat berhati-hati melakukan
praktikum ini. Setelah volume HCl (asam) diketahui, barulah Konsentrasi
NaOH (basa) bisa dihitung.
J. Daftar Pustaka
1) Dokumentasi
Larutan HCl 10 ml
sebelum dititrasi
Gambar 1.1
Larutan dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer
Gambar 1.2
Melakukan titrasi
Gambar 1.3
Dihasilkan warna larutan
soft pink dari hasil titrasi
NaOH + HCl + PP
Gambar 1.4
Gambar 1.5
2) Perhitungan
1. Percobaan 1
aNaOH . MNaOH . VNaOH = aC2H2O4 . V C2H2O4 . nC2H2O4
1. MNaOH . 7 mL = 2 . 10 mL . 0,5 M
10−2
MNaOH =
7.10−3
MNaOH = 1,4 M
MNaOH = 1,28 M
10 −2
MNaOH = 7,2 .10−3
MNaOH =1,38 M
1,4+1,28+1,38,
Jadi , Konsentrasi NaOH rata-rata =
3
= 1,35 M
8,61 .10−3
MHCl =
10 −2
MHCl = 0,86 M
9,10.10−3
MHCl =
10−2
MHCl = 0,91 M
3. nHCl . MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH . nNaOH
8,24.10−3
MHCl = 10−2
MHCl = 0,82 M
0,86+0,91+0,82
Jadi, Konsentrasi HCl rata-rata = 3
= 0,86 M
6,51 .10−3
MHCl =
10−2
MHCl = 0,65 M
6,76 .10−3
MHCl = 10−2
MHCl = 0,67 M
6,88 .10−3
MHCl = 10−2
MHCl = 0,68 M
0,65+0,67+0,68
Jadi, Konsentrasi HCl rata-rata = = 0.67 M
3
3) Pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan
1. Mengapa pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat
menggunakan indicator Phenolptalein?
2. Apa perbedaan titik ekuivalen dengan titik akhir?
3. Pada larutan di atas mana yang berfungsi sebagai larutan baku
primer, larutan baku sekunder dan larutan baku tersier?
Jawaban