Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan tugas makalah ini lebih lanjut, akan penulis terima
dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis
telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun
kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak

Jayapura, April 2015

1
DAFTAR PUSTAKA

I. KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i


II. DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
III. BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………..... 1
IV. BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN PLASENTA PREVIA………………………………… 2
1.2 PENYEBAB ATAU ETIOLOGI………………………………………. 3
1.3 TANDA DAN GEJALA……………………………………………….. 3
1.4 PATOFISIOLOGI……………………………………………………… 4
1.5 PENANGANAN
a. Asuhan kebidanan………………………………………………….. 4
b. Tindakan atau pengobatan…………………………………………. 5
V. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 6

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Plasenta atau ari-ari ini merupakan organ manusia yang berfungsi sebagai media
nutrisi untuk embrio yang ada dalam kandungan. Umumnya placenta terbentuk lengkap
pada kehamilan < 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Letak placenta umumnya di depan/di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus
uteri. Karena alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga
lebih banyak tempat untuk berimplementasi.
Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ
datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi
dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan
pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen bawah
rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta
previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan.

B. Tujuan
a. Apa yang dimaksud dengan plasenta previa
b. Penyebab atau etiologi plasenta previa
c. Apa saja tanda dan gejalanya
d. Patofisiologi plasenta previa
e. Penanganan
- Asuhan kebidanan
- Tindakan dan pengobatan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen bawah
rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan
perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada
kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan (Chalik, 2008).

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen bawah rahim yang
dapat memberikan dampak yang sangat merugikan ibu maupun janin berupa perdarahan,
prematuritas dan peningkatan angka kesakitan dan kematian perinatal (Romundstad et all,
2006).

Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah Rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium
uteri internu )

Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan


jalan lahir pada waktu tertentu :

- Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta
- Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta
- Plasenta previa maeginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan jalan lahir
- Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4cm diatas pinggir pembukaan
jalan lahir.

4
B. Penyebab atau etiologi
Beberapa factor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui pasti, tetapi diduga
hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas dari vaskularis endometrium yang
mungkin disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi,(moctar,1998)).
Perdarahan berhubungan dengan adanya perkembangan segmen bawah uterus pada
trimester ketiga, plasenta yang melekat secara adekuat. Factor resiko plasenta termasuk :

1. Riwat plasenta previa sebelumnya


2. Riwayat seksio sesarea
3. Riwayat aborsi
4. Kehamilan ganda
5. Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35 tahun
6. Multiparitas
7. Adanya gangguan anatomis/tumor pada Rahim, sehingga mempersempit permukaan
bagian penempelan plasenta
8. Adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya. Misalnya dari indung
telur setelah kehamilan sebelum atau endometriosis
9. Adanya trauma selama hamil
10. Social ekonomi rendah/gizi buruk, patofisiologi dimulai dari usia kehamilan 30
minggu segmen bawah uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis
11. Mendapat tindakan kuretasi

5
C. Tanda dan gejala
1. Perdarahan tanpa nyeri dan biasanya berulang
2. Warna perdarahan segar
3. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas
4. Adanya anemia dan jeratan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. HIS biasanya tidak ada
8. Ras tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Bagian depan janin tinggi (floating) sering dijumpai kelainan letak janin
10. Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak ada dan tidak fatoa kecuali bila
dilakukan pemeriksaan dalam sebelumnya, tetapi perdarahan berikutnya (recccurent
bleeding) biasanya lebih banyak
11. DJJ ada
12. Teraba jaringan plasenta pada pemeriksaan dalam
13. Penurunan kepala tidak masuk pada pintu atas panggul
14. Presentasi abnormal

D. Patofisiologi
Perdarahan antepartum akibat p;asenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat
segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi
pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran segmen uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena
lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta,
perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah
uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal. Perlu juga dicara beberapa
factor predis posisi seperti riwayat solusio plasentae, perokok, hipertensi, multiparitas
dan kehamilan ganda.

6
E. Penanganan
a. Asuhan kebidanan
 Penanganan ekspetatif
- Istirahat tira baring
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan USG
- Infus D5 persen atau elektrolit
- Pemberian spasmolitik, fotolitik, raboransia dan plasent protofik
- Observasi perdarahan, tanda-tanda vital dan denyut jantung janin
- Transfuse darah jika diperlukan
 Penanganan aktif
- Kolaborasi dengan dokter Spog untuk dilakukan tindakan secsio sesaria

b. Tindakan atau pengobatan


1. terminasi kehamilan segera di akhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa
maut misalnya kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak, parturient dan anak
mati (tidak selalu)
o cara vaginal yang bermaksud untuk mengadankan tekanan pada plasenta, yang
dengan demikian menutup pembulu-pembulu darah yang terbuka ( tanpo nade
pada plasenta)
o dengan seksio sesaria, dimaksudkan untuk mengosongkan Rahim hingga
rahim dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Seksio sesarea juga
menjegah terjadinya robekan servik yang agak sering terjadi pada persalinan
pervagina

2. ekspektatif dilalukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup


didunia luar baginya kecil sekali. Sikap ekspetatif tertentu hanya dapat dibenarkan
jika keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali

7
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, ddk.2001.kapita selekta kedokteran, jilid Imedia Aesculapius


Ben-zion Taber.1994.kapita selekta,kedaruratan obstetric dan ginekologi,edisi 2

Anda mungkin juga menyukai