Anda di halaman 1dari 2

GAMETOGENESIS

A. Identitas
Nama / NIM : Yakuti Afifah / 1808086007
Prodi / Kelas : Pendidikan Biologi / 4A
Waktu Pertemuan : Senin, 17 Februari 2020, Pukul 16.10 WIB
Dosen Pembina : Widi Cahya Adi, M.Pd

B. Isi Resume
Hasil Bacaan (Reading)
Telur merupakan zigot yang dihasilkan melalui proses fertilisasisel telur yang kemudian
berfungsi untuk memelihara dan menjaga embrio. Berdasarkan banyaknya vitelus, telur
dikelompokkan menjadi empat yaitu
1. Alechital, merupakan telur yang hampir tidak ada vitelus nya. Biasanya terdapat
pada manusia dan nematoda
2. Oligilechital, merupakan telur yang memiliki jumlah telur yang sedikit. Terdapat
pada ikan.
3. Polilechital, telur yang memiliki vitelus yang banyak dengan besar kurang lebih 3 m.
4. Megalechital, merupakan telur yang memiliki paling banyak vitelus. Terdapat pada
reptil dan aves.
Fertilisasi merupakan proses meleburnya inti sel telur (ovum) dengan inti sel
spermatozoa yang kemudian akan membentuk mekhluk hidup baru yang disebut zigot. Zigot
merupakan bentuk paling awal dari semua makhluk hidup yang berkembang melalui proses
fertilisasi.
Dalam sumber lain, fertilisasi memiliki arti penyatuan sperma dan sel telur yang dapat
berlangsung secara internal maupun eksternal. Pada spesies dengan fertilisasi eksternal,
betina melepaskan sel-sel telur ke lingkungan, tempat jantan kemudian memfertilisasinya.
Spesies dengan fertilisasi internal, sperma diletakkan di dalam atau di dekat saluran
reproduktif betina, dan fertilisasi terjadi di dalam saluran tersebut. Tempat terjadinya
penyatuan ovum dengan spermatozoa adalah di dalam ampula dari tuba fallopii.
Tahapan-tahapan berlangsungnya fertilisasi yaitu:
1. Kapasitasi spermatozoa dan pematangan spermatozoa
Kapasitasi merupakan pengondisian di dalam saluran reproduksi wanita yang
berlangsung sekitar 7 jam pada manusia. Sebagian besar pengondisian selama
kapasitasi terjadi di dalam tuba uterina. Pada periode ini suatu selubung
glikoproteindan protein plasma semen disingkirkan dari membran plasma yang
melapisi bagian akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang terkapasitasi yang dapat
menembus sel-sel korona dan mengalami reaksi akrosom.
2. Reaksi akrosom
Reaksi ini terjadi setelah pengikatan pada zona pleusida dan dipicu oleh protein
zona.
3. Fase penetrasi korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang normalnya diletakkan pada saluran genitalia
wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat fertilisasi. Hanya satu dari
spermatozoa ini yang membuahi sel telur. Diduga bahwa spermatozoa lainnya
membantu sperma yang membuahi dalam penetrasi sawar yang melindungi gamet
wanita. Sperma yang terkapasitasi bebas menembus sel-sel korona
4. Penetrasi zona pleusida
Zona ini merupakan selubung glikoprotein yang mengelilingi sel telur yang
mempermudah serta mempertahankan pengikatan sperma dan memicu reaksi
akrosom. Pelepasan enzim akrosom (akrosin) memungkinkan sperma menembus
zona sehingga berkontak dengan membran plasma oosit. Permeabilitas zona
pleusida berubah ketika kepala sperma berkontak dengan permukaan oosit. Kontak
ini menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari granula korteks yang melapisi
membran plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini mengubah sifat zona
pleusida untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-tempat
reseptor spesifik-spesies untuk spermatozoa di permukaan zona. Spermatozoa
lainnya telah ditemukan terbenam di dalam zona pleusida, namun hanya satu yang
dapat menembus oosit.
5. Penyatuan membran sel oosit dan sperma
Pelekatan awal sperma pada oosit diperantarai sebagian oleh interaksi integrin di
oosit dan ligannya, disintegrin, di sperma. Setelah perlekatan, membran plasma
sperma dan sel telur menyatu.
Aktivasi sel telur umumnya dipicu oleh pengikatan dan fusi sperma, sel-sel telur yang
belum terfertilisasi dari berbagai spesies dapat diaktivasi secara artivisial oleh penyuntikan
Ca2 atau perlakuan yang sedikit merusak seperti kejutan suhu. Sekitar 20 menit setelah
memasuki sel telur, nukleus sperma bergabung dengan nukleus sel telur, menciptakan
nukleus diploid zigot.
Partenogenesis (parthenogenesis) adalah suatu bentuk reproduksi aseksual dengan sel
telur yang berkembang tanpa difertilisasi. Dalam sumber lain, Partenogenesis pada hewan
merupakan proses dimana hewan betina mampu bertelur dan menghasilkan keturunan
tanpa adanya pembuahan dari hewan jantan. Progeni dari partenogenesis dapat bersifat
haploid atau diploid. Contoh terbaru yang ditemukan pada hewan vertebrata yaitu komodo
dan hiu martil.
Pertanyaan yang muncul (Questioning)
Bagaimana komodo bisa melakukan partenogenesis? Padahal komodo merupakan hewan
yang dapat melakukan pembuahan dengan pasangannya.
Jawaban Pertanyaan (Answering)
Partenogenesis yang terjadi pada komodo akan terjadi apabila komodo tersebut terdesak,
misalnya
SS terdampar atau terisolali di sebuah tempat dimana tidak terdapat komodo jantan,
sehingga dapat melakukan partenogenesis untuk berkembang biak. Akan tetapi, apabila

C. Refleksi Diri
Setelah menyelesaikan resume ini, saya memperoleh pengetahuan baru yang belum saya
dapat ketika di SMA, yaitu proses proteogenesis dimana induk betina dapat menghasilkan
individu baru tanpa mengalami fertilisasi.

D. Daftar Rujukan
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Sadler T.W. (2012). Langman: Embriologi Kedokteran. Ed.12. Jakarta ; EGC
Timbuleng, Treysia dan Bidara, Kristin.(2014).Perkembangan Hewan.Manado:Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Manado
Fernanda, Rizal.(2018).Tipe-Tipe Telur.Aceh;Universitas Syiah Kuala

Anda mungkin juga menyukai