Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR

DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

Muralia Hustim1, Ardy Arsyad2, Waode Nur Armayani3

ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan pada ruas jalan KIMA dengan aktivitas kendaraan yang lalu
lalang setiap jamnya berpotensi menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan pada KIMA, memetakan tingkat kebisingan dengan
aplikasi Surfer 7.0, dan menganalisis persepsi kebisingan bagi pegawai dan masyarakat sekitarnya.
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan selama 10 menit menggunakan SLM tipe TM-103 pada 42
titik pengukuran setiap ruas jalan di KIMA dengan 250 responden berpartisipasi dalam survei ini.
Penentuan titik pengukuran di lapangan menggunakan aplikasi GPS Tracker Lite digunakan koordinat
garis lintang dan garis bujur pada Google Earth. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai Leq di KIMA
rata-rata melebihi baku mutu yang diperuntukkan, yaitu 70 dB dengan nilai kebisingan Leq diperoleh
berkisar 56.2dB - 82.6dB. Hasil pemetaan tingkat kebisingan diperoleh dominan warna kuning untuk
tingkat kebisingan antara 64dB-74dB yang berada di bagian dalam area KIMA. Hasil studi kuesioner
menunjukkan bahwa untuk persepsi kebisingan bagi pegawai dan masyarakat sekitar diperoleh
sebanyak 44.4% responden yang dirasakan cenderung tidak mengganggu lingkungan karena sudah
terbiasa terpapar dengan kebisingan yang ada. Dari hasil penelitian ini maka untuk kawasan industri
yang berada di tengah kawasan penduduk perlu melakukan pengendalian kebisingan berupa
pengaturan ulang mengenai ruang terbuka hijau dalam bentuk jalur hijau pada prasarana jalan, dan
vegetasi yang tumbuh menyebar pada area KIMA.
Kata kunci: Tingkat kebisingan, bising lalu-lintas jalan, ketergangguan

ABSTRACT: The research was conducted on roads KIMA with activity passing vehicles per hour
potentially cause noise that can interfere. This study aimed to analyze the level of noise at KIMA,
mapping the noise level with Surfer 7.0 applications, and analyze the perception of noise for
employees and the surrounding community. Noise level measurement carried out for 10 minutes using
a SLM-type TM-103 at 42 measurement points every road in KIMA with 250 respondents participated
in the survey. Determination of measurement points in the field using GPS Tracker Lite application
used the latitude and longitude on Google Earth. From the measurement results obtained in KIMA Leq
value on average exceeded the quality standard which is applied, is 70 dB with noise Leq values
obtained ranged 56.2dB - 82.6dB. The results obtained by the dominant noise level mapping yellow
color to the level of noise ranged 64dB-74dB which is in the inside area KIMA. The results of the
questionnaire study showed that for the perception of noise for employees and the surrounding
community gained as much as 44.4% of respondents who felt inclined not to disturb the environment
because it is already familiar with the existing noise exposure. From these results it is for the industrial
area in the middle area of the population needs to be reset noise control on the green open space in the
form of green lanes on roads, and vegetation spread on KIMA area.

Keywords: The level of noise, road traffic noise, investments.

[1]
dan [2] Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar
[3]
Mahasiswa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin Makassar

PENDAHULUAN Latar Belakang


Di kota besar keberadaan di KIMA selama 8 jam (jam 8 pagi – 4
industri merupakan suatu pendukung sore) adalah berkisar 4.515 jenis
bagi peningkatan kegiatan ekonomi kendaaan yang melintasi jalan dan
suatu negara. Industri yang merupakan diasumsikan sebagai jumlah kendaraan
salah satu sektor penyumbang perharinya selama aktifitas
pemasukan negara menjadi salah satu berlangsung. Sebagian besar yang
sektor yang diperhitungkan oleh melintas adalah jenis kendaraan
pemerintah. Seiring dengan bermotor dantruk, dimana jenis
perkembangan zaman atau di era kendaraan truk lebih berpotensi
globalisasi sekarang ini teknologi menimbulkan kebisingan.Kondisi ini
dibidang industri semakin canggih dan dapat mengganggu efektifitas kerja
berkembang. Hal ini diakibatkan dan istirahat penghuni kawasan,
karena kebutuhan masyarakat yang termasuk mengganggu stabilitas emosi
semakin meningkat. Proses pihak-pihak pada kawasan yang
industrialisasi masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh kebisingan(PP No.
makin cepat dengan berdirinya 55).
perusahaan dan tempat kerja beraneka Berdasarkan latar belakang di
ragam. Perkembangan industri yang atas , tulisan ini bertujuan untuk
pesat ini diiringi oleh adanya resiko menganalisis tingkat kebisingan pada
bahaya yang lebih besar dan beraneka KIMA dan menganalisis tingkat
ragam karena adanya alih teknologi ketergangguan kebisingan bagi
dimana penggunaan mesin dan pegawai dan masyarakat sekitar.
peralatan pendukung kerja yang
semakin kompleks untuk berjalannya
proses produksi. Begitu pula pada
TINJAUAN PUSTAKA
kawasan industri Makassar (KIMA),
Kebisingan
hampir seluruh bangunannya baik itu
Kebisingan pada lingkungan dapat
pabrik dan gudang menimbulkan
bersumber dari suara kendaraan
suara-suara keras yang mengganggu
bermotor, suara mesin-mesin industri
pendengaran.
dan sebagainya. Keputasan Menteri
Namun, bangunan tersebut telah
Negara lingkungan hidup No.32Kep-
dirancang sebagai bangunan yang
48/MENLH/11/1996, tentang baku
mampu meredam getaran agar tidak
tingkat Kebisingan menyebutkan: “
merambat ke luar sehingga tidak
kebisingan adalah bunyi yang tidak
menjadi sumber utama kebisingan.
diinginkan dari usaha atau kegiatan
Sedangkan aktivitas kendaraan pada
dalam tingkat dan waktu tertentu yang
ruas jalan KIMA yang lalu lalang
dapat menimbulkan gangguan
setiap jamnya berpotensi menimbulkan
kesehatan manusia dan kenyamanan
kebisingan yang dapat mengganggu
lingkungan”.
masyarakat pekerja yang biasa
Menurut World Health
terpapar dengan kebisingan.
Organization, kebisingan dalam kota
Berdasarkan hasil survei tahun 2013
merupakan jenis populasi paling
jumlah kendaraan yang masuk/keluar
berbahaya setelah polusi udara dan air. Pengukuran ini dilakukan bila
Dengan meningkatnya jumlah kebisingan diduga melebihi batas
kendaraan berat di sekitar daerah hanya pada satu atau beberapa lokasi
pemukiman masyarakat, tingkat polusi saja. Pengukuran ini juga dapat
bising menjasi salah satu masalah yang dilakukan untuk dapat mengevaluasi
tak terelakkan bagi masyarakat. kebisingan yang disebabkan oleh suatu
Pengaruh yang paling sering terjadi peralatan sederhana misalnya
akibat kebisingan adalah kompresor/generator. Jarak
ketergangguan. Ketergangguan dapat pengukuran dari sumber harus
dianggap sebagai konsekuensi dari dicantumkan misalnya 3 meter dari
kesehatan atau konsekuensi sosial ketinggian 1 meter.Selain itu juga
(Rumberg, 2009). harus diperhatikan arah mikrofon alat
ukur yang digunakan.
Zona Kebisingan
Daerah dibagi sesuai dengan titik 2. Pengukuran dengan peta kontur
kebisingan yang diizinkan Pengukuran dengan membuat peta
(Sastrowinoto, 1985): kontur sangat bermanfaat dalam
Zona A: Intensitas 35 – 45 dB. mengukur kebisingan, karena peta
Zona yang diperuntukkan bagi tersebut dapat menetukan gambar
tempat penelitian, RS, tempat tentang kondisi kebisingan dalam
perawatan kesehatan/sosial & cakupan area. Pengukuran ini
sejenisnya. dilakukan dengan membuat gambar
Zona B: Intensitas 45–55dB. isoplet pada kertas berskala yang
Zona yang diperuntukkan bagi sesuai dengan pengukurannya yang
perumahan, tempat Pendidikan dibuat. Biasanya dibuat kode
dan rekreasi. pewarnaan untuk menggambar
Zona C: Intensitas 50 – 60 dB. keadaan kebisingan dengan intensitas
Zona yangdiperuntukkan bagi dibawah 85 dBA.Warna orange untuk
perkantoran, Perdagangan dan tingkat kebisingan diatas 90dBA,
pasar. warna kuning untuk kebisingan dengan
Zona D: Intensitas 60 – 70 dB. intensitas antara 85-90 dBA.
Zona yang diperuntukkan bagi
3. Pengukuran dengan gird
industri, pabrik, stasiun KA,
Untuk mengukur dengan gird
terminal bis dan sejenisnya.
adalah dengan membuat contoh data
kebisingan pada lokasi yang
Pengukuran Kebisingan
diinginkan. Titik-titik sampling harus
Ada tiga cara atau metode yang
dibuat dengan jarak interval yang sama
digunakan dalam pengukuran akibat
diseluruh lokasi. Jadi dalam
kebisingan dilingkungan kerja
pengukuran lokasi dibagi menjadi
(Maulana dkk, 2011).
beberapa kotak yang berukuran dan
1. Pengukuran dengan titik sampling jarak yang sama, misalnya: 10 x 10 M.
kotak tersebut ditandai dengan baris
dan kolom untuk memudahkan Berikut merupakan gambar dari sound
identitas. level meter (SLM) yang terlihat pada
Gambar 1.
Berikut ini alat yang digunakan
dalam pengukuran kebisingan, cara
pemakaian alatnya dan cara
perhitungan tingkat kekuatan bunyi:
1. Sound Level Meter (SLM)
Tingkat kekuatan bunyi diukur
dengan alat yang disebut Sound Level
Meter (SLM). Alat ini terdiri dari :
mikrofon, range switch, dan layar
(display) dalam satuan desibel (dB).
Layarnya dapat berupa layar manual
yang ditunjukkan dengan jarum dan
angka seperti halnya jam manual,
ataupun berupa layar digital. SLM
sederhana hanya dapat mengukur Sumber: Dokumentasi
tingkat kekerasan bunyi dalam satuan Gambar 1 Sound Level Mater (SLM)
dB, sedangkan integrating SLM
memiliki kemampuan untuk Pengukuran tingkat kebisingan
menyimpan hasil pengukuran jika secara langsung harus menggunakan
dihubungkan dengan laptop. SLM Sound Level Meter yang memenuhi
yang amat sederhana biasanya hanya persyaratan standar IEC (International
dilengkapi dengan bobot pengukuran Electrotechnical Commission) 651
A (dBA) dengan system pengukuran kelas 2 (Badan Litbang PU, 2005).
seketika (tidak dapat menyimpan dan Pengukuran memakai angka penunjuk
mengolah data), sedangkan yang (indeks) dengan Sound Level Meter
sedikit lebih baik, dilengkapi pula yang dipasang pada posisi angka
dengan skala pengukuran B dan C. penunjuk dapat memudahkan
Beberapa SLM yang lebih canggih pengguna dalam memahami pola
dapat sekaligus dipakai untuk kebisingan pada area tersebut
menganalisis tingkat kekerasan dan (Mediastika, 2004).
frekuensi bunyi yang muncul selama
rentang waktu tertentu (misalnya
tingkat kekerasan selama 1 menit, 10 Pengendalian Kebisingan Jalan Raya
menit, atau 8 jam), dan mampu Pengendalian kebisingan dapat
menggambarkan gelombang yang dilakukan berdasarkan faktor-faktor
terjadi. Beberapa produsen yang mempengaruhi intensitas
menamakannya Hand Held Analyser kebisingan di jalan raya. Berdasarkan
(HHA), ada pula dalam model Desk teknik pelaksanaannya, pengendalian
Analyser (DA) (Mediastika, 2004). bising dibedakan dalam tiga cara yaitu
pengendalian pada sumber, media dan Oleh karena itu, semakin jauh jarak
penerima kebisingan (Subaris, H. Dan sumber kebisingan maka akan semakin
Haryono, 2008). kecil intensitas kebisingan.
b. Serapan Udara
1. Sumber Udara mempunyai massa, mengisi
Faktor yang mempengaruhi ruang kosong diatas bumi dan
intensitas kebisingan jalan raya dilihat digunakan oleh suara untuk merambat.
dari sumbernya adalah jumlah Akan tetapi adanya udara juga sebagai
kendaraan bermotor. Salah satu penghambat gelombang
sumber bising lalu lintas jalan raya suara.Gelombang suara akan
yaitu berasal dari kendaraan bermotor, mengalami gesekan dengan udara.
baik roda dua, roda tiga, maupun roda c. Arah Angin
empat, dengan sumber kebisingan Arah angin akan mempengaruhi
antara lain dari bunyi klakson besarnya frekuensi bunyi yang
kendaraan, sirine, gesekan mekanis diterima oleh pendengar. Arah angin
antara ban dengan badan jalan pada yang menuju pendengar akan
saat pengereman mendadak dan mengakibatkan suara terdengar lebih
kecepatan tinggi, suara knalpot, dan keras, begitu juga sebaliknya.
kecelakaan antara sesama kendaraan. d. Jenis Permukaan Bumi
Semakin banyak jumlah kendaraan Permukaan bumi yang berupa
yang melintas di jalan raya maka tanah dan rumput, merupakan barrier
intensitas kebisingannya semakin yang sangat alami. Suara yang datang
tinggi. akan terserap langsung. Sebaliknya,
Beberapa teknik pengendalian permukaan yang tertutup aspal jalan
pada sumber antara lain dengan cara atau konblok akan langsung
meredam sumber kebisingan atau memantulkan bunyi.
getaran yang ada, mengurangi luas e. Tingkat Kerapatan Tanaman
permukaan yang bergetar, mengatur Tanaman penyerap pencemaran
kembali tempat dan waktu operasi udara dan kebisingan adalah jenis
sumber kebisingan, mengecilkan tanaman berbentuk pohon atau perdu
volume suara, pembatasan jenis dan yang mempunyai massa daun yang
jumlah lalu lintas, dan lain sebagainya. padat dan dapat menyerap pencemar
udara dari gas emisi kendaraan dan
2. Media kebisingan
Faktor yang mempengaruhi
intensitas kebisingan jalan raya dilihat Pengaruh Kebisingan
dari medianya, antara lain: Pengaruh utama dari
a. Jarak. kebisingan kepada kesehatan adalah
Gelombang bunyi merambat kerusakan kepada indera-indera
melalui udara di permukaan bumi. pendengar. Mula-mula efek kebisingan
Gelombang bunyi akan mengalami pada pendengaran adalah sementara
penurunan intensitas karena gesekan dan pemulihan terjadi secara cepat
dengan udara dalam perjalanannya. sesudah pemaparan dihentikan. Tetapi
pemaparan secara terus-menerus Interval Kelas adalah interval
mengakibatkan kerusakan menetap yang diberikan untuk menetapkan
kepada indera-indera pendengaran. kelas-kelas dalam distribusi.
Selain itu kebisingan juga dapat Banyaknya Interval Kelas dapat
menyebabkan: gangguan kenyamanan, dianalisis dengan menggunakan
kecemasan dan gangguan emosional, persamaan (2.1). (Share, 2013)
stress, denyut jantung bertambah dan
gangguan-gangguan lainnya. Secara k = 1+3.3log(n)….....…….
umum pengaruh kebisingan terhadap (2.1)
masyarakat dapat dibagi menjadi 3,
yaitu: Dimana :
1. Ganguan fisiologis, yang k = Banyaknya Interval
diakibatkan oleh kebisingan Kelas
yakni gangguan yang fatal n = Jumlah Data
langsung terjadi pada manusia.
Gangguan ini diantaranya: 2. Nilai Tengah Kelas
Perederan darah terganggu oleh Nilai tengah kelas adalah nilai
kerena permukaan darah yang yang terdapat di tengah interval kelas.
dekat dengan permukaan kulit Nilai tengah dapat analisis dengan
menyempit akibat bising > 70 menggunakan persamaan (2.2).
dB.
(BB−BA)
2. Gangguan Psikologis, yang ........................
secara tidak langsung terhadap 2
manusia dan sukar untuk (2.2)
diukur. Gangguan psikologis Dimana :
dapat berupa rasa tidak BB = Batas Bawah Kelas
nyaman, kurang konsentrasi, BA = Batas Atas Kelas
dan cepat marah.
3. Gangguan komunikasi ini 3. Frekuensi
menyebabkan pekerjaan Dalam statistik, “frekuensi”
menjadi terganggu, bahkan mengandung pengertian : Angka
mungkin terjadi kesalahan, (bilangan) yang menunjukkan
terutama bagi para pekerja baru seberapa kali suatu variabel (yang
yang belum berpengalaman. dilambangkan dengan angka-angka
itu) berulang dalam deretan angka
Perhitungan Kebisingan tersebut; atau berapa kalikah suatu
Pada penelitian ini perhitungan variabel (yang dilambangkan dengan
kebisingan dapat dianalisis dengan angka itu) muncul dalam deretan
distribusi frekuensi. Adapun angka tersebut.
komponen pada distribusi frekuensi
yaitu :
METODE PENELITIAN
1. Interval Kelas
Metode Pengambilan data Sumber :Dokumentasi
Pengukuran tingkat kebisingan Gambar 2 Pengaturan posisi alat
yang dilakukan hanya 1 kali pada
masingmasing titik Setiap patok diambil sebanyak 1
pengukuran.Pengukuran tingkat kali pembacaan selama 10 menit.
tekanan suara selama sekali Pengambilan data dimulai pada saat
pengukuran mengacu pada stopwatch dan Sound Level Meter
KepMenLH No 48 Tahun 1996, yaitu ditekan dan dibunyikan secara
pengukuran tingkat tekanan suara pada bersamaan dan juga dihentikan secara
setiap titik dilakukan selama 10 menit. bersamaan pada saat stopwatch
Pengukuran ini dilakukan dalam waktu dihentikan. Kemudian mengatur
yangbersamaan pada 2 titik Sound Level Meter untuk merekam
pengukuran yang berbeda. Dilakukan terlebih dahulu kemudian di
secara berulang untuk titik yang sambungkan ke laptop seperti yang
selanjutnya dengan asumsi tingkat terlihat pada Gambar 3. Setelah di
kebisingan yang dihasilkan setiap jalan sambungkan ke laptop, mulai
hampir sama setiap waktunya mendownload untuk menyimpan data
mengingat aktivitas yang dilaksanakan yang tersimpan dalam Sound Level
tidak berbeda. Meter ke dalam laptop.
Proses pengukuran dilakukan
dengan meletakkan Sound Level Meter
(SLM) di atas tripod pada posisi
(patok) yang telah ditandai
sebelumnya. Untuk menghindari
gangguan saat pengukuran maka posisi
alat diatur 1.2 m dari permukaan tanah,
dan 3.5 m dari dinding unutk
mencegah pemantulan bunyi terhadap
dinding dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber :Dokumentasi
Gambar 3 Pengambilan data
kebisingan di KIMA

Berdasarkan proses pengambilan


data diatas dilakukan terhadap 42 titik
yang ada.

Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama
tiga hari pada tanggal 23 September-
25 September 2014 dimulai pada jam
08.00-16.00 Wita.
Penelitian dilakukan di 42 titik
lokasi dengan jarak berkisar 250m–
350 m setiap ruas jalan yang berada di
KIMA diperuntukkan bagi tempat
penelitian. Penentuan titik pengukuran Keterangan :
mengacu pada metode pengukuran Min : 51.40 dB
dengan menggunakan grid. Titik Max : 85.80 dB
pengukuran diambil lebih banyak dan k : 10.17
menyebar karena untuk i :2
menggambarkan bila kebisingan
diduga melebihi batas hanya pada 1 untuk interval setiap titik
atau beberapa lokasi saja. Untuk pengukuran di ambil interval 2. Pada
mencari titik pengukuran di lapangan Gambar 4 menunjukkan persentase
menggunakan aplikasi GPS Tracker tingkat kebisingan terhadap frekuensi
Lite digunakan koordinat garis lintang berdasarkan klasifikasi data pada tabel
dan garis bujur pada Google Earth 4.1 yang disajikan dalam bentuk
agar koordinat dari GPS Tracker Lite histogram. Gambar 4 menggambarkan
sama dengan koordinat pada Google bahwa pada tingkat kebisingan 55.01 -
Earth. 57.00 dB memiliki tingkat persentase
tertinggi 18% dan tingkat persentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN terendah pada tingkat kebisingan
Hasil Analisa Data Kebisingan 81.01-83.00 dB sebanyak 0.17%.
Penelitian dilakukan selama 10
menit sebanyak42 titik pengukuran
pada ruas jalan di KIMA sehingga
menghasilkan 600 data setiap
titik.Berikut adalah pengolahan data
dari titik pengukuran pertamaselama
10 menit, dapat dilihat pada tabel
1.Data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 1.
Tabel 1.Pengolahan data pada
titik 1

Gambar 4 Persentase tingkat


kebisingan terhadap frekuensi pada
titik 1

Untuk tabel pengolahan data dan


gambar persentase tingkat kebisingan
terhadap jumlah pemunculan pada titik
selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 2(4.6) + 16.8x = 0,1 (200)
2. Data yang telah di peroleh sampai
mendapatkan histogram kemudian x = 0.6
dilakukan uji normalitas data
sehingga
menggunakan program SPSS,
sehingga menghasilkan data seperti L90 = 53.0 dB + 0.6 dB = 53.6
pada tabel 2 berikut ini. dB

Tabel 2. Uji normalitas data pada titik  Menghitung L50 buatlah


1 persamaan luas area sebesar
Kolmogorov- Shapiro-wilk 50%.
smirnov
stac df sig stac df sig 2(4.6+16.8+18.0) + 13.0 x = 0,5
Frekuens . 1 . . 1 . (200)
i 235 8 010 825 8 004 x = 1.6
Berdasarkan pengujian sehingga
normalitas data pada titik 1 dengan
SPSS dilihat pada uji kolmogorov- L50 = 57.0 dB + 1.6 dB = 58.6
smirnov,dapat diketahui data termasuk dB
normal atau tidak dengan cara
 Menghitung L10 buatlah
membandingkan nilai statistic pada uji
persamaan luas area sebesar
Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh
90%.
dengan nilai α berdasarkan tabel D2
Distribution With Sample Size n pada 2(4.6+16.8+18.0+13.0+11.0
Lampiran 3 dimana nilai statistic yang
diperoleh harus lebih kecil dari nilai α. +11.5+6.8+3.7+3.5) + 3.0 x =
Dengan menginterpolasikan didapat 0,9 (200)
nilai statistic yang diperoleh 0,235
lebih kecil dari nilai α, sehingga data x = 0.6
berasal dari populasi yang terdistribusi sehingga
normal.
Untuk menghitung L90, L50, L10 = 69.0 dB + 1.6 dB = 69.6
L10, dan L1 buatlah persamaan luas dB
area sebesar 10%, 50%, 90% dan 99%
dari keseluruhan luas area histogram  Menghitung L1 buatlah
dimulai dari sebelah kiri (dari tingkat persamaan luas area sebesar
kebisingan yang rendah), sebagai 99%.
berikut:
 Menghitung L90 buatlah 2(4.6+16.8+18.0+13.0+11.0+11.
persamaan luas area sebesar 5+6.8+3.7
10%.
+3.5+3.0+2.8+1.2+1.5+0.8) + Gambar 5 Distribusi tingkat
0.7x = 0,99 (1200) kebisingan Leq untuk setiap titik
pengukuran.
x = 2.0 .
Setelah diperoleh nilai Leq untuk
sehingga
42 titik pengamatan, maka dapat
L1 = 79.0 dB + 2.0 dB = 81.0 dB diketahui error standard dari
penelitian ini dimana penjelasan lebih
Setelah mendapatkan nilai L90, lengkap dapat dilihat pada Bab 2.
L50, L10, dan L1 dengan Karena pada penelitian ini jumlah
menggunakan rumus mencari Leq populasinya dapat dikatakan sebagai
seperti yang telah dijelaskan pada bab populasi tak hingga, dengan jumlah
2. sampel 42 dan sampel mean
Leq = L50 + 0.43 * ( L1 –
Diketahui :
L50 )
Jumlah Sampel (N2) = 42
Leq = 58.6 +0.43 * (81.0 – 58.6) Sampel mean (n) = 600
Nilai Leq rata-rata
berjumlah 600 (µtiap
x) = 71,3
sampel,
Leq = 68.2 dB
makaNilai Leq titik i (Xi)
Selanjutnya untuk menunjukkan
distribusi tingkat kebisingan Leq untuk
setiap titik pengukuran dapat dilihat berjumlah 600 data tiap
pada Gambarl 5. Nilai Leq untuk 42 sampel, maka perhitungan error
titik pengukuran menunjukkan nilai standard dapat dilihat berikut ini:
tingkat kebisingan tertinggi terdapat
pada titik 9 sebesar 82.6 dB dan Sampel mean (n) > 30, sehingga sampel
terendah terdapat pada titik 27 sebesar mean terdistribusi secara normal
56.2 dB. (Berdasarkan Central Limit Theorem).
Deviasi standard dari populasi (s)

∑ ( X i−μ x )2
s=√
N 2−1

(68,2−71,3)2 +…+(71,0−71,3)2
s=√
42−1

s=5,56807977798

Deviasi standard dari sampel(σ )


s 5,56807977798
σ= = =0,2273
√n √ 600
Tingkat kepercayaan yang
ditentukan 95%, dengan skor z 1,96
error standard ( e)=z ×σ =1,96 ×0,2273=0,44
Gambar 6.Pemetaan tingkat
Berdasarkan uraian diatas, kebisingan pada KIMA
dapat diketahui bahwa penelitian ini
memiliki populasi tak hingga, jumlah Titik pengukuran yang berada
sampel sebanyak 42 dan sampel mean pada kawasan warna hijau adalah titik
sebanyak 600, dan memiliki error 2, 3, 4, 22, 27 dan 33.
standard sebesar 0,44 dengan tingkat Warna kuning menunjukkan
kepercayaan 95%. level kebisingan antara 64 dB-74 dB
yang masih berada di dalam area
Hasil Pemetaan Tingkat Kebisingan KIMA dengan kondisi jalan yang
Setelah didapatkan nilai Leq dari ramai dan menjadi jalan utama
hasil penelitian, selanjutnya membuat kendaraan yang akan memasuki area
pemetaan tingkat kebisingan KIMA. Titik pengukuran yang berada
menggunakan program Surfer 7.0. pada kawasan warna kuning adalah
Koordinat garis bujur (X) dan garis titik 1, 5, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20,
lintang (Y) yang telah didapat dari 23, 24, 25, 26, 28, 29, 32, 34, 37, 38,
aplikasi GPS Tracker Lite ditampilkan 39, 40, 41, dan 42
dengan nilai Leq. Pemetaan tingkat Dan warna merah menunjukkan
kebisingan dapat dilihat pada Gambar level kebisingan antara 74 dB-82 dB
6. yang berada dijalan penghubung antara
Penggambaran tingkat jalan Perintis Kemerdekaan dengan
kebisingan dengan menggunakan jalan Kapasa Raya, dengan kondisi
kontur di visualisasikan dengan 3 jalan yang sangat ramai karena
tingkatan warna, yaitu hijau, kuning, merupakan jalan utama penghubung
dan merah. Warna hijau menunjukkan yang biasa dilewati bukan hanya oleh
tingkat kebisingan antara 54 dB-64 dB aktivitas di KIMA melainkan juga
yang berada didalam area di KIMA masyarakat yang sekedar lewat. Titik
dengan kondisi jalan yang tenang dan pengukuran yang berada pada kawasan
tidak banyak dilalui kendaraan warna kuning adalah titik 6, 7, 8, 9, 10,
12, 21, 30, 31, 35, dan 36

Hasil Analisa Tingkat ketergangguan


Kebisingan
Untuk mendapatkan informasi
mengenai tingkat ketergangguan
kebisingan bagi pegawai dan
masyarakat sekitar KIMA, telah
dilakukan survei kuesioner kepada 250 Gambar 7.Persentase pengaruh
responden yaitu pegawai dan kebisingan
masyarakat sekitar KIMA.
Untuk persentase pengaruh Dari hasil kuesioner didapatkan
kebisingan terhadap ketergangguan hasil bahwa pada indikator gangguan
dilihat pada indikator gangguan komunikasi dan gangguan psikologi
komunikasi dan gangguan psikologis mayoritas responden menyatakan tidak
yaitu dalam berkonsentrasi dan dalam terganggu dengan kebisingan di
pekerjaan/istirahat ditunjukkan pada KIMA.
Gambar 7. Mayoritas responden
menyatakan kebisingan yang ada tidak KESIMPULAN
mengganggu konsentrasi dan Dari hasil analisis mengenai
pekerjaan/istirahat responden. Hal ini tingkat kebisingan di KIMA, maka
disebabkan karena para pegawai sudah dapat disimpulkan bahwa :
terbiasa terpapar dengan kebisingan 1. Nilai tingkat kebisingan di
yang ada. Sedangkan masyarakat kawasan industri Makassar
sekitar merasa kebisingan kendaraan berkisar antara 56.2dB- 82.6
menjadi penyebab utama kebisingan di dB. Hal ini menunjukkan
KIMA. tingkat kebisingan pada
50 sebagian besar ruas jalan di
40
KIMA melebihi baku mutu
Persentase Responden

30
20
yang diperuntukan untuk
10 sebuah kawasan industri
00 karena ruas jalan di KIMA
Konsentrasi
tidak hanya di pakai oleh
Pekerjaan/Istirah
at aktivitas lalu lalang
kendaraan dari industri tetapi
juga oleh masyarakat sekitar
KIMA sebagai jalan
Pilihan Jawaban penghubung.
2. Berdasarkan pemetaan tingkat
kebisingan di KIMA, kondisi
kebisingan yang dominan
ditandai dengan warna kuning
yakni antara 64dB – 74dB.
Hal ini menunjukkan rata-rata
jalan di KIMA berada pada
kondisi yang ramai dilalui
oleh kendaraan yang lalu
lalang.
3. Persepsi kebisingan di KIMA
bagi pegawai dan masyarakat
sekitar sebanyak 37.6% agar tidak mempengaruhi produktivitas
responden menyatakan sangat kinerja karyawan dan waktu istirahat
setuju kebisingan yang masyarakat sekitar.
berasal dari klakson
kendaraan menjadi penyebab
utama kebisingan di KIMA. DAFTAR PUSTAKA
Untuk persepsi kebisingan
bagi pegawai yang dirasakan Badan Litbang PU. 2005. Mitigasi
cenderung tidak mengganggu Dampak Kebisingan Akibat
lingkungan kerja karena para Lalu Lintas
pegawai sudah terbiasa Jalan.http://wancik.files.wordpr
terpapar dengan kebisingan ess.com/2009/01/pd-t-16-2005-
yang ada. Sedangkan bagi b-mitigasi-dampak kebisingan-
masyarakat sekitar KIMA akibat-lalu-lintas-jalan.pdf  diaks
kebisingan yang ditimbulkan es tanggal 10 Oktober 2014
oleh klakson kendaraan Kep MENLH No : Kep-
berpengaruh terhadap waktu 48/MENLH/11/1996. Baku
istirahat masyarakat. Dan Tingkat Kebisingan. Jakarta
untuk upaya pengendalian Maulana, Rais Ridwan dkk. 2011.
kebisingan mayoritas Pemetaan Kebisingan
masyarakat sekitar Dilingkungan Kampus
menginginkan upaya Politeknik. Surabaya: Jurusan
pengendalian kebisingan Teknik Telekomunikasi Institut
dengan pembangunan noise Teknologi Sepuluh November
barrier. Surabaya
Mediastika, Ph, D, Christina E. 2004.
Akustika Bangunan. Jakarta :
SARAN Penerbit Erlangga
Berdasarkan hasil penelitian yang PP No. 55. 2012. Prasarana dan Lalu
dilakukan maka diajukan saran untuk Lintas Jalan. Indonesia:
kawasan industri yang berada di tengah Peraturan Pemerintah Republik
kawasan penduduk perlu melakukan Indonesia Nomor 55.
pengendalian kebisingan berupa
Rumberg, M. 2009. Environmental
pengaturan ulang mengenai ruang terbuka
hijau dalam bentuk jalur hijau pada
Noise.Visualizing Suistainable
prasarana jalan, dan vegetasi yang tumbuh Planning. 5:127-134
menyebar pada area KIMA. Sastrowinoto, Suyatno.
Dan sebagai bahan pertimbangan 1985. Penanggulangan
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut Dampak Pencemaran Udara
mengenai tingkat kebisingan pada KIMA Dan Bising Dari Sarana
terutama kebisingan yang ditimbulkan Transportasi. Jakarta : Pustaka
oleh klakson kendaraan yang berpengaruh Bin 
terhadap kinerja pegawai dan masyarakat
sekitar sehingga dirasa perlu diperhatikan
Subaris, H. Dan Haryono. 2008.
Hygiene Lingkungan Kerja.
Jogjakarta: Mitra Cendekia Pres.

Anda mungkin juga menyukai