Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu comunitas yang berarti kesamaan yang berarti
sama, public atau pun banyak. Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu
lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam
keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Di bidan komunitas banyak
sekali hal-hal yang perlu dibahas, salah satu yang dibahas adalah “prinsip-prinsip
pengelolaan program pelayanan KB dan kesehatan ibu bersalin” yang akan kita bahas.

1.2 Rumusan masalah

1. apa saja program pelayanan KB

2. apa saja program pelayanan kesehatan ibu bersalin

1.3 Tujuan

1. untuk mengetaui program pelayanan KB

2. untuk mengetahui program pelayanan kesehatan ibu bersalin


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

Tujuan program KB

1. membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan
cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usisa perkawinan, peningkatan ketahanan
dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulannya tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan


ibu,anak,keluarga dan bangsa : mengurangi angka kelahiran untuk menaikantaraf hidup
rakyat dan bangsa : memenihi permintaan masyarakat akan pelayanan KB.

Ruang lingkup program KB

1. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)


2. Konseling
3. Pelayanan kontrasepsi
4. Pelayanan infertilasi
5. Pendidikan sex
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi
7. Konsultasi genetic
8. Tes keganasan
9. Adopsi
Strategi pendekata dan cara operasional program pelayanan KB
1. Pendekatan kemasyarakatan
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serte masyarakat (kepedulian)
yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan
2. Pendekatan koordinasi aktif
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga
sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam
mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar
3. Pendekatan integrative
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembagunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak
4. Pendekatan kualitas
Miningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan
penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian
Memberi peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah
mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi
Startegi tiga demensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana
program tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia.
2.2.KESEHATAN IBU BERSALIN

2.2.2 Peningkatan Pelayanan Kesehatan pada Bayi Baru Lahir

Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran.

Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal :

o berat badan 2500-4000 gram


o panjang badan 48-52 cm
o lingkar dada 30-38 cm
o lingkar kepala 33-35 cm
o frekuensi jantung 120-160 kali/menit
o pernapasan ± 40-60 kali/menit
o kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
o rambut lanugo tdk terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurnah
o kuku agak panjang dan lemas
o genetalia : perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, laki-laki testis sudah turun,
skrotum sudah ada
o reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
o reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
o reflek graps atau menggenggam sudah baik
o eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama, meconium berwarna hitam
kecoklatan.

Pelayanan kesehatan pada bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan
kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari sampai 2 bulan


2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 sampai 5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 sampai 8 bulan
4. Kunjungan bayi sati kali pada umur 9 sampai 11 bulan
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir meliputi Asuhan Bayi Baru Lahir yaitu :

a. Adaptasi BBL
Bayi baru lahir merupakan masa transisi dari suatu sistem yang teratur dan sbagian besar
tergantung pada organ-organ ibunya, kesuatu sistem yang tergantung kemampuan genetic dan
mekanisme homeostatic bayi itu sendiri.

b. Perlindungan termal (termoregulasi)


pencegahan kehilangan panas :
 Keringkan bayi dengan seksama
 Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
 Selimuti bagian kepala bayi
 Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyisui bayinya
 Jangan segera meningbang atau memandikan BBL

Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir

Mekanisme kehilangan panas :


 Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
 Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
 Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan
yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau
pendingin ruangan.

 Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
c. Pencegahan Infeksi
 Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
 Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
 Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
 Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
 Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi
beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
 Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan
obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau
tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat

d. Merawat tali pusat


 Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali
pusat pada puntung tali pusat.
 Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 %
untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
 Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
 Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
 Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi
tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan
simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
 Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.
 Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
 Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)

e. Bounding Attachment
Prinsip-Prinsip Dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6. Persiapan PNC sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawatan maternitas khusus (bidan).
13. Libatkan anggota keluarga lainnya atau dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

f. Pemberian ASI Awal


Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. BBL harus mendapat ASI dalam
waktu 1 jam setelah lahir.

g. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat
ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di
luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi
tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
 Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
 Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
 Pastikan pencahayaan baik
 Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan
cepat
 Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

f. Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral


Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 – 28 hari (kunjungan
neonatus)
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus,
petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan
bayi kepada ibu.

Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang


anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a. Aspek Pertumbuhan:
1) Timbang berat badannya (BB)
2) Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3) Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
b. Aspek Perkembangan:
1) Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
2) Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar)
3) tanyakan daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
c. Aspek Mental Emosional:
1) KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2) CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis)
3) GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
4) Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.

2.2.3 Peningkatan Deteksi Dini Resiko Tinggi


a. Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko
Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna,deteksi dini kehamilan beresiko perlu
lebih digalakan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun masyarakat. Semua kehamilan
mempunyai resiko, resiko kehamilan yang tidak langsung,namun meningkatkan kematian,disebut
sebagai “FAKTOR RESIKO”,yaitu:
 Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
 Anak lebih dari 4.
 Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun.
 Tinggi badan kurang dari 145 cm.
 Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm.
 Riwayat keluarga menderita kencing manis,hipertensi,dan riwaya cacat congenital.
 Kelaianan bentuk tubuh,misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
 Semakin banyak ditemukan factor resiko pada ibu hamil,maka semkin tinggi resiko
kehamilannya.
 Resiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal,yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.resiko tinggi pada
kehamilan meliputi:
 Hb kurang dari 8 gr%.
 Tekanan darah tinggi(systole > 140 mmHg,diastole > 90 mmHg).
 Oedema yang nyata.
 Eklampsia.
 Perdarahan pervaginam.
 Ketuban pecah dini.
 Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
 Letak sungsang pada primigravida.
 Infeksi berat / sepsis.
 Persalinan premature.
 Kehamilan ganda.
 Janin yang besar.
 Penyakit kronis pada ibu:jantung,paru,ginjal,dll.
 Riwayat obstetric buruk,riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

b. Deteksi dini neonatal beresiko


Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan
kehamilan sebaik mungkin,pertolongan persalinan “3 bersih”dan perawatan bayi baru lahir
yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis.
Selain hal diatas,dilakukan pula upaya deteksi dini neonatal resiko tinggi agar segera dapat
diberikan pelayanan yang diperlukan.
Resiko tinggi pada neonatal meliputi:
* BBLR (berat lahir < 2500 gram)
* Bayi dengan tetanus neonatorum.
* Bayi baru lahir dengan asfiksia.
* Bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus > 10 hari setelah lahir).
* Bayi baru lahir dengan sepsis.
* Bayi lahir dengan berat > 4000 gram.
* Bayi preterm dan postterm.
* Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang.
* Bayi lahir dengan persalianan dengan tindakan.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sasaran
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat.
Terutama pelayanan kesehatan KB dan kesehatan ibu bersalin

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

Anda mungkin juga menyukai