Bab Ii Longsor
Bab Ii Longsor
MANAJEMEN BENCANA
Longsor Sukabumi 2018 adalah Tanah longsor yang terjadi pada pada tanggal 31
Desember 2018, di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan
Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebanyak 33 orang yang tertimbun material
tanah longsor, hingga akhir waktu pencarian, 32 orang berhasil ditemukan meninggal
dunia dan 1 orang dinyatakan hilang[
Pada dasarnya, Sukabumi merupakan daerah yang rawan longsor, dan bencana
itulah yang paling sering terjadi selama 10 tahun terakhir. Termasuk daerah Cimapag ini,
daerah ini masuk zona merah yang rawan bencana. Selain itu pula, lereng yang
berkemiringan 30 derajat.
Nampak kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana alam ini. Longsoran tebing
terlihat memanjang, bebatuan besar terlihat menonjol menggantikan puluhan rumah yang
sebelumnya berdiri di lokasi tersebut. Bukit setinggi puluhan meter itu menimbun rumah
dan segalanya yang ada dibawah bukit, terlihat puing-puing rumah yang hancur terkena
hantaman material tanah dan batu.
B. Jenis Bencana
1. Bencana Alam
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana Nonalam
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana Social
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
C. Kelompok Rentan
Kelompok masyarakat berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan kondisi
yang kurang memiliki kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko
bencana atau ancaman bencana. Penekanan pada “berisiko tinggi” karena kelompok jenis
ini akan menanggung dampak terbesar dari munculnya risiko bencana atau akan
terdampak oleh sebuah ancaman bencana dibanding kelompok masyarakat lain. Bahkan,
dalam situasi normal saja, kelompok rentan sudah mesti dilihat menghadapi risiko karena
keterbatasan tertentu yang dimilikinya.
1. Diffabel
Mereka ini memiliki kemampuan yang berbeda karena adanya keterbatasan fisik
yang dimiliki, seperti keterbatasan karena mata tidak bisa melihat, kaki tidak bisa
berjalan, telinga tidak bisa mendengar, dan lain-lain. Keterbatasan fisik akan
menghalangi mereka untuk bisa melakukan aktivitas dan berkompetisi, sehingga
memerlukan perlakuan khusus, seperti diperlukan jalan dan tangga khusus untuk kaum
diffabel dalam bangunan-bangunan publik.
2. Perempuan
Mereka ini telah lama hidup dalam situasi dan sistem sosial patriarki, di mana
mereka yang berjenis kelamin laki-laki dianggap super dan memperoleh perlakuan
istimewa dengan meminggirkan kaum perempuan. Dalam jangka panjang, perempuan
telah mengalami marjinalisasi, bukan hanya oleh tradisi tertentu di setiap masyarakat,
tetapi juga kebijakan-kebijakan politik. Ibu Hamil dan Menyusui. Secara lebih khusus
di kalangan perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui, memiliki risiko lebih besar lagi,
karena dia bukan hanya hidup sendiri, tetapi juga membawa anak yang dikandung dan
disusui itu. Peningkatan asupan gizi yang seimbang diperlukan untuk menjamin
kelayakan hidup keduanya, sang ibu dan anak.
3. Anak-anak
4. Kaum miskin
Kaum miskin adalah kelompok rentan berikutnya, dilihat dari sudut ekonomi dan
kesejahteraan sosial. Dalam kehidupan normal saja, mereka selalu hidup dalam
kemiskinan. Terlebih lagi, ketika ada bencana atau ancaman bencana jelas akan
berdampak pada mata pencarian, kemampuan menghidupi keluarga, dan
keberlangsungan keseluruhan keluarga miskin.
5. Lansia
Manusia usia lanjut juga kelompok rentan. Keterbatasn fisik dalam diri mereka
adalah kelemahan fisik atau penurunan dari keadaan normal karena dimakan usia.
Penurunan kualitas fisik itu akan mempengaruhi indera-indera dan respon mereka
terhadap situasi sosial, termasuk berkaitan dengan kebencanaan.
6. Lain-lain
Di antaranya adalah kelompok minoritas suku, agama, ras, dan orientasi seksual.
Perlakuan yang tidak adil bisa saja dan mungkin terjadi karena jumlah mereka sedikit
yang hidup di tengah mayoritas masyarakat.