LAPSUS KULIT Revisi1
LAPSUS KULIT Revisi1
PENDAHULUAN
2.1 KASUS
2.1.1 Identitas pasien
Nama : Tn. B
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Maros
Suku : Bugis
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 17 - 12 – 2019
Tempat Pemeriksaan : Poli Kulit RSUD Salewangan Maros
2.1.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Gatal dan kemerahan pada badan dan kedua tungkai.
Perjalanan Penyakit
Lesi pertama kali muncul dikepala kemudian menjalar ke lengan, kaki dan
badan. Keluhan pertama kali dirasakan sejak 5 bulan yang lalu. Lesi
dirasakan gatal, terutama pada saat berkeringat dan pada malam hari.
Nyeri disangkal, rasa baal disangkal, rasa terbakar disangkal. Riwayat
alergi disangkal, riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal,
riwayat pengobatan sebelumnya ada tetapi tidak ada perbaikan.
Riwayat Pengobatan
Riwayat pengobatan (+) di puskesmas tetapi tidak mengalami
perbaikan
Riwayat Penyakit Terdahulu
Penderita belum pernah terkena penyakit ini sebelumnya, tidak ada
riwayat penyakit lain.
Riwayat Penyakit dalam keluarga
Tidak ada riwayat keluarga mengalami penyakit yang sama.
Riwayat Atopi
Penderita tidak memiliki riwayat alergi. Pada keluarga disangkal
adanya riwayat atopi seperti asma, dermatitis alergika maupun rhinitis
alergika.
2.1.6 Resume
Penderita seorang laki-laki, usia 47 tahun, agama islam, suku
bugis, mengeluh gatal dan kemerahan yang dialami sejak 5 bulan yang
lalu, memberat bila terkena keringat, terlokalisir pada dada, perut,
punggung, lengan dan kaki. Pada awalnya hanya berupa bintik kecil merah
yang makin lama makin besar dan meluas. Penderita pernah berobat
sebelumnya tetapi tidak ada perbaikan, tidak ada riwayat penyakit yang
sama pada penderita dan keluarga, tidak ada riwayat alergi dan atopi
dalam keluarga.
Status Dermatologi :
Lokasi : Dada, perut, punggung, lengan, dan kaki.
Effloresensi : Makula Eritema, ukuran bervariasi dengan batas tegas,
tampak central healing dan tepi lesi aktif dengan papul-
papul eritema diatasnya, disertai skuama putih tipis yang
menutup hampir seluruh permukaan eritematous.
2.1.8 Penatalaksanaan
Medikamentosa :
- Ceterizine 10 mg (0-0-1)
- Myconazole + Ketokonazole + Mometasone
2.1.9 Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
Quo ad fungsionam : Bonam
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Tinea korporis dapat terjadi pada semua usia bisa didapatkan pada
pekerja yang berhubungan dengan hewan-hewan. Maserasi dan oklusi
kulit lipatan menyebabkan peningkatan suhu dan kelembaban kulit yang
memudahkan infeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak langsung melalui
benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamr mandi,
tempat tidur hotel dan lain-lain.3
3.4 Gejala
3.6 Diagnosis
3.7.3. Psoriasis
Gambar 6. Psoriasis.3
3.8 Pengobatan
a. Pengobatan topikal 7
- Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan asam benzoat (6-12%) dalam
bentuk salep ( Salep Whitfield).
- Kombinasi asam salisilat dan sulfur presipitatum dalam bentuk salep
(salep 2-4, salep 3-10).
- Derivat azol : ketokonazol, mikonazol 2%, klotrimasol 1%, sangat
berguna terhadap kasus-kasus yang diragukan penyebabnya
dermatofita atau candida.
1.9 Pencegahan
Beberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada Tinea
corporis harus dihindari atau dihilangkan antara lain : 4,6
1.10 Prognosis
Prognosis tergantung penyebab, disiplin pengobatan, status imunologis
dan sosial budayanya, tetapi pada umumnya baik.4,5
DAFTAR PUSTAKA
TINEA CORPORIS
DISUSUN OLEH :
AULIA ADI PUTRI MS
110 2018 2099
PEMBIMBING:
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Supervisor