Anda di halaman 1dari 7

LINGKUNGAN DOMESTIK

INPUT OUTPUT

AJUDIKASI ARTIKEL
SOSIALISASI REKRUTMEN
KEBIJAKAN KEPENTINGAN
KOMUNIKASI POLITIK

PENERAPAN AGREGASI

KEBIJAKAN KEPENTINGAN

PEMBUATAN KEBIJAKAN

 PENGERTIAN SISTEM POLITIK MENURUT GABRIEL


A.ALMOND

Menurut Almond pengertian politik ialah sistem yang meliputi kegiatan


interaksi atau komunikasi yang didalamnya terkandung unsur-unsur politik atau
fungsi politik yg didalamnya terdapat suatu kelompok-kelompok politik, yang
menjalankan fungsi integrasi serta adaptasi sosial menurut Almond ialah,
dijalankan fungsi tersebut untuk mencapai kesatuan dan persatuan didalam tatanan
masyarakat dan kelompok-kelompok politik. Menurut Almond ada lebih dari
empat fungsi input dan tiga fungsi output. Input ialah sosialisasi rekrutmen dan
komunikasi politik. Sementara itu komunikasi politik menurut Almond dianggap
sangat penting sebagai cara untuk menjalankan fungsi-fungsi sistem politik
tersebut.

 FUNGSI POLITIK MENURUT GABRIEL A.ALMOND DAPAT


DIBEDAKAN MENJADI 2 YAITU:
1. Fungsi input, meliputi artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan,
sosialisasi politik, rekrutmen politik dan komunikasi politik.

2. Fungsi output, meliputi pembuatan kebijakan, penerapan kebijakan,


dan penghakiman kebijakan

Dan berikut ini saya akan menjelaskan satu persatu mengenai fungsi
politik menurut Gabriel A. Almond. Dalam model analisa sistem politik
menurut Gabriel Almond. Cara menganalisa suatu masalah, yang ada atau
sedang terjadi dilingkungan kita yaitu kita bisa memulainya dari.

1. ARTIKULASI KEPENTINGAN (KELOMPOK


KEPENTINGAN)

Kelompok kepentingan adalah sebuah kelompok atau organisasi yang dibuat


oleh kelompok masyarakat, atas dasar kepentingan kelompok dan didalam
kelompok kepentingan adanya suatu artikulasi kepentingan.

Artikulasi kepentingan merupakan proses pemaknaan atas kepentingan atau


kebutuhan suatu kelompok, berupa tunntutan atau dukungan dari lingkungan
kepada pembuatan kebijakan dalam hal ini, pemerintah dan selanjutnya apa yang
diartikulasi suatu kelompok kepentingan selanjutnya kepada partai politik.

2. AGREGASI KEPENTINGAN (PARTAI POLITIK)

Partai politik merupakan suatu lembaga, yang bertujuan untuk mendapatkan suatu
kekuasaan, partai politik juga melakukan suatu (AGREGASI KEPENTINGAN).

Agregasi kepentingan adalah sebuah proses yang fungsinya memadukan semua


kepentingan anggota masyarakat yang telah diartikulasikan. Kepentingan yang
telah diartikulasikan ini digabungkan dan dikelola sedemikian rupa dalam tingkat
pembuatan keputusan sehingga menghasilkan sebuah alternative kebijakan
tertentu. Menurut Gabriel A. Almond, agregasi kepentingan juga melakukan
proses pengelompokan dan dukungan yang disaring dari lingkungan kepada
pembuatan kebijakan. Agregasi kepentingan ini sintensa atau gabungan dan
penyedehanaan yang dilakukan oleh parta politik, lalu agregasi dari partai politik
ini diteruskan untuk menekan apa yang dilakukan oleh lembaga LEGISLATIF
DAN EKSEKUTIF Sebagai pembuatan kebijakan.

 LEMBAGA EKSEKUIF DAN LEGISLATIF

Lemaga eksekutif ialah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kebijakan-


kebijakan yang telah ditetapkan oleh Badan Legislatif, serta menyelenggarakan
undang-undang yang dibuat bersama legislatif.

Lembaga Legislaif yaitu lembaga yang menentukan kebijakan dan membuat


undang-undang dari kedua pengertian tersebut Gabriel Almond menyimpulkan
bahwa kedua lemaga tersebut bertujuan untuk membuat suatu kebijakan. Dari
kebijakan tersebut harus adanya , sosialisasi politik (proses belajar mengajar)
Dalam hal ini pemerintah harus menyimbangi kebijakan, sehingga bisa
mendapatkan Support, yang timbul dalam masyarakat. Selanjutnya dalam
membuat suatu kebijakan, harus ada lembaga yang menjalankannya dan lembaga
itu adalah (BIROKRASI).

3. BIROKRASI (PELAKSAN KEBIJAKAN ATAU PENERAPAN


KEBIJKAN)

Birokrasi adalah lembaga pemerintahan yang pegawainya tidak dipilih oleh


rakyat dalam pelaksanaan pemerintahanya, tugas birokrasi adalah menjalankan
suatu pemerintahan, yang berdasarkan atas kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Lembaga Legislatif dan Lembaga Eksekutif. Dalam pelaksanaan birokrasi harus
adanya suatu komunikasi politik dan dalam pelaksanaan birokrasi, ada lembaga
yang mengawasi kinerja dari lembaga birokrasi ataupun lembaga tersebut sebagai
Lembaga Penegak Hukum dan Lembaga itu adalah Badan Peradilan (Penegakan
Kebijakan).

4. BADAN PERADILAN (AJUDIKASI KEBIJAKAN ATAU


PENEGAKAN KEBIJAKAN)
Lembaga peradilan di Indonesia yaitu lembaga Yudikatif, kekuasaan lembaga
yudikatif sesungguhnya lebih bersifat teknis yuridis dan termasuk dalam bidang
ilmu hukum, dalam konteks politik fungsi yudikatif berorientasi pada penegakan
undang-undang yang telah dibuat. Dan untuk mencapai suatu sistem politik,
Gabriel Almond menyarankan 3 cara jitu untuk dapat mencapai sistem politik
yang baik yaitu harus ada :

 SOSIALISASI POLITIK

Yaitu proses belajar mengajar, bagaimana seseorang individu memahami nilai-


nilai dan budaya dalam suatu sistem politik tertentu. Sosialisasi ini bermanfaat
untuk mengetahui bagaimana suatu sistem politik mengumpulkan dan membentuk
suatu Reserve support kepada sistem politik itu sendiri. Dan selanjutnya yang
disarankan oleh Almond yaitu

 REKRUITMEN POLITIK

Rekruitmen politik berkaitan erat dengan karier politik seseorang. Melalui karier
politik tersebut, orang yang bersangkutan diharapkan dapat menjalani proses
seleksi pejabat-pejabat politik dan pemerintahan, Rekruitmen politik dilakukan
secara terbuka. Secara terbuka artinya rekruitmen politik tersebut ditujukan
kepada semua warga negara yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Seleksi-seleksi pejabat ini adalah sarana yang tepat dan baik sebagaimana
seseorang individu harus siap diangkat untuk menduduki jabatan politik.

 KOMUNIKASI POLITIK

Komunikasi politik mengacu pada proses penyampaian pesan-pesan atau


informasi politik dari suatu sumber kepada sejumlah pemerima pesan. Pesan atau
informasi tersebut dapat berupa lambing, kata-kata lisan maupun tulisan, serta
isyarat yang dapat mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam puncak
suatu struktur kekuasaan tersebut. Proses penyampaian informasi baik dari
lingkungan terhadap sistem politik ataupun sebaliknya, semua kegiatan dalam
sistem politik baik input, output dan umpan balik (umpan balik), sangat
bergantung pada kegiatan politik. Jika komunikasi politik dapat berjalan dengan
baik maka dapat merubah sistem politik menjadi baik, mengintensifkan mobilisasi
politik menjadi menjadi bentuk partisipasi dan dapat membuat orang menjadi
empati.

Fungsi komunikasi politik dapat bersifat formal mapun informal. Formal abapila
informasi disampaikan melalui media formal seperti radio, televisi, partai politik
dan sebagainya. Informal apabila proses penyampain informasi melalui dilakukan
secara langsung melalui tatap muka (Interpersonal), misalnya lobi politik yang
dilakukan oleh para pejabat pemerintah.

CONTOHNYA:

Dapat dilihat dari (pemberlakuan hukum kebiri) kasus yang baru-baru terjadi
yaitu: mula mula Kelompok Kepentingan yang menyebut nama mereka sebagai
anti pemerkosaan, kelompok ini memberikan tuntutan kepada pembuatan
kebijakan agar dapat lebih tegas mengatur mengenai undang-undang tindak
pidana kasus pemerkosaan, karena mereka berpendapat bahwa, kasus ini sudah
benar-benar marak terjadi, karena aturan yang sekarang tidak terlalu tegas. Untuk
mengatasi kasus ini, kemudian kelompok ini melakukan komunikasi politik
dengan Partai Politik agar pemikirin, pendapat dan keluhan mereka dapat
tersampaikankepada pembuatan kebijakan.

Karena yang seperti kita lalui bahwa partai politik mempunyai wakil-wakilnya
dilembaga pemerintahan, dalam hal ini DPR sebagai pembuat kebijakan. Disini
partai politik akan menyaring apa yang diinginkan oleh kelompok kepentingan
untuk diterukan kepada pembuat kebijakan dan tugas dari partai politik yaitu
melakukan agregasi kepentingan agar dapat menekan kecendurungan otoriter dari
suatu sistem politik. Lalu Partai Politik melakukan komunikasi politik dengan
para Pembuat Pebijakan. Mendengar hal ini President dan jajarannnya membuat
Perpu agar berlakunya hukum kebiri terhadap perilaku pemerkosaan dan Perpu ini
diharapkan agar memberi efek yang jera terhadap pelaku kasus pemerkosaan. Dan
kemudian Perpu tersebut disetujui oleh DPR , agar dapat menjadi peraturan yang
sah dimata hukum.

Kemudian para Pembuat kebijakan akan melakukan sosialisasi kepada


lingkungan yakni kepada masyarakat. Lalu dengan berikutnya peraturan tersebut
harus ada lembaga yang melaksanakan peraturan tersebut dan para pembuatan
kebijakan tersebut memberikan mandatnya kepada Birokrasi, dalam hal ini pihak
kepolisian yang mepunyai tugas sebagai pelaksana untuk menjaga ketertiban dan
keamanan dilingkungan masyarakat. Disini pihak kepolisian harus benar-benar
melaksanakan tugasnya dengan baik, melaksanakan apa yang dibuat oleh para
pembuat kebijakan dan harus bisa mengatasi kasus pemerkosaan ini.

Didalam melaksanakannya tugas dalam sistem pemerintah ada Lembaga


Yudikatif atau Lembaga Peradilan yang fungsinya menegakan kebijakan.
Dalam hal ini lembaga Yudikatif memberlakukan hukum kebiri kepada
masyarakat dan para pembuat kebijakan atau para pelaksana kebijakan yang
melaksanakan tindak pidana pemerkosaan dan berlaku untuk seluruh masyarakat
di Indonesia yang melakukan tindak pidana pemerkosan.

5. FUNSI OUTPUT PEMBUATAN KEBIJAKAN, PENERAPAN


KEBIJAKAN DAN PENGHAKIMAN KEBIJAKAN
 Pembuatan keputusan (rule making)

Pembuatan keputusan adalah suatu fungsi output, seperti yang kita ketahui
sebelumnya bahwa proses pembuatan keputusan terdiri atas beberapa tahap
sebelum ia melahirkan kebijakan tertentu. Tahapan tersebut mencakup artikulasi
kepentingan dan agregasi kepentingan, biasanya keputusan politik termaktub
dalam peraturan-peraturan yang dibuat oleh lemabag legislatif bekerja sama
dengan pemerintah.

 Penerapan keputusan (rule application)

Penerapan keputusan adalah proses menjalani peraturan yang telah ditetapkan,


lazimnya fungsi ini dijalankan oleh lembaga eksekutif.
 Penghakiman keputusan (rule adjudication)

Penghakiman adalah proses menghakimi tindakan-tindakan yang dianggap


menyimpang dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya,
fungsi ini ditujukan untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas peraturan-
peraturan yang dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat. Sesuai dengan
namanya maka lembaga yang berwenang menjalankan fungsi ini adalah lembaga
yudikatif.

Anda mungkin juga menyukai