BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2. TUJUAN....................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang
baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari
korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap
perbuatan yang bukan saja dapat merugikan keuangan negara akan tetapi
perbuatan yang sangat tercela, terkutuk dan sangat dibenci oleh sebagian
1.2 TUJUAN
penerapan Sistem
BAB II
LANDASAN TEORI
1.PembinaanMentalSpiritualAparatPemda
Aspek moralitas dari para aparat pemda merupakan kunci sukses (key
success factor) dari pencegahan korupsi. Karena, sebaik apapun sistem
yang dimiliki, jika moral dari para aparat pelaksananya tidak baik, maka
sistem tersebut tidak akan bisa berjalan secara efektif.
Inti dari program ini adalah melakukan program ‘penguatan moral’ secara
masal dan sistematis kepada seluruh pegawai pemda di setiap level
jabatan. Hal tersebut harus diprogramkan secara formal, khususnya
melaluiprogramdiBadanKepegawaianDaerah(BKD).
Program tersebut juga harus dikemas secara baik & elegan, bukan sekedar
melakukan ceramah secara konvensional (dikhawatirkan akan terjadi
kebosanan). Tetapi harus dilakukan melalui metode dan visualisasi yang
menarik.
Yang perlu diingat, program ini harus dilakukan secara terus-menerus
(kontinyu), sistematis, dan bertahap. Kita tidak bisa mengharap seorang
manusia akan bisa berubah secara cepat dan drastis. Tetapi jika program
ini dilaksanakan secara konsisten, maka diprediksi dalamm waktu 2 tahun
akanmulaiterlihatperubahankearahyanglebihbaik.
2.PembentukanTimKhususPemberantasanKorupsi
Sebagai langkah strategis, perlu dibentuk tim yang memiliki tugas khusus
di bidang pemberantasan korupsi. Tim ini memiliki tugas & wewenang
mengidentifikasi, mengumpulkan informasi & bukti, serta melakukan
pemeriksaan atas indikasi tindakan korupsi yang terjadi di lingkungan
pemda.
Tim ini juga perlu bekerjasama dengan semua unsur auditor, baik auditor
internal (Bawasda) maupun eksternal (BPK, BPKP, & KAP)
3.PembuatanPusatPengaduanTindakKorupsi
Tujuan dibentuknya hal ini adalah agar semua elemen yang ada di
masyarakat dapat terlibat dalam pemberantasan korupsi, seperti: LSM,
tokoh masyarakat, dan setiap pihak yang concern terhadap hal ini.
Pusat Pengaduan Tindak Korupsi berada di bawah koordinasi Tim Khusus
PemberantasanKorupsidiatas.
Saluran pengaduan bisa dilakukan dengan melalui Kotak Pos atau datang
langsung.Pihakyang melakukan pengaduan harus dijamin kerahasiaannya.
4.Penerapanfit&propertestbagicalonpejabat
Setiap calon pejabat yang akan diangkat harus melalui uji kelayakan &
kepatutan (fit & proper test), yang dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh
KepalaDaerah.
Testimencakuphal-halsebagaiberikut:
-Kompetensiyangdimiliki(knowledge,skill,attitude)
-Visi,Misirencanaprogramkerja
-Aspekmoralhazard
6.KontrakPolitikantaraKepalaDaerahdenganDirekturUtama
BUMD/Perusda
Setiap calon Direktur Utama yang lulus fit & test, diwajibkan
menandatangani Kontrak Politik yang isinya antara lain mengatur tentang
komitmen untuk melakukan pemberantasan korupsi beserta sanksi jika
terbuktimelanggar.
Kemudian setiap Direktur Utama dianjurkan juga untuk melakukan kontrak
politikdenganpejabatdibawahnya.
7.PerbaikanStrukturOrganisasi
Harus dilakukan kajian yang mendalam terhadap struktur organisasi yang
saat ini ada, dengan tujuan memetakan titik-titik lemah dari struktur
tersebut. Karakteristik struktur organisasi yang baik adalah harus bisa
mencapai visi, misi, tujuan, dan rencana strategis Pemda, dengan tetap
memperhatikan aspek efisiensi & efektivitas, termasuk dapat
meminimalkanpeluangterjadinyakorupsi.
Salah satu contoh adalah disatukannya fungsi-fungsi keuangan yaitu
Biro/Bagian Keuangan, Dinas Pendapatan, dan Biro/Bagian Perlengkapan
menjadiBadanKeuangan&KekayaanDaerah.
Salah satu referensi yang dapat dijadikan acuan adalah PP No. 8 Tahun
2003 tentang Perangkat Daerah, serta berbagai literatur tentang organisasi
yangbaik.
8.PerbaikanSistemKepegawaian
Perbaikaninimencakup:
- Tugas Pokok & Fungsi dari setiap Biro/Bagian, Dinas, Badan, & Kantor
-Sistemrekruitmen
-Sistemreward&punishment
-SistemCareerPlanning
Tujuan dari hal ini adalah agar terjadi transparansi dalam pengelolaan
SDM. Salah satu landasan sistem kepegawaian yang baik adalah berbasis
kompetensi(yaituknowledge,skill,attitude).
9.PerbaikanSistemdisetiapBUMD/Perusda
Salah satu celah korupsi adalah di lingkungan BUMD/Perusda. Diharapkan
dengan adanya perbaikan sistem kerja, akan terwujud transparansi &
akuntabilitas dalam pengelolaannya, serta menghasilkan BUMD/Perusda
yang sehat & dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah.
Perbaikan sistem ini meliputi semua fungsi manajemen, yaitu:
-Perencanaan
-Pengorganisasian
-Pertanggungjawaban
-Pengawasan
10. Insentif tambahan aparat pemda atas prestasi kerja (kinerja)
Kita mengetahui bahwa saat ini pendapatan resmi (gaji pokok & tunjangan)
yang diterima oleh pegawai pemda dapat dikatakan ‘kurang’ untuk dapat
hidup secara layak & wajar. Kondisi ini pada akhirnya menciptakan
‘justifikasi’untukmelakukankorupsi.
12.PembuatanParameterKinerja
Salah satu alat kontrol dari Kepala Daerah kepada para bawahannya
adalah dengan Parameter Kinerja untuk setiap Satuan Kerja. Hal ini juga
akan memudahkan dalam menentukan apakah seseorang memiliki kinerja
baikatautidak.
.Akibat Korupsi
Berkaitan dengan dampak yang diakibatkan dari tindak pidana korupsi,
setidaknya terdapat dua konsekuensi. Konsekuensi negatif dari korupsi
sistemik terhadap proses demokratisasi dan pembangunan yang
berkelanjutan adalah :
a. Korupsi mendelegetimasikan proses demokrasi dengan mengurangi
kepercayaan publik terhadap proses politik melalui politik uang;
b. Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik,
membuat tiadanya akuntabilitas publik, dan menafikan the rule of law.
Hukum dan birokrasi hanya melayani kepada kekuasaan dan pemilik
modal;
c. Korupsi meniadakan sistem promosi dan hukuman yang berdasarkan
kinerja karena hubungan patron-client dan nepotisme;
d. Korupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan fasilitas
umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sehingga menganggu pembangunan yang berkelanjutan;
e. Korupsi mengakibatkan sistem ekonomi karena produk yang tidak
kompetitif dan penumpukan beban hutang luar negeri.