Anda di halaman 1dari 21

KASUS UJIAN

Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Foto Whole Body


KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Foto Regional
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Foto Closeup
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Foto Regional
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Foto Closeup
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

SURAT KETERANGAN MEDIS


DEPARTEMEN KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL(KFM)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO – MAKASSAR
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11 Telp. (0411) 584675-581818

Surat Keterangan Medis

I. Tujuan Pembuatan Surat Keterangan Medis.

Pasien pulang pada tanggal------- jam----, dinyatakan pulang


oleh-------------------Pasien meninggal, di --------pada tanggal------jam----,
dinyatakan meninggal oleh
Pasien dirujuk, ke
----------------------------------------------------------------------
Atas permintaan pasien/keluarga
pas ien--------------------------------------------------
Nama : Herman--------------------------------------------
No. Bukti Identitas :
7316040706740001-------------------------------
Atas permintaan penyidik
------------------------------------------------------------------No. Surat Permintaan
Keterangan Medis :------------------------------------------- Tanggal dan W aktu
Surat Permintaan diterima :----------------------------------- Pihak yang
meminta SKM :------------------------------------------

II. Surat Keterangan


Medis----------------------------------------------------------------------
a) W aktu dan Tempat Pembuatan Surat Keterangan Medis: Instalasi Rawat
Darurat (Bedah) Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, pada hari Jumat tanggal sepuluh
Januari dua ribu dua puluh pukul enam belas lewat lima menit Waktu Indonesia Tengah
sampai pukul enam belas lewat lima puluh lima menit Waktu Indonesia Tengah.
b) Identitas Pasien
Nama : Herman---------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Laki –
laki--------------------------------------------------
Umur : tiga puluh tujuh
tahun--------------------------------------
Pekerjaan : Wiraswasta------------------------------------------------
Alamat : Jalan Sungai Saddang Baru Lr. 3 No. 23, Kelurahan
Bara Bara Selatan, Kecamatan Makassar, Kota Makassar ----------------------------
Cara pasien masuk* :-------------------------------------------------------------------
Pasien dirujuk dari
---------------------------------------------------------------Pasien datang sendiri
melalui Poliklinik -----------------------------------------
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Pasien d a t a n g diantar kenalan ke Instalasi Gawat Darurat


--------------

c) Hasil Pemeriksaan--------------------------------------------------------------------------------

1. Anamnesis : Pasien (laki-laki) datang diantar oleh keluarganya ke Rumah Sakit


Labuang Baji Makassar pada hari Jumat tanggal sepuluh bulan januari tahun dua ribu
dua puluh pukul enam belas lewat lima menit Waktu Indonesia Tengah. Pasien masuk
dengan keluhan utama nyeri pada lengan atas kanan yang dirasakan setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas sekitar tiga puluh menit sebelum masuk rumah sakit. Menurut
keterangan pasien, kejadian berawal ketika pasien mengendarai sepeda motor
menggunakan helm, saat di perempatan jalan, pasien tiba-tiba ditabrak oleh pengendara
motor lain dari arah kiri, sehingga pasien terjatuh kesebelah kanan. Pasien tetap sadar
setelah kejadian namun merasa pusing. Warga sekitar pun membawa pasien ke Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Labuang Baji dalam keadaan sadar. Riwayat pingsan tidak
ada. Riwayat mual, muntah dan kejang tidak ada. Riwayat keluar darah dari hidung dan
telinga tidak ada. Riwayat penyakit tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus tidak
ada. Riwayat alergi tidak ada. Riwayat konsumsi alkohol dan narkoba tidak ada. Tidak
ada keluhan buang air besar dan buang air kecil.
----------------------------------------------------
1. Primary survey (Tanda-Tanda
Vital).------------------------------------------------------
1) Airway (Saluran napas) : bebas, tidak ada sumbatan jalan napas.---------------------
2) Breathing (Pernapasan): pengembangan dada sama kiri dan kanan, pernapasan
dua puluh kali per
menit--------------------------------------------------------------------------
3) Circulation (Sirkulasi Darah): Tekanan darah : seratus sepuluh per tujuh puluh
milimeter air raksa. Denyut nadi : tujuh puluh tujuh kali per menit.-----------------
4) Disability (Tingkat kesadaran): sadar penuh (Glasgow Coma Scale = lima belas,
Eye (respon mata = empat), Motorik (respon pergerakan = enam, Verbal (respon
suara = lima).---------------------------------------------------------------------
------------
5) Suhu tubuh : tiga puluh enam koma enam derajat celcius melalui axilla-------------

2. Secondary survey (Status lokalis) ----------------------------------------------------------


KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

1) Daerah kepala:------------------------------------------------------------------- ---------------


a. Bagian yang ditutupi rambut: tidak ditemukan
perlukaan----------------------------
b. Bagian yang tidak ditutupi rambut: tidak ditemukan
perlukaan---------------------
2) Daerah wajah : tidak tampak perlukaan------------------------------------------------------------
3) Daerah mata : tidak tampak perlukaan ----------------------------------------------------
4) Daerah telinga : tidak tampak perlukaan--------------------------------------------------
5) Daerah leher : tidak tampak
perlukaan-----------------------------------------------------
6) Daerah bahu: tidak tampak perlukaan
-----------------------------------------------------
7) Daerah dada : tidak tampak perlukaan ----------------------------------------------------
8) Daerah perut : tidak tampak perlukaan
----------------------------------------------------
9) Daerah pinggang : tidak tampak perlukaan---------------------------------------------------
10) Daerah punggung : tidak tampak perlukaan --------------------------------------------------
11) Daerah kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan----------------------------------------------
12) Daerah lengan kanan atas: tampak luka tertutup pada lengan atas kanan sisi
belakang, berbentuk garis lurus dengan ukuran panjang empat sentimeter dan
lebar nol koma tiga sentimeter. Ujung luka sebelah atas terletak delapan belas
sentimeter disebelah atas dari siku, ujung luka sebelah bawah terletak empat belas
sentimeter disebelah atas dari siku. Batas luka tegas, berwarna kemerahan,
permukaan luka terdiri dari kulit ari yang terkelupas, perdarahan aktif tidak ada,
daerah sekitar luka tidak ditemukan
kelainan------------------------------------------------------------------------
13) Daerah lengan kiri atas: tidak tampak perlukaan --------------------------------------------
14) Daerah lengan kanan bawah: tampak luka tertutup pada pergelangan tangan
kanan sisi depan, berbentuk tidak beraturan dengan ukuran panjang dua
sentimeter dan lebar nol koma empat sentimeter. Titik tengah luka terletak satu
sentimeter diatas pergelangan tangan. Luka berbatas tegas, berwarna kemerahan,
permukaan luka terdiri dari kulit ari yang terkelupas, perdarahan aktif tidak ada,
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

daerah sekitar luka tampak bekuan


darah----------------------------------------------------------------------------
15) Daerah lengan kiri bawah: Tidak tampak perlukaan ---------------------------------------
16) Daerah tangan kanan: tidak tampak perlukaan-----------------------------------------------
17) Daerah tangan kiri : tidak tampak perlukaan -------------------------------------------------
18) Daerah tungkai kanan atas: tidak tampak perlukaan----------------------------------------
19) Daerah tungkai kiri iatas: tidak tampak perlukaan------------------------------------------
20) Daerah tungkai kanan bawah: tidak tampak perlukaan-------------------------------------
21) Daerah tungkai kiri bawah: tidak tampak perlukaan----------------------------------------
22) Daerah kaki kanan: tidak tampak perlukaan----------------------------------------------
23) Daerah kaki kiri : tidak tampak perlukaan-----------------------------------------------------
2. Pemeriksaan Penunjang: ---------------------------------------------------------------------
a) Pemeriksaan hematologi: tidak dilakukan pemeriksaan----------------------------------
b) Pemeriksaan radiologi : tidak dilakukan pemeriksaan--------------------------------------
c) Odontogram : tidak dilakukan pemeriksaan-------------------------------------------------
d) Lain – lain : tidak dilakukan pemeriksaan----------------------------------------------------
4. Ringkasan Pemeriksaan: Telah dilakukan pemeriksaan oleh dr. Chen selaku dokter
jaga Instalasi Rawat Darurat dan dr. Denny Mathius, Sp.F., M.Kes selaku dokter Ahli
Forensik dan Medikolegal, terhadap pasien Herman, Laki-laki, usia tiga puluh tujuh
tahun, pada tanggal sepuluh Januari dua ribu dua puluh pukul enam belas lewat lima
menit Waktu Indonesia Tengah sampai pukul enam belas lewat lima puluh lima menit
Waktu Indonesia Tengah bertempat di Instalasi Rawat Darurat (Bedah) Rumah Sakit
Labuang Baji Makassar dengan keluhan utama nyeri pada lengan atas kanan yang
dirasakan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar tiga puluh menit sebelum
masuk rumah sakit. Menurut keterangan pasien, kejadian berawal ketika pasien
mengendarai sepeda motor menggunakan helm, saat di perempatan jalan, pasien tiba-tiba
ditabrak oleh pengendara motor lain dari arah kiri, sehingga pasien terjatuh kesebelah
kanan. Pasien tetap sadar setelah kejadian namun merasa pusing. Warga sekitar pun
membawa pasien ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Labuang Baji dalam keadaan
sadar. Riwayat pingsan tidak ada. Riwayat mual, muntah dan kejang tidak ada. Riwayat
keluar darah dari hidung dan telinga tidak ada. Riwayat penyakit tekanan darah tinggi
dan diabetes mellitus tidak ada. Riwayat alergi tidak ada. Riwayat konsumsi alkohol dan
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

narkoba tidak ada. Tidak ada keluhan buang air besar dan buang air
kecil.-------------------------------------------------------
Dari hasil pemeriksaan didapatkan status vital: Glasgow Coma Scale lima belas, denyut
nadi sembilan puluh kali per menit, pernapasan dua puluh kali per menit, suhu badan tiga
puluh enam koma tujuh derajat celcius-----------------------------------------------------------
Dari hasil pemeriksaan luar tampak luka tertutup pada lengan atas kanan sisi belakang,
berbentuk garis lurus dengan ukuran panjang empat sentimeter dan lebar nol koma tiga
sentimeter. Ujung luka sebelah atas terletak delapan belas sentimeter disebelah atas dari
siku, ujung luka sebelah bawah terletak empat belas sentimeter disebelah atas dari siku.
Luka berbatas tegas, berwarna kemerahan, permukaan luka terdiri dari kulit ari yang
terkelupas, perdarahan aktif tidak ada, daerah sekitar luka tidak ditemukan kelainan.
Tidak ada gangguan dalam menggerakkan
tangan.-------------------------------------------------------
tampak luka tertutup pada pergelangan tangan kanan sisi depan, berbentuk tidak
beraturan dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar nol koma empat sentimeter.
Titik tengah luka terletak satu sentimeter diatas pergelangan tangan. Luka berbatas tegas,
berwarna kemerahan, permukaan luka terdiri dari kulit ari yang terkelupas, perdarahan
aktif tidak ada, daerah sekitar luka tampak bekuan darah. Tidak ada gangguan dalam
menggerakkan
tangan---------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Diagnosis Kerja (ICD coding):
-----------------------------------------------------------------
(a) Damage: satu luka lecet pada lengan atas kanan sisi belakang dan satu luka lecet
pada pergelangan tangan kanan sisi
depan-------------------------------------------------------------
(b) Penyebab damage langsung (A-1): Kerusakan jaringan kulit
ari--------------------
(c) Penyebab yang mendasari (A-2) : Persentuhan keras dengan permukaan
tumpul-
Keadaan morbid lain yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung tersebut
(A-1), namun berkontribusi terhadap damage
tersebut:-----------------------------------------
Keadaan morbid lain (B-1): tidak ditemukan--------------------------------------
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

6. Pengobatan dan Tindakan :


a. Pemberian obat merah---------------------------------------------------------------------
b. pemberian obat analgetik (asam mefenamat) lima ratus milligram tiga kali
sehari satu tablet---------------------------------------------------------------------------
7. Prognosis (kemungkinan sembuh) dari penyakit/damage: setelah mendapatkan
perawatan luka, pasien diperbolehkan pulang-------------------------------------------------
8. Kesimpulan : Telah dilakukan pemeriksaan oleh dr. Chen selaku dokter jaga Instalasi
Rawat Darurat dan dr. Denny Mathius, Sp.F., M.Kes selaku dokter Ahli Forensik dan
Medikolegal, terhadap pasien Herman, Lakilaki, usia tiga puluh tujuh tahun, pada tanggal
sepuluh Januari dua ribu dua puluh pukul enam belas lewat lima menit Waktu Indonesia
Tengah sampai pukul enam belas lewat lima puluh lima menit Waktu Indonesia Tengah
bertempat di Instalasi Rawat Darurat (Bedah) Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Dari
hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa pasien masuk rumah sakit dengan tingkat
kesadaran penuh, yaitu (Glasgow Coma Scale lima belas), tekanan darah yaitu seratus
sepuluh per tujuh puluh milimeter air raksa, nadi tujuh puluh tujuh kali permenit, pernafasan
dua puluh kali permenit, suhu tiga puluh enam koma enam derajat celcius. Pada tubuh
didapatkan luka-luka, yaitu satu luka lecet geser pada lengan atas kanan sisi belakang dengan
ukuran panjang empat sentimeter dan lebar nol koma tiga sentimeter; satu luka lecet geser
pada pergelangan tangan kanan sisi depan dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar
nol koma empat sentimeter. Adanya luka lecet tersebut diatas sesuai dengan perlukaan akibat
persentuhan dengan permukaan tumpul yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit ari.
Pasien memerlukan perawatan luka berupa pembersihan luka dan pemberian obat merah,
kemudian pasien diperbolehkan pulang----------
Penutup
Demikian surat keterangan ini dibuat berdasarkan dengan penguraian
yang sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya
serta mengingat sumpah pada saat menerima
jabatan.--------------------------------------------
a) Tempat dan Tanggal dikeluarkan Surat Keterangan Medis: Rumah Sakit Labuang
Baji, pada tanggal sepuluh Januari dua ribu dua puluh pukul delapan belas lewat sepuluh
menit Waktu Indonesia Tengah -------------------------------------------------------------------
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

b) Nama lengkap dan Nomor Induk Kepegawaian dokter muda yang diberi wewenang
pelayanan kesehatan: dokter muda
forensik------------------------------------------------------

c) Jabatan dan kompetensi dari (b) Dokter muda dari Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
-----------------------------------
d) Tanda tangan :

Lampiran Pemeriksaan

a) Lampiran Pemeriksaan Laboratorium : -----------------------------------------------------


b) Lampiran Pemeriksaan Radiologi : ------------------------------------------------------
c) Lampiran Foto : satu foto whole body, dua foto regional, dua
foto close up, satu foto kartu identitas, lima foto rekam medik, --------------------------------
d) Lampiran lain-lain :------------------------------------------------------

(Akhir dari surat keterangan)

PEMBAHASAN
“LUKA LECET”
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, trauma dapat dibedakan atas trauma yang
bersifat mekanik, trauma fisik dan trauma kimia. Trauma yang bersifat mekanik kemudian
dibagi lagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul dan luka karena tembakan senjata. Trauma
tajam terdiri dari luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok. Sedangkan trauma tumpul
terdiri dari luka memar (kontusio, hematom), luka lecet, luka robek dan patah tulang.
Luka lecet terjadi akibat akibat hilangnya sebagian atau seluruh lapisan kulit yang
paling luar/ kulit ari karena tubuh bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar
atau runcing, misalnya kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau
sebaliknya benda tersebut bergerak dan bersentuhan dengan kulit.
Pada luka lecet, terjadi diskontuinuitas/putusnya jaringan kulit bersifat dangkal
(mengenai jaringan epidermis) dan dapat menunjukkan arah kekerasan dan bentuk benda.
Luka lecet dapat juga berdarah karena terkadang cukup dalam untuk mengenai papila
vaskuler yang berada di bawah permukaan epidermis dan dalam hal ini juga perdarahan
dapat terjadi pada tahap awal. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh
darah terdapat pada dermis.

Gambar 1. Anatomi Kulit

Lecet sering dihasilkan dari pergerakan permukaan kulit ke permukaan yang lebih
kasar atau sebaliknya. Dengan demikian luka tersebut dapat memiliki penampilan yang linier,
dan pemeriksaan dekat mungkin menunjukkan epidermis superfisial yang mengerut pada
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

salah satu ujung luka, menunjukkan arah perjalanan dari permukaan lawan. Dengan
demikian, pukulan tangensial bisa horizontal atau vertikal, atau mungkin dapat disimpulkan
bahwa korban telah diseret di atas permukaan yang kasar.
Pola dari luka lecet lebih jelas daripada memar karena luka lecet sering mengambil
kesan yang cukup rinci tentang bentuk objek yang menyebabkan luka yang sekali
ditimbulkan, tidak memanjang atau tertarik, sehingga luka menunjukkan tepatnya wilayah
penerapan kekerasan. Pada pencekikan manual, luka lecet kecil, berbentuk bulan sabit yang
disebabkan oleh kuku korban atau penyerang mungkin tanda-tanda hanya terlihat pada leher.
Seorang korban menolak sebuah pelecehan seksual atau serangan lain mungkin mencakar
penyerangnya dan meninggalkan lecet paralel linear pada wajah penyerang. Beberapa lecet
mungkin terkontaminasi dengan bahan asing, seperti kotoran atau kaca, yang mungkin
memiliki sigifikasi medikolegal penting.

Gambar 2. Mekanisme terjadinya lecet (abrasi)

Luka lecet mempunyai ciri-ciri :


1. Sebagian/seluruh epitel hilang
2. Permukaan tertutup eksudasi yang akan mengering (krusta)
3. Timbul reaksi radang (sel PMN)
4. Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut
Sesuai mekanisme terjadinya, luka lecet dibedakan dalam 4 jenis:
1. Luka lecet gores (Scratch)
Abrasi yang lebih superfisial yang hampir tidak merusak kulit dengan eksudasi sedikit
atau tidak ada serum (dan dengan demikian sedikit atau tidak ada pembentukan
keropeng) dapat disebut luka lecet gores. Diakibatkan oleh benda runcing yang
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

menggeser lapisa permukaan kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua
ujungnya dapat ditentukan arah kekerasan yang terjadi. Salah satu jenis luka lecet
gores yang paling umum adalah abrasi linier atau yang dikenal sebagai goresan. Luka
lecet yang sama seperti luka lecet gores dapat dihasilkan ketika tubuh korban diseret
di atas permukaan yang kasar. Penjeratan juga dapat menghasilkan luka lecet gores.
Hal ini sangat umum ditemukan dalam buku tentang penumpukan epidermis pada
ujung distal dari luka lecet gores, memungkinkan seseorang unutk menentukan arah
gerakan dari benda tumpul atau tubuh pada permukaan kasar. Hal tersebut merupakan
fenomena yang lebih teoritis daripada nyata dan biasanya tidak terjadi pada derajat
yang signifikan.

Gambar 3. Luka Lecet Gores. Di sekitar luka tampak darah yang mongering

2. Luka lecet serut (Graze)


Luka lecet serut adalah luka yang terjadi akibat persentuhan kult dengan permukaan
badan yang kasar dengan arah kekerasan sejajar/miring terhadap kulit. Arah
kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel. Luka lecet ini
merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan
permukaan kulit lebih lebar. Abrasi kebanyakan disebabkan gerakan lateral daripada
tekanan vertikal. Ketika tanda abrasi ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan dari
sisa epidermis yang terbawa sampai ujung abrasi. Pemeriksaan visual, bila perlu
menggunakan lensa, dapat menunjukkan pergerakan dari tubuh.
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Gambar 4. Luka Lecet serut

3. Luka lecet Tekan (Impression, Impact Abrasion)


Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak lurus terhadap
permukaan kulit. Bentuk luka lecet tekan umumnya sama dengan bentuk permukaan
benda tumpul tersebut. kulit pada luka lecet tekan tampak berupa daerah kulit yang
kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya. Abrasi yang terjadi mengikuti pola
obyek. Tidak hanya epidermis yang rusak, kulit dapat tertekan mengikuti pola obyek,
sehingga dapat terjadi memar intradermal. Contohnya ketika ban motor melewati
kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana kulit juga tertekan mengikuti alur ban
tersebut.

Gambar 5. Luka lecet tekan pada sisi kanan wajah

4. Luka Lecet Geser


Luka lecet disebabkan oleh tekanan linear pada kulit disertai gerakan bergeser,
misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka geser yang terjadi segera
pasca mati.

Gambar 6. Luka lecet geser akibat dipacut

Gambar 7. Luka lecet geser akibat jeratan tali gantung diri

Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan luka lecet antara lain :


1. Karena persentuhan benda kasar, misalnya terseret di jalan aspal
2. Karena tali tampar, yaitu pada leher orang gantung diri, diikat dengan tali tampar
3. Karena bersentuhan dengan benda runcing, seperti duri, kuku
4. Karena bersentuhan dengan benda yang meninggalkan bekas, seperti ban mobil
Luka lecet dapat sembuh secara sempurna dalam waktu 10-14 hari.berikut perkiraan
umur luka lecet:
Hari ke 1-3 : warna cokelat kemerahan karena eksudasi darah dan cairan limfe
Hari ke 4-6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram
Hari ke 7-14 : pembentukan epidermis baru
Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap
Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti
penting di dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman. Manfaat interpretasi luka lecet di tinjau dari
aspek medikolegal sering kali di remehkan, padahal pemeriksaan luka lecet yang teliti
disertai pemeriksaan di TKP dapat mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

Misalnya suatu luka lecet yang semula di perkirakan sebagai akibat jatuh dan terbentur aspal
jalan atau tanah, seharusnya di jumpai pula aspal atau debu yang menempel di luka tersebut.
Bila setelah di lakukan pemeriksaan secara teliti, tidak di jumpai benda asing tersebut, maka
harus timbul pemikiran bahwa luka tersebut bukan terjadi akibat jatuh ke aspal atau tanah,
tapi mungkin akibat tindakan kekerasan. Berikut hal-hal penting yang dapat ditemui pada
kasus luka lecet:
1. Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh, seperti
hancurnya jaringan hati, atau limpa, yang dari pemeriksaan luar hanya tampak adanya
luka lecet didaerah yang sesuai dengan alat-alat dalam tersebut.
2. Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan luka,
seperti:
a. Luka lecet tekan pada kasus penjeratan atau penggantungan, akan tampak sebagai
suatu luka lecet yang berwarna merah-coklat, perabaan seperti perkamen, lebarnya
dapat sesuai dengan alat penjerat dan memberikan gambaran/cetakan yang sesuai
dengan bentuk permukaan dari alat penjerat, seperti jalinan tambang atau jalinan ikat
pinggang. Luka lecet tekan dalam kasus penjeratan sering juga dinamakan “jejas
jerat”, khususnya bila alat penjerat masih tetap berada pada leher korban.
b. Di dalam kasus kecelakaan lalu lintas di mana tubuh korban terlintas oleh ban
kendaraan, maka luka lecet tekan yang terdapat pada tubuh korban seringkali
merupakan cetakan dari ban kendaraan tersebut, khususnya bila ban masih dalam
keadaan yang cukup baik, dimana “kembang” dari ban tersebut masih tampak jelas,
misalnya berbentuk zig-zag yang sejajar. Dengan demikian di dalam kasus tabrak
lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada tubuh korban sangat
bermanfaat di dalam penyidikan.
c. Dalam kasus penembakan, yaitu bila moncong senjata menempel pada tubuh korban,
akan memberikan gambaran kelainan yang khas yaitu dengan adanya “jejas laras”,
yang tidak lain merupakan luka lecet tekan. Bentuk dari jejas laras tersebut dapat
memberikan informasi perkiraan dari bentuk moncon senjata yang dipakai untk
menewaskan korban.
d. Di dalam kasus penjeratan dengan tangan (manual strangulation), atau yang lebih
dikenal dengan istilah pencekikan, maka kuku jari pembunuh dapat menimbulkan
luka lecet yang berbentuk garis lengkung atau bulan sabit; dimana dari arah serta
lokasi luka tersebut dapat diperkirakan apakah pencekikan tersebut dilakukan
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057

dengan tangan kanan, tangan kiri atau keduanya. Di dalam penafsiran perlu berhati-
hati khususnya bila pada leher koran selain didapdatkan luka lecet seperti tadi
dijumpai pula alat penjerat; dalam kasus seperti ini pemerikaan arah lengkungan
serta ada tidaknya kuku-kuk yang panjang pada jari-jari korban dapat meberikan
kejelasan apakah kasus yang dihadapi itu merupakan kasus bunuh diri atau kasus
pembunuhan, setelah dicekik kemudian digantung.
e. Dalam kasus kecelakaan lalu-lintas dimana tubuh korban bersentuhan dengan
radiator, maka dapat ditemukan luka lecet tekan yang merupakan cetakan dari
bentuk radiator penabrak.
3. Petunjuk dari arah kekerasan, yang dapat diketahui dari tempat dimana kult ari yang
terkelupas banyak terkumpul pada tepi uka; bila pengumpulan tersebut terdapat di
sebelah kanan maka arah kekerasan yang mengenai tubuh korban adalah dari arah kiri ke
kanan. Di dalam kasus-kasus pembunuhan dimana tubuh korban diseret maka akan
dijumpai pengumpulan kulit ari yang terlepas yang mendekati ke arah tangan, bila tangan
korban dipegang; dan akan mendekati ke arah kaki bila kaki korban yang dipegang
sewaktu korban diseret.

Anda mungkin juga menyukai