Foto Regional
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
Foto Closeup
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
Foto Regional
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
Foto Closeup
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
c) Hasil Pemeriksaan--------------------------------------------------------------------------------
narkoba tidak ada. Tidak ada keluhan buang air besar dan buang air
kecil.-------------------------------------------------------
Dari hasil pemeriksaan didapatkan status vital: Glasgow Coma Scale lima belas, denyut
nadi sembilan puluh kali per menit, pernapasan dua puluh kali per menit, suhu badan tiga
puluh enam koma tujuh derajat celcius-----------------------------------------------------------
Dari hasil pemeriksaan luar tampak luka tertutup pada lengan atas kanan sisi belakang,
berbentuk garis lurus dengan ukuran panjang empat sentimeter dan lebar nol koma tiga
sentimeter. Ujung luka sebelah atas terletak delapan belas sentimeter disebelah atas dari
siku, ujung luka sebelah bawah terletak empat belas sentimeter disebelah atas dari siku.
Luka berbatas tegas, berwarna kemerahan, permukaan luka terdiri dari kulit ari yang
terkelupas, perdarahan aktif tidak ada, daerah sekitar luka tidak ditemukan kelainan.
Tidak ada gangguan dalam menggerakkan
tangan.-------------------------------------------------------
tampak luka tertutup pada pergelangan tangan kanan sisi depan, berbentuk tidak
beraturan dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar nol koma empat sentimeter.
Titik tengah luka terletak satu sentimeter diatas pergelangan tangan. Luka berbatas tegas,
berwarna kemerahan, permukaan luka terdiri dari kulit ari yang terkelupas, perdarahan
aktif tidak ada, daerah sekitar luka tampak bekuan darah. Tidak ada gangguan dalam
menggerakkan
tangan---------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Diagnosis Kerja (ICD coding):
-----------------------------------------------------------------
(a) Damage: satu luka lecet pada lengan atas kanan sisi belakang dan satu luka lecet
pada pergelangan tangan kanan sisi
depan-------------------------------------------------------------
(b) Penyebab damage langsung (A-1): Kerusakan jaringan kulit
ari--------------------
(c) Penyebab yang mendasari (A-2) : Persentuhan keras dengan permukaan
tumpul-
Keadaan morbid lain yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung tersebut
(A-1), namun berkontribusi terhadap damage
tersebut:-----------------------------------------
Keadaan morbid lain (B-1): tidak ditemukan--------------------------------------
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
b) Nama lengkap dan Nomor Induk Kepegawaian dokter muda yang diberi wewenang
pelayanan kesehatan: dokter muda
forensik------------------------------------------------------
c) Jabatan dan kompetensi dari (b) Dokter muda dari Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
-----------------------------------
d) Tanda tangan :
Lampiran Pemeriksaan
PEMBAHASAN
“LUKA LECET”
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
Berdasarkan sifat serta penyebabnya, trauma dapat dibedakan atas trauma yang
bersifat mekanik, trauma fisik dan trauma kimia. Trauma yang bersifat mekanik kemudian
dibagi lagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul dan luka karena tembakan senjata. Trauma
tajam terdiri dari luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok. Sedangkan trauma tumpul
terdiri dari luka memar (kontusio, hematom), luka lecet, luka robek dan patah tulang.
Luka lecet terjadi akibat akibat hilangnya sebagian atau seluruh lapisan kulit yang
paling luar/ kulit ari karena tubuh bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar
atau runcing, misalnya kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau
sebaliknya benda tersebut bergerak dan bersentuhan dengan kulit.
Pada luka lecet, terjadi diskontuinuitas/putusnya jaringan kulit bersifat dangkal
(mengenai jaringan epidermis) dan dapat menunjukkan arah kekerasan dan bentuk benda.
Luka lecet dapat juga berdarah karena terkadang cukup dalam untuk mengenai papila
vaskuler yang berada di bawah permukaan epidermis dan dalam hal ini juga perdarahan
dapat terjadi pada tahap awal. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh
darah terdapat pada dermis.
Lecet sering dihasilkan dari pergerakan permukaan kulit ke permukaan yang lebih
kasar atau sebaliknya. Dengan demikian luka tersebut dapat memiliki penampilan yang linier,
dan pemeriksaan dekat mungkin menunjukkan epidermis superfisial yang mengerut pada
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
salah satu ujung luka, menunjukkan arah perjalanan dari permukaan lawan. Dengan
demikian, pukulan tangensial bisa horizontal atau vertikal, atau mungkin dapat disimpulkan
bahwa korban telah diseret di atas permukaan yang kasar.
Pola dari luka lecet lebih jelas daripada memar karena luka lecet sering mengambil
kesan yang cukup rinci tentang bentuk objek yang menyebabkan luka yang sekali
ditimbulkan, tidak memanjang atau tertarik, sehingga luka menunjukkan tepatnya wilayah
penerapan kekerasan. Pada pencekikan manual, luka lecet kecil, berbentuk bulan sabit yang
disebabkan oleh kuku korban atau penyerang mungkin tanda-tanda hanya terlihat pada leher.
Seorang korban menolak sebuah pelecehan seksual atau serangan lain mungkin mencakar
penyerangnya dan meninggalkan lecet paralel linear pada wajah penyerang. Beberapa lecet
mungkin terkontaminasi dengan bahan asing, seperti kotoran atau kaca, yang mungkin
memiliki sigifikasi medikolegal penting.
menggeser lapisa permukaan kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua
ujungnya dapat ditentukan arah kekerasan yang terjadi. Salah satu jenis luka lecet
gores yang paling umum adalah abrasi linier atau yang dikenal sebagai goresan. Luka
lecet yang sama seperti luka lecet gores dapat dihasilkan ketika tubuh korban diseret
di atas permukaan yang kasar. Penjeratan juga dapat menghasilkan luka lecet gores.
Hal ini sangat umum ditemukan dalam buku tentang penumpukan epidermis pada
ujung distal dari luka lecet gores, memungkinkan seseorang unutk menentukan arah
gerakan dari benda tumpul atau tubuh pada permukaan kasar. Hal tersebut merupakan
fenomena yang lebih teoritis daripada nyata dan biasanya tidak terjadi pada derajat
yang signifikan.
Gambar 3. Luka Lecet Gores. Di sekitar luka tampak darah yang mongering
terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka geser yang terjadi segera
pasca mati.
Misalnya suatu luka lecet yang semula di perkirakan sebagai akibat jatuh dan terbentur aspal
jalan atau tanah, seharusnya di jumpai pula aspal atau debu yang menempel di luka tersebut.
Bila setelah di lakukan pemeriksaan secara teliti, tidak di jumpai benda asing tersebut, maka
harus timbul pemikiran bahwa luka tersebut bukan terjadi akibat jatuh ke aspal atau tanah,
tapi mungkin akibat tindakan kekerasan. Berikut hal-hal penting yang dapat ditemui pada
kasus luka lecet:
1. Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh, seperti
hancurnya jaringan hati, atau limpa, yang dari pemeriksaan luar hanya tampak adanya
luka lecet didaerah yang sesuai dengan alat-alat dalam tersebut.
2. Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan luka,
seperti:
a. Luka lecet tekan pada kasus penjeratan atau penggantungan, akan tampak sebagai
suatu luka lecet yang berwarna merah-coklat, perabaan seperti perkamen, lebarnya
dapat sesuai dengan alat penjerat dan memberikan gambaran/cetakan yang sesuai
dengan bentuk permukaan dari alat penjerat, seperti jalinan tambang atau jalinan ikat
pinggang. Luka lecet tekan dalam kasus penjeratan sering juga dinamakan “jejas
jerat”, khususnya bila alat penjerat masih tetap berada pada leher korban.
b. Di dalam kasus kecelakaan lalu lintas di mana tubuh korban terlintas oleh ban
kendaraan, maka luka lecet tekan yang terdapat pada tubuh korban seringkali
merupakan cetakan dari ban kendaraan tersebut, khususnya bila ban masih dalam
keadaan yang cukup baik, dimana “kembang” dari ban tersebut masih tampak jelas,
misalnya berbentuk zig-zag yang sejajar. Dengan demikian di dalam kasus tabrak
lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada tubuh korban sangat
bermanfaat di dalam penyidikan.
c. Dalam kasus penembakan, yaitu bila moncong senjata menempel pada tubuh korban,
akan memberikan gambaran kelainan yang khas yaitu dengan adanya “jejas laras”,
yang tidak lain merupakan luka lecet tekan. Bentuk dari jejas laras tersebut dapat
memberikan informasi perkiraan dari bentuk moncon senjata yang dipakai untk
menewaskan korban.
d. Di dalam kasus penjeratan dengan tangan (manual strangulation), atau yang lebih
dikenal dengan istilah pencekikan, maka kuku jari pembunuh dapat menimbulkan
luka lecet yang berbentuk garis lengkung atau bulan sabit; dimana dari arah serta
lokasi luka tersebut dapat diperkirakan apakah pencekikan tersebut dilakukan
KASUS UJIAN
Elisabeth Sri Intan Ikun –1308012057
dengan tangan kanan, tangan kiri atau keduanya. Di dalam penafsiran perlu berhati-
hati khususnya bila pada leher koran selain didapdatkan luka lecet seperti tadi
dijumpai pula alat penjerat; dalam kasus seperti ini pemerikaan arah lengkungan
serta ada tidaknya kuku-kuk yang panjang pada jari-jari korban dapat meberikan
kejelasan apakah kasus yang dihadapi itu merupakan kasus bunuh diri atau kasus
pembunuhan, setelah dicekik kemudian digantung.
e. Dalam kasus kecelakaan lalu-lintas dimana tubuh korban bersentuhan dengan
radiator, maka dapat ditemukan luka lecet tekan yang merupakan cetakan dari
bentuk radiator penabrak.
3. Petunjuk dari arah kekerasan, yang dapat diketahui dari tempat dimana kult ari yang
terkelupas banyak terkumpul pada tepi uka; bila pengumpulan tersebut terdapat di
sebelah kanan maka arah kekerasan yang mengenai tubuh korban adalah dari arah kiri ke
kanan. Di dalam kasus-kasus pembunuhan dimana tubuh korban diseret maka akan
dijumpai pengumpulan kulit ari yang terlepas yang mendekati ke arah tangan, bila tangan
korban dipegang; dan akan mendekati ke arah kaki bila kaki korban yang dipegang
sewaktu korban diseret.