Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisme atau makhluk hidup memiliki bentuk yang berbeda-
beda. Agar tetap hidup, semua organiseme harus melakukan berbagai proses,
yaitu bereproduksi, makan, bernapas, tumbuh, melakukan eksresi, bergerak,
dan peka terhadap rangsang. Semua makhluk hidup tersusun atas sel. Sel
adalah unit structural dan fungsional terkecil. Sel merupakan tempat terjadinya
peristiwa fisiologis dan pewarisan genetis makhluk hidup (Pujiyanto, 2012).
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel.
Sel merupakan bagian atau unit terkecil dari makhluk hidup yang mampu
berdiri sendiri dan menunjukann cirri-ciri khas kehidupan. Dan seluruh
makhluk hidup tersusun atas sel. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara
menakjubkan hamper serupa untuk semua organism, namun jalur evolusi
yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organism (Regnum) juga
memiliki cirri khas sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uni selular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup
saling berkerja sama dalam organisasi yang sangat rapi (Kurniawati, 2013).
Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan, hal yang paling mendasar
adalah ilmu tentang sel. Tumbuhan termasuk organism multiseluler yang
terdiri dari berbagai jenis sel terspesiali yang berkerja sama melakukan
fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel,
sitoplasma, membrane plasma, reticulum endoplasma, badan golgi, vakoula,
badan mikro, sentrosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastid dan
nukleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Fontosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan
merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastid yang berperan
dalam fotosintesis tumbuhan (Suwarno, 2010)
Sel sendiri sebagai dasar penyusun suatu organisme yang terdiri dari
inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa
membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel.
Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh
adanya molekul baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri
dari ratusan sampai seribuan molekul. Pada tumbuhan istilah sel meliputi
protoplasma dan dinding sel yang ada sedangkan pada organisme multisel
yang ada membentuk struktur kompleks yaitu jaringan dan organ. (Kamajaya,
2013).
Berdasarkan uraian diatas, hal yang melatar belakangi pratikum bentuk
serta bagian sel hidup dan sel mati pada pratikum ini adalah untuk melihat dan
mengamati beberapa macam bentuk sel serta untuk melihat dan mengamati
bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
B. Tujuan
Adapun tujuan Pratikum Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:
1. Untuk melihat dan mengamati beberapa macam bentuk sel.
2. Untuk melihat dan mengamati bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
C. Manfaat
1. Manfaat Umum
Adapun manfaat dilaksanakan Praktikum Pengamatan Bentuk Serta
Bagian Sel Hidup dan Sel Mati adalah dapat melihat dengan jelas
bagaimana sel-sel yang terdapat pada tumbuhan dan mengetahui bagian-
bagiannya.
2. Manfaat Bagi Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat Praktikum Pengamatan Bentuk Serta Bagian Sel
Hidup dan Sel Mati dalam ilmu kesehatan masyarakat yaitu mampu
mengidentifikasi secara umum penyakit yang terdapat pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Sel
Penemuan tentang sel telah dimulai sejak abad ke-17 dimana pada
waktu itu Robert Hook (1635-1723) seorang ilmuan asal Inggris yang
merupakan seorang pedagang untuk mengamati benda-benda yang sangat
kecil. Alat itu kemudian dikenal dengan mikroskop. Robert Hooke kemudian
mengamati irisan tipis gabus melalui mikroskop sederhana yang
dirancangnya sendiri. Oleh karena itu yang diamatinya adalah sel-sel mati,
maka hasil pengamatan yang tampak hanya kotak-kotak segi empat kecil
yang tengahnya kosong. Hooke menamakan kotak-kotak kecil tersebut sel.
Kata itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti ruangan
atau kamar kecil (Suwarno, 2010).
Istilah sel pertama kali dipakai oleh Robert Hooke, kira-kira 300 tahun
yang lalu untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia
mengamati gabus dan bahan tumbuhan lain dibawah mikroskop. Kemudian,
tahun 1839 fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi
zat hidup dari sel. Istilah protoplasma Purkinye tidak member pengertian
kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat dipakai untuk menyebut semua zat
yang terorganisasi dalam sel (Rachmawati dkk, 2007)
Pada tahun 1665 mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber
menggunakan sebuah mikroskop. Robert Hooke menemukan adanya ruang-
ruang kosong pada sayatan gabus itu yang dibatasi dinding tebal dalam
pengamatannya. Dia kemudian menyebut ruang-ruang kosong tersebut
dengan istilah cellulae yang berarti sel. Sel yang ditemukannya saat itu
merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Beberapa ilmuan berlomba untuk
mengetahui lebih banyak tentang sel (Astuti, 2013).
Perkembangan sejarah penelitian tentang penemuan
pada sel mendorong berkembangnya persepsi tentang sel. Dari penemuan
penemuan inilah kemudian lahir teori-teori tentang sel berdasarkan penemuan
yang didapatkan. Beberapa teori penemuan tentang sel yang
dikemukakan diantaranya sebagai berikut:
1. Sel merupakan kesatuan atau unit struktural makhluk hidup, teori ini
dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan
(1810–1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman,
mengadakan pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada
waktu yang bersamaan Theodor Schwan melakukan pengamatan
terhadap sel hewan (Astuti, 2013).
2. Sel disebut juga sebagai unit fungsional makhluk hidup
Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan
dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel,
tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung
reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori
tentang sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional
kehidupan (Astuti, 2013).
3. Sel disebut juga sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup
Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex
cellulae (semua sel berasal dari sel sebelumnya). Sehingga dapat
dikatakan bahwa sel adalah unit pertumbuhan makhluk hidup (Astuti,
2013).
4. Sel sebagai unit hereditas makhluk hidup dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat yang terdapat
dalam inti sel atau nukleus yaitu kromosom. Dalam inti sel atau nukleus,
yaitu kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat.
Melalui penemuan ini muncul teori bahwa sel merupakan unit makhluk
hidup (Astuti, 2013).
B. Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel. Oleh karena itu sel berperan begitu penting bagi tubuh ini. Secara
struktural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut
satuan struktural makhluk hidup walaupun strukturnya begitu sangat kecil
karena merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup.  Hanya menggunakan
mikroskop sel dapat kita amati (Suwarno, 2010).
Sebagai unit fungsional, didalam sel berlangsung semua reaksi kimia
dan berbagai proses hidup. Sehingga di dalam sel hidup  terdapat organ-organ
yang mendukung proses kehidupan, sedangkan pada sel mati tidak terdapat
organ-organ tersebut (Yunus, 2009).
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup
yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan
kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu
sendiri (Foster, 2008).
C. Ciri-ciri Sel
1. Sel Hidup
Sel hidup adalah sel yang masih meunjukkan aktivitas kehidupan
yang ditunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau
dengan adanya hasil metabolism yang berupa bahan ergatik. Sel hidup
merupakan sel yang masih memiliki peranan penting dalam metabolism
kehidupan dari makhluk hidup, hal itu di tandai dengan adanya bagian-
bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang
berupa bahan ergastik. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut
masih menunjukan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifias
metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka
terhadap rangsangan, dan ciri-ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas yaitu bagian sel yang ada bagian dalam dinding sel.
Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma.
Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membrane sel, inti sel, dan
sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non
protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik (Subandi, 2008).
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
non organik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan
makanan, terletak di bagian sitoplasma, dinding sel, maupun di vakoula.
Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein
(aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Subandi,
2008).
Setiap sel hidup memiliki organel-organel penting yang memiliki
fungsinya masing-masing yaitu:
a. Dinding Sel adalah bagian terluar sel tumbuhan yang kaku karena
tersusun dari polisakarida. Fungsinya dinding sel adalah melindungi
organel dalam sel, member bentuk sel, dan sebagai tempat transportasi
antar sel.
b. Sitoplasma adalah cairan yang terdapat di dalam sel dan terletak di luar
inti sel. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya beberapa
reaksi sel dan terapungnya beberapa organ sel.
c. Nukleus merupakan komponen utama dalams sel yang berfungsi
sebagai mengatur seluruh aktivitas sel karena didalam inti sel terdapat
kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein.
2. Sel Mati
Sel mati adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses
kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding sel. Pada sel mati tidak
dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan
kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup, sehingga sel mati
hanya terdapat serat-serat. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai
faktor, misalnya faktor genetik (Subandi, 2008).
Antara sel hidup dan sel mati mempunyai perbedaan dalam hal
strukturnya. Contoh dari sel mati adalah sel gabus yang bisa kita temukan
pada batang ubi kayu. Di dalam sel gabus, tidak lagi terdapat bagian atau
komponen sel yang dapat mendukung kehidupan sel. Hal ini tentunya
berbeda dengan sel epidermis bawang merah (Allium cepa) atau sel
epidermis daun Canna sp. dan sel daun Hydrilla verticillata, yang
merupakan sel hidup. Dalam sel daun Hydrilla verticillata dapat kita
temukan aliran sitoplasma secara rotasi dan sirkulasi yang menunjukkan
aktivitas sel hidup. Antara sel hewan dan sel tumbuhan juga terdapat
perbedaan strukturnya. Ada bagian yang dimiliki sel hewan namun tidak
demikian dimiliki sel tumbuhan, begitu juga sebaliknya. Untuk
mendukung hal ini, dapat dilakukan pengamatan mikroskopis sel
epidermis Allium cepa dan sel epitel pipi untuk mengetahui struktur luar
maupun struktur dalam sel (Subandi, 2008)..
D. Bagian-bagian Sel dan Fungsinya
Adapun bagian-bagian sel dan fungsinya menurut I Nengah Wandia
(2011), yaitu:
1. Membran Plasma mengatur lalu lintas senyawa-senyawa atau ion-ion dan
ion-ion yang keluar masuk didalam sel dan juga sebagai reseptor molekul
hormon.
2. Dinding Sel berfungsi pada tumbuhan untuk memperkokoh sel sebagaimana
sel tulang pada hewan.
3. Sitoplasma dan Nukleoplasma berfungsi tempat perakitan ribosom.
4. Organel Sel penyusunnya yaitu:
a. Retikulum Endoplasma berfungsi untuk membentuk jaringan system
sirkulasi intraseluler, menyediakan enzim dan transportasi berbagai zat.
b. Badan Golgi berfungsi untuk membentuk membran plasma dan
membentuk dinding sel.
c. Ribosom berfungsi menyintesiskan protein untuk di sekresikan keluar
sel.
d. Lisosom berfungsi mencerna polisakarida, lipid dan protein.
e. Badan Mikro berfungsi dalam oksidasi menghasilkan H 2 O dan O2.
f. Mitokondria berfungsi untuk menghasilkan energi pada metabolisme
karbohidrat dan lemak (disebut juga respirasi), sintesis ATP dan lain-lain.
g. Kloroplas berfungsi untuk tempat fotosintesis dan sintesis ATP pada sel
tumbuhan.
h. Sentroma berperan dalam pembelahan sel.
i. Vakuola berfungsi untuk menyimpan sementara bahan makan terlarut
dan sisa-sisa metabolisme.
E. Klafikasi Bahan
Adapun klasifikasi bahan dari praktikum Bentuk Serta Bagian Sel
Hidup dan Sel Mati menurut Indah (2011), yaitu :
1. Kapuk Randu (Ceiba petandra)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dictylededonane
Sub kelas : Dialyledonnane
Ordo : Malvales/ Colomniferae
Keluarga : Bombacaceceae
Ras : Ceiba
Spesies : Ceiba Pentandra
2. Klasifikasi Kapas (Gossypium herbaceum)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Agiospermae
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Malvales
Keluarga : Malvaceae
Ras : Gossypium
Spesies : Gossypium herbaceum
3. Empelur Batang Ubi kayu (Manihot verticillata)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliospida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Eupharbiales
Keluarga : Euphorbiaceace
Ras : Manihot
Spesies : Manihot verticilllata
4. Daun Hidrilla (Hidrilla verticillata)
Kerajaan : Plantae
Sub divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliospida
Sub kelas : Alismatidae
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Keluarga : Hydrocharitaceae
Ras : Hydrilla
Spesies : Hydrilla Verticilata
5. Umbi Batang Kentang (Solanum tuberosum)
Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solunales
Keluarga : Solunaceae
Ras : Solanum
Spesies : Solanum teberosum
6. Umbi Lapis Bawang Merah (Allium cepa )
Kerajaan : Plantae
Sub Kerajaan : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Lilidae
Keluarga : Liliaceae
Ras : Allium
Spesies : Allium cepa
7. Tangkai Tanaman Jarak (Ricinus communis)
Kerajaan : Plantae
Sub Kerajaan : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magniliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asterdae
Ordo : Rubiales
Keluarga : Rubiaceae
Ras : Ricinus
Spesies : Ricinus communis
8. Batang Bayam Berduri (Amaranthus spinosus)
Kerajaan : Plantae
Sub Kerajaan : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophya
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hammelidae
Ordo : Caryophyllales
Keluarga : Amaranthaceae
Ras : Amaranthus
Spesies : Amranthus Spinosus
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya Praktikum Pengamatan
Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:
Hari/Tanggal : Sabtu, 04 November 2017
Waktu : 15.00-18.30 WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu FK Universitas Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Bentuk
Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:
1. Alat
a. Mikroskop
b. Cutter atau Silet
c. Deck glass
d. Kaca preparat
2. Bahan
a. Kapuk randu (Ceiba petandra)
b. Kapas (Gossypium herbaceum)
c. Empelur batang ubi kayu (Manihot utilissima)
d. Daun hidrilla (Hydrilla verticillata)
e. Umbi lapis bawang merah (Solanum tuberosum)
f. Tangkai tanaman jarak (Ricinus communis)
g. Batang bayam berduri (Amaranthus spinosus)
h. Umbi batang kentang (Solanum tuberosum)
i. Aquadest
j. Tusuk gigi
k. Tissue
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari Praktikum Pengamatan Bentuk Serta
Bagian Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:
1. Mengambil sehelai kapuk randu. Lalu meletakkan di atas kaca preparat,
kemudian meneteskan aquades sebanyak satu tetes dan menutupnya
dengan deck glass. Usahakan agar jangan sampai terbentuk gelembung.
Setelah itu, atur jarak fokus menggunakan makrometer dan mikrometer
agar didapatkan letak bayangan yang jelas.
2. Mengambil sehelai kapas. Lalu meletakkan di atas kaca preparat,
kemudian meneteskan aquades sebanyak satu tetes dan menutupnya
dengan deck glass. Usahakan agar jangan sampai terbentuk gelembung.
Setelah itu, atur jarak fokus menggunakan makrometer dan mikrometer
agar didapatkan letak bayangan yang jelas.
3. Membuat penampang melintang batang empulur ubi kayu setipis mungkin.
Selanjutnya letakkan di atas kaca preparat dan meneteskan aquades lalu
menutup dengan menggunakan deck glass. Kemudian atur jarak fokus
menggunakan makrometer dan mikrometer agar didapatkan letak
bayangan yang jelas.
4. Mengambil selembar daun Hydrilla yang masih segar, meletakkan di atas
kaca preparat kemudian meneteskan aquades sebanyak satu tetes dan
menutup dengan menggunakan deck glass. Kemudian atur jarak fokus
menggunakan makrometer dan mikrometer agar didapatkan letak
bayangan yang jelas.
5. Mengupas umbi kentang, lalu menusuk-nusuk menggunakan tusuk gigi,
mengoleskan air tetesan pada permukaan kaca preparat, lalu menutup
dengan menggunakan deck glass. Kemudian atur jarak fokus
menggunakan makrometer dan mikrometer agar didapatkan letak
bayangan yang jelas.
6. Mengambil selaput dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan
silet. Lalu letakkan di atas kaca preparat dan menutup dengan
menggunakan deck glass. Kemudian atur jarak fokus menggunakan
makrometer dan mikrometer agar didapatkan letak bayangan yang jelas.
7. Membuat penampang melintang tangkai tanaman jarak setipis mungkin.
Selanjutnya letakkan di atas kaca preparat dan meneteskan aquades lalu
menutup dengan menggunakan deck glass. Kemudian atur jarak fokus
menggunakan makrometer dan mikrometer agar didapatkan letak
bayangan yang jelas.
8. Membuat penampang melintang batang bayam berduri setipis mungkin.
Selanjutnya letakkan di atas kaca preparat dan meneteskan aquades lalu
menutup dengan menggunakan deck glass. Kemudian atur jarak fokus
menggunakan makrometer dan mikrometer agar didapatkan letak
bayangan yang jelas.
9. Mengamati semua bahan dibawah mikroskop dan memotret hasil
pengamatan.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Gambar

No. Preparat Keterangan


Hasil
Literatur
Pengamatan

a) Sel mati.

Kapuk b) Berbentuk benang


randu memanjang.
1. (Ceiba
pentandra) c) Berupa rongga sel
yang di batasi oleh
Perbesaran : (Astuti, 2013) dinding sel.
4x0,10
a) Sel mati.
b) Berbentuk
benang
Kapas
2. (Gossypium memanjang.
herbaceum)
c) Berupa rongga
Perbesaran : sel yang di batasi
4x0,10 (Kamajaya, 2013) oleh dinding sel.
a) Sel mati.
b) Terdapat dinding
Empulur sel
batang umbi dan sitoplasma.
3. kayu
(Manihot
utilissima) (Rachmawati,
Perbesaran :
2007)
4x0,10
Gambar
No
Preparat Hasil Literatur Keterangan
.
Pengamatan

a) Sel hidup.

Daun b) Mengandung
4. Hidrilla pigmen
(Hydrilla
verticillata) Klorofil.
c) Terdapat
nukleus,
membran
Perbesaran : (Suwarno, 2010)
plasma dan
4x0,10
sitoplasma.
a) Sel hidup
b) Terdapat
Umbi batang
kentang nukleus,
(Solanum
5. membran
tuberosum)
plasma dan
Perbesaran : (Umar, 2010) sitoplasma.
4x0,10
a) Sel hidup
b) Terdapat
Umbi lapis
bawang nukleus,
merah
6. membran
(Allium
cepa) plasma dan
sitoplasma.
Perbesaran : (Pujiyanto, 2012) c) Berbentuk batu
4x0,10
bata.
No Gambar
Preparat Keterangan
. Hasil
Literatur
Pengamatan
a) Sel mati
Tangkai
b) Terdapat
tanaman
7. jarak dinding sel dan
(Ricinus
sitoplasma
communis)

Perbesaran : (I Nengah
4x0,10 Wandia, 2014)
a) Sel hidup
Batang
b) Terdapat
bayam
8. berduri jaringan
(Amaranthus
pengangkut
spinosus)

Perbesaran : (Foster, 2008)


4x0,10

B. Pembahasan
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel. Oleh karena itu sel berperan begitu penting bagi tubuh ini.Secara
struktural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut
satuan struktural makhluk hidup.walaupun strukturnya begitu sangat kecil
karena merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup.  Hanya menggunakan
mikroskop sel dapat kita amati.
Adapun Fungsi alat dalam Praktikum Pengamatan Bentuk Serta Bagian
Sel Hidup dan Sel Mati adalah Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-
benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata normal, Kaca
preparat berfungsi untuk meletakkan objek yang akan diamati, Deck glass
berfungsi untuk menutup objek. Cutter atau Silet fungsinya untuk memotong
bahan yang besar menjadi lebih tipis, Aquadest berfungsi untuk mencegah
terjadinya gelembung udara.
Sel kapuk randu terlihat pada perbesaran 4x0,10 mm. Kapuk randu
merupakan sel mati karena tidak terdapat torsi, sehingga sel kapuk randu
hanya berupa lumen (Rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel. Sel dengan
lingkungan luar. Hasi pengamatan ini sesuai dengan literatur (Astuti, 2013).
Sel kapas terlihat pada perbesaran 4x0,10 mm. Kapas merupakan sel
mati karena tidak memiliki protoplasma di dalam selnya. Bentuk kapas
hampir sama dengan rabut buah randu, tetapi yang membedakannya yaitu
pada buah randu terdapat gelembung udara. Hasil pengamatan kali ini sesuai
dengan literatur (Kamajaya, 2013).
Empulur batang ubi kayu termasuk sel mati sesuai dengan literatur
karena dari sel ubi kayu terdapat sel penyusun berbentuk segienam dan
memiliki ruang antar sel yang besar dilihat menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 4x0,10 mm (Rachmawati, 2007).
Sel daun hidrilla terlihat pada perbesaran 4x0,10 mm. Daun hidrilla
merupakan sel hidup karena terdapat adanya sel protoplasma, yaitu dinding
sel, kloroplas dan vakoula serta inti sel. Hasil pengamatan ini sesuai dengan
literatur (Suwarno, 2010).
Sel umbi batang kentang terlihat pada perbesaram 4x0,10 mm. Umbi
batang kentang merupakan sel hidup karena dalam kentang terdapat nukleus,
membran plasma, dan sitoplsma. Hasil pengamatan ini juga sama dengan
literatur (Umar, 2010).
Sel umbi lapis bawang merah terlihat pada perbesaran 4x0,10 mm.
Umbi lapis bawang merah merupakan sel hidup karena terdapat dinding sel,
inti sel, dan sitoplasma. Pada sel ini juga terdapat vakoula dan plastida yang
mengandung zat warna. Pada percobaan kali ini sesuai dengan literatur
(Pujiyanto, 2012).
Sel tangkai tanaman jarak terlihat pada perbesaran 4x0,10 mm. Tangkai
tanaman jarak terdapat sel-sel penyusun tangkai daun berbentuk bulat kadang
ditemukan di dalamnya terdapat Kristal coklat yang berbentuk bulat di dalam
yang menunjukan bahwa sel tersebut yaitu sel hidup. Pada percobaan pratikan
kali ini sesuai dengan literatur (I Nengah Wandia, 2014).
Sel batang bayam berduri terlihat pada perbesaran 4x0,10 mm. Batang
bayam berduri merupakan sel mati karena terdapat inti sel yang berada
ditengah sitoplasma, ruang sel, dan dinding sel. Pada percobaan praktikum
kali ini sesuai dengan literatur (Foster, 2008).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil Praktikum Pengamatan Bentuk Serta
Bagian Sel Hidup dan Sel Mati, yaitu:
1. Bentuk sel terbagi menjadi dua macam yaitu sel hidup dan sel mati. Sel
hidup adalah sel yang masih menunjukkan aktivitas kehidupan yang
ditunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan
adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik, sedangkan sel mati
adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan
kehidupan dan hanya berupa dinding sel.
2. Pada sel hidup dijumpai adanya organel-organel sel yang mengandung
protoplasma yang berisi organel-organel seperti inti sel, plastida,
mitokondria, ribosom, reticulum endoplasma dan lain-lain. Sel hidup
terdapat pada tangkai tanaman jarak, umbi bawang merah, daun hidrilla,
dan kentang. Sedangkan pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-
organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja, sel mati terdapat
pada serat kapuk randu, kapas, dan empulur ubi kayu.
B. Saran
1. Saran Untuk Pratikum Selanjutnya
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya sebaiknya pihak fakultas
lebih memperhatikan alat-alat yang terdapat didalam laboratorium. Agar
pada saat pratikum alat yang digunakan terlihat dengan jelas dan berjalan
dengan baik.
2. Saran Untuk Asisten
Adapun saran untuk asisten diharapkan untuk menandai tempat
kesalahan kami agar menjadi acuan pada laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Tri. 2013. Dasar-dasar sel Biokemis Manusia. Universitas Islam Sultan
Syarif. Riau. Vol.1.1829-5460.66-68.
Foster, Bob. 2008.Koding IPA. Ganesha Operation. Bandung.
Kamajaya. 2013. Biologi of Fishes.Vol.5.4471-9576.34. Universitas Pasundan.
Bandung.
Pujiyanto,Sri. 2012. Menjelajah Biologi Untuk SMA dan MA kelas XI. Platinum.
Rachmawati, Faidah dkk. 2007. Biologi Untuk SMA/MA kelas XII Program IP.
Ricardo CV. Jakarta.
Suwarno. 2010. Bse Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA dan MA Kelas
XI. Aneka Ilmu. Jakarta.
Umar. 2010. Biologi Sel Kumpulan Materi. PT. Grafindo Persada. Jakarta.
I Nengah Wandia. 2014. Genom Mitokondria. Universitas Udayana. Denpasar.
Vol.2.80232.4.

Anda mungkin juga menyukai