Anda di halaman 1dari 17

TELAAH JURNAL (Outlet Critical)

Nama : Yunita Tuhalauruw

NPM : 12114201180057

Kelas : D

Judul :
“GANGGUAN HEMATOLOGI AKIBAT KEMOTERAPI PADA ANAK DENGAN
LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH”

Peneliti :
Pertiwi, N.M.I. Niruri, R. Ariawati, K.
Tujuan Penelitian :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan hematologi akibat kemoterapi pada
anak dengan leukemia limfositik akut.

Metode Penelitian :

merupakan jenis penelitian cross-sectional pada pasien anak dengan LLA yang menjalani
kemoterapi fase induksi dan konsolidasi berdasarkan Indonesian Protokol 2006.

Prosedur Penelitian :

Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif evaluatif dengan metode retrospektif. Teknik
pengambilan data secara total sampling didapatkan sebanyak 21 kasus.

Hasil Penelitian :

Didapatkan 17 pasien yang memenuhi kriteria. Dari 17 pasien yang telah menjalani
kemoterapi fase induksi dan konsolidasi, diperoleh 8 pasien (47,1%) yang mengalami anemia, 6
pasien (35,3%) mengalami anemia dan trombositopenia, tidak ada pasien (0%) mengalami
trombositopenia saja, serta 3 pasien (17,6%) tidak mengalami gangguan tersebut.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI RUANG
CENDRAWASIH
RS. dr. HAULUSSY KUDAMATI AMBON

I.       PENGKAJIAN
1.       Identitas
a.      Identitas Pasien
Nama : Tn. M.
Umur : 22 tahun
Agama : Kristen protestan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : WNI
Pendidikan : Taman Kanak-Kanak
Pekerjaan : Mahasiswa
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : passo
Tanggal Masuk : 12-02-2019
Tanggal Pengkajian : 14-02-2019
No. Register : 613080
Diagnosa Medis : ALL (Leukemia Limfoblastik Akut)

b.      Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. S
Umur : 60 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Ibu Kandung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Passo
2.      Status Kesehatan
a.      Status Kesehatan Saat Ini
1)      Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Klein mengeluh mual-mual dan muntah, serta banyak sariawan sehingga tidak nafsu makan

2)      Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Masuk RS. Sejak 1,5 bulan lalu dengan keluhan demam 5 hari tidak turun-turun meskipun sudah
diperiksakan ke dokter dan minum obat-obatan, klien mengatakan sering terkena flu dan batuk.
Orang tua klien mengatakan kulit tangan kaki dan pipinya tampak lebam-lebam kebiruan, klien
juga menjadi sering mimisan. Setelah dilakukan tes darah kulit tangan kaki dan pipinya tampak
lebam-lebam kebiruan, klien juga menjadi sering mimisan. Setelah dilakukan tes darah
didapatkan hasil, angka leukosit klien yang jauh diatas batas normal. Kemudian dilakukan
pemeriksaan pungsi lumbal dan hasilnya klien di diagnosa menderita ALL.

3)      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya


Saat ini klien baru saja menjalani kemotrapi yang ketiga. Klien tampak lemah dan pucat, klien
mengeluh mual-mual dan muntah serta banyak sariawan sehingga tidak nafsu makan. Rambut
klien tampak rontok dan mudah patah saat ditarik. Terdapat ruam-ruam kebiruan pada kulit
tangan, kaki, dan dadanya.

b.      Satus Kesehatan Masa Lalu


1)      Penyakit yang pernah dialami
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah pada saat kanak-
kanak hanya seperti batuk dan flu saja

2)      Pernah dirawat


Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah dirawat sebelum didiagnosa menderita LLA

3)      Alergi
Ibu klien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi, baik terhadap makanan maupun
obat-obatan.
4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan dirinya tidak memiliki kebiasaan seperti merokok, minum kopi atau alkohol

c.       Riwayat Penyakit Keluarga


pasien mengatakan ayahnya menderita hipertensi, ibu pasien juga mengatakan bahwa pamannya
klien meninggal karena penyakit yang sama dengan anaknya.

Genogram

d.      Diagnosa Medis dan therapy


untuk terapi medis diberikan cairan IV RL. 20t/mnt
kemoterapi dan pungsi lumbal.

3.      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a.       Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
untuk aktivitas dan latihan, pasien belum bekerja. Sebelum sakit pasien aktif berolahraga 1x
seminggu, tetapi setelah sakit pasien banyak menghabiskan waktu di rumah. Untuk kegiatan
sehari-hari pasien tidak menggunakan alat bantu. Untuk kemampuan melakukan ROM pasif dan
kemampuan ambulasi dan ADL tergantung, pasien masih melakukan hal-hal ringan sendiri
seperti mandi maupun makan sendiri.

b.      Pola Nutrisi-Metabolik


   Sebelum sakit :
Frekuensi makan 3x1 hari dengan berat badan 56 Kg./171cm. IMT, BBR (19,17 normal, 78,87%
kurus) nafsu makan baik.

   Saat sakit :


Klien mengatakan berat badan menurun 3Kg. Klien mengeluh mual dan muntah serta sariawan
sehingga tidak nafsu makan. Jenis makanan nasi, sayuran dan laut namun tidak nafsu makan
hanya 3-4 sendok yang dimakan. Frekuensi minum 5-8 x konsumsi air/hari, turgor kulit kering
dan tidak elastis.

c.       Pola Eliminasi


1)   BAB
   Sebelum sakit :
Tidak ada gangguan eliminasi fekal, BAB lancar

   Saat sakit :


BAB 1x sehari, konsistensi padat, warna kuning jernih dan tidak ada keluhan

2)   BAK
      Sebelum sakit :
4-6x sehari, warna kuning jernih, tidak ada gangguan eliminasi dan tidak ada keluhan

      Saat sakit :


4-6x sehari, warna kuning jernih, tidak ada gangguan eliminasi dan tidak ada keluhan
d.      Pola aktivitas dan latihan
1)   Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum Ok.
Mandi Ok.
Toileting Ok.
Berpakaian Ok.
Berpindah Ok.
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total

2)  Latihan
       Sebelum sakit
untuk aktivitas dan latihan, pasien belum bekerja. Sebelum sakit pasien aktif berolahraga 1x
seminggu

    Saat sakit


setelah sakit pasien banyak menghabiskan waktu di rumah. Untuk kegiatan sehari-hari pasien
tidak menggunakan alat bantu. Untuk kemampuan melakukan ROM pasif dan kemampuan
ambulasi dan ADL tergantung, pasien masih melakukan hal-hal ringan sendiri seperti mandi
maupun makan sendiri.

e.       Pola kognitif dan Persepsi


untuk aktivitas dan latihan, pasien belum bekerja. Sebelum sakit pasien aktif berolahraga 1x
seminggu, tetapi setelah sakit pasien banyak menghabiskan waktu di rumah. Untuk kegiatan
sehari-hari pasien tidak menggunakan alat bantu. Untuk kemampuan melakukan ROM pasif dan
kemampuan ambulasi dan ADL tergantung, pasien masih melakukan hal-hal ringan sendiri
seperti mandi maupun makan sendiri.

f.       Pola Persepsi-Konsep diri


klien merasa takut dan cemas dengan penyakit yang sedang dialaminya dan cara ia mengatasi
perasaan tersebut dengan mengungkapkan perasaanya kepada ibunya. Dan rencana klien setelah
masalah tersebut selesai klien ingin segera keluar dari rumah sakit dan melanjutkan kuliahnya.
Jika rencananya tidak dapat terselesaikan maka ia akan menerimanya dan tetap berusaha
menjalani hidup.

g.       Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit :
Klien tidur dengan biasa tanpa ada gangguan yaitu 7-8 jm sehari

 Saat sakit :
Tidak ada kesulitan tidur di RS. Dan lam tidur 10 jam, tidur siang 2 jam

h.      Pola Peran-Hubungan


hubungan dengan keluarga baik. Klien suka sekali bersosialisasi di lingkungannya dan tidak
merasa kaku/tegang dengan situasi baru.

i.        Pola Seksual-Reproduksi


   Sebelum sakit :
Sudah masuk pada masa pubertas dan tidak ada gangguan sistem reproduksi

   Saat sakit :


Sudah masuk pada masa pubertas dan tidak ada gangguan sistem reproduksi

j.        Pola Toleransi Stress-Koping


klien kadang merasa cemas dan takut akan penyakitnya namun ia selalu mengungkapakan
perasaanya kepada ibunya sehingga ibunya bisa memberikan kekuatan dan motivasi bagi
anaknya.

k.      Pola Nilai-Kepercayaan


klien rajin beribadah dan kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan ialah mengikuti ibadah
sholat di lingkungannya maupun di rumahnya. Walaupun merasa takut dan cemas tetapi klien
yakin bahwa Tuhan akan membantunya menghadapi penyakit yang dialaminya.

4.      Pengkajian Fisik


a.       Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal: 5 Psikomoto: 4 Mata : 6
b.      Tanda-tanda Vital : Nadi = 70X/mnit , Suhu = 38,4 C, TD = 110/70 mmHg , RR =
22x/mnit
c.       Keadaan fisik
a.       Kepala dan leher :
kulit normal tidak ada lessi dan benjolan
rambut rontok dan mudah oatah saat ditarik, cukup bersih dan waran rambut kemerahan
wajah ekimosis, pucat dan kulit teraba hangat. Mata konjungtiva dan anemis, selera putih, pupil
isokor, lensa normal bening. Hidung tidak ada polip, epistaksis, tidak ada sekret dan spetum
deviasi serta tidak ada pernapasan cuping hidung. Telinga simetris dan tidak ada gngguan
pendengaran. Mulut di bagian bibir pecah-pecah, kering dan warna pucat. Gigi normal dan masih
utuh.

b.      Dada : bentuk normal


   Paru
Inspeksi ; pengembangan dada simetris, tidak retraksi dada
Palpasi; fremitus taktil, tidak ada benjolan
Perkusi ; ka/ki sonor
Aulkutasi; vesikuler ka/ki
   Jantung
Inspeksi; ictus cordis tidak tampak
Palpasi; ictus cordis teraba pada MID Clavicula SIC 5 ( antara costa 5&6)
Perkusi; batas jantung normal
Auskultasi; bunyi jantung S1: add, bunyi jantung S2: ada, bunyi jantung S3: tidak ada, bunyi
jantung mur-mur : tidak ada.

c.       Payudara dan ketiak : tidak ada gangguan

d.      abdomen:
inspeksi; normal, bentuk datar,tidak ada hematome, tidak ada luka
palpasi; normal, tidak ada nyeri tekan , tidak ada pembesaran hepar atau pembesaran lien, tdk
ada distensi abdomen dan tidak ada benjolan
perkusi; tympani
auskultasi; peristaltik 15x/menit.

e.       Genetalia :
laki-laki : normal, tidak ada benjolan tidak ada tumor maupun hernia

f.       Integumen :
normal tidak ada lesi atau benjolan

g.       Ekstremitas :
         Atas
Kekuatan otot ka/ki 3/3, ROM ka/ki aktif, capilary refile N < 2 detik.
         Bawah
Kekuatan otot ka/ki 3/3, ROM ka/ki aktif, capilary refile N < 2 detik.

h.      Neurologis :
         Status mental da emosi :
Baik (normal)
         Pengkajian saraf kranial :
baik (normal)
         Pemeriksaan refleks :
Baik ( normal)
b.       Pemeriksaan Penunjang
1.      Data laboratorium yang berhubungan

2.      Pemeriksaan penunjang diagnostic lain


Kemoterapi dan pungsi lumbal.
5.         ANALISA DATA
A.     Tabel Analisa Data
DATA Etiologi MASALAH
DS:
- Mengeluh demam sudah 5 Perjalanan penyakit Hipertermia
hari tidak turun-turun
- Klien mengatakan berat
badan menurun 3 Kg. klien Efek toksik kemoterapi Nutrisi kurang dari
mengeluh mual dan muntah kebutuhan tubuh
serta banyak sariawan
sehingga tidak nafsu makan.
- Orang tua klien
mengatakan saat ini pada kulit
tangan, dan kaki serta pipinya
tampak lebam-lebam kebiruan Perdarahan berkaitan dengan Resiko cidera
- Klien mengatakan sering trombositopenia
terkena flu dan batuk.

DO :
- Suhu 38,4 C. kulit teraba
hangat Menurunnya daya tahan tubuh Resiko infeksi
- Rambut klien rontok dan
mudah patah saat ditarik
- IMT & BBR = 19,17 & 63
Kg.
- LILA = 23cm
- Makanan klien tidak habis
hanya 3-4 sendok
- Saat ini klien baru saja
menjalani kemoterapi yang
ketiga
- Bibir kering, pecah-pecah
warna pucat
- Konjungtiva anemis
- Klien tampak kurus
- Hb =12,5 gr/dl
- Eritrosit 3,70 jt/mm
- Ht =35,40%
- Leukosit = 58,60 rb/mm
- Neutrophil = 90
- Hasil pungsi lumbal
banyak ditemukan sel blast
yang dominan

B.     Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

N TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


O JAM TERATASI
DITEMUKAN
1 10-08-2019 Hipertensi berdasarkan perjalanan penyakit 15-08-2019

2 10-08-2019 Resiko cidera perdarahan berdasarkan trombositpenia 15-08-2019


Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan efek
toksis kemoterapi

3 10-08-2019 15-08-2019

Resiko infeksi berdasarkan menurunnya daya tahan


tubuh

4 10-08-2019 15-08-2019

C.     Rencana Tindakan Keperawatan


Hari Rencana Perawatan Ttd
No
/ Tujuan dan Kriteria
DX Intervensi Rasional
Tgl Hasil

10- 1 Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda vital 5. Dapat mengetahui


08- tindakan keperawatan 2. Beri kompres hangat perkembangan klien dan
2019 maka klien menunjukan 3. Ajarkan pasien/keluarga memberi dasar untuk
termogulasi yang dalam mengukur suhu menentukan intervensi
ditandai 4. kolaborasi yang selamjutnya
- Suhu tubuh dalam Berikan antipireti sesuai dengan 6. Kompres hangat
batas normal 36-37 C. anjuran dokter. Paracetamol dapat membantu
- Kulit tidak teraba 3x500mg. perpindahan panas secara
panas konduksi dengan cepat
7. Dapat membantu
keluarga untuk mengenali
bila terjadi demam
8. Obat antipireti
dapat membantu
menurunkan panas.
1. Untuk memberikan
intervensi dini dalam
mengatasi perdarahan
2. Untuk mencegah
Setelah dilakukan perdarahan pada gusi
10- tindakan keperawatan 3. Untuk mencegah
dan mengendalikan
08- maka klien menunjukan
2 1. Laporkan setiap tanda- perdarahan
2019 resiko cidera menurun 4. Vitamin B
tanda perdarahan serta pantau
denga kriteria kompleks dapat membantu
kadar trombosit dalam darah dalam pembentukan darah
- Menunjukan
2. Anjurkan klien serta memelihara jaringan
pengendalian resiko endotel
menggunakan sikat gigi yang
dibuktikan dengan
lunak dan lembut
indicator 1-3
3. Ajarkan keluarga pasien
- Menghindari
untuk mengontrol perdarahan
cidera fisik
hidung
- Tanda-tanda
4. Kolaborasi
pendarahan kurang,
- Beri vit B kompleks
jarang terjadi epitaksis
- Prednisone 4-2-2 tablet
tidak ada ekimosis
maupun hematom dan
perdarahan gusi
- Trombosit
150.000-400.000/uL

1. Mengkaji tanda-
tanda vital untuk intervensi
Setelah dilakukan selanjutnya
tindakan keperawatan 2. Makanan kesukaan
klien dapat meningkatkan
maka klien menunjukan
nafsu makan klien
nutrisi yang adekuat 3. Dengan memantau
dengan kriteria kandungan nutrisi dan
11- - Menunjukan 1. Kaji tanda-tanda vital kalori pada catatan klien
08- status gizi asupan 2. Kaji makanan kesukaan dapat diketahui
perkembangan asupan gizi
2019 makanan, cairan dan zat klien
klien
gizi dengan indicator 3 3. Kolaborasi dalam 4. Mengetahui
sedang memantau asupan nutrisi untuk keadekuatan nutrisi
3 5. Membantu
- Pasien akan memastikan keadekuatan
mencukupi kebutuhan
memperthankan berat sumber-sumber energy serta kebutuhan nutrisi klien
badan 56 kg dan serta berikan masukan protein dengan cepat
6. Vitamin B
pertambahan menjadi 58 dan kalori yang adekuat
kompleks dapat membantu
kg pada tanggal 15 4. Timbang BB klien dalam pembentukan darah,
agustus 2019 5. Beri infus RL 20tts/mnit serta memelihara jaringan
- Menyatakan 6. Kolaborasi pemberian endotel
7. Obat anti muntah
keinginan untuk vit. B kompleks dapat membantu
mengikuti diet 1x3 porsi 7. Kolaborasi pemberian mengurangi rasa mual
sehari obat antiemetij 8. Meningkatkan
asupan nutrisi klien
- Rasa mual dan 8. Ajarkan klien atau
9. Dengan mengajak
muntah dapat berkurang keluarga tentang makanan klien/keluarga tentang
bergizi makanan bergizi dapat
mengatur pola diet yang
bergizi.

1. Memberikan dasar
untuk mengkaji perubahan
jika terjadi kemungkinan
infeksi
2. Hygiene pribadi
Setelah dilakukan dapat melindungi tubuh
untuk meminimalkan
tindakan keperawatan
pajanan pada organisme
maka klien menunjukan infektif
pengendalian resiko 3. Ruang yang
terisolasi dapat
infeksi dari gejala infeksi
meminimalkan terpaparnya
dengan kriteria pasien dari sumber infeksi
- Factor risiko akan 1. Pantau tanda dan gejala 4. Diberikan sebagai
hilang ditunjukan dengan infeksi profilatik atau mengobati
infeksi
status imun pasien 2. Intruksikan untuk
13- - Leukosit 4000- menjaga hygiene pribadi untuk
08- 11.000/uL melindungi tubuh terhadap
2019 - Neutrophil 90/u infeksi baik pada pasien
- Klien maupun keluarga
menunjukan 3. Pertahankan teknik
4
pengendalian resiko isolasi bila diperlukan
dibuktikan dengan 4. Kolaborasi dengan
indicator antara 1-3 memberikan terapi farmakologi
- Menunjukan bila diperlukan sesuai dengan
hygiene pribadi yang instruksi dokter.
adekuat. Klien mandi
3x1 hari dan mencuci
tangan sebelum makan.

Anda mungkin juga menyukai