Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BAJA PADUAN

Disusun oleh:

Fezi Risky Huein 1804103010079

DOSEN :
Sofyana, S.T., M.T. 196704121993032001

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
Pengertian Baja Paduan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain
karbon adalah titanium, krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten
(wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan.
Baja (steel) merupakan material yang sering digunakan dan dijumpai pada
kehidupan kita sehari-hari. Kandungan utama dalam baja adalah ferrous atau iron.
Selain ferrous, ada kandungan lain yang selalu ada pada baja. Kandungan lain
yang selalu ada dalam baja adalah karbon dan manganese.
Baja campuran atau baja paduan adalah baja dengan campuran satu atau
lebih elemen seperti carbon, manganese, silicon, nickel, chromium, molybdenum,
vanadium, cobalt, dll. Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk
meningkatkan atau “menyempurnakan” sifat-sifat mekanis dari baja.
Sekarang ini, banyak juga yang memanfaatkan baja ringan sebagai sistem rangka
atap. Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih awet. Baja
sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi.

Klasifikasi Baja
A. Menurut komposisi kimianya:
1. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Baja karbon rendah (low carbon steel) 0,05 % – 0,30% C. Sifatnya mudah
ditempa dan mudah di mesin.
Penggunaannya:
0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,
screws, nails.
0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.
b. Baja karbon menengah (medium carbon steel) Kekuatan lebih tinggi
daripada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas,
dipotong.
Penggunaan:
0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges.
c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) –> tool steel
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60% –
1,50%
2. Baja paduan (alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu untuk menaikkan sifat mekanik
baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya), menaikkan sifat
mekanik pada temperatur rendah, meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia
(oksidasi dan reduksi), dan membuat sifat-sifat special.
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi
menjadi:
a. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
b. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
c. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran
khusus (special alloy steel) dan high speed steel.
3. Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan
merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan
ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
4. High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-
alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters.
Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut
dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel.
Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.

B. Berdasarkan Sifat Khusus


1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain: Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat
dan goresan/gesekan, tahan temperature rendah maupun tinggi,memiliki kekuatan
besar dengan massa yang kecil, keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya
tahan aus, tahan terhadap oksidasi, kuat dan dapat ditempa, mudah dibersihkan,
mengkilat dan tampak menarik
2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor,
tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu
mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk
mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan
menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr),
Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
3. Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau
mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.

C. Menurut penggunaannya:
1. Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 %
C.
2. Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.
D. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
1. Baja tahan garam (acid-resisting steel)
2. Baja tahan panas (heat resistant steel)
3. Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan
komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

Bahan yang Biasanya terkandung Pada Baja Paduan:


1. Fe =Besi
2. C = Carbon
3. Si = Silicon
4. Mn = Mangan
5. Cr = Cromium
6. Mo = Molybdenum
7. Ni = Nikel
8. Co = Cobalt

Kelebihan dan Kekurangan Baja


Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena memiliki
beberapa keunggulan:
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada
beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban
sendiri struktur. Baja sangat cocok diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh
lebih berat dibandingkan baja.
2. Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata.
Beda dengan beton yang merupakan campuran dari beberapa material penyusun,
tidak mudah mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.
3. Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar
dari korosi.
4. Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup
tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak
melebihi batas elastisitas baja.
5. Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup
tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum
runtuh.
6. Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai
yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah,
hanya tinggal memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan
mempercepat kegiatan proyek.
Meski demikian, baja juga memiliki kelemahan sebagai struktur:

1. Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar mutunya


tidak berkurang. Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau
air harus dicat secara periodik.
2. Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan kerusakan
langsung karena temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi kebakaran.
3. Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.

Anda mungkin juga menyukai