1. Definisi
Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal yang paling sering
dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-
gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau
50 mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg
atau dipstik ≥2+), hipoalbuminemia <2,5 g/dl, edema, dan dapat disertai
hiperlipidemia > 200 mg/dL terkait kelainan glomerulus akibat penyakit
tertentu atau tidak diketahui (Trihono et al., 2008).
2. epidemiologi
Angka kejadian di Indonesia pada Sindrom Nefrotik mencapai 6
kasus pertahun dari 100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun (Alatas,
2002). Mortalitas dan prognosis anak dengan sindroma nefrotik bervariasi
berdasarkan etiologi, berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang
mendasari dan responnya terhadap pengobatan (Betz & Sowden, 2002).
Insidens sindrom nefrotik pada anak dalam kepustakaan di
Amerika Serikat dan Inggris adalah 2-7 kasus baru per 100.000 anak per
tahun, dengan prevalensi berkisar 12 – 16 kasus per 100.000 anak. Di
negara berkembang insidensnya lebih tinggi. Di Indonesia dilaporkan 6
per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun (Trihono et
al., 2008). Sindrom nefrotik lebih sering terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan (2:1) dan kebanyakan terjadi antara umur 2 dan
6 tahun. Telah dilaporkan terjadi paling muda pada anak umur 6 bulan dan
paling tua pada masa dewasa.
Data Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta
melaporkan bahwa sindrom nefrotik merupakan penyebab kunjungan
sebagian besar pasien di Poliklinik Nefrologi, dan merupakan penyebab
tersering gagal ginjal anak yang dirawat antara tahun 1995-2000 (Wila,
2002).
2
3. Etiologi
Penyebab umum penyakit tidak diketahui; akhir-akhir ini sering
dianggap sebagi suatu bentuk penyakit autoimun. Jadi merupakan reaksi
antigen-antibodi. Umumnya dibagimenjadi 4 kelompok :
1. Sindroma nefrotik bawaan.
Adanya reaksi fetomaternal terhadap janin ataupun karena
gen resesif autosom menyebabkan sindrom nefrotik
2. Sindroma nefrotik sekunder
Sindroma nefrotik disebabkan oleh adanya penyakit lain
seperti parasit malaria, penyakit kolagen, trombosis vena renalis,
pemajanan bahan kimia (trimetadion, paradion, penisilamin, garam
emas, raksa, amiloidosis dan lain-lain
3. Sindroma nefrotik idiopati
Berdasarkan histopatologis Sindro nefrotik idiopati dibagi
dalm beberapa golongan (Churg dkk)
a. Kelainan minimal
b. Nefropati membranosa
c. Glomerulonefritis poliferatif
4. Patofisiologi
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan
berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi
proteinuria. Kelanjutan dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia.
Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma menurun sehingga
cairan intravaskular berpindah ke dalam interstisial. Perpindahan cairan
tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga
menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hipovolemia.
Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan
kompensasi dengan merangsang produksi renin angiotensin dan
3
5. Pathway
4
6. Manifestasi klinis
a. Edema
b. Proteinuria
5
c. Hipoalbuminemia
d. Hiperkolesterolemia.
e. Oliguria
f. Beta 1C globin (C3) normal
7. Klasifikasi
8. Pemeriksaan penunjang
9. Penatalaksanaan
9
10. Komplikasi
11. Pengobatan
a. Diuretik yang berfungsi untuk membuang cairan yang berlebihan dari
dalam tubuh melalui urine.
b. Obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
c. Obat antikoagulan yang digunakan untuk menurunkan risiko
penggumpalan darah.
d. Steroid untuk menangani peradangan atau glomerulonefritis perubahan
minimal.
e. Imunosupresan yang digunakan untuk mengurangi inflamasi dan
menekan respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh.
f. Penisilin untuk menekan risiko infeksi dalam tubuh.
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahap proses
keperawatan. Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar
pasien. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada
kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian. Pengkajian yang
perlu dilakukan pada pasien anak dengan sindrom nefrotik (Donna L.
Wong, 2004 : 550) sebagai berikut :
a. Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajianluasnya edema.
b. Dapatkan riwayatkesehatan dengan cermat, terutama yang
berhubungan dengan penambahan berat badan saat ini, disfungsi
ginjal.
c. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :
12
2. Diagnosis keperawatan
3. Intervensi keperawatan
4. Jumlah leukosit dalam batas normal 5. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
5. Menunjukan perilaku hidup sehat dan local
6. Monitor kerentanan terhadap infeksi
7. Dorong masukan cairan
8. Dorong istrahat
9. Ajarkan cara menghindari infeksi
10. Pertahankan lingkungan aseptic selama
pemasangan alat
11. Berikan perawatan kulit pada area epidema
12. Monitor hitung granulosit, WBC
4 KERUSAKAN 1. Integrits kulit yang bai bisa 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
INTEGRITAS KULIT dipertahankan pakayan yang longgar
2. Tidak ada luka atau lesi pada kulit 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
3. Perfusi jaringan baik kering
4. Menujukan pemahaman dalam proses 3. Mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
perbaikan kulit dan mencegah 4. Monitor kulit akan adanya kemerahan
terjadinya cederah berulang 5. Oleskan lotion atau minyak pada daerah
5. Mampu melindungi kulit dan yan tertekan
mempertahankan kelembaban kulit dan 6. Monitor status nutrisi pasien
perawatan alami 7. Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat
8. Membersihkan, memantau dan
17
B. Saran
Demikian makalah dan asuhan keperawatan yang kami sampaikan.
Kami berharap agar makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi para
teman-teman masiswa/i dan pembaca sekalian.
23