Anda di halaman 1dari 7

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI BIOAKTIVITAS METABOLIT

SEKUNDER EKSTRAK METANOL TERIPANG Stichopus hermanii

TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DAN

Staphylococcus aureus

SAMRIANI

H01219001

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme secara teratur

dan bermakna bagi kelangsungan hidup organisme dimuka bumi ini.

Keanekaragaman molekul organik bahan alam sesungguhnya menyimpan

sejuta misteri yang harus dapat diungkap melalui penelitian dan kajian

yang mendalam. Meskipun upaya untuk mencari, mengembangkan, dan

memanfaatkan senyawa kimia organik bahan alam telah menjadi tradisi ilmiah

yang cukup panjang, dan telah dirintis sejak abad ke 17, namun hingga saat ini

hasil penelitian di bidang kimia organik bahan alam masih minim jika

dibandingkan dengan kebutuhan dan tantangannya (Usman, 2005).

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di wilayah tropis

memiliki keanekaragaman hayati sangat besar yang berguna bagi kesejahteraan

hidup manusia. Keragaman ini harus dipandang sebagai aset nasional yang

strategis dan sangat berharga jika ditinjau dari segi kimia bahan alam yang

dikandungnya. Dengan melimpahnya kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dan

dilihat dari keanekaragaman tumbuhan yang ada, memungkinkan untuk

ditemukannya beraneka jenis senyawa kimia (Ahmad dkk., 1995).

Secara geografis, Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas sehingga

tentunya mengandung kekayaan molekul organik bahan alam laut yang

seharusnya dapat dijadikan sebagai objek penelitian dan pengembangan,

mengingat banyaknya manfaat yang dapat diambil dari senyawa-senyawa


metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya terutama senyawa yang

memiliki bioaktivitas tinggi. Salah satu invertebrata laut yang potensial sebagai

penghasil senyawa bioaktif adalah teripang.

Teripang atau timun laut termasuk dalam filum Echinodermata merupakan

salah satu biota laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia, sebab secara

geografis perairan Indonesia terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera

Hindia merupakan habitat terbaik untuk hewan teripang (Conand and Byrne,

1993). Meskipun memiliki bentuk yang kurang menarik, teripang tetap diminati

untuk dikonsumsi. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan kesadaran akan

pentingnya makanan kesehatan. Teripang sangat memungkinan untuk

dikembangkan sebagai produk makanan kesehatan karena memiliki kandungan

protein dan kolagen yang sangat tinggi. Selain itu kandungan terpenting dari

teripang adalah mineral, mukopolisakarida, glucasaninoglycans, omega-3, 6, dan

9, asam amino dan chondroitin (Jawahar et al.,2002).

Teripang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan antibakteri

terhadap bakteri patogen. Pemanfaatan sebagai sumber bahan antibakteri dapat

memberikan nilai yang cukup tinggi. Hasil penelitian Ridwan Hashim,

menemukan bahwa teripang memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus

faecalis, Streptococcus viridans, Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus

aureus. Dari hasil percobaan yang dilakukan terlihat bahwa terhambatnya

pertumbuhan bakteri setelah diberi ekstrak teripang spesies Holothuria atra,

Holothuria scabra dan Bohadshi argus Hasil penelitian Farouk dkk (2007),

menunjukkan bahwa metabolit sekunder dalam Teripang yang berpotensi sebagai

senyawa antibakteri adalah golongan senyawa terpenoid, diantaranya saponin,


steroid dan triterpenoid. Golongan senyawa tersebut beberapa polisakarida yang

dapat menembus membran sel bakteri sehingga menyebabkan kerusakan sel

bakteri.

Teripang gamat atau Stichopus hermanii yang telah diolah menjadi air

gamat dan minyak gamat secara turun temurun telah dipakai sebagai obat luka

dan peradangan karena diyakini mengandung cell growth factor (Sendih dan

Gunawan 2006). Sarhadizadeh et al. (2014) menemukan adanya aktivitas

antijamur Aspergillus niger dari Stichopus hermanii asal teluk Persia yang

diekstrak dengan pelarut etil asetat, metanol dan air-metanol, sedangkan Rasyid

(2012) mengidentifikasi adanya aktivitas antibakteri ekstrak metanol teripang.

Susanto, dkk (2017) melakukan pengujian aktivitas antibakteri ekstrak

metanol Stichopus hermanii asal Labuan Bajo Perairan Flores Nusa Tenggara

Timur terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, kedua

bakteri tersebut merupakan bakteri terbanyak menghasilkan biofilm pada luka

diabetes, sehingga dengan diketahuinya aktivitas antibakteri tersebut, dapat

diketahui pula potensinya sebagai antibakteri pada penyembuhan luka diabetes,

selain sebagai antidiabetes melalui penghambatan terhadap aktivitas enzim α-

Glukosidase (Mariyanti 2017) dan antioksidan melalui penghambatan terhadap

DPPH (Zhafira 2016). Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak metanol

Stichopus hermanii dan Stichopus variegatus terhadap isolat Pseudomonas

aeruginosa dan Staphylococcus aureus pada media agar Mueller-Hinton tidak

menghasilkan zona hambat. Begitu pula pada sediaan cair dan sediaan keringnya.

Berdasarkan informasi yang ada, menunjukkan bahwa teripang Stichopus

hermanii mengandung metabolit sekunder yang sangat banyak dan umumnya


memiliki bioaktivitas yang kuat terhadap mikroba. Meskipun demikian, beberapa

penelitian mengenai aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri

tertentu tidak memberikan hasil adanya tanda-tanda penghambatan seperti yang

dilakukan oleh Susanto, dkk (2017). Salah satu penyebab tidak adanya aktivitas

antibakeri adalah adanya pemanasan yang kemungkinan telah merusak beberapa

senyawa metabolit sekunder penghambat bakteri. Oleh sebab itu perlu

dilakukan penelitian yang lebih komperehensif untuk menunjukkan bahwa

teripang Stichopus hermanii memiliki aktivitas terhadap bakteri Pseudomonas

aeruginosa dan Staphylococcus aureus tanpa melakukan proses pemanasan

dengan judul penelitian “isolasi, identifikasi, dan uji bioaktivitas metabolit

sekunder ekstrak metanol teripang Stichopus hermanii terhadap bakteri

Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Senyawa metabolit sekunder apa yang terdapat pada ekstrak metanol teripang

Stichopus hermanii?

2. Bagaimana bioaktivitas senyawa metabolit sekunder hasil isolasi terhadap

Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan senyawa

metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak ekstrak metanol teripang Stichopus

hermanii dan bioaktivitasnya.


1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang

terkandung dalam ekstrak metanol teripang Stichopus hermanii.

2. Menentukan bioaktivitas senyawa metabolit sekunder hasil isolasi terhadap

Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T., E., Suryati, and Muliani, 1995, Spons bioactive screening for
bactericide in shrimp culture, IFRJ, 1 (1), 1-10.

Aras, T.R., 2013, Uji Toksisitas Ekstrak Teripang Holothuria scabra Terhadap
Artemia salina, skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Jawahar, A.T., J. Nagarajan, and S.A. Shanmugan. 2002. Antimicrobial


substances of potential biomedical importance from holothurian species.
Indian J. Mar. Sci., 31:161-164.

Sendih S, Gunawan. 2006. Keajaiban Teripang: Penyembuh Mujarab dari Laut.


Agromedia Pustaka. Jakarta.

Usman, H., Hakim, E. H., Achmad, S.A., Syah, Y. M., Harlim, T., Jalaluddin,
M.N. 2005. 2’,4’-Dihidroksi-3’,5’,6’-Trimetoksi Calkon suatu
Senyawa Antitumor dari Kulit Batang Tumbuhan Cryptocarya costata
(Lauraceae). Jurnal Matemaika dan Sains ITB. 10 (3): 97-100.

Anda mungkin juga menyukai