Anda di halaman 1dari 16

KECELAKAAN KERJA

DISUSUN OLEH :
Rachmat Septyadi
031911001

DOSEN PENGAMPU :
Lulus Suci H, S.Kom., M.Si

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS BINAWAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera


atau kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka /
cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi
akibat adanya hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan
pekerjaan ). Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda tentunyahal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan
harta benda. Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai dimana banyak
terjadi dilingkungan pekerjaan non-formal. Hal ini yang menunjukan bahwa sanya
pentingnya sebuah keselamatan dalam bekerja, sekalipun sektor tersebut hanya
sedikit bahkan tidak sama sekali di dukung oleh pemerintah.

Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan,


dimana para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja. Ada juga
pekerjaan dalam membangun bangunan di kota (pembangunan yang dibangun untuk
pemerintah) dimana pekerjanya hanya menggunakan topi, sendal, skrap (penutup
hidung dan mulut). Mengapa bisa hal tersebut dapat terjadi??? Padahal bisa dilihat
mata pemerintah tidak mungkin sependek yang kita lihat.

B. Rumusan Masalah

Setelah kita membaca latar belakang diatas maka kami tim penulis memberikan
rumusan masalahnya, yakni :

1) Bagaimana pengertian kecelakaan kerja !


2) Menjelaskan jenis – jenis kecelakaan kerja !
3) Menjelaskan factor terjadinya kecelakaan kerja !
4) Menyebutkan Undang – undang yang mengatur kecelakaan kerja !
5) Menjelaskan bagaimana peranan jamsostek terhadap korban kecelakaan
kerja !
6) Menjelaskan bagaimana cara pencegahan kecelakaan kerja !
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecelakaan Kerja


Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dfari suatu aktivitas
dandapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta benda
(Depnaker, 1999:4).
Kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu kejadian atauperistiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak hartabenda atau kerugian
terhadap proses (Didi Sugandi, 2003 : 171).
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun
pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya
hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ).
Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta
benda.
Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu
diperhatikan :
a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki
b. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda
c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi
yang melebihi ambang batas tubuh atau struktur.

Adapun teori – teori penyebab kecelakaan kerja antara lain :

1. Teori Heinrich ( Teori Domino)


Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian
kejadian . Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut
yaitu : lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak
aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).
2. Teori Multiple Causation
Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari
satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan,
kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab
terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.
3. Teori Gordon
Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara
korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang
kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan
salah satudari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami
mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari
korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang
mendukung harus dapat diketahui secara detail.
4. Teori Domino terbaru
Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang
mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah
ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori
Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam
mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
5. Teori Reason
Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat
“lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa
pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja,
6. Teori Frank E. Bird Petersen
Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan . Bird mengadakan
modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori
manajemen, yang intinya sebagai berikut (M.Sulaksmono,1997) :
 Manajemen kurang control
 Sumber penyebab utama
 Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)
 Kontak peristiwa ( kondisi di bawah standar )
 Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda )
B. Jenis – Jenis Kecelakaan Kerja
Menurut Suma’mur, secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1) Kecelakaan industri ( industrial accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi ditempat
kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident ) yaitu kecelakaan yang
terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat
kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : Terjatuh, Tertimpa benda, Tertumbuk atau
terkena benda-benda, Terjepit oleh benda, Gerakan-gerakan melebihi
kemampuan, Pengaruh suhu tinggi, Terkena arus listrik, Kontak bahan-bahan
berbahaya atau radiasi
b. Klasifikasi menurut penyebab :
• Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik.
• Alat angkut: alat angkut darat, udara, dan air.
• Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-
alat listrik, dan sebagainya.
• Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak,gas,zat-zat kimia,
dan sebagainya.
• Lingkungan kerja ( diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah)
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : Patah tulang, Dislokasi (keseleo),
Regang otot (urat), Memar dan luka dalam yang lain, Amputasi, Luka di
permukaan, Geger dan remuk, Luka bakar, Keracunan-keracunan mendadak,
Pengaruh radiasi
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : Kepala, Leher, Badan,
Anggota atas, Anggota bawah, Banyak tempat, Letak lain yang tidak termasuk
dalam klsifikasi tersebut.
C. Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik
dan faktor manusia. Kecelakaan kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni:
a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan (PAK)
b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (PAHK)
Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi
sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat
perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu
lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau
dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab
kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni:
a. Faktor Fisik
Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition
misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya.
b. Faktor Manusia
Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena
kelengahan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang
ada, 85 % dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.
D. Undang – Undang Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja diatur dalam
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992
TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Ayat 1 : Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga
kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari
penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,
bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.
BAB III
PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Bagian Kedua
Jaminan Kecelakaan Kerja
Pasal 8
(1)Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan
Kecelakaan Kerja.
(2) Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakaan Kerja ialah:
a. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah
maupun tidak;
b. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah
perusahaan;
c. narapidana yang dipekerjakan di perusahaan.
Pasal 9
Jaminan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) meliputi:
a. biaya pengangkutan;
b. biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan;
c. biaya rehabilitasi;
d. santunan berupa uang yang meliputi:
1. santunan sementara tidak mampu bekerja;
2. santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya;
3. santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental.
4. santunan kematian.

Pasal 10
(1) Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggaraan dalam
waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.
(2) Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan
Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga
kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan
sembuh, cacat atau meninggal dunia.
(3) Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja
kepada Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.
(4) Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan oleh Menteri.
E. Peran Jamsostek
Jamsostek adalah singkatan dari jaminan sosial tenaga kerja, dan merupakan
program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi
risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme
asuransi sosial.
Program ini memberikan perlindungan yang bersifat mendasar bagi peserta jika
mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh
pengusaha dan tenaga kerja.
Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh Program Jamsostek terbatas
yaitu perlindungan pada :

 Peristiwa kecelakaan
 Sakit
 Hamil
 Bersalin
 Cacat
 Hari tua
 Meninggal dunia

Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan K-3 di Indonesia


merupakan wujud komitmen untuk berperan aktif untuk menangani permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam upaya mengurangi angka kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Partisipasi PT Jamsostek (Persero) sudah direalisasikan dalam
berbagai bentuk. program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK),
jaminan hari tua (JHT), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) mampu
memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga kerja Apalagi selama ini tenaga
kerja relatif mempunyai kedudukan yang lebih lemah dalam hubungan industrial.
Salah satu risiko dalam pekerjaan yang dihadapi tenaga kerja, di antaranya
kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK). Dalam hal ini, JKK dan
PAK merupakan risiko-risiko yang harus dihadapi tenaga kerja selama waktu kerja.
Ini menjadi alasan utama mengapa jaminan sosial sangat diperlukan tenaga kerja.
PT Jamsostek (Persero) secara berkala menyelenggarakan seminar tentang
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan dengan
melibatkan pihak perusahaan, praktisi atau pakar K-3, dokter penasihat, pihak
akademisi, pengawas pegawai negeri sipil (PPNS), perwakilan pekerja, dan pihak
terkait lainnya.
Untuk mendorong penerapan sistem manajemen K-3 di perusahaan, PT
Jamsostek (Persero) memberikan bantuan alat-alat pelindung diri alat alat-alat K3.
Selain itu juga bantuan pelaksanaan uji kebisingan melalui pemeriksaan di
perusahaan-perusahaan. PT. Jamsostek juga membantu melakukan penelitian terkait
meningkatnya kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di perusahaan.
Meski angka kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja meningkat, namun
banyak perusahaan yang sudah menerapkan sistem manajemen K-3 secara baik
Dibentuk pula Trauma Centre PT Jamsostek (Persero) yang dimaksudkan
sebagai upaya pelatihan K-3 di perusahaan. Trauma Centre berfungsi untuk
memberikan lokakarya dan pelatihan mengenai K-3 di perusahaan. Ini termasuk
simulasi dan praktik penanganan jika terjadi musibah di perusahaan, seperti
kebakaran, ledakan, keracunan serta praktik memberikan bantuan sementara dengan
P3K dan sebagainya. Trauma Centre juga dibentuk sebagai upaya untuk penanganan
medis secara cepat dan tepat kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja.
Dengan ini ini diharapkan dapat menyelamatkan jiwa dan menekan terjadinya
kecacatan atau dampak fatal akibat kecelakaan kerja.
F. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut
keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :
a. Manusia.
b. Manajemen ( unsur pengatur ).
c. Material ( bahan-bahan ).
d. Mesin ( peralatan ).
e. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
Kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam unsur 5M, yang dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu :
Manusia, Perangkat keras dan Perangkat lunak. Oleh karena itu dalam
melaksanakan pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan
kepada ketiga unsur kelompok tersebut, yaitu :
Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain :
 Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian
antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya.
 Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang relevan
dengan pekerjaannya.
 Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai
dengan keperluan perusahaan.
 Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas.
 Pengawasan dan disiplin yang wajar.
Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras, antara lain :
 Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan kilang,
mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja.
 Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran, pengangkutan,
penyusunan, penyimpanan dan penggunaan bahan produksi secara tepat
sesuai dengan standar keselamatan kerja yang berlaku.
 Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja.
 Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian
lingkungan.
 Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia.

Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan seluruh


level manajemen, antara lain :

 Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy.


 Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian tanggung
jawab.
 Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi
sistem/prosedur
 kerja yang benar.
 Pembuatan sistem pengendalian bahaya.
 Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan pekerja
yang terpadu.
 Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan.
 Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan yang ada.
Adapun cara pengendalian lingkungan kerja untuk meminimalisir
kecelakaan para pekerja sebagai berikut :
 Pengendalian teknik
 Pengendalian administrative
 Menggunakan APD
Berbagai cara yang umum digunakan untuk meningkatkan
keselamatankerja dalam industri dewasa ini diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-
halseperti kondisi kerja umum, perancangan, konstruksi,
pemeliharaan,pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan
industri, kewajiban-kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan,
pengawasan kesehatan,pertolongan pertama dan pemeriksaan kesehatan.
b. Standarisasi, yaitu menetapkan standar-standar resmi, setengah resmi,
ataupuntidak resmi.
c. Pengawasan, sebagai contoh adalah usaha-usaha penegakan peraturan
yangharus dipatuhi.
d. Riset teknis, termasuk hal-hal seperti penyelidikan peralatan dan ciri-ciri
daribahan berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin, pengujian
maskerpernapasan, penyelidikan berbagai metode pencegahan ledakan
gas dan debudan pencarian bahan-bahan yang paling cocok serta
perancangan tali kerekandan alat kerekan lainya
e. Riset medis, termasuk penelitian dampak fisiologis dan patologis dari
faktor-faktor lingkungan dan teknologi, serta kondisi-kondisi fisik yang
amatmerangsang terjadinya kecelakaan.
f. Riset psikologis, sebagai contoh adalah penyelidikan pola-pola
psikologisyang dapat menyebabkan kecelakaan.
g. Riset statistik, untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan yang terjadi,
berapabanyak, kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban,
dalamkegiatan seperti apa dan apa saja yang menjadi penyebab.
Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja
 Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi
bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan
cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.
 Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun
peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung,
memasang tanda – tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan
yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat.
 Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu akibat dari perkembangan teknologi yang merugikan adalah
kecelakaan. Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda. Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman dan
dalam kondisi sehat, sehingga terbebas dari risiko terjadinya kecelakaan yang
mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati dan terbebas dari risiko
terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai
akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi : pencegahan
terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat
pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau
mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan,
yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai