Anda di halaman 1dari 1

Pemerian dan ekologi Sunting

Peria tumbuh merambat dengan membentuk sulur spiral

Peria adalah sejenis tumbuhan merambat dengan buah yang panjang dan runcing pada ujungnya serta
permukaan bergerigi.[6] Peria tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
telantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar.[7] Tanaman
ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak
enak serta batangnya berusuk isma.[8] Daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat
panjang, dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung,
serta warnanya hijau tua.[5] Bunga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon,
bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning.[5] Buahnya bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk
memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8–30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila
masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.[5]

Persebaran, habitat, & perawatan Sunting

Pare banyak di daerah tropis. Tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemui di tanah telantar,
tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar untuk diambil
buahnya. Tanaman ini tidak perlu cahaya matahari yang terlalu banyak sehingga dapat tumbuh subur di
tempat-tempat yang agak terlindung.[1] Benih peria diambil dari buah yang sudah cukup matang.
Sesudahnya, semai dalam polypot dengan ukuran 8–12 cm, isi dengan tanah yang baik. Sesudahnya,
semai sebanyak 2-3 biji. Tanah harus selalu lembab, hingga tumbuh tunas. Jika daun sudah muncul
sebanyak 2-4 lembar, sisakan satu dan cabut yang lainnya. Pidahkan ke tanah, dan siram dengan air yang
cukup, dan tutup dengan sekam.[9] Akan tetapi, peria yang berjenis peria gajih lebih baik ditanam di
dataran rendah dengan tanah yang gembur. Biasanya ditanam di pekarangan, dan harus ada sedikit
naungan agar buahnya dapat berwarna putih.[10]

Cara lain menanam tanaman pare adalah tanam langsung dengan memasukan 2 biji kedalam lubang
sedalam 1- 2 cm kemudian ditimbun tanah. Panen mulai usia 2 bulan dan diulangi setiap seminggu
sekali. Peria gajih ditanam lewat bijinya. Saat menugal biji, sebaiknya diberi abu dapur dahulu. Sebab,
menanam peria gajih tidak boleh sembarangan.[10] Sulurnya harus dibantu merambat ke tiang
rambatan. Adapun, jika sulur induk sudah berdaun lebih dari 10 lembar, gunting ujungnya agar bunga
betina tidak muncul dari sulur induk. Setelah sulur dipotong, kelak akan ada muncul sulur yang baru. Jika
hujan tidak juga turun, siram peria dengan teratur. Setelah bunga betina muncul, baru dilakukan
pemupukan. Jangan berlebihan, sebab akan mengakibatkan sementara daun menjadi lebab, akan tetapi
buahnya tetap kecil saja. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali, dengan pupuk kimia atau organik.[9]
Kalau buahnya sudah terbentuk, harus dilapis kertas 2 rangkap untuk menghindarkan dari serangan lalat
buah. Setelah 3 bulan, sudah bisa dipanen.[10] Buah barulah bisa dipane apanila permukaan buah sudah
menggembung dan berair. Tekan bagian tengah buah, apabila masih keras, tunggu hingga sudah agak
kenyal.[9] Segerakanlah memetik buah sebelum menjadi kuning, karena itu pertanda buah sudah
menua. Buah yang menguning, sudah boleh diambil bijinya sebagai bibit. Apabila daun sudah
menguning, cabutlah pohon peria tersebut, karena pertanda sudah tak produktif.[9]

Anda mungkin juga menyukai