Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
“INOKULASI PADA MEDIA CAIR”

Disusun Oleh :

Nama : ADITYA USI PRATAMA


Nim : 1710211021
Kelompok :4

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana macam-macam teknik inokulasi pada media padat?
2. Bagaimana hasil yang diperoleh dari prosedur kerja inokulasi pada media padat?
3. Bagaimanafaktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan hasil yang
diperoleh dari prosedur kerja inokulasi pada media padat?
4. Bagaimana teknik dalam inokulasi media cair?
5. Bagaimana hasil inokulasi bakteri pada media cair (Nutrient Broth)?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, dapat dikemukakan hasil dari inokulasi pada
media padat dapat mengetahui macam-macam teknik inokulasi pada media padat,
menentukan hasil yang diperoleh dari prosedur kerja inokulasi pada media padat dan
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan hasil yang diperoleh dari
prosedur kerja inokulasi pada media padat. Pada macam- macam teknik inokulasi
pada media padat terdapat dua teknik meliputi, Teknik Pengenceran (dilution method)
dan Teknik micromanipulator.
Pada Teknik pengenceran (dilution method) merupakan suatu sampel dari
suatu suspensi yang berupa campuran beragam spesies diencerkan dalam suatu tabung
yang tersendiri. Pengenceran suspense mikroba pada umumnya dilakukan dengan
teknik pengenceran berseri (series of dilution). Dari hasil pengenceran ini kemudian
diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang
ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan
besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium
tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Pada
Teknik micromanipulator Satu ose bakteri dengan mikro pipet yang ditempatkan
dalam micromanipulator, kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk
dibiakkan. Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan
karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja.
Pada hasil yang didapatkan koloni mikroba yang tumbuh, dan dapat dilihat
morfologinya meliputi bentuk, elevasi, tepi dan warna koloni. Hasil tersebut dapat
ditentukan melalui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan hasil
inokulasi pada media padat, antara lain sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi,
tempat hidup atau asal mikroba tersebut, medium pertumbuhan yang sesuai, cara
menginokulasi mikroba, cara menginkubasi mikroba, cara menguji bahwa mikroba
yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang dimaksud dan cara
memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni.
Teknik dalam inokulasi media cair dan hasil inokulasi bakteri sebelum
diinkubasi dan sesudah diinkubasi pada media cair (Nutrient Broth). Pada teknik
inokulasi media cair dapat dilakukan dengan mengisolasi bila mikroorganisme tidak
dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada
kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial
pengenceran. Semakin tinggi pegenceran peluang untuk mendapatkan satu sel
semakin besar. Pada media cair pertumbuhan mikroba ditandai dengan kekeruhan
mikroba.
Hasil inokulasi bakteri pada media cair (Nutrient Broth) berupa koloni
mikroba yang tumbuh, dan dapat dilihat morfologinya meliputi bentuk, elevasi, tepi
dan warna koloni. Inokulasi media biakan cair NB (Nutrient Broth) pada bakteri
terbentuk koloni bakteri berwarna putih dibawah permukaan media NB, dan media
NB tetap berwarna kuning bening.
1.4 Dasar Teori
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan mikroorganisme,
baik kaapang, khamir, maupun bakhteri. Mikroorganisme itu ada yang patogen
(penyebab penyakit) maupun tidak patogen. Untuk memudahkan mempelajari
maupun mendiagnosa mikroorganisme tersebut kita harus melakukan isolasi
mikroorganisme dari lingkungannya.
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah
pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan
mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril
sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat
hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh
karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut
dengan teknik inokulasi biakan.
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada
beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan(steak plate), cara
taburan atau tuang(pour plate), serta mikromanipulator(the micromanipulator
methods). (lim,2001). Secar alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi
campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadan
tertentu saja populasiini ditemukan dalam keadaan murni . Untuk dapat mempelajari
sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka organisme yang akan diteliti harus
dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa haruys ada biakan murni yang hanya mengandung
satu jenis bakteri saja.
Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan
menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai bahan
pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu: teknik
penggoresan agar, teknik agar tuang, teknik agar sebar. 
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tersebut dari
lingkungannya sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis lainnya.
Untuk mengisolasi mikroorganisme maka ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu
menuang media padat pada cawan petri, dan menginokulasi sampel/bahan pada media
padat baru kemudian mikroorganisme dapat diisolasi.
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan
satu kultur murni saja.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke
biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan
dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan
berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.
Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila
mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen,
sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.
Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan
dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar.
Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar
lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat :
1. Cawan petri
2. Gelasukur
3. Lampu spirtus
4. Senduk
5. Jarum inokulasi
6. Kapas
7. Vortex
8. Pipettetes
9. Cuttonbud
Bahan :
1. Media Endo Agar
2. Media NA
3. Media PDA
4. Fruktosa broth
5. Sukrosa broth
6. Tinja pasien
7. Kotoran tubuh
8. Debu
2.2 Cara kerja
A. NA Pabrikan + Biakan ketiak
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyiapkan media NA pabrikan kemudian di sterilisasi didekat api Bunsen
3. Mensterilisasi jarum oce kemudian mengambil biakan ketiak
4. Menginokulasi kedalam media biakan NA
5. Mensterilisasi jarum oce kembali dan menutup kembali media menggunakan
kapas
6. Menginkubasi
B. PDA pabrikan + Kotoran telinga
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil sampel (kotoran telinga) menggunakan cutton bud
3. Memanaskan jarum oce
4. Mengambil sampel menggunakan jarum oce yang telah disterilisasi
5. Menggoreskan sampel pada permukaan media
6. Memanaskan/mensterilisasi kembali jarum oce
7. Menutup kembali tabung reaksi menggunakan kapas
C. PDA sederhana + Suhu ruangan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memanaskan media biakan pada api Bunsen
3. Mengambil suhu ruangan kamar mandi sebanyak 2 kali putaran secara cepat
4. Memanaskan media biakan dan membungkus media biakan dengan kertas kayu
D. Sukrosa broth + Nafas mulut
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghidupkan api Bunsen
3. Mensterilkan media biakan dengan memanaskan bibir Erlenmeyer yang berisi
media biakan didekat nyala api
4. Memberi nafas didepan bibir Erlenmeyer (media biakan mikroba)
5. Menutup kembali dengan kapas dan mensterilisasi kembali menggunakan api
Bunsen
6. Membungkus dengan menggunakan kertas kayu
E. Fruktosa broth + Tinja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil 10 ml media fruktosa broth dan dimasukkan kedalam gelas ukur
3. Mengambil tinja sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi
media fruktosa broth
4. Mengaduk campuran media dan tinja pada lamina airflow
5. Setelah tercampur rata, larutan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi media
fruktosa broth
6. Kemudian dipanaskan menggunakan vortex supaya larutan tercampur secara
homogen
7. Menutup kembali Erlenmeyer menggunakan kapas dan kertas kayu.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan


Hari Sampel Dokumentasi Warna Keterangan
kuning Belum ditumbuhi
mikroba
NA pabrika

Kuning Belum ditumbuhi


PDA pabrikan
bening mikroba

Berwarna Belum
Pertama PDA sederhana putih keruh terdapat/tumbuh
(Hari ke-1) mikroba
Kuning Belum ditumbuhi
Keruh mikroba
Sukrosa Broth

Belum ditumbuhi
Fruktosa Broth Kuning keruh
mikroba

Hari Sampel Dokumentasi Warna Keterangan


Kedua Kuning Belum
(Hari ke- ditumbuhi
NA pabrika
2) mikroba

PDA pabrikan Kuning bening Belum


ditumbuhi
mikroba
berwarna putih Belum terdapat
keruh mikroba
PDA sederhana

Kuning keruh Terdapat


endapan yang
Sukrosa Broth mengidentifikasi
tumbuhnya
mikroba
Belum
Fruktosa Broth Kuning keruh ditumbuhi
mikroba

Hari Sampel Dokumentasi Warna Keterangan


Ketiga kuning Belum
(Hari ke- ditumbuhi
3) NA pabrika mikroba

Ditumbuhi oleh
mikroba dan
PDA pabrikan Kuning keruh jamur
Gagal
(terkontaminasi)
Kuning sudah terdapat
PDA sederhana kecoklatan mikroba

Sukrosa Broth Kuning Keruh Terdapat


endapan yang
mengidentifikasi
tumbuhnya
mikroba
terkontaminasi
Ditumbuhi
Fruktosa Broth Kuning keruh
mikroba
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dengan topik inokulasi


pada media padat dan media cair atau fermentasi dengan tujuan inokulasi dan isolasi
bakteri, inokulasi dan isolasi jamur, serta inokulasi pada media fermentasi. Sebelum
membahas ke hasil pengamatan terlebih dahulu kita mengetahui tentang arti isolasi
seperti apa yang akan kami paparkan sebagai berikut.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Berikut
adalah hasil dari praktikum yang telah kami lakukan, dapat dilakukan pembahasan
sebagai berikut :
4.1 NA dengan Kotoran Ketiak
Sampel pertama yang kami gunakan dalam percobaan inokulasi adalah
kotoran ketiak, dimana dalam melakukan percobaan ini langkah pertama yang
dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.Selanjutnya
mensterilkan media NA dengan memanaskannya didekat api bunsen. Selain itu
mensterilkan juga jarum ose dengan api bunsen sampai terbentuk bara api. Kemudian
mengambil kotoran ketiak yang telah disiapkan dengan menggunakan jarum ose yang
telah disterilisasi.Langkah selanjutnya yaitu menginokulasi sampel kepermukaan
media biakan NA.Jika telah menginokulasi, kemudian mensterilkan kembali jarum
ose yang telah dipakai untuk inokulasi dan menutup kembali media biakan
menggunakan kapas.Langkah terakhir yaitu menginkubasi media selama 3 hari untuk
diamati pertumbuhan mikrobanya.
Dari prosedur kerja yang telah dilakukan diatas didapatkan hasil data yaitu
pada hari pertama media NA dengan sampel kotoran ketiak berwarna kuning dan
belum ditumbuhi dengan mikroba. Pada hari kedua media NA dengan sampel kotoran
ketiak juga tetap sama yaitu media berwarna kuning dan masih belum ditumbuhi oleh
mikroba. Untuk hari ketiga hasil yang diperoleh pun tetap sama dengan hari pertama
dan kedua yaitu media tetap berwarna kuning dan belum ditumbuhi oleh mikroba.
4.2 PDA dengan Kotoran Telinga
Sampel kedua yang kami gunakan dalam percobaan inokulasi adalah kotoran
telinga, dimana dalam melakukan percobaan ini langkah pertama yang dilakukan
adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.Langkah selanjutnya yaitu
mengambil sampel kotoran telinga dengan menggunakan cotton bad. Setelah itu
mensterilkan jarum ose dengan memanaskannya menggunakan api bunsen sampai
terbentuk bara api. Kemudian mengambil sampel menggunakan jarum ose yang telah
disterilisasi.Setelah itu menggoreskan sampel pada permukaan media PDA Pabrikan
beberapa kali.Jika telah selesai menginokulasi, kemudian mensterilkan jarum ose
yang telah digunakan dan menutup media PDA Pabrikan kembali menggunakan
kapas.Langkah terakhir yang dilakukan yaitu menginkubasi media selama tiga hari
untuk diamati pertumbuhan mikrobanya.
Dari prosedur kerja yang telah dilakukan diatas didapatkan hasil data yaitu
pada hari pertama media PDA Pabrikan dengan sampel kotoran telinga berwarna
kuning bening dan belum ditumbuhi dengan mikroba. Pada hari kedua media PDA
Pabrikan dengan sampel kotoran telinga juga tetap sama yaitu media berwarna kuning
bening dan masih belum ditumbuhi oleh mikroba. Untuk hari ketiga hasil yang
diperoleh cukup berbeda dengan hari pertama dan kedua yaitu media PDA Pabrikan
dengan sampel telinga berwarna kuning keruh dan sudah ditumbuhi oleh mikroba.
Namun pada media ini juga ditumbuhi oleh jamur, yang artinya media ini
terkontaminasi.
4.3 PDA Sederhana dengan Suhu Kamar Mandi
Sampel ketiga yang kami gunakan dalam percobaan inokulasi media padat
adalah kotoran ketiak, dimana dalam melakukan percobaan ini langkah pertama yang
dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.Langkah selanjutnya
yaitu mensterilkan media PDA dengan memanaskannya menggunakan api bunsen.
Kemudian mengambil sampel suhu ruangan kamar mandi dengan cara membuka
media dan memutar-mutar media dengan cepat sebanyak dua kali putaran, dan
kemudian media segara ditutup kembali dengan rapat. Jika telah selesai
menginokulasi, kemudian memanaskan kembali media dan membungkus dengan
kertas kayu.Langkah terakhir yang dilakukan yaitu menginkubasi media PDA
Pabrikan dengan sampel suhu kamar mandi selama tiga hari untuk diamati
pertumbuhan mikrobanya.
Dari prosedur kerja yang telah dilakukan diatas didapatkan hasil data yaitu
pada hari pertama media PDA Sederhana dengan sampel suhu kamar mandi berwarna
putih keruh dan belum ditumbuhi dengan mikroba. Pada hari kedua media NA dengan
sampel kotoran ketiak juga tetap sama yaitu media berwarna putih keruh dan masih
belum ditumbuhi oleh mikroba. Untuk hari ketiga hasil yang diperoleh cukup berbeda
dengan hari pertama dan kedua yaitu media berwarna kuning kecoklatan dan telah
ditumbuhi oleh mikroba dan juga jamur. Dengan ditumbuhinya jamur pada media,
mengidentifikasi bahwa media yang dibuat telah terkontaminasi oleh mikroba lain
yang tidak diinginkan.
4.4 Sukrosa Broth dengan Nafas Mulut
Sampel yang kami gunakan dalam percobaan inokulasi media cair adalah
nafas mulut, dimana dalam melakukan percobaan ini langkah pertama yang dilakukan
adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.Langkah selanjutnya yaitu
mensterilisasi media biakan SB dengan memanaskannya menggunakan api bunsen.
Selanjutnya yaitu mmeberikan nafas mulut di depan bibir media bikan. Jika telah
selesai menginokulasi kemudian mesnterilisasi kembali media dengan menggunakan
api busen dan menutup media dengan kapas, serta membungkusnya mengunakan
kertas kayu. Langkah terakhir yang digunakan yaitu menginkubasi media Sukrosa
broth dengan sampel nafas mulut selama tiga hari untuk diamati perkembangan
mikrobanya.
4.5 Fruktosa Broth dengan Tinja
4.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Mikroba
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu faktor
fisika (temperatur, pH, dan tekanan osmosis) dan faktor kimia (nutrisi media).
1. Temperatur
Temperatur optimum merupakan temperatur pada saat pertumbuhan terbaik
mikroorganisme. Pada temperatur yang sangat tinggi akan terjadi denaturasi protein
sedangkan pada temperatur yang sangat rendah aktivitas enzim akan berhenti.
2. pH
Aktivitas metabolisme mikroorganisme menghasilkan sisa buangan seperti
asam hasil degradasi karbohidrat, dan alkali hasil pemecahan protein yang dapat
mempengaruhi pH lingkungan. Penurunan dan peningkatan pH akan mempengaruhi
kecepatan reaksi kimia. Hal ini disebabkan karena adanya kerusakan enzim seluler
yang dapat mengganggu pertumbuhan.
3. Tekanan osmosis
Osmosis merupakan pergerakan molekul air (pelarut) melalui membran
semipermeabel dari konsentrasi larutan yang tinggi ke konsentrasi rendah. Pada
larutan hipertonik, air akan keluar dari dalam sel sehingga membran plasma akan
mengkerut dan lepas dari dinding sel (plasmolisis). Sedangkan dalam larutan
hipotonik, air akan masuk ke dalam sel yang dapat menyebabkan lisis.
4. Kebutuhan oksigen
Mikroorganisme aerob membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya,
Sedangkan mikroorganisme anaerob tidak membutuhkan oksigen. Mikroorganisme
fakultatif anaerob dapat tumbuh dengan ada ataupun tidak ada oksigen. Pada
lingkungan sedikit oksigen, respirasi seluler dilakukan secara anaerobik dengan
menggunakan senyawa-senyawa seperti nitrat dan sulfat atau dengan jalur fermentasi.
5. Nutrisi media
a. Karbon. Organisme autotrof menggunakan karbon anorganik dalam bentuk
karbondioksida sebagai sumber energi. Sedangkan organisme heterotrof harus
menggunakan nutrien organik seperti glukosa.
b. Nitrogen. Nitrogen dibutuhkan dalam pembentukan protein dan asam nukleat.
Beberapa organisme dapat menggunakan nitrogen dari senyawa anorganik seperti
garam amonium atau nitrat dan senyawa organik yang mengandung nitrogen
seperti asam amino.
c. Sulfur. Sulfur berikatan dengan beberapa asam amino yang merupakan komponen
protein. Sumber organik unsur ini berupa asam amino yang mengandung sulfur dan
sumber anorganik dapat berasal dari senyawa sulfat.
d. Fosfor. Unsur ini penting untuk sintesis asam nukleat DNA dan RNA serta ATP
e. Mikroelemen. Ion-ion logam seperti Ca2+, Zn2+, Na+, K+, Cu2+, Mn2+, Mg2+,
Fe2+,dan Fe3+ merupakan unsur penting dalam berbagai aktivitas seluler.
Mikroelemen merupakan bagian enzim atau kofaktor yang membantu katalis dan
membentuk protein.
f. Vitamin. Senyawa ini dibutuhkan dalam konsentrasi yang sangat sedikit yang
digunakan sebagai koenzim dan pertumbuhan sel. Beberapa mikroorganisme
membutuhkan vitamin untuk aktivitas metabolismenya
4.7 Faktor Kegagalan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan pada inokulasi media padat
dan cair, kami mengalami kegagalan dalam proses penumbuhan bakteri menggunakan
beberapa media dengan sampel yang telah ditentukan. Dari sekian media yang kami
buat tidak ada satu pun media yang ditumbuhi oleh mikroba yang kami
inginkan.Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurang sterilnya alat yang
digunakan dalam proses pembuatan. Selain itu juga prosedur kerja yang dilakukan
pada saat pembuatan media kurang steril, sehingga menyebabkan masih adanya
mikroba lain yang tumbuh dalam media. Faktor lain yaitu terkontaminasinya media
dengan udara luar yang memungkinkan mikroba lain tumbuh dalam media biakan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Kukuh. 2019. Lembar Kerja Mahasiswa Matakuliah Mikrobiologi. Jember :


Universitas Muhammadiyah Jember
Alroza, Hafiz .2009.Inokulasi dan Peremajaan Dalam Media Padat, Cair.
https://www.scribd.com/doc/24620834/INOKULASI-DAN-PEREMAJAAN-
BIAKAN-DALAM-MEDIA-PADAT-DAN-CAIR. Diakses pada 14 April 2019 jam
20.11
Q, Verani. 2013. Laporan Pratikum MikrobiologiPenanambiakan/Inokulasi
https://www.academia.edu/9920307/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_Pe
nanambiakan_Inokulasi. Diakses pada14 April 2019 jam 20.15
Amillah, Aan.2009. Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Inokulasi
Mikroorganisme.https://www.academia.edu/6904509/Laporan_praktikum_mikrobiolo
gi_farmasi_inokulasi_bakteri_2. Diakses pada 15 April 2019 jam 20.17
Faidhan, Faza. 2014. Laporan Mikrobiologi Inokulasi Mikroorganisme
https://www.academia.edu/12318322/LAPORAN_INOKULASI_MIKROORGANISME
. Diakses pada 16 April 2019 jam 00.08

Anda mungkin juga menyukai