PENDAHULUAN
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari
suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah yang
berorientasi nonprofit dengan biaya operasional berasal dari pemerintah. Dalam
perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat menampung masyarakat yang berobat
sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani mereka dengan lebih baik. Hal ini
menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk
menutupi biaya operasionalnya dengan tidak meninggalkan unsur sosial pada pelayanannya.
Tumbuhnya rumah sakit – rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan baru dalam industri
jasa di bidang pelayanan kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit – rumah sakit swasta juga
berupaya melengkapi pelayanannya dengan peralatan kesehatan yang mutakhir.
Berbeda dengan perusahaan jasa lain, jasa yang ditawarkan rumah sakit berhubungan
langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, sehingga nilai – nilai
kemanusiaan harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa dibatasi oleh kode etik
profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit. Dengan adanya perbedaan ini maka
rumah sakit lebih disebut institusi daripada perusahaan karena adanya tanggung jawab moril
daripada mencari keuntungan semata. Pengorganisasian rumah sakit meliputi seluruh kegiatan
penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan.
Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang menerapkan kebijakan berdasarkan dengan
Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan salah satu model pengukuran kinerja
gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Berdasarkan hal tersebut kinerja
diukur dari 4 (empat) perspektif, yaitu :
1. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (sumber daya manusia), meliputi peningkatan
pengetahuan dan keterampilan staf medis / karyawan melalui program peningkatan
profesionalisme SDM dengan melaksanakan diklat in service dan off service training.
2. Perspektif proses bisnis internal, meliputi konsep pelayanan berfokus pasien (patient centered
care) dan program kerja.
1
3. Perspektif keuangan, meliputi pengelolaan anggaran dan target pendapatan.
4. Perspektif pelanggan, meliputi kepuasan pelanggan.
Dalam pelaksanaan operasional pelayanan rumah sakit, Rumah Sakit Umum Proklamasi
Karawang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit. Standar Pelayanan
Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal, juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolok ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif dan
kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam
pencapaian SPM berupa input, proses, output dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini
dimonitoring, dicatat oleh unit – unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam rapat
mingguan Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang. Evaluasi dari laporan selanjutnya akan
dilakukan implementasi guna perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
Bermula dari pertemuan tokoh masyarakat Rengasdengklok yaitu : Bapak H. Soleh (alm),
Bapak H. Krawanggana, MS dan H. Mawar (alm) dengan dr. Goenawan Slamet, Sp.B, dr. Djoni
Darmadjaja, Sp.B, dr. Kayanto Soedarsono, Sp.B serta dr. Djoko Pramono, Sp.OG (alm), dokter
RSUD Kabupaten Karawang yang menjadi tonggak awal berdirinya Rumah Sakit Umum
Proklamasi. Pada tanggal 1 Januari 1988 didirikan sebuah pelayanan kesehatan yang diberi nama
Rumah Bersalin Wijayakusumah.
Rumah Sakit Umum Proklamasi Karawang sebelum resmi menjadi sebuah rumah sakit
telah mengalami berbagai peristiwa didalam perjalanannya. Pada awalnya dimulai dengan
didirikannya Yayasan Wijayakusuma oleh 8 orang, berdasarkan Akta Notaris Ny. Ida Suryana,
SH tanggal 10 Desember 1994. Kedelapan orang tersebut adalah :
1. dr. Goenawan Slamet, Sp.B.
2. dr.H. Kayanto Soedarsono, Sp.B.
3. dr.H. Djoni Darmadjaja,Sp.B, MARS.
4. dr.H. Yunanto Sam’un Bashor.
5. dr.H. Yusuf Asikin, Sp.A.
6. dr.H. Merza Gusnadi Razak, Sp.An.
7. Drs. H. Utju Asjurahadi.
8. Drs. Joewono.
Tujuan didirikannya Yayasan Wijayakusuma ini adalah sebagai:
1. Perwujudan rasa tanggung jawab para pendiri Yayasan Wijayakusuma terhadap permasalahan
pelayanan kesehatan masyarakat Karawang, khususnya masyarakat Rengasdengklok dan
sekitarnya.
2. Sebagai wadah untuk menghimpun dan membina tenaga medis, paramedis, penunjang medis
serta anggota masyarakat lainnya yang berminat dalam bidang kesehatan yang pada akhirnya
akan menghasilkan usaha tolong menolong antar sesama umat manusia
Setelah melalui berbagai persiapan termasuk bekerja sama dengan berbagai pihak yang
memiliki visi dan misi yang sama dengan Yayasan Wijayakusuma dalam hal penanaman modal,
maka pada tanggal 1 Juni 1995, Yayasan Wijayakusuma resmi memiliki satu badan usaha berupa
Klinik Wijayakusuma yang terdiri dari Praktek Bersama Dokter Spesialis, Klinik 24 jam, Rawat
Inap dengan kapasitas 14 tempat tidur dan Apotik Wijayakusuma 24 jam yang beralamat di Jl.
Proklamasi KM 2 Rengas Dengklok, Karawang.
Klinik Wijayakusuma mengalami perkembangan yang pesat dimana jumlah kunjungan
mencapai 8000 pasien pertahun, maka Klinik Wijayakusuma ditingkatkan statusnya menjadi
3
Rumah Sakit Umum Proklamasi pada tanggal 1 Juli 2002. Dengan peningkatan status ini
diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi lebih baik.
Pada awalnya operasional Rumah Sakit Umum Proklamasi ini mempunyai kapasitas 31
tempat tidur dengan ditunjang 7 bidang spesialistik yaitu bedah umum, bedah urologi, obgyn,
anak, syaraf, penyakit dalam, mata, THT dan anestesi. Ditambah pelayanan poliklinik
diantaranya klinik gigi, klinik umum, KIA b idan, IGD 24 jam dan fisioterapi yang juga
didukung oleh sarana penunjang Apotik 24 jam, unit farmasi, laboratorium, radiologi,
Ultrasonografi (USG), Electrocardiografi (ECG), konsul gizi dan ambulance 24 jam.
Pada tahun 2004, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2001
tentang Yayasan maka status kepemilikan RSU Proklamasi dialihkan ke PT. Bumi Proklamasi.
Selanjutnya Rumah Sakit Umum Proklamasi mendapatkan Ijin Operaional Sementara yang
diperpanjang 2 kali.
Tanggal Peristiwa Keterangan
4
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
VISI
”Menjadi Rumah Sakit Andalan di Karawang Utara”
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan berorientasi pada keselamatan
pasien dan loyalitas pelanggan.
2. Meningkatkan fasilitas rumah sakit agar sesuai dengan standar.
3. Mewujudkan konsep tata kelola klinis yang baik dalam pelayanan rumah sakit.
4. Menerapkan efisiensi biaya.
5. Berperan aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
MOTTO
"Kesembuhan Anda Kebahagiaan Kami"
FALSAFAH
Rumah Sakit Umum Proklamasi adalah upaya pelayanan kesehatan swasta yang berlandaskan:
1. Al-Qur’an Surat An-Nisaa Ayat 85 yang terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
bermakna sebagai berikut : “Barangsiapa menolong dengan pertolongan yang baik, maka
adalah baginya satu bagian dari kebaikan itu”.
2. Solidaritas dan keterbukaan dalam hubungan kerja yang menggambarkan hubungan yang
serasi dan saling menghargai antara PT. Bumi Proklamasi sebagai pemilik usaha dengan
Rumah Sakit Umum Proklamasi sebagai unit pelaksana usaha dan staf medis dan staf
klinis lainnya sebagai tenaga profesional.
NILAI
Nilai dasar rumah sakit dirumuskan sebagai berikut :
1. Customer focused oriented ini harus dijunjung tinggi dimana semua aktivitas dan keberadaan
rumah sakit dan personelnya senantiasa memiliki dan menjadikan pemenuhan kebutuhan
pelanggan sebagai satu-satunya alasan yang mendasari pemilihan alternatif dalam bertindak.
Selanjutnya konsep ini menjadi pedoman untuk menentukan alternatif tindakan yang mampu
menjamin kelangsungan hidup rumah sakit.
2. Keandalan profesional menjadi nilai tambah yang diperlukan pasien, yang dijabarkan lebih
lanjut sebagai berikut :
5
a. Kompetensi, bermakna bahwa upaya memikul tanggung jawab dan merespon tuntutan
customer memerlukan kapabilitas yang memadai sehingga mampu memenuhi tanggung
jawab, merespon tuntutan dan memenuhi harapan customer. Kompetensi yang harus
dibangun dan dipelihara mencakup :
1) Cepat tanggap.
Kecepatan respon kepada tuntutan dan harapan pelanggan.
2) Tepat sasaran.
Ketepatan penggunaan iptekdok dan keterampilan dalam pelayanan.
3) Aman dan selamat.
Kegairahan untuk senantiasa mengutamakan keselamatan pelanggan/keselamatan
pasien.
4) Komunikatif.
Kesediaan untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan saling terbuka dengan
customer.
b. Pembangunan karakter personel yang sesuai dengan karakter rumah sakit.
1) Kesediaan untuk melayani.
a) Santun.
Kesopanan sebagai tuan rumah dalam melayani tamunya harus menjadi pedoman
bagi seluruh personel rumah sakit dalam berhubungan dengan customer.
b) Ramah.
Tegur sapa, nada bicara dan pemilihan kata yang mencerminkan keramahan tuan
rumah merupakan pedoman dalam melakukan komunikasi verbal dengan customer.
c) Sabar.
Sikap senantiasa berusaha menjadi pendengar yang baik untuk mencapai efektivitas
komunikasi dengan pelanggan merupakan cerminan sikap mental sabar yang
mampu mewujudkan kesediaan untuk melayani.
d) Tanggap.
Kesediaan untuk mengaplikasikan pola pikir proaktif mendahului tuntutan dan
harapan pelanggan merupakan personel yang tanggap.
2) Jujur.
Keberanian dan kesediaan untuk senantiasa menyampaikan fakta sebagaimana adanya
merupakan pedoman dalam berhubungan dengan pelanggan.
3) Disiplin.
Kecepatan respon kepada tuntutan dan harapan pelanggan merupakan indikator kinerja
kunci yang harus senantiasa dicapai, dipelihara dan ditingkatkan oleh seluruh personel
dan rumah sakit secara keseluruhan.
4) Bertanggung jawab.
6
Pemahaman mengenai peran dan pencapaian kinerja untuk mewujudkan peran
merupakan kualitas yang harus dipenuhi oleh personel dan rumah sakit yang
bertangung jawab.
5) Kerja keras.
Sikap mental untuk memanfaatkan waktu secara bermakna dengan berfokuskan pada
aktivitas untuk meningkatkan kinerja pemuasan kebutuhan pelanggan.
6) Kerjasama.
Sikap mental terbuka untuk menciptakan sinergi dari berbagai kompetensi dan sumber
yang dimiliki oleh masing-masing personel dan rumah sakit secara keseluruhan.
7) Pembelajar.
Kegairahan dan kecepatan untuk senantiasa memutakhirkan kemampuan personel dan
rumah sakit dalam belajar hal hal baru.
c. Leadership; Pimpinan beserta unsur pimpinan di setiap level manajemen berpikir dan
bertindak sebagai pemimpin dan manajer yang terrefleksi dalam perilaku sebagai
berikut :
1) Visioner.
Kegairahan untuk mengacu pada masa depan sebagai pedoman dalam perencanaan
bisnis dan perluasan usaha.
2) Integritas.
Keteguhan hati untuk mewujudkan good corporate governance di rumah sakit.
3) Keberanian.
Keteguhan hati untuk mempertahankan prinsip atau menyampaikan pikiran atau
mencoba hal yang baru.
4) Inovatif.
Kegairahan untuk mencari peluang dalam pemenuhan kebutuhan usaha masa
sekarang dan masa depan.
d. Efektivitas biaya dan subsidi silang.
Personil dan rumah sakit senantiasa berusaha meminimalkan biaya dan mengeliminasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah, serta menerapkan penentuan harga jual yang wajar
dan menjamin subsidi silang.
e. Kemampuan keuangan.
Personil dan rumah sakit senantiasa mempertimbangkan tindakan dan keputusannya
untuk meningkatkan kemampuan keuangan rumah sakit dan kesejahteraan personil.
Pemeliharaan dan peningkatan kemampuan keuangan memerlukan kegairahan untuk
senantiasa mencari peluang.
f. Pencarian peluang.
7
Kegairahan personil dan rumah sakit untuk memahami perilaku pelanggan,
perkembangan iptekdok dan tren perubahan lingkungan hidup serta mengubah
pemahaman tersebut menjadi aktivitas, produk dan jasa yang kompetitif dan bermakna
bagi pelanggan.
TUJUAN
1. Mengembangkan budaya hidup sehat pada masyarakat yang dilayani melalui pendekatan
holistic dan komprehensif.
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi mereka yang membutuhkan dengan
memperhatikan kemajuan ilmu, teknologi dan etika profesi serta penggunaan sumber daya
yang efektif dan efisien.
8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM PROKLAMASI KARAWANG
HUMAS DAN
MARKETING
BIDANG BIDANG BAGIAN BAGIAN
PELAYANAN MEDIS PENUNJANG MEDIS PENUNJANG OPERASIONAL KEUANGAN
9
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
10
BAB VI
URAIAN TUGAS
11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
PT BUMI PROKLAMASI
SEKRETARIAT
12
D. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Keperawatan
1. Komite keperawatan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
2. Komite keperawatan bertugas melakukan kredensial dan rekredensial, memelihara mutu
profesi staf keperawatan dan menjaga disiplin, etika dan perilaku staf keperawatan di
rumah sakit.
3. Komite keperawatan melakukan rapat / laporan berkala ke Direktur rumah sakit.
G. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS)
1. Komite K3RS bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
2. Komite K3RS bertugas menjaga kualitas pelayanan di rumah sakit agar aman bagi petugas
yang melaksanakan pelayanan.
3. Komite K3RS melakukan rapat / laporan berkala ke Direktur rumah sakit.
13
2. Komite profesi lainnya bertugas melakukan kredensial dan rekredensial, memelihara mutu
profesi staf dan menjaga disiplin, etika dan perilaku staf profesi lainnya (non medis dan
non keperawatan) di rumah sakit.
3. Komite profesi lainnya melakukan rapat / laporan berkala ke Direktur rumah sakit.
14
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
15
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. Orientasi Umum
Orientasi umum dilakukan oleh kepala sub bagian SDM yang meliputi orientasi mengenai :
1. Organisasi rumah sakit.
2. Peraturan perusahaan dan rumah sakit.
3. Tata letak gedung.
4. Mutu rumah sakit (kolaborasi dengan komite rumah sakit) mengenai bantuan hidup
dasar, pemadam kebakaran, keselamatan pasien dan karyawan, pencegahan dan
pengendalian infeksi, lean manajemen, indikator kinerja, service excellence dan hal - hal
lain yang ditetapkan oleh direktur.
B. Orientasi Khusus
Orientasi khusus dilaksanakan di unit kerja meliputi organisasi unit kerja, tata letak
prasarana dan sarana, sistem pelayanan dan teknis pelayanan di unit kerja.
16
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat berkala terdiri dari rapat rutin dan rapat insidentil. Rapat rutin meliputi morning
report, rapat mingguan, rapat bulanan, rapat triwulan dan rapat tahunan.
1. Morning report diikuti oleh penanggung jawab unit kerja bidang pelayanan medis dan bidang
penunjang medis dengan pimpinan rapat kepala bidang pelayanan medis.
2. Rapat mingguan diikuti oleh seluruh pejabat struktural rumah sakit dipimpin oleh direktur
rumah sakit atau kepala bidang / bagian.
3. Rapat bulanan dilaksanakan oleh setiap unit kerja di rumah sakit.
4. Rapat triwulan diikuti oleh kepala bidang / bagian dan ketua komite – komite dengan direktur
rumah sakit.
5. Rapat tahunan diikuti oleh kepala bidang / bagian dan ketua komite – komite dengan direktur
rumah sakit.
Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu – waktu apabila terjadi masalah atau sesuatu hal yang
perlu dibahas dengan segera.
17
BAB XI
PELAPORAN
A. Pelaporan Internal
1. Laporan mingguan, dilaporkan oleh penanggung jawab setiap unit kerja pada rapat
mingguan.
2. Laporan bulanan, dilaporkan oleh setiap unit kerja kepada masing – masing kepala
bidang / bagian.
3. Laporan triwulan, dilaporkan oleh setiap kepala bidang / bagian kepada direktur.
4. Laporan tahunan, dilaporkan oleh setiap kepala bidang/ bagian kepada direktur.
5. Laporan insidentil, laporan yang diminta sewaktu – waktu oleh direktur.
B. Pelaporan Eksternal
1. Laporan surveilans penyakit ke Dinas Kesehatan Karawang.
2. Laporan demam berdarah ke Dinas Kesehatan Karawang.
3. Laporan KLB ke Dinas Kesehatan Karawang.
4. Laporan SIRS R.L 5.1 ke Kementerian Kesehatan.
5. Laporan SIRS R.L 5.2 ke Kementerian Kesehatan.
6. Laporan SIRS R.L 5.3 ke Kementerian Kesehatan.
7. Laporan SIRS R.L 5.4 ke Kementerian Kesehatan.
8. Laporan kepesertaan BPJS kesehatan dan ketenagaan.
9. Laporan ketenagakerjaan ke Disnaker Karawang.
10. Laporan pajak ke kantor pajak Karawang Utara.
18