Anda di halaman 1dari 7

Volume 3 Issue 1 (2019) Pages 207 – 213

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v3i1.177

Meningkatkan Konsentrasi Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder


(ADHD) dengan Pendekatan Reinforcement melalui Metode Bermain
“Bunchems”
Priskila Indah Putri1, Ajeng Ayu Widiastuti
Prodi PG-PAUD Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah reinforcement yang digunakan didalam permainan
bunchems dapat meningkatkan konsentrasi anak dengan gangguan ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan
desain Eksperimen Subjek Tunggal. Dalam penelitian ini dilakukan dengan 12 sesi dengan pembagian
4 baseline dan 8 intervensi. Permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunchems dengan
menggunakan teknik reinforcement. Didalam penelitian ini menggunakan 2 indikator yaitu;
mengambil bunchems sesuai warna di instruksikan dan menyelesaikan permainan dengan waktu yang
ditentukan.Dalam indicator tersebut diberikan teknik reinforcement, didalam indicator yang pertama
reinforcement yang diberikan berupa pujian dan tepuk tangan, sedangkan pada indicator kedua
memberikan reinforcement positive dan negative. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
analisis visual yang dibagi menjadi 2 yaitu dalam kondisi dan antar kondisi. Analisis ini dilakukan
untuk mengetahui perubahan konsentrasi anak sebelum dan sesudah dilakukannya treatment
reinforcement. Berdasarkan data analisis yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa teknik
reinforcement dalam bermain bunchems memiliki pengaruh positif terhadap indicator mengambil
bunchems sesuai warna di instruksikan dan menyelesaikan permainan dengan waktu yang ditentukan.
Diharapkan penelitian dilakukan lebih lama dan peneliti lebih tegas terhadap subjek.

Kata kunci: ADHD, Konsentrasi, Reinforcement, Bunchems

Abstract

This study discusses the reinforcement used in bunchems games that can increase the attention of
children with ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) disorders. This research was
conducted using an experimental method with the design of a Single Subject Experiment. In this study
conducted with 12 sessions with the distribution of 4 baselines and 8 interventions. The game used in
this study is bunchems using reinforcement techniques. This study uses 2 indicators, taking bunchems
in accordance with the color is instructed and completing the game with the time specified. In this
indicator a reinforcement technique is given. In the first indicator the reinforcement is given praise and
applause, while the second indicator gives positive and negative reinforcement. The data obtained
were analyzed using visual analysis collected into 2, analyzed in conditions and analyzed between
conditions. This analysis was conducted to determine changes in concentration before and after
improvement in treatment strengthening. Based on the data analysis carried out, conclusions can be
drawn about strengthening techniques in playing bunchem having a positive influence on indicators
taking a lot according to instructing and completing the game with the specified time. It would be
better if the research take longer than before and the researcher more assertive to the subject.

Keyword : ADHD, Konsentrasi, Reinforcement, Bunchems

 Corresponding author :
Address: Jl. Diponegoro 52-60, Jawa Tengah, Indonesia ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : 272015005@student.uksw.edu ISSN 2549-8959 (MediaOnline)
208 | Meningkatkan Konsentrasi Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
PENDAHULUAN meningkat melalui bermain papan.
Konsentrasi merupakan usaha untuk Reinschluessel, A. V., & Mandryk, R. L.
dapat memusatkan perhatian terhadap suatu (2016), menggunakan positive or negative
objek (Nuryana & Purwanto, 2010).Dalam reinforcement dalam neurofeedback games
setiap kegiatan membutuhkan konsentrasi, untuk training self-regulation
dengan adanya konsentrasi hasil yang Reinforcement merupakan proses
ditunjukkan pada saat mengerjakan dimana suatu perilaku diperkuat, dengan
aktivitas lebih cepat selesai dan lebih baik meningkatkan kecenderungan perilaku
(Hidayati, 2017). Maka anak ADHD harus tersebut akan diulang dengan tujuan untuk
bisa meningkatkan konsentrasinya, karna menghilangkan perilaku yang tidak
pada saat masuk ketingkat pendidikan yang diinginkan atau untuk mengajari perilaku
lebih tinggi, menuntut anak untuk positif secara bertahap (Papalia, 2008).
mengerjakan tugas. Dalam penelitian ini, peneliti
ADHD yaitu anak yang mengalami menyajikan meningkatkan konsentrasi anak
ketidakmampuan unuk menjaga Attention Deficit Hyperactivity Disorder
perhatiannya sehingga tidak dapat (ADHD) dengan pendekatan Reinforcement
berkonsentrasi dalam menerima pelajaran melalu metode bermain bunchem.
(Amalia, 2018). Gangguan pemusatan
perhatian yang sering muncul pada anak METODOLOGI
ADHD ini juga antara lain memiliki Dalam penelitian ini menggunakan
kesulitan mempertahankan fokus, tidak metode eksperimen subjek tunggal, dengan
selesai dalam mengerjakan tugas, mudah desain multiple baseline cross variables
terganggu oleh stimulus asing (Hatiningsih, dengan dua kondisi A-B Penelitian subjek
2013). tunggal ini bertujuan untuk memodifikasi
Belum adanya data resmi mengenai perilaku.. Kondisi baseline dilakukan
jumlah anak dengan gangguan ADHD di selama 4 hari dengan indikator mengambil
Indonesia, namun peneliti memperoleh data warna bunchem sesuai instruksi,
melalui infodatin yang dikeluarkan oleh menyelesaikan permainan sesuai waktu
Kementrian Kesehatan RI berdasarkan hasil yang ditentukan, menyusun pola. Kondisi
Susesnas pada tahun 2012 menunjukkan intervensi dilakukan selama 8 hari didalam
bahwa terdapat penduduk yang mengambil warna bunchem sesuai instruksi
menyandang disabilitas 2,45% reinforcement yang diberikan berupa pujian
(Kementerian Kesehatan, 2014) Data lain dan tepuk tangan, sedangkan pada indicator
yang didapatkan oleh peneliti menunjukkan menyelesaikan permainan sesuai waktu
bahwa di Amerika serikat ada sekitar 2- yang ditentukan memberikan reinforcement
10% populasi anak sekolah menderita positive dan negative.
ADHD, sementara di Indonesia pada usia Subjek penelitian dalam penelitian
anak sekolah ada 2-4% anak yang ini ialah seorang anak berusia 9 tahun
menderita ADHD (Makmum, 2011). dengan ADHD. Adapun teknik analisis data
Berdasarkan penelitian yang yang penulis gunakan adalah metode
dilakukan oleh Nuligar Hatiningsih (2013), analisis visual.
Play Therapy dapat meningkatkan
konsentrasi pada anak Attention Deficit
Hyperctive Disorder (ADHD). Chandra,
dkk (2016), konsentrasi belajar anak dapat
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2018, 3(1) | 209

HASIL DAN PEMBAHASAN tidak memberikan reinforcement kepada


Data hasil pelaksanaan penelitian anak. Pengukuran pada fase baseline
selama 12 hari dibagi menjadi 2 fase yaitu 4 perilaku pada rentang 2-8 menit. Pada fase
hari fase baseline dan 8 hari fase intervensi dalam menyelesaikan permainan
intervensi. peneliti memberikan reinforcement kepada
subjek. Reinforcement positif yang
diberikan yaitu memberikan tambahan
bunchems. Sedangkan reinforcement
negative yang diberikan yaitu subjek
mengembalikan bunchems. Reinforcement
diberikan pada saat subjek berhasil bermain
selama 5 menit dan kelipatannya.
Reinforcement negative diberikan pada saat
Gambar : Kondisi Baseline Dan Intervensi subjek tidak berhasil atau terganggu oleh
Dalam Mengikuti Instruksi Mengambil Warna lingkungan luar
Bunchems

Gambar di atas menjelaskan tentang Analisis Dalam Kondisi


perolehan data pada saat mengikuti
Tabel 1. Analisis Dalam Kondisi
instruksi mengambil warna bunchems. Mengambil
Kondisi baseline terdapat 4 sesi, yang Bunchems sesuai Menyelesaikan
dimulai dari sesi 1-4. Pada kondisi baseline Kondisi warna yang permainan
diminta
peneliti hanya meminta kepada subjek A B A B
untuk mengambilkan bunchems sesuai Panjang 4 8 4 8
warna yang diucapkan, tanpa memberikan Kondisi
Estimasi \ / \ /
perlakuan. Pengukuran pada baseline 0-2. kecenderung (-) (+) (-) (+)
Pada fase intervensi terdapat 8 sesi, yang an Arah
dimulai dari sesi 5-12. Pada fase ini peneliti Kecenderun Varia- Varia- Varia- Varia
gan bel bel bel -bel
memberikan reinforcement berupa pujian Stabilitas 50% 38% 50% 38%
dan juga tepuk tangan ketika anak berhasil Kecenderun \ / \ /
g-an Jejak (-) (+) (-) (+)
mengambil warna yang benar dengan yang
Level 2-8 6-15 2-8 6-15
peneliti instruksikan. Stabilitas Varia- Varia- Varia- Varia
bel bel bel -bel
Level 0-1 5-3 2-3 15-6
Perubahan (-1) (+2) (-1) (+11)

Kondisi yang dianalisis yaitu kondisi


Baseline (A) dan kondisi Intervensi (B).
Komponen analisis pada kemampuan
Menyelesaikan Permainan Panjang kondisi
Gambar : Kondisi Baseline dan Intervensi pada baseline (A) 4 dan pada intervensi (B)
Waktu Menyelesaikan Permainan
8. Kecenderungan arah yang ditunjukkan
pada kondisi baseline negative (-)
Gambar di atas menjelaskan tentang
sedangkan pada kondisi intervensi
perolehan data pada saat menyelesaikan
mengatakan bahwa kecenderugan arah yang
permainan sesuai dengan waktu yang
ditunjukkan positive (+). Kecenderungan
ditentukan.. Pada kondisi baseline peneliti
210 | Meningkatkan Konsentrasi Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

stabilitas yang ditunjukkan pada kondisi Analisis antar kondisi untuk


baseline (50%) tidak stabil atau bisa disebut mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
juga variable dan pada kondisi intervensi intervensi terhadap variable. Analisis antar
(38%) tidak stabil atau variable. kondisi dalam menyelesaikan permainan
Kecenderungan jejak yang ditunjukkan memiliki sub variable yang akan diubah 1.
pada kondisi baseline (A) menurun (-) dan Perubahan kecenderungan yang
pada kondisi intervensi (B) meningkat (+). ditunjukkan yaitu meningkat (+).
Level perubahan Jejak data pada kondisi Kecenderungan stabilitasnya yaitu variable
baseline (A) 2-3= -1 dan pada kondisi ke variable. Perubahan level dalam
intervensi (B) 15-6= +11. kemampuan ini meningkat +4. Dalam
kondisi ini intervensi yang diberikan
Analisis Antar kondisi menunjukkan bahwa berpengaruh namun
tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 2 Analisis antar kondisi overlap 0% yang menunjukkan bahwa
Mengambil Menyele berpengaruh, namun kecenderungannya
Bunchems saikan
Perbandingan dari variable ke variable
sesuai warna Permain
Kondisi
yang diminta an Data yang dihasilkan dari sub
B/A B/A variable diatas menunjukkan bahwa data
Jumlah Variabel yang 1 1
diubah tersebut tidak stabil. Data yang tidak stabil
Perubahan \ / \ / tersebut disebabkan karena jumlah baseline
Kecenderungan Arah (-) (+) (-) (+) dan intervensi yang sedikit. Pada grafik 1
dan Efeknya Positif Positif
Perubahan Variabel ke Variabel dan 2 menunjukkan bahwa data tersebut
Kecenderungan Variabel ke mendapatkan hasil bahwa data tersebut
Stabilitas Variabel tidak overlap. Data tersebut tidak overlap
Perubahan Level 0-3 2-6
(+3) (+4) disebabkan oleh data yang terdapat pada
Presentase Overlap 0% 0% fase intervensi tidak ada yang masuk dalam
batas atas maupun batas bawah pada fase
Analisis antar kondisi untuk baseline.
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Menurut B.F Skinner (Papalia, 2008)
intervensi terhadap variable. Analisis antar Reinforcement dinilai dapat memperkuat
kondisi dalam kemampuan mengikuti tingkah laku yang diinginkan dalam
instruksi saat mengambil bunchems sesuai penelitian ini tingkah laku yang diinginkan
warna yang diminta memiliki sub variable yaitu mengambil warna bunchems sesuai
yang akan diubah 1. Perubahan dengan instruksi yang diberikan dan
kecenderungan yang ditunjukkan yaitu menyelesaikan permainan sesuai dengan
meningkat (+). Kecenderungan waktu yang ditentukan. Berdasarkan hasil
stabilitasnya yaitu variable ke variable. penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Perubahan level dalam kemampuan ini reinforcement berpengaruh terhadap 2
meningkat +3. Dalam kondisi ini intervensi perilaku yang diinginkan. Pada saat
yang diberikan menunjukkan bahwa mengambil bunchems warna sesuai dengan
berpengaruh namun tidak signifikan. Hal ini instruksi reinforcement yang diberikan
dapat dilihat pada overlap 0% yang berupa pujian dan juga tepuk tangan. Pada
menunjukkan bahwa berpengaruh, namun saat menyelesaikan permainan,
kecenderungannya dari variable ke variable. reinforcement yang diberikan berupa
reinforcement positif (memberikan
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2018, 3(1) | 211

tambahan bunchems) dan juga dilakukan mempunyai pengaruh yang


reinforcement negative (mengembalikan positif terhadap pemusatan perhatian anak
bunchems). (El-Nagger, Abo-Elmagd, & Ahmed,
Reinforcement yang dilakukan pada 2017). Namun dalam penelitian yang
indicator menyelesaikan permainan yang penulis lakukan mendapatkan data bahwa
dilakukan dapat meningkatkan konsentrasi bermain mempunyai pengaruh positif
anak dengan ADHD. Namun, dalam terhadap konsentrasi anak.
indicator yang kedua ini ada satu sesi yang Penelitian sebelumnya menerangkan
dimana anak tidak mau melakukan kegiatan bahwa Alderian Play Therapy dapat
menyelesaikan permainan ini dikarenakan menjadi salah satu alternatif untuk
bertengkar dengan saudaranya. Factor meningkatkan berbagai kemampuan anak
eksternal ini dapat menyebabkan subjek ADHD (Amalia, 2018). Dalam penelitian
tidak mau melakukan kegiatan sehingga yang penulis lakukan mengatakan bahwa
reinforcement yang dilakukan tidak dengan bermain bunchems yang diiringi
berpengaruh apapun dalam sesi tersebut. dengan reinforcement dapat meningkatkan
Berdasarkan penelitian sebelumnya konsentrasi anak. Terdapat 2 indikator yang
menerangkan bahwa play teraphy yang disertai dengan reinforcement yaitu
dilakukan dengan menggunakan permainan, mengambil warna bunchems sesuai dengan
dimana rumahku dapat meningkatkan instruksi dala, indicator ini diberikan
konsentrasi pada anak ADHD. Didalam reinforcement verbal, menyelesaikan
penelitian Nuligar melibatkan 3 subjek anak permainan dengan waktu yang ditentukan
ADHD. Permainan dimana rumahku yang yang diiringi oleh reinforcement.
digunakan dapat meningkatkan konsentrasi Penelitian yang dilakukan oleh
karna melibatkan ransangan suara. Setelah Chandra (2016) mengatakan bahwa melalui
treatment tersebut dilakukan konsentrasinya permainan papan titian konsentrasi anak
meningkat namun durasi konsentrasi subjek dapat meningkat. Penelitian yang dilakukan
belum mengalami perubahan secara oleh Candra melibatkan subjek anak-anak
menyeluruh dan konsisten (Hatiningsih, TK A di TK Indria dengan jumlah subjek
2013). Sama halnya dalam penelitian yang 11 anak. Dengan menggunakan bermain
dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan permainan papan titian yang dilakukan
konsentrasi anak ADHD dengan dengan cara meniti diatas papan dapat
menggunakan reinforcement dalam bermain meningkatakan konsentrasi anak karena
bunchems. Dalam permainan bunchems, dalam permainan ini meniti beratkan pada
subjek mendapatkan reinforcement positive keterampilan anak dalam
jika berhasil namun jika tidak mencapai mengkoordinasikan gerak motoric, dan juga
target maka subjek mendapatkan melibatkan kognitif yang dimana anak
reinforcement negative. Dalam penelitian berfikir bagaimana caranya agar tidak
yang dilakukan penulis mendapatkan hasil terjatuh (Anam, ., & D.S., 2018). Hasil
konsentrasi dapat meningkat dengan yang diterima dalam penelitian yang
menggunakan reinforcement dalam dilakukan oleh Candra adanya peningkatan
permainan, akan tetapi durasi konsentrasi jumlah anak yang dapat meningkatkan
subjek tidak meningkat cukup besar. konsentrasi belajar pada 2 siklus yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian yang dilakukan
sebelumnya mengenai play therapy oleh penulis bahwa konsentrasi anak dapat
mengatakan bahwa play teraphy yang meningkat melalui permainan dapat
212 | Meningkatkan Konsentrasi Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

mempengaruhi konsentrasi anak menjadi reinforcement negative (Reinschluessel &


lebih baik. Konsentrasi anak dapat Mandryk, 2016). Didalam penelitian yang
meningkatkan karena didalam permainan peneliti lakukan juga menggunakan
yang dilakukan dengan cara anak bermain reinforcement positive dan juga
menyusun bunchem sesuai pola yang reinforcement negative. Reinforcement
melibatkan konsentrasi anak untuk positive dilakukan pada indicator yang
mengikuti pola, anak juga membuat sesuatu pertama berupa non verbal dan verbal, dan
dari bunchems dan ketika berhasil pada indicator kedua reinforcement positive
diberikannya reinforcement. yang dilakukan yaitu memberikan
Penelitian sebelumnya mengatakan penambahan bunchems. Reinforcement
bahwa reinforcement yang dilakukan negative diberikan hanya pada indicator 2,
didalam penelitiannya dapat meningkatkan yaitu mengembalikan bunchem ketika
keaktifan siswa sehingga berpengaruh subjek tidak dapat menyelesaikan
kepada hasil belajar siswa (Wulandari & permainan dengan waktu yang ditentukan.
Masruri, 2016). Hal ini sama dengan Dalam penelitian yang peneliti lakukan
penelitian yang penulis lakukan, bahwa reinforcement cukup efektif dalam
dengan adanya reinforcement yang penulis meningkatkan konsentrasi anak dengan
berikan dapat membuat konsentrasi anak ADHD.
ADHD dapat meningkat.
Penelitian sebelumnya mengenai KESIMPULAN
positive reinforcement menunjukkan bahwa Konsentrasi diperlukan di setiap
dengan diberikannya positive reinforcement kegiatan manusia, maka anak
yang diberikan kepada subjek cukup efektif denganADHD harus bisa meningkatkan
dalam meningkatkan kepercayaan subjek. konsentrasinya. Oleh karena itu tujuan dari
Reinforcement positive yang diberikan oleh penelitian yang peneliti lakukan apakah
Riyati berupa pemberian pulsa 10.000 dengan reinforcement melalui bermain
kepada subjek, ketika perilaku yang bunchems dapat meningkatkan konsentrasi
diharapkan muncul (Riyati, 2018). Didalam anak dengan gangguan ADHD.
penelitian yang penulis lakukan juga Menggunakan reinforcement dalam
terdapat reinforcement positive yang bermain bunchems dapat meningkatkan
diberikan kepada subjek. Reinforcement konsentrasi pada anak dengan gangguan
positive yang diberikan kepada subjek ADHD. Hal ini ditunjukkan melalui grafik
dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu 1 sampai dengan grafik 2 menunjukkan
yaitu memberikan tambahan bunchems data yang diperoleh variable ke variable.
ketika subjek dapat menyelesaikan Pada grafik 1 dan 2 menunjukkan adanya
permainan sesuai dengan waktu yang perubahan konsentrasi pada subjek
ditentukan. Dalam hal ini reinforcement walaupun perubahan yang terjadi tidak
bukan hanya dapat meningkatkan signifikan.. Dengan demikian peneliti
kepercayaan diri namun juga dapat mengharapkan orangtua agar dapat tetap
meningkatkan konsentrasi anak. berusaha meningkatkan perhatian anak
Penelitian sebelumnya mengenai dalam mengerjakan kegiatan yang
reinforcement positive dan reinforcement dilakukannya sampai selesai. Karena
negative menunjukkan bahwa pengaruh bagaimanapun konsentrasi sangat penting,
yang dihasilkan dari reinforcement positive dan di dalam kehidupan kita selalu
lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan konsentrasi Pada penelitian
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2018, 3(1) | 213

selnjutnya hasil penelitian akan lebih Kementerian Kesehatan. (2014). Situasi


efektif, jika penelitian yang dilakukan lebih Penyandang Disabilitas. Situasi
dalam waktu yang lebih lama dan peneliti Penyandang Disabilitas, 2(1), 1–5.
https://doi.org/10.1007/s13398-014-
bersikap lebih tegas terhadap subjek.
0173-7.2

UCAPAN TERIMA KASIH Nuryana, A., & Purwanto, S. (2010).


Efektivitas Brain Gym dalam
Penulis mengucapkan terima kasih Meningkatkan Konsentrasi Belajar
kepada keluarga subjek yang memberikan pada Anak. Indigenous, Jurnal Ilmiah
kesempatan kepada penulis untuk Berkala Psikologi, 12(1), 88–99.
melakukan penelitian. Retrieved from
http://210.212.91.105:8080/jspui/handl
e/123456789/895
DAFTAR PUSTAKA
Papalia, D. . & etc. a. (2008). Human
Amalia, R. (2018). Intervensi terhadap Development (Psikologi
Anak Usia Dini yang Mengalami Perkembangan). In Cetakan ke-1, edisi
Gangguan ADHD Melalui Pendekatan ke-9.
Kognitif Perilaku dan Alderian Play https://doi.org/10.1038/nature05019
Therapy. Jurnal Obsesi : Jurnal Reinschluessel, A. V., & Mandryk, R. L.
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 27. (2016). Using Positive or Negative
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i1.4 Reinforcement in Neurofeedback
Anam, K., . P., & D.S., A. C. (2018). Upaya Games for Training Self-Regulation
Meningkatkan Kosentrasi Belajar (pp. 186–198).
Anak Melalui Bermain Papan Titian https://doi.org/10.1145/2967934.29680
Di Tk Indria Desa Kutosari Kecamatan 85
Gringsing Kabupaten Batang. Paudia : Riyati. (2018). Self Instructional Dan
Jurnal Penelitian Dalam Bidang Positive Reinforcement Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2). Meningkatkan Kepercayaan Diri “Us”
https://doi.org/10.26877/paudia.v6i2.2 Penyandang Disabilitas Tubuh Di
106 Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang
El-Nagger, N. S., Abo-Elmagd, M. H., & Cacat Cimahi. Pekerjaan Sosial, 15(2).
Ahmed, H. I. (2017). Effect of https://doi.org/10.31595/peksos.v15i2.
applying play therapy on children with 88
attention deficit hyperactivity disorder. Wulandari, R., & Masruri, M. S. (2016).
Journal of Nursing Education and Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui
Practice, 7(5), 104. Metode Simulasi Dengan
https://doi.org/10.5430/jnep.v7n5p104 Reinforcement Di Smpn 2 Jetis
Hatiningsih, N. (2013). Play Therapy Untuk Bantul. Harmoni Sosial: Jurnal
Meningkatkan Konsentrasi pada Anak Pendidikan IPS, 3(1), 62.
Attention Deficit Hyperctive Disorder https://doi.org/10.21831/hsjpi.v3i1.969
(ADHD). Jurnal Ilmiah Psikologi 6
Terapan, 01(02), 324–342.
Hidayati, R. (2017). Peran Konselor
Sekolah Dalam Meningkatkan
Konsentrasi Pada Siswa Hiperaktif
(Adhd). Refleksi Edukatika, 5(1).
https://doi.org/10.24176/re.v5i1.431

Anda mungkin juga menyukai