Anda di halaman 1dari 1

Pemuda adalah manusia yang sedang mengalami proses kehidupan untuk dapat menemukan jatidiri

nya dengan rata-rata memiliki keinginan akan tujuan hidup yang jelas dan benar demi kelangsungan
hidupnya hingga kedepan yang akan datang, sebagai manusia ia pastinya sudah mengalami beragam
macam kegiatan dalam hidupnya. Kegiatan atau aktivitas itu bagi dirinya tentu dijadikan suatu
pengalaman individu atau personal. Dalam menjalankan seluruh aktivitas tersebut tentu saja
mengalami berbagai persoalan, begitupun dengan saya. Saya mengalami berbagai macam persoalan
dalam hidup saya. Persoalan-persoalan tersebut menjadi kegelisahan-kegelisahan yang selalu
menyelimuti diri saya.

Kegelisahan-kegelisahan tersebut memunculkan beragam pertanyaan, sayangnya berbagai


pertanyaan hidup yang saya alami tidak dapat menemukan jawaban yang memuaskan manakala kita
mencari jalan keluarnya tidak pada tempat yang tepat. Contoh ini banyak kita temui dalam
kehidupan nyata seperti, banyaknya kasus tawuran antar pelajar, aksi anarkis dan radikal, pergaulan
bebas antara pemuda dan pemudi, kegalauan akan masa depan dengan menyontek pada saat ujian,
dan masih banyak contoh lainnya yang dapat ditemukan pada kehidupan saat ini.

Menurut analisa saya penyebab dari berbagai keputusan keliru diatas adalah hasrat atau keinginan
emosional. Dampak yang diakibatkan dari keinginan serba emosional tersebut adalah mendorong
seseorang untuk menilai dan merasakan secara intuitif dan spontan objek yang diinginkan.
Kurangnya karakter sabar yang ada didalam diri pemuda yang menyebabkan dia melangkah ke jalan
yang kurang tepat dan benar.

Padahal dinamika dasar manusia tidak hanya terdapat pada keinginan emosional belaka, melainkan
adanya juga keinginan yang bersifat rasional, keinginan rasional inilah yang mendorong untuk
mempertimbangkan apakah keinginan tersebut baik untuk dipuaskan. Keinginan rasional ini pula
yang mengoreksi kesalahan yang mungkin terjadi bila keinginan spontan dipenuhi langsung.

Mengenai moralitas sangat erat kaitannya dengan pertimbangan rasional. Moralitas merupakan
usaha untuk membimbing tindakan seseorang dengan akal, seraya memberi bobot yang sama
menyangkut kepentingan setiap individu yang akan terkena oleh tindakan itu. Hal ini memberi kita
gambaran bahwa dalam melakukan sesuatu yang berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain,
seseorang mau mendengarkan akalnya, agar apa yang ia lakukan dapat berdampak baik untuk
dirinya sendiri maupun orang lain.

Menjalankan moralitas yang seperti itu membutuhkan upaya pembinaan spiritual yang sungguh-
sungguh dan kebulatan tekad, karena biasanya ia bertentangan dengan sifat mementingkan diri
sendiri dan keinginan langsung. Dengan kata lain upaya bimbingan spiritual diperlukan untuk
memberi dampak yang menetap pada aktivitas-aktivitas moral yang dijalankan. Oleh karena itu,
bimbingan dengan pendekatan spiritual diperlukan demi membantu setiap individu menjangkau
taraf hidup spiritualnya. Hanya dengan pembinaan spiritual kita mampu melakukan pendekatan
kepada Allah yang Maha Kuasa yang mampu menyelesaikan segala bentuk persoalan-persoalan
kehidupan.

Pembinaan spiritual adalah pembinaan yang difokuskan untuk membantu setiap individu untuk
belajar memutuskan sesuatu dengan pertimbangan-pertimbangan yang lebih matang dan bijaksana
dengan mengacu kepada Al Qur’an dan Hadits sebagai rujukan utama. Yang tujuan utamanya adalah
membentuk kepribadian Islami. Pembinaan spiritual akan membantu individu untuk menyadari nilai
nilai pribadi dan konsep-konsep moralnya, lalu membantu memilih, menghargai dan menerapkan
nilai-nilai dan konsep-konsep kehidupan dalam berbagai aspek yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai