Anda di halaman 1dari 32

P endidikan

Seni Rupa

Disusunkan oleh :
Fatimah Rahmah 1206618018

Dosen Pengampu :

Dr. Cut Kamaril Wardani


Dra. Ataswarin Oetopo, M.Pd
Ririn Despriliani, S.Pd, M.Si

Program Pendidikan Seni Rupa


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
1
Kata Pengantar.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat Rahmah
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas makalah serta
menjelasan keterkaitan antara Periodisasi, 7 pengembangan anak, dan
tipologi dalam mata kuliah Pendidikan Seni Rupa.

Sehingga menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis


menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih belum
sempurna dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap, semoga dengan adanya
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembacanya,
serta bagi Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri
Jakarta.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Jakarta, 12 Desember 2018

Penulis

2
Tujuh perkembangan pada anak-anak.

Seni Sebagai sarana untuk memahami perkembangan.

Gambar bertema apa yang disukai anak pada usia umumnya,


supaya menyenangkan bagi anak akan diberikan pengalaman dunia
kesenian tetapi tidak harus sesuai kemampuan yang dimiliki. Terkadang
anak-anak dapat menjadi sangat asyik dalam seni, dan produk tersebut
mungkin memiliki kedalaman perasaan dan kelengkapan yang nyata
pada kegiatan tersebut mungkin hanya merupakan eksplorasi materi
baru. Sebuah pengetahuan mendalam tentang diri dan makna dari
proses kreatif dan tempat produk kreatif anak, kita pertama-pertama
harus mempertimbangkan tujuan. Pemahaman karya kreatif anak-anak
tidak hanya akan berbeda dari individu, tetapi juga dari satu tahap
perkembangan ke yang lain. Hal ini juga menjadi jelas bahwa studi
tentang karya kreatif anak, dibuat oleh guru untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan anak dan tidak untuk menghadapi dia
dengan kelemahan ataupun kekuatan. Pentingnya sisi psikologi dalam
karya salah satu kriteria pertama dalam melihat dikerjaikan anak seni .

Ada yang keinginan aktif pada anak untuk mengekspresikan dirinya


atau apakah dia hanya menggambar sesuatu atau dia dihambat,
mengatakan “ Saya tidak bisa menggambar’? jika keinginan aktif untuk
ekspresi diri hadir, tidak akan sulit bagi pendidik atau pengajar untuk
menemukan nait anak. Biarkan anak bebas mengekspresikan dan
menjelaskan karyanya. Tidak hanya masing-masing area ini tercermin
dalam gambar yang dilakukan seorang anak muda, perubahan seperti
yang tumbuh dan kembangkan anak juga terlihat dengan jelas. Untuk

3
lebih memahami dan mengevaluasi pentingnya perubahan ini,
signifikansi dari komponen pertumbuhan yang berbeda harus dipahami.

Kemampuan dasar anak Berkaitan dengan Seni Rupa.

Mengenali perkembangan pada anak-anak , ada 7 bidang


pengembangkannya meurut Viktor Lowenfeld, yaitu :

1. Perkembangan Fisik.

2. Perkembangan Perseptual.

3. Perkembangan Intelektual.

4. Perkembangan Emosional.

7. Perkembangan Sosial.

6. Perkembangan Kreativitas.

5. Perkembangan Estetik.

A. PERKEMBANGAN FISIKAL.

Perkembangkan fisik dalam karya kreatif anak terlihat


kemampuannya untuk koordinasi visual dan motorik, dalam cara dia
mengendalikan tubuhnya, membimbing garis keturunannya, dan
melakukan keterampilan.

Perubahan perkembangan fisik dapat dengan mudah diamati pada


anak-anak di tahap menulis, ketika tanda pada kertas berubah dari
beberapa tanda acak menjadi tulisan yang terkontol dalam waktu yang

4
relatif singkat. Bukan hanya keterlibatan fisik dalam aktivitas kreatif,
tetapi juga proyeksi sadar tubuh menunjukkan perkembangkan fisik.
Proyeksi dari ini ke dalam gambar biasanya disebut sebagai citra tubuh.

Pada dasarnya, anak yang aktif secara fisik akan menggambarkan


gerakan fisik akif dan dia akan mengembangkan kepekaan yang lebih
besar terhadap pencapaian fisiknya. Seringkali kehadiran ketegangan
otot atau perasaan tubuh yang tidak disadari juga akan dikhianati.
Terkadang anak-anak dengan gangguan akan memproyeksikan ini ke
dalam karya kreatif mereka .

Berbagi ini perkembangan fisik ada dua macam motorik yang


berbeda, yaitu :

 Motorik Kasar.
 Motorik Halus.

Kemampuan dasar motorik halus dan motoric kasar memiliki unsur


gerak, sehingga pembelajaran seni rupa dan kemampuan dasar motorik
saling berkaitan satu sama lain. Perkembangan motoric merupakan
perkembangan pengendalian gerakan yang mungkin dapat dilakukan
oleh seluruh tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan
saraf, otot, otak, dan spinal cord. Gerak tersebut berasal dari sejak anak
lahir .

Hal ini penitng agar segala keterlambatan atau gangguan pada


kemampuan motoriknya bisa segera terdeteksi dan dikoreksi.
Keterlambatan yang tidak diperhatikan bisa saja akan berpengaruh ke
perkembangan motorik kasar dan halus lainnya

5
MOTORIK KASAR.
Motorik kasar dimaksud adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot
besar, sebagaian besar atau pun seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh usia, berat badan dan perkembangan anak secara fisik.

Perkembangan motorik ini beriringan dengan proses kematangan fisik


anak. Dan kemampuan motorik ini merupakan hasil dari banyak factor,
yaitu perkembangan sistem saraf, kemampuan fisik yang
memungkinnya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung
perkembangan kemampuan motorik.

Sebaliknya…….

MOTORIK HALUS.
Motorik Halus dimaksud adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsang secara rutin.

Kemampuan motorik halus setiap anak berbeda-beda, baik dalam hal


kekuatan maupun ketepatnya. Perbedaan dipengaruhi oleh
pembawaan anak dan stimulasi yang didapatnya.

 Manfaat kecerdasan motorik


Kemampuan motorik anak memiliki aneka beragam manfaat.
Tidak hanya untuk berjalan atau menggengam itu saja selain itu,
aktif digerakan oleh seluruh anggota tubuh jika dikembangkan
anak secara keseluruhan termasuk kemampuan motorik juga
bermanfaat bagi anak .

6
B. PERKEMBANGAN PERSEPTUAL.

Kultivasi dan pertumbuhan indera di bagian penting dari pengalaman


seni. Ini sangat penting, untuk menikmati kehidupan dan kemampuan
untuk belajar mungkin tergantung pada makna dan kualitas pengalaman
indrawi. Dalam aktivitas kreatif, peningkatan pertumbuhan persepsi
dapat dilihat pada peningkatan kesadaran anak dan penggunaan
berbagai pengalaman perseptual. Pengamatan visual biasanya paling
ditekankan dalam pengalaman seni, dengan kepekaan yang
berkembang terhadap warna, bentuk, dan ruang.
Perkembangan perseptual mencakup area persepsi ruang yang
kompleks. Seroang anak kecil mengetahu dan memahami area
disekitarnya, yang memiliki arti penting baginya. Ketika ia tumbuh,
ruang di sekitarnya tumbuh dan cara dia merasakannya akan berubah.

 Pengalaman Auditoti sering dimasukkan dalam ekspresi seni mulai


dari hanya kesadaran suara hingga reaksi senisitif terhadap
pengalaman musik.
 Pengalaman kinesterik yang berkisar dari gerakan tubuh sederhana
yang tidak terkendali hingga koordinasi yang sangat berkembang
juga dapat dilihat sebagai dasar untuk berbagai bentuk seni.
 Pengalaman visual termasuk ragan rangsangan yang sangat besar
untuk ekspresi. Anak-anak yang jarang dipengaruhi oleh
pengalaman perseptual menunjukkan sedikit kemampuan untuk
mengamati dan sedikit perbedaan dalam objek.
- pengamatan visual biasanya paling ditekankan dalam
pengalaman seni, dengan kepekaan yang berkembang
terhadap warna, bentuk dan ruang.

7
- penanaman dan pertumbuhan indera adalah pengalaman
bagian yang penting. Ini sangat penitng untuk menikmati
kehidupan dan kemampuan untuk belajar mungkin
tergantung pada makna dan kualitas pengalaman sensorik.

 JENIS PERSEPSI.
1. Persepsi Visual.
Persepsi Visual diapatkan dari indera penglihatan. Persepsi visual
merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum,
sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam
konteks sehari-hari.
2. Persepsi Auditori.
Persepsi Auditori diapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga
mampu mendengar suara apa yang dikenal .
3. Persepsi perabaaan.
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit, bisa
merasakaan diri jika diraba.
4. Persepsi penciuman.
Persepsi penciuman atau Olfaktori didapatkan dari indera
penciuman yaitu hidung
5. Persepi pengecapan.
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan
yaitu lidah.

 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI.


Terdapat dua yaitu faktor eksternal dan faktor Internal.
 Faktor Interneal.
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan
kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera,

8
syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman
penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
 Faktor Eksternal.
Faktor ini digunakan untuk objek yang dipersepsikan atas orang
dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan
rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya
rangsangan tersebut.

Dua faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, agar individu dapat


menyadari dan dapat membuat persepsi, adanya faktor-faktor yang
berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu berikut
dibawah ini :
- Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (Fisik).
- Adanya alat indera, syaraf dan pusat susunan saraf untuk
menerima stimulus (Fisiologis)
- Adannya perhatian yang merupakan langkah pertama
mengadakan persepsi (Psikologis).
 Persepsi dan Sensasi.
Dari segi Bahasa, sensasi berasal dari kata sense yang artinya
alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungan. Jadi yang dimaksud dengan sensasi adalah proses
menangkap stimuli (Rangsang). Misalnya, ketika dua orang sedang
berkomunikasi, maka masing-masing dapat melihat fisiknya dengan
penglihatan, mendengar suaranya dengan pendengar, mencium
harum parfum yang dipakai dengan pencimannya dan merasakan
kehalusan kulitnya ketika bersalaman. Seluruh yang ditangkap oleh
indera tersebut disebut Stimuli atau Rangsang.

9
 Persepsi dan Kognisi.
Secara singkat persepsi dapat di definisikan sebagai cara manusia
menangkap rangsangan. Kognisi adalah cara manusia memberi arti
pada rangsangan. Istilah kognisi berasal dari Bahasa Latin Cognoscere
yang artinya mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai
peahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan.

KEMAMPUAN PERSEPTUAL MOTORIK.


Perseptual motoric pada dasarnya merunjuk pada aktivitas yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan
akademik. Menurut Sugiyanto menyatakan bahwa perseptual motorik
adalah kemampuan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh
organ indera. Kemampuan perseptual berguna untuk memahami
segala sesuatu yang ada di sekitar. Perseptual motorik adalah sebuah
proses pengorganisasian, penataan informasi yang diperoleh dan
kemudian disimpan, untuk kemudian menghasilkan reaksi berupa pola
gerak.

C. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL.
Perkembangan intelektual anak-anak dapat dengan mudah
dilihat dalam gambar mereka. Seberapa sadar anak itu tentang
lingkungannya, jumlah pengetahuan yang aktif di diposalnya, dan
kemampuannya untuk menguraikan hubungannya dengan
lingkungannya adalah semua indikator perkembangan
intelektualnya. Ketika seorang anak tumbuh, penggunaan
detailnya dan kesadaran akan lingkungannya juga berubah.
Seorang anak yang tertinggal mengembangkan konsep dan

10
kesadaran lingkungannya mungkin menunjukkan kurangnya
pertumbuhan intelektual.
Kecerdasan biasanya didefinisikan sebagai kemampuan untuk
berpikir dengan cara yan rasional untuk menangani lingkungan
seseorang secara efektif dan mempelajari hal-hal yang diharapkan
memberi mendidik.

KEMAMPUAN INTELEKTUAL ANAK, ada empat faktor yang


mempengaruhi perkembangan manuisa, yaitu :
1. Kematangan, merupakan faktor paling dasar dalam
perkembangan berfikir manuisa.
2. Aktivitas, aktivitas berfikir seperti observasi, oksplorasi,
evalusi dan problem solving merupakan aktivitas berfikir
yang turut andil dalam membangun kemampuan berfikir
anak.
3. Transmisi sosial, pengalaman belajar dari orang lain.
4. Equilibration, faktor keseimbangan yang selalu diupayakan
dalam berfikir.

11
 BENTUK UNGKAPAN GAMBAR ANAK
Bentuk ungkapan gambar anak merupakan hal yang berbeda
dnegan tahap-tahap perkembangan pola gambar dunia seni rupa
anak. Yang dimaksud dengan bentuk ungkapan gambar anak adalh
gaya atau style gambar buatan anak-anak. Ada beberapa gaya atau
style yakni:

 Gambar ungkapan ingatan.


Gambar ungkapan ingatan meliputi gambar stereotype dan
gambar ideoplastis. Gambar stereotype ialah gambar ungkapan
ingatan secara berulang –ulang bentuk tertentu. Gambar
stereotype meliputi pengulangan total, objek dan unsur dari
objek.

 Gambar steotipe meliputi:


o Pengulangan total .
Pengulangan total ialah pengulangan menyeluruh dari objek
yang digambar tanpa variasi. Sipenggambar miskin daya cipta, tidak
kreatif, dan cepat puas. Misalnya gambar pemandangan alam yang
sesuai dengan ingatannya, yakni dua buah gunung, matarahari terbit,
deretan pohon, dan bentang sawah dikiri-kanan, ditengah jalan.

Ini gambar yang dipaham oleh saya


ketika melihat hasil karya gambar
tersebut termasuk menggambar
legendaris yang dikenali anak-anak
.

12
o Pengulangan objek tertentu.
Pengulangan objek, yang digambar ulang hanya objek tertentu
dari aneka macam objek, misalnya sebuah bidang digambari bentuk
rumah model tertentu yang diulang-ulang dengan tataletak
bervariasi diantara aneka gambar pohon, semak, awan, pagar, dan
aneka ragam bentuk bunga.
Pengulangan unsur atau bagian dari objek.
Pengulangan unsur dari objek yang digambar, misalnya unsur
mata hidung dan mulut manuisa yang digambarkan pada
beberapa batang pohon matahari
 Gambar Ideoplastis.
Gambar ideoplastis ialah gambar objek tertentu tidak tembus
pandang, berfimensi ruang didalamnya terdapat benda lain,
misalnya gambar rumah tampak luar dengan segala perabotnya
tampak. Hal ini dibuat berdasarkan apa yang diingat
sipenggambarnya tentang benda-benda dalam ruang tertentu.

Multiple Intelligences.

Visual-Spasial
Mempelajari secara visual dan mengatur ide secara spasial:
berpikir dalam gambar secara visual pada hal-hal dalam pikiran
seseorang.

Tubuh / Kinestetik
Belajar melalui interaksi dengan lingkungan seseorang:
pengalaman nyata

13
Intrapersonal
Belajar melalui perasaan, nilai, dan sikap: memahami orang lain

Interpersonal.
Belajar melalui interaksi dengan orang lain: bekerja secara
kolaboratif dan kooperatif.

Naturalis.
Belajar melalui klasifikasi, kategori dan hierarki: kemampuan
untuk menangkap perbedaan halus.

Eksistensial.
Belajar dengan melihat "gambaran besar". Menghubungkan
pemahaman dan aplikasi dunia nyata ke pembelajaran baru.

Linguistik verbal.
Belajar melalui kata-kata lisan dan tertulis: membaca,
mendengarkan berbicara dan menulis.

Logis matematis.
Belajar melalui penalaran dan angka pemecahan masalah.

Musikal
Belajar melalui lagu, pola, ritme, instrumen, dan ekspresi musik.

D. PERKEMBANGAN EMOSIONAL.
Pertumbuhan emosional, dan sejauh mana ini dicapai adalah
dalam hubungan langsung dengan intensitas yang dicirikan oleh sang
pencipta dengan karyanya. Meskipun ini tidak mudah diukur, derajat

14
identifikasi diri berkisar dari tingkat keterlibatan rendah dengan
pengulangan stereotip ke tingkat tinggi di mana pencipta benar-benar
terlibat dalam potraying hal-hal yang bermakna dan penting baginya
dan di mana, terutama pada anak-anak muda, Jika anak sedang
menggambar, benar-benar itu kesempatan terbaik untuk melepaskan
emosi.

Pada tahap-tahap perkembangan tertentu, anak itu dapat secara


spontan mengulangi bentuk-bentuk untuk memastikan penguasaannya
atas bentuk-bentuk ini. Penggunaan simbol yang fleksibel dapat dengan
mudah dilihat oleh perubahan dan modifikasi. Anak muda menggambar
taman bunga akan memasukkan bunga dalam berbagai posisi, beberapa
tinggi, beberapa pendek, beberapa membungkuk, dan mungkin salah
satu yang telah rusak atau terinjak. Namun, pengulangan bunga yang
stereotip berulang-ulang dengan cara yang tidak berarti tanpa
keterlibatan atau pengalaman baru yang ditunjukkan pada bagian anak
muda. Ini mungkin merupakan pelarian dari menghadapi pengalaman
dunia dan mungkin sebenarnya menjadi kepuasan bagi individu yang
membuatnya.
Setiap individu tentunya memiliki perasaan emosi masing-masing.
Namun sebenarnya, emosi tersebut tidak hanya dirasakan oleh orang-
orang dewasa saja, namun juga bisa dirasakan oleh anak-anak

15
sekalipun. Bahkan sebenarnya, anak –anak merasakan emosional yang
lebih dibandingkan.
Hal ini dikarenakan mereka belum mampu untuk mengendalikan
emosi mereka tersebut. Perkembangan emosi pada anak biasanya akan
mengikuti perkembangan dari usia kronologisnya itu berate
menandakan bahwa perkembangan emosi anak akan selalu
berkembang sesuai dengan pertambahan usianya, dari mulai bayik
hingga beranjak dewasa. Intensitas keterlibatan menyediakan
pertumbuhan emosional.
 JENIS DAN FUNGSI EMOSI ANAK
Emosi sendiri mempunyai banyak jenis, yaitu seperti
senang, marah, takut, dan sedih. Menurut Stewart,
mengutarakan perasaan senang, marah, takut dan sedih adalah
dasar dari emosi.
a. Senang (gembira)
Pada umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan
dengan tersenyum(tertawa). Pada perasaan gembira ini juga
ada dalam aktivitas pada saat menemukan sesuatu, mencapai
kemenangan.
b. Marah
Emosi, marah dapat terjadi pada saat individu merasa
terhambat, frustasi karena apa yang hendak di capai itu tidak
dapat tercapai.
c. Takut
Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan
adanya bahaya.
d. Sedih
Dalam kehidupan sehari–hari anak akan merasa sedih pada saat
ia berpisah dari yang lainnya.

16
Tidak hanya jenisnya, emosi pada anak ternyata juga
mempunyai fungsi dan peranan tersendiri. Emosi memiliki
fungsi dan peranan yang sangat penting dalam perkembangan
anak, baik pada usia prasekolah maupun pada tahap-tahap
perkembangan selanjutnya, karena memiliki pengaruh
terhadap perilaku anak.
Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak yang
dimaksud adalah :
a. Merupakan bentuk komunikasi.
b. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan
penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
c. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
d. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang
dapat menjadi satu kebiasaan.
e. Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat
aktivitas motorik dan mental anak.

 CIRI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI ANAK


Anak-anak cenderung mengekpresikan emosinya
dengan bebas dan terbuka. Mereka sering memperebutkan
perhatian orang dewasa yang ada disekitarnya. Emosi yang
tinggi pada umumnya disebabkan oleh masalah psikologis
dibanding masalah fisiologi. Orang tua hanya memperbolehkan
anak mekakukan beberapa hal, padahal anak merasa mampu
malakukan lebih banyak lagi. Di samping itu, anak menjadi
marah bila tidak dapat melakukan sesuatu yang di anggap dapat
dilakukan dengan mudah.

17
Terdapat ciri-ciri reaksi emosi pada anak seperti
dibawah ini:
1. Reaksi emosi anak sangat kuat Dalam hal kekuatan, makin
bertambahnya usia anak, dan semakin bertambah matangnya
emosi anak maka anak akan semakin terampil dalam memilih
dan milih kadar keterlibatan emosionalnya.
2. Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan
cara yang di inginkannya. Bagi anak usia 4-5 tahun dalam hal ini
tidak dapat diterima oleh lingkungannya. Semakin emosi anak
berkembang menuju kematangannya maka mereka
akan belajar untuk mengontrol diri dan memperlibatkan reaksi
emosi dengan cara yang dapat di terima lingkungan.
3. Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi
lain
4. Reaksi emosi bersifat individual.
5. Keadaan anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang
ditampilkan.
 DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI EMOSI ANAK
 Dampak Positif
Emosi apabila diarahkan dengan baik, maka akan dapat menjadikan
anak tersebut dapat berkembang dengan baik. Perkembangan emosi
yang baik akan mengantarkan anak tersebut dapat mengembangkan
kemampuah imajinasi, intelektual dan lain sebagainya.
 Dampak Negatif
Demikian pula perkembangan emosi anak juga dapat bedampak negatif
pada perkembangan anak. Hal ini dapat menyebabkan kertelantaran
emosi, seperti anak tidak cukup mendapatkan pengalaman emosional
yang menyenangkan, terutama keingintahuan, kegembiraan,
kebahagiaan, dan kasih sayang. Akibatnya, anak akan mengalami

18
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan normal, anak biasanya
telambat untuk berbuat lebih baik lagi sesuai dengan umurnya,
perkembangan bicara terlambat, perkembangan intelektual terlambat.

E. PERKEMBANGAN SOSIAL.
Pertumbuhan sosial menyatakan bahwa perkembangan
social merupakan pencapai kematangan dalam hubungan social.
Perkembangan social dapat pula diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi: meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan
saling berkomunikasi dan kerja sama. Kemampuan social anak
berkembang dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul
dengan orang-orang dilingkungannya.

Perkembangan sosial berarti peroleh kemapuan berperilaku


yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku
soial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan
budaya dalam masyarakat di mana anak berkembang juga
tergantung dari usia dan tugas perkembangannya. Sosialisasi
merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai
dengan tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat
dengan orang-orang di sekitarnya.

19
F. PERKEMBANGAN KREATIVITAS.
Perkembangan kreativitas dapat ditunjukan oleh anak dimulai
saat anak mulai untuk membuat suatu coretan . Dia melakukan
bentuk penemuan dan menempatkan sesuatu pada cara uniknya.
Dari bukti kecil dari seluruh gambar atau lukisan anak, pertumbuhan
kreativitas tumbuh dan dapat siap melihat sisi kemandirian dan
imajinasinya.

Dukungan apresiasi seni


pada anak itu penting , mereka
dapat lebih terampil dan kreatif
dan merasa tidak terkekang
untuk dapat berkembang.
Literasi dan kreatifitas dapat
menumbuhkan suatu kehebatan pada beberapa tahun berikutnya.
Ini akan menjadi tambahan dari perhatian, sama untuk guru
maupun peneliti. Kepekaan dan literasi dapat dijelaskan detil
tentang penting dan kegiatan kreatif nanti. Untuk sekarang cukup
mengatakan semua produk seni jika itu benar kerja anak, itu adalah
perjalanan dari kreatif itu sendiri.

G. PERKEMBANGAN ESTETIK.
Pertumbuhan estetika sering dianggap sebagai bahan
dasar dari pengalaman seni apa pun. Estetika dapat didefinisikan
sebagai sarana mengatur pemikiran, perasaan, dan mempersepsikan
ke dalam ekspresi yang mengkomunikasikan pikiran dan perasaan ini
kepada orang lain. Organisasi kata-kata yang kita sebut prosa atau
puisi, organisasi kali kita menyebut musik, organisasi gerakan tubuh

20
biasanya disebut sebagai tarian, dan organisasi garis, bentuk, warna,
dan bentuk membentuk seni.
Tidak ada standar baku untuk estetika; melainkan, kriteria
estetika didasarkan pada individu, karya seni tertentu, budaya di
mana ia dibuat, dan maksud atau tujuan di balik bentuk seni. Ada
kesombongan organisasi yang luar biasa dalam seni. Bentuk estetis
tidak diciptakan oleh pengenaan aturan eksternal apa pun,
melainkan karya kreatif yang tumbuh oleh prinsipnya sendiri.

Periodisasi Perkembangan Anak-anak.


Pembagian masa/periodisasi dimaksudkan untuk lebih mengenal
karya seni rupa anak dalam hal melakukan kegiatan dan penilaian. Pada
umumnya semua periodisasi yang ditemukan oleh para ahli memiliki
kesamaan, misalnya perkembangannya dimulai dari umur dua tahun.
Periodisasi masa pekembangan seni rupa anak menurut Viktor
Lowenfeld dan Lambert Brittain : Creative and Mental Growth .
1. Masa Mencoreng 2-4 Tahun
(Scribbling )
2. Masa Prabagan 4-7 Tahun
(Preschematic)
3. Masa Bagan 7-9 Tahun
(Schematic Realism)
4. Masa Realisme Awal 9-12 Tahun
(Dawing Realism)
5. Masa Naturalisme semu 12- 14 Tahun
(Pseudo Naturalistic)
6. Masa Penentuan 14-17 Tahun
(Period of Decision)

21
 Masa Coreng- Moreng (Scribbling Period) pada usia 2-4 tahun.
Kesenangan membuat goresan pada anak-anak usia dua
tahun bahkan sebelum dua tahun sejalan dengan perkembangan
motoric tangan dan jarinya yang masih menggunakan motoric
kasar. Hal ini dapat kita temu anak yang melubangi atau melukai
kertas yang digoresnya. Goresan-goresan yang dibuat anak usia 2-
3 tahun belum menggambarkan suatu bentuk objek. Pada awalnya,
coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motorik. Hal ini
tentunya berkaitan dengan kemampuan motoric anak yang masih
menggunakan morotik kasar. Kemudian, pada perkembangan
berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan arah yang
bervariasi pula.

Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu :


1) Corengan tidak beraturan adalah bentuk gambar yang sembarang,
mencoreng tanpa melihat ke kertas belum dapat membuat
corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi .
2) Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak
menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang dibuatnya
3) Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng moreng

GAMBAR INI MENURUT SAYA,


Gambar diatas membuat sulit
dipahami orang yang sedang melihat
hasilnya, setidaknya banyak orang
berpikir hasilnya cuma mencoret itu
saja . kemungkinan dimulai dari tahap
mencoreng pada usia umum seperti ini .

22
A. Masa Pra Bagan ( Pre Schematic Period) pada usia 4-7 Tahun .
Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang diga
mbarkan anak biasanya berupa gambar kepala-
berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala
kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai
pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pad tahap
ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris
untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi
tangan lebih berkembang. Aspek warna belum ada hubungan
tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah,
coklat atau warna lain yang disenanginya.

MENJELASKAN GAMBAR INI.


Ia menggambar kepala bentuk
lingkaran, rambut tampak tegak
sekali. Mengapa diwarnai warna
coklat gelap pada muka seperti itu ?
oleh itu, karena seorang anak
berhayal mungkin orang berkulit
warna coklat gelap ada yang tinggal
di Indoneisa, orangnya itu yang
dilihat seorang anak salah satu menggambar tersebut.

Penempatan dan ukuran objek bersifat subjektif,


didasarkan kepada kepentingannya. Jika objek gambar lebih
dikenalinya seperti ayah dan ibu, maka gambar dibuat lebih besar
dari yang lainnya. Ini dinamakan dengan “ Persepektif batin”.
Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada
usia ini.

23
MENJELASKAN GAMBAR INI.

Pendapat saya sulit menjelaskan gambar ini, saya berfikir


gambarnya bertema anggota keluarga mungkin. Kalau anak
memiliki bersaudara dan orangtua, ia sangat cepat memahami ciri-
ciri anggota keluarga saat sedang menggambar. Misalnya,
seseorang Papa memiliki kumis atau rambutnya uban pada usia
produktif, sedangkan seseorang mama memiliki rambut lebat yang
telah ia melihatnya seperti gambar tersebut.
B. Masa Bagan ( Schematic Period) pada usia 7-9 Tahun .
Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas, anak cenderung
mengulang bentuk . Gambar masih tetap berkesan datar dan
berputar atau rebah . Pada perkembangan selanjutnya kesadaran
ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (Base Line). Misalnya
gambar sebuah rumahyang seolah-olah terbuat dari kaca bening,
hingga seluruh di dalam rumah kelihatan dengan jelas.

24
MENJELASKAN GAMBAR INI.
Gambar sebelah ini yang bisa
dipahami saya tapi agak jelas
jika melihat hasilnya ini .
menurut saya, hasilnya

Ada sebuah rumah mewah


paling pojok, sebelah
bangunan sekolah karena
lingkungannya ada tiang
bendera mungkin dipikiran
itu sebuah sekolah . paling
dibawah, kendaran
dikendarai oleh sopir/
pengendara mematuhi
aturan lalu lintas. Dan juga
ada rel kereta api yang melintas jalan kearah jalan raya yang
dipenuhi kendaraan.

MENJELASKAN GAMBAR INI.


Karya gambar digambar oleh
anak sudah bisa memahami
ruang dan waktu, intelektualnya
dengan secara visual melalui
penglihatnya . misalnya,
Matahari masih cerah artinya
Siang hari sebaliknya terkadang
cuaca mendung diselimuti oleh

25
awan sudah mau turun hujan. Sedangkan, anak-anak
memahami ruang apa saja yang terisi dalam rumah contohnya
ruang tamu, ruang kamar tidur, kamar mandi dan lain-lain.

C. Masa Realisme Awal (Early Realism) pada usia 7-9 Tahun.


Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai
kenyataan dan kesadaran perspektif mulai muncul. Namun
berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam
lingkungan. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun
demikian, dalam menggambar objek, proporsi (perbandingan
ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.
Pemahaman warna sudah mulai disadari, warna biru langit
berbeda dengan biru air. Selain dikenalnya warna dan ruang,
penguasan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai
dikenal pada periode ini.

MENJELASKAN GAMBAR INI.


Biasanya gambar ini sering digambar
oleh anak perempuan, memang fakta
sama sekali walau tidak semua anak
perempuan menyukai menggambar
buang itu saja.
Anak perempuan menggambar bunga
dan kupu-kupu yang favoritnya dan
juga warna yang disukai ia.

26
MENJELASKAN GAMBAR INI.
Hasil gambar dilukisan oleh anak-anak sangat menyukai
binatang yang difavoritnya . dan juga memahami warna sesuai
ciri-ciri hewan contohnya, Gajah memiliki gading dan warna
abu-abu biasanya sering dilihat pengunjung atau wisatawan
sedangkan rusa memiliki tanduk dan warna coklat

D. Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) pada usia 12- 14


Tahun .
Pada masa naturalism semu, kemampuan berfikir abstrak
serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada
seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan
kepasa objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak
bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan
kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus
pada hal-hal yang menarik perhatiannya .
Penguasan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh
objek lebih meningkat. Tipe Haptic memperhatikan tanggapan

27
keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan
perasaanya. Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari oleh
anak-anak.

MENJELASKAN GAMBAR INI.


Tokoh kartun terkenal yang
digemari oleh anak-anak,
berkembangan intelektual
pada anak-anak memahami
warna-warnai dan
menggambarnya tampak jelas yang dapat dipahami banyak orang
ketika melihat hasil gambar tersebut.

E. Periode Penentuan (Period of Decision) pada usia 14-17 Tahun .


Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri.
Perbedaan tipe individual makin tampak. Anak yang berbakat
cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang,
tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan
seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru
banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa
keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam
kehidupan.

28
MENJELASKAN GAMBAR INI.
Seroang remaja menyadari memiliki
kemampuan diri, ketika ia menggambar
tampak jelas sekali yang dipahami
orang sekitarnya. Gambar ini
dimaksudnya, pandangan
pemandangan benar-benar indah sekali
ketika seorang menikmati disana
setidaknya sedang sendirian.

TIPOLOGI SENI RUPA ANAK


Gaya ungkapan sering dilupakan dalam pelaksanakan
pendidikan seni rupa. Apabila kita mencoba mengumpulkan
tulisan sejumlah orang, maka dengan mudah kita akan melihat
perbedaan gaya ungkapan tulisan mereka.
Mereka sama-sama belajar menulis, maka setiap orang
menghasilkan gaya tulisan berbeda-beda. Dalam kegiatan
menggambar pun sesungguhnya demikian. Kegiatan
menggambar kebanyakan dilakukan dengan tidak spontan,
bahkan dilakukan dengan ragu-ragu, terutama oleh anak-anak
besar yang tidak berbakat seni rupa, maka gaya ungkapannya
tidak tampak sama sekali. Hal ini disebabkan oleh goresan-
goresan yang membentuk itu dibuat masih dalam proses
belajar.

29
Gambar anak dapat mencerminkan karakter anak.
Apa yang digambarkan merupakan hasil apa yang dilihat
kemudian dirasakan. Apa yang digambar bukan hanya yang
sedang ia pikirkan, melainkan apa yang dilihat dengan perasaan
yang diasosiasikan. Anak dapat meniru alam, mengubah,
mengurangi atau menghilangkan sebagian objek yang
digambarkannya.
Berdasarkan hasil karya gambar yang diciptakan anak,
kita sebagai guru akan mengetahui cara ungkapan seni rupa
yang berbeda. Perbedaan ini terletak pada hasil karya yang
dihasilkan. Perbedaan ini terletak pada hasil karya
yang dihasilkan. Ada gambar yang naturalis, ada gambar anak
yang bertipe ekspresif, ada gambar yang bertipe dekoratif dan
sebagainya. Selain itu perbedaan karakter tipologi gambar anak
terletak pada tingkat usia anak.

Sementara itu, penggolongan karya gambar anak menurut


Lowenfeld, terbagi menjadi:

Tipologi seni rupa anak terdiri atas 3 tipe yaitu tipe visual, tipe
haptic dan tipe campuran ( visual – haptic) sebenarnya pada
kenyataanya jarang tipe-tipe ini muncul secara murni,
umumnya tipe-tipe tersebut bergerak dan cenderung
bercampur.

1. Tipe Visual.
Tipe Visual yaitu anak-anak yang mempunyai ketajaman
menghayati sesuatu objek/sumber ide melalui indera
penglihatannya, sehingga karya gambar yang dibuatnya

30
cenderung didasarkan pada kesamaan bentuk ( visual realistis)
yang dilihat atau dihayatinya. Ada kecenderungan pada diri anak-
anak yang bertipe visual ini untuk melihat, mengamati, atau
mencari objek untuk selanjutnya diungkapkan ke dalam karya
gambarnya dengan memperlihatkan adanya kemiripan bentuk,
objektif, proporsional secara tepat.
Penguasan ruang telah terasa dengan cara membuat
kecil objek gambar benda yang jauh. Begitu pula penguasaan
warna, pemakaian warna sesuai dengan warna-warna pada
bendanya. Batas-batas tertentu gambar atau lukisan anak yang
tergolotng tipe visual dapat dipersamakan dengan lukisan karya
pelukis naturalistis, yang membuat lukisannya sangat teliti,
karena ingin menggambarkan keadaan sebagaimana
kelihatannya (dari pengalaman visual.
 Ciri-ciri tipe visual antara lain:
 Lebih menonjol daya tangkap k eindrawinya.
 Mengutamakan kesamaan hasil rekam ojek nyata.
 Memperhatikan proporsi dan perbandingan rekaman objek
nyata.
 Menonjolkan sentuhan perspektif.

2. Tipe Haptik.
Tipe haptik yaitu anak-anak yang mempunyai kepekaan atau
ketajaman perasaan atau mata hatinya, sehingga gambar yang
dibuat cenderung diasarkan atas ekspresi atau reaksi
emosionalnya, dan bukan berdasakan hasil penglihatan indera
matanya. Ekspresi pribadi akan lebih mempengeruhi hasil
gambar yang dibuatnya. Subyektivitas dalam mengakap kesan
objek yang kemudian diolah kedalam bentuk gambar sevara

31
bebas spontan, dan bersifat ekspresionistis. Anak-anak yang
karya gambarnya bertipe haptik ini jumlahnya lebih sedikit.
Sedangkan sebagai anak-anak yang tidak
memperlihatkan kecenderungan dari kedua karakteristik tipologi
diatas, dapat dikelompok ke dalam tipologi campuran ( visual
dan haptik).
 Tidak berorientasi pada kenyataan.
 Lebih mengutamakan suasana hati atau emosi.
 Bersifat sangat individual.
Karakteristik campuran ini didasarkan pada kemampuan
memadukan ketajaman melihat melalui mata dan
kepekaan/ketajaman perasaan (mata hati) untuk
menghasilkan kary agambar.
Pada tipe campuran, yaitu karya gambar anak yang dalam
proses pembuatannya tidak menunjukkan adanya
kecenderungan pada tipe visual atau tipe haptik.

32

Anda mungkin juga menyukai