TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gula
2.1.1. Pengertian Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada makanan atau
minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim
atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun
pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggir, atau jagung, juga menghasilkan semacam
gula/pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula
(penyulingan).
jenis gula untuk memudahkan dalam pengolahan dan penggunaan yg tepat (Dewi, 2012).
Gula jenis ini terbuat dari sari tebu yang mengalami proses kristalisasi. Warnanya
ada yang putih dan kecoklatan (raw sugar). Karena ukuran butiranya seperti pasir, gula
jenis ini sering disebut gula pasir. Biasanya digunakan sebagai pemanis untuk masakan,
Gula ini memiliki bentuk butiran yang agak besar, lebih besar dari gula pasir.
Biasanya digunakan untuk taburan pada kue yang dipanggang seperti kue kering, karena
tidak meleleh pada suhu oven. Gula jenis ini banyak dijumpai dengan penampilan yang
berwarnawarni.
Memiliki ukuran butiran lebih halus dari gula pasir. Warnanya putih bersih. Gula
ini paling sering digunakan untuk bahan campuran pada pembuatan cake, kue kering
(cookies) atau pastry karena mudah larut/bercampur dengan bahan lain. Membuat gula ini
cukup mudah, hanya dengan memasukkan gula pasir ke dalam kantong plastik.
disebut juga dengan tepung gula. Karena mudah larut, gula ini cocok digunakan untuk
membuat krim atau menjadi taburan pada cake atau kue kering. Gula bubuk ada yang
5. Gula Donat
Gula ini memang khusus digunakan untuk taburan donat. Teksturnya berbentuk
tepung halus dan warnanya putih. Keistimewaannya, gula ini rasanya dingin di mulut
karena mengandung mint dan tidak basah apabila terkena minyak. Kadang, gula ini juga
digunakan untuk membalur kue kering (cookies) contohnya kue Putri Salju.
Gula ini berbentuk dadu dan mempunyai mutu yang baik. Biasanya dipakai
7. Brown Sugar
Gula jenis ini adalah gula pasir yang proses pembuatannya belum selesai dan
dibubuhi molasses sehingga berwarna kecoklatan. Gula ini beraroma karamel dan rasanya
legit, tidak semanis gula pasir. Penggunaan gula jenis ini pada cookies membuatnya
menjadi lebih lembut dibandingkan dengan menggunakan gula pasir. Ada beberapa
macam Brown Sugar yaitu Soft/Light Brown Sugar dan Dark Brown Sugar.
Disebut juga gula semut. Berasal dari nira/sari batang bunga pohon aren. Berbutir
seperti pasir halus dan berwarna coklat. Gula ini memiliki bau yang khas. Biasanya gula
jenis ini digunakan untuk membuat fruit cake atau juga untuk campuran cookies.
9. Gula Jawa
Gula ini dibuat dari nira/sari bunga pohon kelapa (batang manggar). Umumnya
gula jenis ini berbentuk silinder kecil atau seperti mangkuk kecil karena dicetak dengan
batok kelapa. Di beberapa daerah gula ini sering disebut gula merah.
Terbuat dari nira/sari bunga pohon aren. Aromanya lebih khas daripada gula jawa.
Umumnya berwarna lebih gelap dari gula jawa. Gula aren sering disebut gula merah.
Gula tebu merupakan gula yang diambil dari nira tanaman tebu. Warnanya
kecoklatan sama seperti gula jawa dan gula aren. Gula tebu juga disebut gula merah.
Gula ini bentuknya seperti bongkahan kecil batu dan butirannya kasar. Rasanya
tidak semanis gula pasir tetapi cita rasanya lebih legit. Gula ini meleleh perlahan.
Biasanya digunakan untuk minuman atau membuat kue. Supaya lebih mudah larut,
Merupakan hasil fermentasi tepung beras (padi – padian) yang telah mengalami
berwarna kuning, kental dan rasanya lebih manis dari madu. Gula maltosa ini
memberikan rasa yang nikmat setelah dioleskan pada bebek/ayam panggang. Gula ini
Dibuat dengan memanaskan gula pasir sampai gula meleleh dan berwarna kuning
Yaitu larutan gula yang berwarna kuning kental sehingga mirip dengan jeli (jelly).
Biasanya larutan gula ini digunakan sebagai campuran dalam membuat butter cream.
Dijual dalam kemasan plastik dan mudah diperoleh di toko – toko bahan makanan.
terbuat dari cairan nira yang dikumpulkan dari pohon kelapa, aren, tebu dan lontar. Nira
merupakan cairan manis yang terdapat di dalam bunga tanaman aren, kelapa, tebu dan
lontar yang pucuknya belum membuka dan diperoleh dengan cara penyadapan. Cairan
dicetak dan didinginkan. Setelah dingin maka gula merah siap dikonsumsi atau dijual
Gula ini memiliki banyak sekali varian bergantung pada jenis bahan dasar yang
digunakan. Meskipun sama – sama nira, namun bisa berasal dari pohon yang berbeda –
beda. Kualitas gula yang dihasilkan serta rasanya berbeda antara satu pohon dengan
pohon lainnya.
dari nira yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti
kelapa, aren, tebu dan lontar. Berikut ini adalah jenis – jenis gula merah yaitu
(Rahmadianti, 2012) :
Gula merah yang paling banyak ditemui adalah gula Jawa atau gula kelapa. Nira
pohon kelapa disadap, diolah, dan dicetak dalam bambu (gula Jawa bentuk silinder) atau
tempurung kelapa (gula Jawa bentuk batok). Gula kelapa banyak digunakan masyarakat
Jawa untuk bahan baku kecap manis, pemanis minuman, dodol, kinca, atau kue. Warna
cokelatnya lebih tua dibanding gula aren dan biasanya agak kotor, sehingga harus
disaring terlebih dahulu. Klasifikasi kelapa menurut taksonomi adalah sebagai berikut ;
berbunga), Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil), Sub Kelas: Arecidae, Ordo:
nucifera L.
Gula aren hampir sama dengan gula Jawa. Bedanya, gula aren diambil dari nira
pohon aren (enau atau kolang-kaling) dan berwarna cokelat cerah. Bentuknya ada yang
silindris dan ada yang berbentuk batok runcing, namun biasanya dibungkus dengan daun
kelapa kering. Sebagian orang lebih menyukai gula aren untuk membuat kue karena
dianggap lebih harum, enak, dan bersih. Klasifikasi aren menurut taksonomi adalah
Sub Kelas: Arecidae, Ordo: Arecales, Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan), Genus:
3. Gula Tebu
Gula tebu diambil dari nira tanaman tebu. Kualitas gula merah tebu sangat
ditentukan oleh kegiatan penanganan pasca pemotongan batang tebu. Makin lama batang
tebu disimpan, maka produk gula merahnya cenderung berwarna kecoklat – coklatan
hingga hitam. Klasifikasi tebu menurut taksonomi adalah sebagai berikut ; Kingdom:
Saccharum officinarum L.
Gula semut atau palm sugar atau gula palem adalah gula kelapa atau gula aren
dalam bentuk kristal atau bubuk, sehingga kadang juga disebut gula kristal.
Penggunaannya lebih praktis karena mudah larut, plus tahan lama karena kering. Gula ini
bisa ditambahkan ke jamu atau minuman hangat, adonan roti, kue, atau makanan lainnya.
menjadi lezat, namun juga sehat. Setiap seratus gram gula merah mengandung 4 mg zat
besi, 90 mg kalsium dan karoten serta laktoflavin. Kandungan gula pada gula merah lebih
rendah jika dibandingkan dengan gula pasir sehingga sangat baik untuk penderita
diabetes atau bagi mereka yang ingin menurunkan kadar lemak tak jenuh di dalam
tubuhnya. Selain itu tidak ditemukan kolesterol di dalam gula merah. Nutrisi mikro yang
lain adalah thiamine, nicotinic acid, riboflavin, niacin, ascorbatic acid, vitamin C,
vitamin B12, vitamin A, vitamin E, asam folat, protein kasar dan juga garam mineral.
Gula merah memiliki sifat hangat dan memiliki rasa manis alami. Di dalamnya
terkandung unsur yang bersifat menguatkan limpa, menambah darah, meredakan nyeri,
Keunggulan gula merah yang lain adalah proses larutnya ke dalam cairan tubuh
berlangsung dalam tempo yang lama (perlahan-lahan). Karena itu, gula merah mampu
memberikan energi dalam rentang waktu yang lebih panjang. Selain itu, riboflavin yang
mikronutrien dan multivitamin yang rendah. Gula merah juga dapat memberikan manfaat
positif kepada wanita yang baru melahirkan atau memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur.
Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi
sifat ataupun bentuk makanan. Bahan Tambahan Makanan itu bisa memiliki nilai gizi,
tetapi bisa juga tidak. Menurut ketentuan yang ditetapkan, ada beberapa kategori Bahan
Tambahan Makanan. Pertama Bahan Tambahan Makanan yang bersifat aman, dengan
dosis yang tidak dibatasi, misalnya pati. Kedua, Bahan Tambahan Makanan yang
digunakan dengan dosis tertentu, dan dengan demikian dosis maksimum penggunaanya
juga telah ditetapkan. Ketiga, bahan tambahan yang aman dan dalam dosis yang tepat,
serta telah mendapatkan izin beredar dari instansi yang berwenang, misalnya zat pewarna
sebagai bahan makan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam
atau menghambat oksidasi. Contohnya : asam askorbat dan asam eritrobat serta
garamnya untuk produk daging, ikan, dan buah-buahan kaleng. Butil hidroksi
anisol (BHA) atau butil hidroksi toluen (BHT) untuk lemak, minyak, dan
margarin.
aluminium silikat serta magnesium karbonat untuk susu bubuk dan krim bubuk
makanan. Contohnya : asam klorida untuk bir, dan asam fumarat untuk jeli.
dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak
5. Pemutih dan pematang tepung (flour treatment agent) adalah bahan tambahan
makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung
pemantap dan pengental produk susu, gelatin dan amonium alginat untuk
pemantap es krim.
kecap dan saus tomat, asam propionat untuk keju dan roti.
amonium sulfat dan aluminium kalium sulfat untuk acar ketimun dalam botol,
9. Pewarna (colour) adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberi warna pada makanan. Contohnya : karamel untuk warna coklat, xanthon
10. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa (flavour, flavour enhancer) adalah bahan
11. Sekuestran (sequestrant) adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat
ion logam yang ada dalam makanan. Contohnya : asam fosfat dan asam sitrat.
Selain BTP yang tercantum dalam peraturan menteri tersebut masih ada beberapa
BTP lainnya yang biasa digunakan dalam pangan, misalnya (Cahyadi, 2009) :
2. Penambah gizi, yaitu bahan tambahan serupa asam amino, mineral, atau vitamin,
baik tunggal, maupun campuran, yang dapat meningkatkan nilai gizi pangan.
3. Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga
2. Formalin (formaldehyd)
4. Kloramfenikol (chlorampenicol)
7. Nitrofuranzon (nitrofuranzone)
1168/Menkes/Per/X/1999, selain bahan tambahan di atas masih ada tambahan kimia yang
dilarang, seperti rhodamin B (pewarna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), dulsin
antara lain; warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan.
Oleh karena itu, warna menimbulkan banyak pengaruh terhadap konsumen dalam
memilih suatu produk makanan dan minuman sehingga produsen makanan sering
Zat pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki
atau memberi warna pada makanan. Penambahan warna pada makanan dimaksudkan
untuk memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses
pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan
termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna
sintetis.
1. Pewarna Alami
Banyak warna cemerlang yang berasal dari tanaman dan hewan yang dapat
Umumnya pewarna alami aman untuk digunakan dalam jumlah yang besar
sekalipun, berbeda dengan pewarna sintetis yang demi keamanan penggunaannya harus
2. Pewarna Sintetis
Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai prosedur
pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna pangan. Zat pewarna yang diizinkan
penggunaannya dalam pangan disebut permitted color atau certified color. Zat warna
yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur penggunaannya, yang
disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia,
toksikologi, dan analisis media terhadap zat warna tersebut (Yuliarti, 2007).
dampak positif bagi produsen dan konsumen, di antaranya dapat membuat suatu pangan
lebih menarik, meratakan warna pangan, dan mengembalikan warna dari bahan dasar
yang hilang atau berubah selama pengolahan, ternyata dapat pula menimbulkan hal – hal
yang tidak diinginkan dan bahkan mungkin memberikan dampak negatif kesehatan
manusia. Beberapa hal yang mungkin member dampak negatif tersebut terjadi apabila :
1. Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil, namun berulang.
3. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda – beda, yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari – hari, dan
keadaan fisik.
secara berlebihan.
5. Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak
memenuhi persyaratan.
2.5. Rhodamin B
2.5.1. Pengertian Rhodamin B
Rhodamin B adalah pewarna terlarang yang sering ditemukan pada makanan,
terutama makanan jajanan. Rhodamin B adalah zat pewarna berupa serbuk kristal
berwarna merah keunguan, tidak berbau, serta mudah larut dan dalam larutan warna
merah terang berfluorensi. Rhodamin B termasuk salah satu zat pewarna yang
diperuntukkan sebagai pewarna kertas atau tekstil serta dinyatakan sebagai zat pewarna
Rhodamin B memiliki nama lain, di antaranya acid butirat pink B, ADC rhodamin
B, brilliant pink B, calcozine rhodamin BL, aizen rhodamin BH, aizen rhodamin BHC,
akiriku rhodamin B, calcozine rhodamin BX, calcozin rhodamin BXP, cerise toner,
certiqual rhodamin, cogilor red 321.10, cosmetic briliant pink bluish D conc, edicol
supra rose B, elcozine rhodamin B, geranium lake N, hexacol rhodamin B extra, rheonin
yang lama (kronis) akan dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker.
Namun demikian, bila terpapar rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu
singkat akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin B. Bila rhodamin B tersebut masuk
melalui makanan maka akan mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan
mengakibatkan gejala keracunan dengan air kencing yang berwarna merah ataupun
terjadinya iritasi pada saluran pernafasan. Demikian pula apabila zat kimia ini mengenai
kulit maka kulit pun akan terkena iritasi. Mata yang terkena rhodamin B juga akan
mengalami iritasi yang ditandai dengan mata kemerahan dan udem pada mata.
(Syah, 2005) :
1. Bila terkena kulit, lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu penderita yang
2. Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari rhodamin B, selama
3. Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam fisilogis, mata
dikedip – kedipkan sampai dipastikan sisa Rodamin B sudah tidak ada lagi atau
4. Bila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih rendah dari pinggul
dokter.
pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Zat pengawet terdiri dari senyawa organik
dan anorganik dalam bentuk asam dan garamnya. Aktivitas – aktivitas bahan pengawet
tidaklah sama, misalnya ada yang efektif terhadap bakteri, khamir, ataupun kapang.
1) Belerang dioksida
2) Kalium bisulfit
3) Kalium metabisulfit
4) Kalium nitrat
5) Kalium nitrit
6) Kalium sulfit
7) Natrium bisulfit
8) Na-metabisulfit
Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada yang anorganik karena bahan
ini lebih mudah dibuat. Bahan organik digunakan baik dalam bentuk asam maupun dalam
bentuk garamnya. Berikut adalah daftar bahan pengawet organik yang diziinkan
722/Menkes/Per/1988) :
1) Asam benzoat
2) Asam propionat
3) Asam sorbat
4) Kalium benzoat
5) Kalium propionat
6) Kalium sorbat
7) Kalsium benzoat
8) Metil-p-hidroksi benzoat
9) Natrium benzoat
11) Nisin
sebagai berikut :
2. Formalin (Formaldehyd)
3. Kloramfenikol (chlorampenicol)
5. Nitrofuranzon (nitrofuranzone)
pengaruh atau gangguan kesehatan atau sakit. Untuk itu digunakan konsep ADI
(Acceptable Daily Intake). ADI dinyatakan dalam mg/kg berat badan yang didefenisikan
sebagai jumlah bahan yang masuk ke tubuh setiap harinya, bahkan selama hidupnya
tanpa resiko yang berarti bagi kesehatannya. Sebagai contoh, belerang dioksida
merupakan bahan pengawet yang sangat luas pemakaiannya, namun pada dosis tertentu
dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan, tetapi belum ada pengganti belerang
dioksida yang sama efektifnya atau cukup memuaskan. Keracunan karena adanya
Penggunaan nitrit dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kanker. Karena pada
kondisi tertentu akan terjadi reaksi antara nitrit dan beberapa amin yang secara alami
terdapat dalam bahan pangan sehingga membentuk senyawa nitrosiamin yang dikenal
sebagai senyawa karsinogenik. Nitrit juga merupakan senyawa yang tergolong sebagai
menjadi nitrose haemoglobin atau methaemoglobin yang tidak berdaya lagi mengangkut
oksigen. Akibatnya terjadi cianosis (kulit menjadi biru), pucat, sesak napas, muntah, dan
tinggi dari ± 70%. Beberapa efek lain pemakaian bahan pengawet yaitu iritasi lambung,
iritasi kulit apabila terkena langsung, migrain, serta timbulnya reaksi alergi terhadap kulit
dan mulut.
2.7. Formalin
2.7.1. Pengertian Formalin
Formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna atau hampir tidak
berwarna dengan bau yang menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan
tenggorokan. Titik leleh -920C, titik didih -210C dan densitas dari formalin yakni 0,815
(pada suhu 200C). Bobot tiap mililiter ialah 1,08 gram. Dapat bercampur dalam air dan
alkohol. Sifatnya yang mudah larut dalam air dikarenakan adanya elektron sunyi pada
oksigen sehingga dapat mengadakan ikatan hidrogen molekul air. Memiliki konsentrasi
Formalin secara alamiah sudah ada di alam. Dan formalin menjadi berbahaya
tidak saja ketika bercampur makanan, tetapi juga dalam udara dan masuk melalui
pernapasan maupun kulit. Formalin dapat bereaksi dengan hampir semua zat di dalam sel.
Bereaksi terhadap kulit, bereaksi terhadap lambung, bereaksi dengan cepat terhadap
selaput lendir saluran pernafasan dan pencernaan, serta cepat teroksidasi menjadi asam
formiat di dalam tubuh terutama pada hati dan sel darah merah.
sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni
pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembersih lalat dan jenis serangga lainnya.
sebagai berikut:
1. Dampak Akut
Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat dalam jangka pendek biasanya
terjadi akibat terpapar formalin dalam jumlah yang banyak. Seperti iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing bersin,
radang tonsil, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung berdebar,
sakit kepala, dan diare. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan
kematian.
2. Dampak Kronis
yang lama dan berulang, biasanya jika mengonsumsi formalin dalam jumlah kecil dan
terakumulasi dalam jaringan. Efeknya yaitu seperti mata berair, gangguan pada
pencernaan, hati, ginjal pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan bersifat
(Yuliarti, 2007):
1. Bila formalin tertelan, segera minum susu atau norit untuk mengurangi
2. Bila terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkena
formalin. Cuci kulit selama 15 – 20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan
air yang banyak serta pastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit;
3. Bila formalin mengenai mata, segera bilas mata dengan air mengalir yang cukup
banyak sambil mengedip – kedipkan mata. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di
mata. Aliri mata dengan larutan garam dapur 0,9% (seujung sendok teh garam
dapur dilarutkan dalam segelas air) terus – menerus sampai penderita siap dibawa
ke dokter;
4. Bila terkena hirupan atau terkena kontak langsung formalin, tindakan awal yang
yang aman. Bila penderita terkena sesak berat, gunakan masker berkatup atau
2.8. Pengetahuan
tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih lama bertahan/langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan, sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
2.9. Sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk berespons (secara positif atau negatif)
ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau orang
yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita kepada sesuatu atau
menyebabkan kita menolaknya. Sikap dapat juga ditumbuhkan dari pengalaman yang
amat terbatas. Kita dapat mengambil suatu sikap tanpa mengerti situasinya yang lengkap.
syndrome of respons consistency with regards to object” bahwa sikap itu suatu sindroma
atau kumpulan gejala dalam merespon suatu stimulus atau objek, sehingga sikap itu
melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo,
2005).
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah
(Notoatmodjo, 2003).
Permenkes RI
Gula Pemeriksaan No. 1168/
Pedagang
Merah Laboratorium Menkes/
gula merah Per/X/1999
Tidak ada
ditemukan Memenuhi
Karakteristik Pedagang gula Rhodamin B syarat
merah : dan Formalin
- Jenis kelamin
- Umur
- Lama bekerja
Tingkat pengetahuan
pedagang tentang bahan
tambahan pangan, zat
pewarna, zat pengawet,
rhodamin B dan formalin.
Sikap pedagang terhadap
penggunaan bahan tambahan
pangan, zat pewarna, zat
pengawet, rhodamin B dan
formalin.