PEMBAHASAN
Ilmu berasal dari kata علما- يعلم-علم yang artinya mengetahui, lawan dari
kata جهلyang artinya bodoh.
Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang
berarti pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang
berarti pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan
adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian
dan dapat diterima oleh rasio.
Imam Raghib al- Ashfahani dalm kitabnya, Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu
adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama,
mengetahi inti sesuatu itu (oleh ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua,
menghukum adanya sesuatu pada sesuatu yang ada (oleh ahli ligika dinamakan
tashdiq, maksudnya mengetahui hubungan sesuatu dengan sesuatu).”
Az-Zubaidi berkata dalam kamus Tajul-‘Arus, “Mayoritas ahli membedakan
masing-masing term itu. Bagi mereka ilmu adalah yamg paling tinggi karena ilmu
itulah yang mereka perkenankan untuk dinisbatkan kepada allah swt. Sementara,
mereka tidak mengataknan: ‘Allah arif’ atau ‘Allah syair’. Perbedaan-perbedaaan
tersebut disebut dalahm karangan-karangan ahli basaha.
Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat yang
tetap sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan tanpa kritik.
Atau, ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”
2. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah
tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu
menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal.Maksud dari beramal
adalah melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan
pekerjaan manusia dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena
dengan mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang
Artinya : Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu
karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya
adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya
untuk keluarga adalah Taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya
perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku,
sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.
3. Perbedaan Orang yang Berilmu dengan Orang Bodoh
Dalam Al- Qur’an Allah swt. Berfirman yang Artinya: "(apakah kamu hai orang
musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang dia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran."(Az-Zumar:9)
Allah swt membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang
jahil.Keduanya tidak sama. Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang terpenting
adalah antara orang yang berilmu dengan orang yang bodoh jelas tidaklah
sama.Seperti halnya antara orang yang buta dan orang yang melihat,kegelapan dan
cahaya, orang yang hidup dana mati, manusia dan hewan, serta antara penghuni surga
dan penghuni neraka.1
Dasar hukum menuntut ilmu yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits nabi
Muhammad saw. Banyak sekali hadits dan ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang
menuntut ilmu.
Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.
Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita
bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi
1
sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits disebutkan
bahwa :
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (Hadits sahih,
diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu
Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu Anhum. Lihat:
Sahih al-jami: 3913)
Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan.
Dengan ilmu kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat meraih akhirat dan
dengan ilmu pula kita bisa meraih kedua-duanya.
Firman Allah pada surat Al-Alaq ayat 1-5 , berbunyi :
2
Pendengaran, penglihatan dan hati atau akal adalah merupakan perangkat atau
alat untuk menuntut ilmu. Perangkat ilmu yang Allah berikan kepada manusia
merupakan sebuah potensi yang tiada ternilai harganya, dengan penglihatan,
pendengaran dan hati (akal) manusia mampu menggali ilmu. Karena kemampuannya
menalar dan mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran yang
abstrak..
Pengetahuan itu diperoleh manusia bukan hanya dengan penalaran, melainkan
juga dengan kegiatan berfikir lainnya, dengan perasaan dan intuisi. Lain halnya
dengan hewan yang tidak memiliki potensi tersebut karena hewan tidak mampu
berbuat seperti apa yang dapat dicapai oleh manusia. Maka sangat beralasan jika
Allah memerintahkan manusia untuk menggali lautan ilmu-Nya.
Seberapapun tingginya ilmu dan pengetahuan manusia, hanyalah merupakan
sebagian kecil saja dari ilmu Allah. Namun kesempatan untuk memperoleh sebagian-
sebagian dari ilmu Allah yang lain tetaplah ada selama manusia mempunyai kemauan,
kemampuan dan usaha.
Dalam mencari ilmu pengetahuan, hendaklah yang dapat memberikan manfaat
bagi kebaikan di dunia dan di akhirat baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang
lain.Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan sadaqoh, sesuai dengan sabda
Nabi,
Selagi ada kesempatan untuk mencari ilmu dan sebelum Allah mencabut atau
mengangkat ilmu dari manusia, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk kita
manfaatkan serta kita amalkan di jalanNya. Sebab ilmu yang bermanfaat merupakan
salah satu amal jariyah yang tak akan terputus.
“Sesungguhnya dunia adalah terkutuk dan terkutuklah semua penghuninya
kecuali orang-orang yang mengingat Allah,para wali Allah,para orang-orang yang
berilmu dan juga orang orang yang belajar untuk mendatkan ilmu” (HR Tirmidzi
dari Abu Hurairah)
Rosulullah selalu antusias dalam menyebut ilmu dan orang-orang yang
mempelajarinya dengan gigih. Rosulullah selalu menyerukan kepada semua kaum
muslimin untuk mempelajari berbagai macam ilmudan mengajarkannya kepada
manusia sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa rosulullah
bersabda Artinya “belajarlah akan suatu ilmu dan lalu ajarkanlah (ilmu tersebut)
kepada manusia. Pelajarilah ilmu faroidh (ilmu waris) dan lalu ajarkan kepada
manusia. Pelajarilah al-qur’an dan lalu ajarkanlah kepada manusia”
C. Keutamaan Bagi Orang yang Berilmu
4
Hadits ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh
dan peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar
benar mengetahui dan larangan bagi orang-orang yang berani mengeluarkan fatwa
tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadits ini juga dijadikan alasan oleh para ulama
bahwa pada zaman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid.5
Dalam hadits lain juga disebutkan anjuran untuk memelihara ilmu pengetahuan,
diantaranya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim:
.م.ول هللا صbb انظر ما كان من حديث رس:و كتب عمر بن عبد العزيز الى ابى بكر ابن حزم
وbb و التفش.م.بي صbbديث النbbل اال حbb و ال تقب.آءbbانى خفت دروس العلم و ذهب العلمbbه فbbفاكتب
) (متفق عليه. فأن العلم ال يهلك حتى يكون سرا. و التجلس حتى يعلم من ال يعلم.العلم
Umar bin Abdul aziz menulis surat kepada Abu bakr bin Hazm” kumpulkan hadits –
hadits Nabi yang kau temukan dan tulislah, aku khawatir akan hilangnya ilmu dan
perginya para ulama (meninggal)janganlah engkau terima selain hadits Nabi.
Pelajarilah ilmu dengan seksama sampai mengetahui sesuatu yang tidak
diketahui,ilmu tidak akan rusak kecuali setelah menjadi rahasia (H.R. Bukhori-
Muslim)6.
Hadits tentang keutamaan menuntut ilmu
Adapun munasabah yang berkaitan tentang keutamaan menuntut ilmu yaitu,
Dari Anas bin Malik Rasulallah SAW bersabda:“barang siapa keluar untuk mencari
ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga ia kembali. (HR. Tirmidzi).
Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilm itu
dinilai sebagaai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu
dengan sungguh-sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan
bila sesorang meninggal dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya
Allah karena dinilai sama dengan mati syahid.
Hadits tentang peran ilmu terhadap pendidikan
Rosulullah SAW memerintahkan untuk mendidik anak-anaknya dengan tiga
perangai :
a. Cinta terhadap Nabinya, karena cinta terhadap Nabi adalah lebih utama dari pada
cinta terhadap kedua orang tuanya bahkan terhadap dirinya sendiri, sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah hadits :
6
ؤمنbb ال ي: لمbbه وسbbلى هللا عليbbبي صbbال النbb ق. الbbه قbbه انbbعن انس بن مالك رضى هللا عن
) (رواه البخارى. وولده والناس اجمعين احدكم حتى اكون احب اليه من والده
Dari Anas r.a. bahwasanya dia berkata, Nabi SAW bersabda,” Seseorang diantara
kamu tidak beriman, sehingga aku lebih dicintai daripada orang tua, anak-anak dan
manusia seluruhnya.” ( H.R. Bukhori )7
b. Cinta kepada keluarga Nabi, karena barang siapa cinta kepada seseorang maka ia
akan cinta kepada apa yang dicintai oleh seseorang tersebut dan keturunanya.
Sesungguhnya keluarga Nabi adalah lebih berhak mendapatkan cinta, sebagaimana
Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 33 :
و يطهركم تطهيرا البيت انما يريد هللا ليذهب عنكم الرجس اهل
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul
Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.