Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Mode PDF
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Mode PDF
Tri Muah
Trimuah150767@gmail.com
SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIIIG SMP Negeri 2 Tuntang dengan model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a match
pada materi persamaan garis lurus. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a match
merupakan salah satu model Pembelajaran Kooperatif dimana siswa bekerja sama mencari
pasangan masing-masing. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data
menggunakan catatan lapangan, observasi, tes dan wawancara. Alat pengumpulan data
adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan butir soal. Analisis data dalam penelitian
tindakan kelas ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil yang didapat dalam penelitian
ini: siklus 1 dilakukan selama 2 pertemuan dengan hasil persentase siswa yang nilainya di
atas KKM sebanyak 53,33%. Siklus 2 dilakukan selama 2 pertemuan dengan hasil persentase
siswa yang nilainya di atas KKM sebanyak 76.67%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 8G SMP Negeri 2 Tuntang.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif Make a Match, hasil belajar
138
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah)
siswa juga beranggapan bahwa matematika itu informasi untuk bertahan hidup pada keadaan
pelajaran yang menakutkan dan membosankan. yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Berdasarkan masalah tersebut, perlu dilakukan Pembelajaran matematika hendaknya
perbaikan yang terkait pada proses pembela- dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai
jaran. Upaya yang dilakukan dalam rangka dengan situasi (contextual problem). Dengan
perbaikan ialah melalui penerapan model mengajukan masalah kontekstual, peserta didik
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match secara bertahap dibimbing untuk menguasai
dalam materi persamaan garis lurus yang akan konsep matematika. Untuk meningkatkan
diajarkan. keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
menggunakan teknologi informasi dan
KAJIAN PUSTAKA komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau
MATEMATIKA media lainnya.
Wahyudi (2012:10) menjelaskan bahwa Berdasarkan pendapat di atas dapat
matematika berkenaan dengan ide (gagasan- disimpulkan bahwa matematika ialah suatu
gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan, pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis,
yang diatur secara logis sehingga matematika berjenjang dari yang paling mudah hingga ke
berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. paling rumit. Sedangkan pembelajaran mate-
Selanjutnya, Heruman (2007:27) mengemuka- matika hakikatnya adalah proses dirancang
kan matematika sebagai ilmu pengetahuan yang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
mempelajari struktur yang abstrak dan pola lingkungan yang memungkinkan siswa
hubungan yang ada di dalamnya. Hal ini berarti melaksanakan kegiatan belajar matematika
belajar matematika pada hakekatnya adalah yang mampu menanamkan konsep matematika
belajar konsep, struktur konsep dan mencari secara jelas, tepat dan akurat kepada siswa
hubungan antar konsep dan strukturnya. sesuai dengan jenjang kelasnya.
Menurut lampiran Permendiknas No. 22 Berpijak pada hakikat dan karakterisik
Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) matematika pembelajaran matematika seperti telah diurai-
merupakan ilmu universal yang mendasari kan diatas, maka guru mata pelajaran mate-
perkembangan teknologi modern, mempunyai matika perlu mempertimbangkan rancangan
peran penting dalam berbagai disiplin dan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
pesat teknologi informasi dan komunikasi kreatif, serta kemampuan bekerjasama melalui
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan model pembelajaran kooperatif make a match.
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, Uraian secara medalam atau mendetail
analisis, teori peluang dan matematika diskrit. tentang model pembelajaran kooperatif make
Mata pelajaran matematika perlu diberikan a match dan hasil belajar pada bagian tersendiri
kepada semua peserta didik untuk membekali Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, Learning)
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kemampuan itu Pengertian Pembelajaran Kooperatif
diperlukan agar siswa memiliki kemampuan menurut Isjoni (2011) adalah sistem pem-
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan belajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerjasama
139
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143
dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas belajar mengenai suatu konsep atau topik
yang terstruktur selanjutnya guru bertindak dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini
sebagai fasilitator. Belajar kooperatif menurut bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan
Anitah (2008) adalah pembelajaran yang untuk semua tingkatan usia anak didik.
menggunakan kelompok kecil sehingga siswa Kunandar (2008) menyebutkan langkah-
bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan langkah model pembelajaran kooperatif tipe
belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. make a match sebagai berikut: (1) guru me-
Dari dua definisi tentang pembelajaran nyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep
kooperatif dapat disimpulkan sebagai kegiatan atau topik yang cocok untuk sesi review, bagian
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk depan berisi soal, sedangkan bagian belakang
bekerja sama menyelesaikan persoalan. berisi jawaban; (2) setiap siswa mendapat satu
Konsep pembelajaran kooperatif pada kartu; tiap siswa memikirkan jawaban dan soal
intinya menempatkan pengetahuan yang dimiliki dari kartu yang dipegang; (3) setiap siswa
siswa yaitu hasil dari aktivitas yang dilakukan, mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
bukan pengajaran yang diterima secara pasif cocok dengan kartunya; (4) setiap siswa yang
(Isjoni, 2010). Hasil pembelajaran kooperatif dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
dapat bermanfaat bagi siswa yang memiliki waktu, maka akan diberi hadiah atau poin; (4)
prestasi rendah namun berusaha memperoleh setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap
pengetahuan dari pada kelompok siswa yang siswa mendapat kartu yang berbeda dari
prestasinya tinggi yang tidak berpikir untuk sebelumnya.
memperolehnya. Siswa yang lemah belajar Kelebihan dari model pembelajaran
dengan konsep yang menantang melalui interaksi kooperatif tipe make a match yaitu, dapat
dengan siswa yang pintar dengan mendorong meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik
keberhasilan mereka serta menimbulkan secara kognitif maupun fisik; ada unsur
perjuangan di dalam kelas. Siswa yang pintar permainan, metode ini menyenangkan; me-
dalam belajar kelompok dapat memperluas ningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pemahaman mereka karena menjelaskan yang dipelajari; dapat meningkatkan motivasi
konsep-konsep pada siswa yang lain (Isjoni, belajar siswa; efektif sebagai sarana melatih
2010). keberanian siswa untuk tampil presentasi;
efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
waktu untuk belajar.
Make a Match
Model pembelajaran make a match atau Hasil Belajar
mencari pasangan menurut Kunandar (2008) Poerwadarminto (2003:348) mengata-
adalah model pembelajaran kooperatif dengan kan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang
cara mencari pasangan soal atau jawaban yang dicapai setelah seseorang mengadakan suatu
tepat dan siswa yang sudah menemukan kegiatan belajar yang terbentuk dalam bentuk
pasangannya sebelum batas waktu akan diberi suatu nilai hasil belajar yang diberikan guru.
poin. Model pembelajaran kooperatif tipe selanjutnya, Tu’u (2004: 75) menyatakan bahwa
make a match ini dikembangkan oleh Lorna hasil belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui
Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang
ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
140
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah)
ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. rendah. Subyek penelitian adalah siswa kelas
Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan VIIIG yang berjumlah 30 siswa.
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar Sumber data dalam penelitian ini ialah
setelah mengalami aktivitas belajar, sedangkan diperoleh dari wawancara, observasi, dan nilai
hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah tes formatif siswa. Teknik pengumpulan data
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menggunakan tes dan catatan harian.
menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan
Hasil dan Pembahasan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa Penelitian tindakan kelas dilakukan di
setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Hasil SMP Negeri 2 Tuntang yaitu kelas VIIIG
belajar ini berupa nilai yang diberikan oleh guru berjumlah 30 siswa. Berdasarkan hasil
sebagai bentuk dari pengalaman belajar. observasi dan wawancara sebelum dilakukan
Gagne seperti dikutip oleh Kunandar penelitian, hasil belajar siswa kelas VIIIG
(2008) menyebutkan bahwa ada lima kategori tergolong rendah yaitu dari 30 siswa, ada 27
hasil belajar, yakni: informasi verbal, kecakapan siswa (10%) belum tuntas.
intelektul, strategi kognitif, sikap dan kete- Selanjutnya dilakukan perbaikan melalui
rampilan. Sementara itu Bloom mengungkapkan 2 siklus, siklus 1 dilaksanakan dalam dua
tiga tujuan pengajaran yang merupakan pertemuan. Pada pertemuan 1 guru menerap-
kemampuan seseorang yang harus dicapai dan kan model pembelajaran kooperatif tipe make
merupakan hasil belajar yaitu: kognitif, afektif, a match yaitu dengan membagikan kartu-kartu
dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22). soal kepada seluruh siswa, bagian depan adalah
Penelitian ini mengacu pada hasil belajar soal dan bagian belakang adalah jawaban milik
menurut Kunandar (2008) dimana hasil belajar teman. Siswa mengerjakan soal-soal di dalam
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pem- kartu sampai batas waktu yang ditentukan,
belajaran dari guru. Pemahaman yang dimiliki kemudian mencari pasangan jawaban dari kartu
siswa dapat mengontrol nilai yang akan dicapai yang didapat. Hal ini bertujuan agar siswa mau
siswa, sehingga setiap siswa memiliki kepuasan berperan aktif dalam setiap pembelajaran, tidak
terhadap kemampuan yang dimiliki dan nilai atau pasif hanya duduk mendengarkan penjelasan
hasil belajar yang didapatnya. guru. Hasil pengamatan setelah dilakukan
penerapan make a match pada pertemuan 1,
METODE PENELITIAN siswa sudah mulai aktif mengerjakan soal yang
Penelitian dilaksanakan pada bulan diberikan oleh guru, namun masih ada siswa
Oktober sampai dengan November pada yang bingung dengan langkah pembelajaran
semester gasal tahun ajaran 2015/2016 pada dengan make a math karena baru pertama kali
materi persamaan garis lurus. Lokasi penelitian diterapkan. Pertemuan 2, siswa sudah terbiasa
dilakukan di SMP Negeri 2 Tuntang yang dengan model pembelajaran kooperatif tipe
terletak di Jln. Mertokusumo, Ds. Candirejo, make a match. Terlihat ketika proses penger-
Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Pemilihan jaan soal, keseluruhan siswa sudah memiliki
tempat didasarkan pada pertimbangan bahwa kesadaran akan tugas yang diberikan. Akhir
di kelas VIIIG SMP Negeri 2 Tuntang masih siklus I, yaitu setelah pertemuan 1 dan 2, dilaku-
mengalami masalah dalam hasil belajar siswa kan tes siklus I (post test 1) untuk mengukur
pada mata pelajaran matematika yang masih tingkat pemahaman siswa.
141
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143
142
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Tri Muah)
143