Oleh :
Preseptor :
BAGIAN BEDAH
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Grand Case yang berjudul “Kanker payudara” ini dapat
Kanker payudara , serta menjadi salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
perbaikan dan bimbingan. Terima kasih juga kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi.
Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 DISKUSI…………………………………….……………………………..45
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................47
3
BAB 1
PENDAHULUAN
berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan salah satu
ketahun.1
Berdasarkan laporan dari WHO tahun 2011 angka kejadian rata rata kanker
payudara dari hampir seluruh negara berkembang sekitar 40 dari 100.000 penduduk. 1
Menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1000
penduduk. Data di Indonesia pada tahun 2013, kanker payudara merupakan jenis
kanker terbanyak urutan ke dua (11,5%) setelah kanker leher rahim. Kanker payudara
merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar
Angka kejadian kanker payudara di Sumatera Barat yaitu 5,6%. Angka ini lebih
tinggi dibandingkan dengan angka kejadian rerata nasional yaitu sekitar 4,3%
sehingga menempatkan Sumatera Barat pada urutan keenam dari seluruh provinsi di
Indonesia.3
Lebih dari 80% kasus kanker payudara di Indonesia berada dalam stadium
4
lanjut, dimana upaya pengobatan lebih sulit dilakukan. Kurangnya program deteksi
dini, serta oleh kurangnya kemampuan diagnosis, pengobatan, dan fasilitas yang
memadai. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis
dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar
Makalah ini membahas mengenai studi kasus kanker payudara, terutama deteksi
dini dan pencegahannya, serta laporan kasus dan diskusi pada bagian akhir untuk
membandingkan prosedur yang telah dilakukan dengan teori sebelumnya.
Metode yang dipakai dalam penulisan studi kasus ini berupa hasil
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kanker payudara adalah kelompok tumor ganas pada jaringan payudara yang
dapat berasal dari epitel epitel duktus laktiferus, epitel lobulus dan sebagian kecil
mengenai jaringan otot dan kulit payudara. Pada umumnya kanker pada payudara
2.2. Anatomi
dasar-dasar tindakan operasi pada kanker payudara maka sangat penting mengetahui
anatomi payudara. Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-
1. Batas-batas payudara:
6
Gambar 1. Struktur Sekitar Payudara
Pada sekitar 95% wanita, terdapat perpanjangan batas kuadran lateral atas
payudara sampai ke axilla, yaitu “axillary tail of spence”. Pada daerah ini jaringan
payudara memasuki suatu rongga pada fascia axillaris yang disebut “Foramen of
Langer”; sehingga payudara pada daerah ini terletak dibawah fascia axillaris, dan
7
Gambar 2. Tail of Spence dan Kuadran Pada Payudara
Struktur Payudara
parenkim epitelial
8
Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15 – 20 lobus, yang masing-
masing mempunyai saluran ke papilla mammae yang disebut duktus laktiferus. Tiap
lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10 – 100 asini
grup. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mamma. Payudara
dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana permukaan anterior dan posterior
bekerja sebagai jaringan penunjang yang kuat diantara lobus dan parenkim, dan
diantara dermis kulit dengan bagian dalam fascia pektoralis superfisilais. Pada invasi
keganasan, bagian ligamen ini dapat terkontraksi, membentuk fiksasi dan retraksi
kulit.4
Epidermis pada puting susu dan areola adalah struktur berpigmen; yang
dilapisi keratin dari epitel stratified squamous. Pada pubertas, puting semakin
berpigmen dan menonjol. Terdapat kumpulan serabut otot polos yang radier dan
sirkumferensial, serta longitudinal pada daerah duktus laktiferus. Pada daerah areola
terdapat kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar areola asesorius. Kelenjar
banyak akhiran sel-sel saraf dan Meissner’s Corpuscles pada dermis puting. Areola
Vaskularisasi Payudara
Arteri
9
1. Cabang-cabang perforantes a. mammaria interna. Perforator II, III, dan IV dari
dinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal yang sesuai, menembus
Pembuluh darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. pektoralis mayor
o Arteri thorako-dorsalis
akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan
Vena
10
1. Cabang-cabang perforantes V. mammaria interna. Vena ini merupakan vena
terbesar yang mengalirkan darah dari payudara. Vena ini bermuara pada v.
11
Persarafan Payudara
Persarafan sensoris di bagian superior dan lateral berasal dari n. supraklavikular (C3
dan C4) dari cabang lateral n. interkostalis torasik. Bagian medial payudara
dipersarafi oleh cabang anterior n. interkostalis torasik. Kuadran lateral atas payudara
mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas sedapat mungkin
kecuali di daerah subareolar dan daerah sentral payudara, atau pada keadaan dimana
12
terjadinya obstruksi limfatik menyebabkan terjadinya aliran balik bidireksional. Hal
ini dapat terjadi karena pembuluh limfe tidak berkatup; sehingga aliran balik ini
1. Drainase Kulit
Mengalirkan pembuluh limfe dari kulit sekitarnya, dan tidak termasuk areola dan
2. Drainase Areolar
Yaitu pleksus subareolar dari Sappey; selanjutnya akan bergabung dengan KGB
aksilla.
3. Drainase Aksiler
1. KGB mammaria eksterna. Untaian kelenjar ini terletak di bawah tepi lateral
m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksila. Grup ini dibagi dalam dua
kelompok :
II-III
IV-V-V
2. KGB Skapula
13
KGB terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorako-dorsalis, mulai dari
beberapa diantaranya terletak sangat superficial, di bawah kulit dan fasia pada
pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan dan belakang.
KGB ini adalah kelenjar yang relatif paling mudah diraba. Dan merupakan
KGB ini terletak diantara m. pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami
5. KGB v. aksilaris
aksilaris – v. thorako-akromialis
6. KGB subklavikula
aksila yang tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal
14
Gambar 6. Level Kelenjar Getah Bening Sesuai m. pectoralis minor
Kelompok kelenjar ini kemudian dibagi lagi dalam 3 level atau tingkat,
Level I
Level II
sentral.
15
Level III
Terletak medial atau diatas dari batas atas m. pectoralis mino; yaitu grup
subclavicular.
2.3 Klasifikasi
membran basal (noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basalis
A. Non-invasif
B. Invasif
tersering
3. Karsinoma medularis
16
5. Karsinoma tubulus
6. Tipe lain
2.4 Etiologi
Etiologi kanker payudara masih belum diketahui secara pasti hingga sekarang
namun yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen.
Mutagen dapat berupa mutagen endogen yaitu radikal bebas seperti lipid peroksidase
dan malyondyaldehida (MDA) juga mutagen eksogen yaitu radiasi. Kanker payudara
diduga merupakan hasil dari mutasi pada salah satu atau beberapa gen. Dua
diantaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh disebut dengan
BRCA-1 (pada lokus 17q21) dan gen p53 (pada lokus 17p13). Gen ketiga adalah
BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13. Gen keempat yang juga terlibat adalah
gen reseptor androgen pada kromosom Y, mutasi gen ini berhubungan dengan insiden
1. Usia
Satu dari delapan keganasan payudara invasif ditemukan pada wanita berusia di
bawah 45 tahun. Dua dari tiga keganasan payudara invasif ditemukan pada wanita
berusia 55 tahun. Pada perempuan, besarnya insidens ini akan berlipat ganda setiap
17
2. Genetik dan familial
terjadi pada sekitar 18% kasus, 5% diantaranya benar-benar diwarisi secara familial
riwayat keluarga kanker payudara berisiko tinggi untuk terkena kanker payudara.
Risiko kanker payudara meningkat kira-kira dua kali lipat pada anak perempuan yang
ibunya mengidap kanker dan pada wanita yang saudara perempuannya menderita
kanker. Kanker familial ini cenderung terjadi pada usia muda dan bilateral.
mempredisposisi kanker payudara. Pada keluarga yang berisiko tinggi dengan empat
atau lebih anggota keluarga yang terkena kanker payudara, 33% diantaranya
mengalami mutasi gen BRCA-1. Kanker payudara familial juga sering berhubungan
dengan keganasan pada organ lain seperti kolon, ovarium, dan uterus.5,11
3. Hormon
perkembangan kanker payudara. Faktor reproduksi dan hormonal juga berperan besar
menimbulkan kelainan ini. Usia menarche yang lebih dini, yakni di bawah 12 tahun,
yang lebih lambat, yakni di atas 55 tahun, meningkatkan risiko kanker payudara
sebanyak 2 kali.
Hormon seks eksogen seperti terapi pengganti hormon dan kontrasepsi oral juga
meningkatkan risiko kanker payudara pada orang yang baru atau sedang
18
menggunakan (dalam jangka waktu lima tahun). Kontrasepsi oral juga dapat
meningkatkan risiko jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Pada penelitian
terbukti, kontrasepsi oral meningkatkan risiko kanker sekitar 1,24% pada orang yang
sedang menggunakan dan sebesar 1,16% pada orang yang telah berhenti
4. Reproduksi
Perempuan yang tidak pernah melahirkan (nullipara) atau yang pertama kali
melahirkan anak usia lebih dari 31 tahun mempunyai risiko tiga hingga empat kali
saat melahirkan anak pertama. Menyusui lebih lama juga dianggap dapat menurunkan
5. Obesitas
oleh efek tiap obesitas yang berbeda terhadap kadar hormon endogen. Walaupun
19
secara bertahap menghilang, dan peningkatan bioavabilitas estrogen yang terjadi pada
6. Diet
lemak, daging dan alkohol dapat meningkatkan risiko, sedangkan tingginya konsumsi
serat, sayur, buah, vitamin dan fitoestrogen dapat menurunkan risiko kanker
payudara. Diet di negara barat biasanya mengandung lemak dan gula yang tinggi
sedangkan di Asia dan negara yang belum berkembang, dietnya lebih banyak
mengandung vitamin dan serat. Perempuan dari negara barat memiliki risiko kanker
payudara enam kali lebih tinggi dibandingkan perempuan Asia dan negara
berkembang lainnya.5,11
7. Radiasi
Pada hewan percobaan terbukti adanya peranan sinar radiasi sebagai faktor
bom atom atau penelitian pada orang setelah pajanan sinar rontgen, peran sinar
Terdapat 2 jenis reseptor estrogen yang wujud antaranya adalah alfa (α) dan
beta (β) (dikenali sebagai ERα dan ERβ). Berbagai macam jaringan dalam tubuh
20
endometrium manakala ginjal, otak paru-paru dan beberapa organ lain
tetap kontroversi manakala peranan protein ERα sebagai penyebab kanker sudah
jelas.14
Kedua subtipe ER memiliki ikatan DNA yang kuat dan bertempat dalam inti
dan sitosol sel. Apabila estrogen masuk kedalam sel, ia akan berikatan dengan ER
dan komplex tersebut akan bermigrasi ke dalam nucleus dan menyebabkan proses
traskripsi protein yang selanjutnya menyebabkan perubahan pada sel. Oleh karena
sifat proliferasi estrogen, stimulasi selular dapat memberikan efek negative pada
Dua hipotesa yang dapat menjelaskan efek estrogen dalam pembentukan tumor : 14
premalignant (promoter).
HER 2 termasuk dalam famili epidermal growth factor receptor (EGFR) dari
protein ini menunjukan sifat untuk membentuk kluster di dalam membran sel tumor
namun ekspresi yang berlebihan dapat memicu pertumbuhan tumor dengan cepat,
21
menurukan rentan hidup, meningkatkan risiko rekurensi setelah operasi disertai
1. Tanda dimpling
memendek hingga kulit setempat akan menjadi cekung yang biasa disebut
Ketika vasa limfatik subkutis tersumbat oleh sel kanker, hambatan drainase
nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul tersebar
Ketika tumor menginvasi kulit tampak perubahan berwarna merah atau merah
gelap. Bila tumor bertambah besar lokasi tersebut dapat menjadi iskemik,
5. Perubahan inflamatorik
22
Secara klinis disebut sebagai karsinoma mammae inflamatorik, tampak
jaringan subpapilar
(paget disease). Klinis tampak areola, pailla mammae erosi, berkrusta, bersekret,
1. Pemeriksaan Penunjang
a. Mamografi
23
Mamografi memegang peranan mayor dalam deteksi dini kanker payudara,
sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala. Tipe
setiap 1-2 tahun untuk usia 50 tahun atau lebih. Pada kondisi tertentu
yang simptomatik, tipe ini lebih rumit dan digunakan untuk menentukan ukuran yang
tepat, lokasi abnormalitas payudara, untuk evaluasi jaringan sekitar dan getah bening
sekitar payudara.4
b. Ultrasonografi Payudara
maligna. USG secara umum diterima untuk membedakan masa kistik dengan solid
dan sebagai pengarah untuk biopsi serta pemeriksaan skrining pasien usia muda.
c. MRI
untuk deteksi kekambuhan lokal pasca BCT atau augmentasi payudara dengan
implant, deteksi multifocal cancer dan skrining pasien usia muda dengan densitas
d. Imunohistokimia
24
Pemeriksaan imunohistokima yang dilakukan untuk membantu terapi target,
erbB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p-53, Ki 67, dan Bcl2. Kanker payudara yang
cenderung memiliki prognosis yang lebih baik pada kanker payudara yang memiliki
ER(+) atau PR (+) karena masih peka terhadap terapi hormonal. Kanker payudara
secara berlebihan. Kanker payudara yang memiliki status ER(-), PR(-), HER2/neu (-),
yang disebut sebagai triple negated, cenderung agresif dan prognosisnya buruk.15
e. FNAB
payudara. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama untuk evaluasi lesi kistik. Dengan
jarus halus sejumlah kecil jaringan dari tumor diaspirasi keluar lalu diperiksa di
bawah mikroskop. Walaupun paling mudah dilakukan, specimen FNAB kadang tidak
dapat menentukan grade tumor dan merupakan biopsi yang memberikan informasi
F. Core Biopsy
Biopsi ini menggunakan jarum yang ukurannya cukup besar sehingga dapat
diperoleh spesimen silinder jaringan tumor. Core biopsy dapat membedakan tumor
yang noninvasif dengan yang invasif serta grade tumor. Core biopsy dapat digunakan
untuk membiopsi kelainan yang tidak dapat dipalpasi, tetapi terlihat pada
mamografi.15
G. Biopsi Terbuka
25
Biopsi terbuka dilakukan bila pada mamogradi terlihat adanya kelainan yang
mengarah ke tumor maligna, hasil FNAB atau core biopsy yang meragukan. Bila
hasil mamografi positif tetapi FNAB negatif, biopsi terbuka perlu dilakukan.5
sedikit jaringan sehat disekitar massa tumor dan biopsi insisional hanya mengambil
dilakukan dengan panduan jaruna dan kawat yang diletakkan dalam jaringan
Biopsi ini dilakukan untuk menentukan status keterlibatan kelenjar limf aksila
dan parasternal (internal mammary chain) dengan cara pemetaan limfatik. Prosedur
ini menggunakan kombinasi pelacak radioaktif dan perwarna biru. Apabila tidak
dijumpai adanya sentinel node, diseksi kelenjar limf aksila tidak perlu dilakukan.
Sebaliknya, jika sentinel node positif sel tumor, diseksi kelenjar limf aksila harus
dilakukan, walaupun nodus yang ditemukan hanya berupa sel tumor teriso;asi dengan
Bone scan bertujuan untuk evaluasi metastasis di tulang. Foto toraks dan USG
J. Pemeriksaan Laboratorium
26
Pemeriksaan laboratorium darah rutin dan kimia darah guna kepentingan
adanya metastasis pada liver, sedangkan alkali fosfatase dan kalsium untuk
memprediksi adanya metastasis pada tulang. Pemeriksaan kadar kalsium darah rutin
lebih penting gunanya untuk menentukan rekurensi dari kanker payudara,dan belum
2.9 Diagnosis
1. Anamnesis
identitas penderita, faktor resiko, perjalanan penyakit, tanda dan gejala kanker
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Amati ukuran, simetri kedua mamae, perhatikan apakah ada benjolan tumor
atau perubahan patologik kulit (misal cekungan, kemerahan, udem, erosi, nodul
satelit, peau d’orange, dll.). perhatikan kedua papilla mamae apakah simetri, ada
27
Gambar 5. Inspeksi payudara
b. Palpasi
- Payudara
Umumnya dalam posisi baring, juga dapat kombinasi duduk dan baring.
Waktu periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dan perut jari berlawanan arah
jarum jam atau searah jarum jam palpasi dengan lembut. Kemudian dengan lembut
pijat areola mamae, papilla mamae, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat benjolan,
harus secara rinci diperiksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi batas,
28
permukaan mobilitas, nyeri tekan, dll. dari massa itu. Ketika memeriksa apakah
tumor melekat ke dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang,
agar m. pektoralis mayor berkerut. Jika tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas
- Kelenjar Limfe
Pemeriksaan kelenjar limfe regional paling baik posisi duduk. Ketika memeriksa
aksila kanan dengan tangan kiri topang siku kanan pasien, dengan ujung jari kiri
palpasi seluruh fosa aksila secara berurutan. Waktu memeriksa fosa aksila kiri
29
Gambar 7. Pemeriksaan kelenjar getah bening
3. Pemeriksaan Penunjang
staging yaitu dengan Rontgen toraks, USG abdomen (hepar), dan bone scanning.
magnetic resonance imaging (MRI), CT scan, PET scan, dan bone survey. Setiap ada
dilakukan.5,15
4. Klasifikasi Stadium
30
sesuai dengan ukuran tumornya)
T1 Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya ≤ 2 cm
T1mic Adanya mikroinvasi ukuran ≤ 0,1 cm
T1a Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm - 0,5 cm
T1b Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm - 1 cm
T1c Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm - 2 cm
T2 Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya > 2 cm – 5 cm
T3 Tumor dengan ukuran diameter terbesar > 5 cm
T4 Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding
dada atau kulit (Catatan : dinding dada adalah termasuk iga, otot
interkostalis, dan serratus anterior tapi tidak termasuk otot
pektoralis)
T4a Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis
T4b Edema (termasuk peau d'orange), ulserasi, nodul satelit pada
kulit yang terbatas pada 1 payudara
T4c Mencakup kedua hal diatas (T4a+T4b)
T4d Mastitis karsinomatosa
Nx KGB regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya)
N0 Tidak terdapat metastasis KGB regional
N1 Metastasis ke KGB aksila ipsilateral yang mobile
N2 Metastasis ke KGB aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi,
atau adanya pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral (klinis)
tanpa adanya metastasis ke KGB aksila
N2a Metastasis pada KGB aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau
melekat ke struktur lain
N2b Metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral secara
klinis dan tidak terdapat metastasis pada KGB aksila
N3 Metastasis pada KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis KGB aksila atau klinis terdapat metastasis pada KGB
mamaria interna ipsilateral dan metastasis pada KGB aksila; atau
metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis pada KGB aksila /mamaria interna
Metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral
N3a
Metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB aksila
N3b
Metastasis ke KGB supraklavikula
N3c
Mx Metastase jauh tidak diketahui
Mo Tidak ada metastase jauh
31
M1 Ada metastase jauh
T = ukuran tumor primer (ukuran T secara klinis, radiologis dan mikroskopis
adalah sama. Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm)
N = kelenjar getah bening regional
M = metastasis jauh
TNM stage grouping
Stadium T N M
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium 1 T1 N0 M0
T0 N1 M0
Stadium IIA T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
Stadium II B
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
Stadium III A T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
T4 N0 M0
Stadium III B
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium III C Tiap T N3 M0
Stadium IV Tiap T Tiap N M1
(American Joint Comittee on Cancer, 2002)
radioterapi, terapi hormone, targeting therapy, terapi rehabilitasi medic, serta terapi
paliatif.
a. Operasi (pembedahan)
32
Merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker payudara. Berbagai
jenis operasi pada kanker payudara memiliki kerugian dan keuntungan yang berbeda-
beda.
payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot
pektoralis mayor dan minor serta diseksi aksila level I-III. Operasi ini
dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia atau otot pectoral tanpa ada
metastasis jauh.
payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor dan fasia
pectoral serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini dilakukan pada stadium dini
kulit sebanyak mungkin serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus
disertai rekonstruksi payudara dan dilakukan pada tumor stadium dini dengan
jarak tumor ke kulit jauh (>2 cm) atau stadium dini yang tidak memenuhi
kulit serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini juga harus disertai rekonstruksi
payudara dan dilakukan pada tumor stadium dini dengan ukuran 2cm atau
kurang, lokasi perifer dan potong beku sub areola: bebas tumor.
33
5) Breast Concerving Treatment adalah terapi yang komponennya terdiri dari
radioterapi.
b. Kemoterapi
menghancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau
mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Pengobatan kemoterapi bersifat sistemik,
berbeda dengan pembedahan atau radiasi yang lebih bersifat lokal/setempat. Obat
sitostotika dibawa melalui aliran darah atau diberikan langsung ke dalam tumor,
jarang menembus blood-brain barrier sehingga obat ini sulit mencapai sistem saraf
pusat. Ada 3 jenis kemoterapi yaitu adjuvant, neoadjuvan, dan primer (paliatif).
atau radiasi. Tujuan terapi adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang
mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih
berhasil.
3) Terapi primer sebagai pengobatan utama pada tumor ganas yang diberikan
metotreksat (M), dan 5-FU (F). Oleh karena doksorubisin merupakan salah
34
satu zat tunggal yang paling aktif, zat ini sering digunakan dalam kombinasi
tersebut.
c. Radioterapi
Mekanisme utama kematian sel karena radiasi adalah kerusakan DNA dengan
gangguan proses replikasi dan menurunkan risiko rekurensi lokal dan berpotensi
d. Terapi hormonal
ekspresi positif dari estrogen reseptor (ER) dana atau progesterone reseptor (PR)
tanpa memandang usia, status menopause, status kgb aksila maupun ukuran tumor.
pertumbuhan sel-sel kanker. Terapi untuk kanker payudara adalah tra stuzumab
2. Kanker payudara stadium dini dini / operabel (stadium I dan II, tumor <= 3 cm)
• Mastektomi
35
• Grade III
• TNBC
• Ki 67 bertambah kuat
• Usia muda
• KGB > 3
Radiasi bila :
Radiasi eksterna diberikan dengan dosis awal 50 Gy. Kemudian diberi booster;
Indikasi BCT :
atau lobular carcinoma in situ (LCIS) • Belum pernah diradiasi dibagian dada •
36
a) Operabel (IIIA)
b) Inoperabel (IIIB)
Radiasi eksterna pasca mastektomi diberikan dengan dosis awal 50 Gy. Kemudian
Prinsip :
2.11 Prognosis
37
Seperti keganasan pada umumnya, prognosis kanker payudara ditunjukkan oleh
angka harapan hidup atau interval bebas penyakit. Prognosis penderita keganasan
payudara diperkirakan buruk juka usianya muda, menderita kanker payudara bilateral,
mengalami mutasi genetik, dan adanya triple negative yaitu grade tumor tinggi dan
seragam, reseptor ER dan PR negatif, dan respone reseptor permukaan sel HER-2
juga negatif. Persentase harapan hidup lima tahun penderita payudara dapat dilihat
BAB 3
ILUSTRASI KASUS
38
3.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Usia/Tgl Lahir : 70 tahun / 10-01-1948
Alamat : Muara Labuh, Solok Selatan
Tgl masuk : 26-7-2018
Tgl pemeriksaan: 27-7-2018
3.2 Anamnesis
Seorang pasien perempuan usia 70 tahun rujukan dari RSUD Solok Selatan
dating ke RSUP DR M Djamil dengan :
Keluhan Utama
Benjolan disertai tukak pada payudara sebelah kanan sejak 2 bulan sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
- Benjolan disertai tukak pada payudara sebelah kanan sejak 2 bulan yang
lalu. Benjolan pertama kali dirasakan pasien sebesar telur puyuh sejak 2
tahun yang lalu. Nyeri pada benjolan (+). Pasien pernah berobat sekali 2
tahun yang lalu di RSUD Solok selatan, dan tidak pernah dikontrol.
- Tidak ada keluhan benjolan atau nyeri pada kedua ketiak
- Sesak napas (-)
- Nyeri punggung (-)
- Nyeri kepala (-)
- Mual (-), Muntah (-)
- Rasa penuh di perut (-)
- Demam (-)
- Penurunan nafsu makan (+)
- Penurunan berat badan (+) kurang lebih 8 kg sejak 2 bulan ini
- BAB dan BAK tidak ada keluhan
- Riwayat operasi sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keganasan di tempat lain tidak ada.
39
- Riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu tidak terkontrol
- Riwayat diabetes mellitus tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti pasien.
40
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
- Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial línea mid
clavicula sinistra RIC V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-),
Gallop (-)
- Regio Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), Darn contour (-), Darn steifung (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),muscle rigidity (-)
Status Lokalis
Mammae Dextra
- Inspeksi : Massa ukuran 8 x 7 x 2 cm, disertai ulkus dan berdarah,
skin dimple (+), peau de’orange (-), nipple retraction
(+), nipple discharge (-)
- Palpasi : Teraba massa pada kuadaran lateral atas dengan
permukaan tidak rata, konsistensi keras, terfiksir, batas
tidak tegas, nyeri (+), ukuran diameter terbesar ± 8 cm
Mammae Sinistra
- Inspeksi : tidak tampak benjolan
41
- Palpasi : tidak teraba massa
Regio supraklavikula
Sinistra:
- Inspeksi : tidak tampak benjolan
- Palpasi : tidak teraba massa
Dekstra :
- Inspeksi : tidak tampak benjolan
- Palpasi : tidak teraba massa
Regio Infraklavikula
- Inspeksi : tidak tampak benjolan
- Palpasi : tidak teraba massa
42
3.4 Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hb : 10,3 gr/dl
Leukosit : 3710 /mm3
Trombosit : 340.000 /mm3
Hematokrit : 33 %
Na : 129 mg/dl
Albumin : 2,6 mg/d
GDR : 89 mg/dl
Ureum : 21 mg/dl
43
Kreatinin : 1 mg/dl
SGOT : 43 mg/dl
SGPT : 21 mg/dl
Kesan : Anemia, hiponatremia dan Hipoalbumin
Hasil Rontgen Thorax
Kesan : Kardiomegali
44
- Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (IV)
- Inj. Ketorolac 3 x 1 amp (IV)
- Ramipril 1 x 2,5 mg (PO)
- Rencana Biopsisi insisi
45
BAB 4
DISKUSI
Seorang pasien perempuan usia 70 tahun rujukan dari RSUD Solok Selatan
dating ke RSUP DR M Djamil dengan Benjolan disertai tukak pada payudara sebelah
kanan sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan pertama kali dirasakan pasien sebesar telur
puyuh sejak 2 tahun yang lalu. Nyeri pada benjolan (+). Pasien pernah berobat sekali
2 tahun yang lalu di RSUD Solok selatan, dan tidak pernah dikontrol. Setelah
yang sangat jarang dijumpai pada wanita berusia dibawah 20 tahun, tetapi meningkat
sampai usia 90 tahun. Insidensi kanker payudara pada wanita dibandingkan pria yaitu
100:1.
Pada anamnesis awalnya benjolan sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu,
awalnya benjolan terasa padat sebesar telur puyuh pada payudara kanan, lalu semakin
lama semakin besar hingga berukuran sebesar telur ayam. Benjolan tersebut kadang
terasa nyeri. Pada payudara kanan tampak perubahan warna kulit menjadi berwarna
cairan, putting tertarik kedalam dan gambaran kulit payudara yang menyerupai kulit
jeruk (peau de’orange). Berdasarkan literatur, jika dilihat dari perjalanan penyakitnya
pertambahan ukuran benjolan terjadi dalam waktu yang relatif singkat disertai adanya
infiltrasi massa ke kulit di atasnya yang ditandai dengan adanya perubahan warna
46
kulit dan tertariknya puting susu ke arah dalam. Hal ini menunjukkan bahwa massa
Pasien juga tidak mengeluhkan sesak nafas. Keluhan mual, muntah, rasa penuh
pada perut tidak ada. Keluhan nyeri kepala dan nyeri punggung juga tidak ditemukan
pada pasien ini. Pada anamnesis juga ditanyakan tentang kemungkinan penyebaran
tumor baik secara regional maupun metastasis jauh. Pada perabaan kelenjar getah
bening juga tidak ditemukan. Pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda penyebaran
keganasan ke kelenjar getah bening dan tanda metastasis. Pada pasien ini ditemukan
penurunan berat badan yang bermakna sekitar 8 kg sejak 2 bulan ini. Hal ini dapat
Pada pemeriksaan fisik, mammae dekstra tampak massa disertai ulkus berdarah
ukuran 8 x 7 x 2 cm, skin dimple (+), peau de’orange (+), nipple retraction (+),
nipple discharge (-). Pada mammae dekstra teraba massa pada kuadaran lateral atas
dengan permukaan tidak rata, konsistensi keras, terfiksir, batas tegas, nyeri tekan (+),
ukuran diameter terbesar ± 12 cm. Pada mammae sinistra tidak tampak adanya
Pada pemeriksaan rontgen foto toraks gambaran tanda adanya metastasis yaitu
efusi pleura dan coin lesion di paru tidak ada. Pada pasien ini direncanakan untuk
47
DAFTAR PUSTAKA
48
http://www.pathophys.org/breast-cancer/.
15. Mintian, Yang, Wang Yi. 2013. Buku Ajar Onkologi Klinis. Ed.2. Jakarta:
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
16. Suyatno & Pasaribu ET. Bedah Onkologi : Diagnosis dan Terapi. Edisi ke-2.
Jakarta: Sagung Seto. 2014.
49