Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

I. Endoskopi

Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi.


Endoskopi adalah pemeriksaan secara visual dan langsung pada lubang atau
rongga pada tubuh tertentu untuk melihat kelainan pada tubuh.8 pemeriksaan ini
langsung di kontrol dari monitor. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat
dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke
rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu
untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat
jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang
ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optic tersebut, terdapat satu
buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan
untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat
dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil.

Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga


gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi
juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan
biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.

Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk
melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip dan penjahitan. Selain itu,
endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai
jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya. Endoskopi pada saluran
cerna dibagi menjadi dua bagian besar, yakni endoskopi saluran cerna atas
(esofagoduodenoskopi ) dan saluran cerna bawah (kolonoskopi)

Hanya sedikit masalah endoskopi GI yang bisa membantu untuk


mendiagnosis atau menyelidiki adalah :

 Infeksi saluran kemih


 Perdarahan Internal gastrointestinal
 Ulkus gastrointestinal
 sindrom iritasi usus (IBS)
 Masalah Usus Besar
 Diare kronis

Ada berbagai jenis prosedur endoskopik yang terlibat dalam pemeriksaan


organ yang berbeda atau sistem. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut

 Kolposkopi
 Bronkoskopi
 Kapsul Endoskopi
 Laparoskopi
 Double Balloon Enteroskopi
 Fetoskopi
 Kolonoskopi
 Fleksibel Sigmoidoskopi
 Endoskopik mundur cholangio-pankreatografi
 Arthroskopi
 Amnioskopi
 Endoskopi gastrointestinal Atas (OCD)
 Proctoskopi
 Rhinoskopi

 Thorakoskopi

Esofago-gastro-duodenoskopi (EGD) merupakan pemriksaan di dalam


saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari dengan enggunkan endoskop
serat optic atau EVIS (Electric Video Information System). Tujuan dari
pemeriksaan EGD adalah identifikasi kelainan selaput lendir di dalam saluran
kerongkongan, lambung, usus 12 jari. Ketepatan diagnostic EGD berkisar 80 –
90%, bahkan bisa mencapai 100% bila dilakukan oleh yang berpengalaman.

Indikasi pemeriksaan endoskopi adalah

 Disfagia atau sukar menelan


 Regurgitasi atau makanan belum di cerna dimuntahkan kembali
 Odinofagia atau rasa nyeri ketika menelan
 Rasa terbakar atau panas di daerah subternal dan epigastrium
 Rasa nyeri di sepanjang osefagus, misalnya nyeri di daerah subternal
menunjukan kelainan di osefagus servikal, nyeri di daerah precordial
menunjukan kelainan osefagus thoracal, nyeri di epigastrium menunjukan
kelainan di daerah osefagus abdominal atau gaster dan hematemesis.

Persiapan pemeriksaan :

Pasien menjalani prosedur pencernaan  ini tidak boleh makan atau minum
apa pun dalam delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal  ini jika
ada makanan di perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui
endoskopi, dan bisa menyebabkan muntah.

Persiapan alat dan bahan :

 Melepas gigi palsu ,bila ada


 Spray tenggorokan dengan xylocain 10 %.
 Pemberian sedasi dengan obat midazolam 0,07-0,08mg/kg BB
titrasi,kombinasi dengan Propofol 1-2 mg/kg BB titrasi . Semua obat tersebut
diberikan secara intra vena.
 Mouth piece diletakan di mulut penderita.
 Tombol Light-source,CPU endoskop,printer,atau komputer/laptop mediview
dinyalakan.
 Botol berisi cairan formalin 10%
 Kapas alcohol

 Bengkok

Melakukan persiapan pada pasien sebagai berikut :

 Lakukan tindakan dengan 5S


 Lakukan perkenalan diri dan identifikasi pasien
 Sampaikan prosedur tibdakan EGD dan tujuan
 Inform consent
 Atur posisi pasien
 Jaga privasi pasien dengan member selimut dan tutup pintu waktu
melakukan tindakan

 Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman


Prosedur tindakan pemeriksaan endoskopi :

a. Lakukan cuci tangan


b. Pakai handschoen, masker, scord
c. Lepas gigi palsu, bila pasien memakai gigi palsu
d. Lakukan instruksi dokter dengan menyemprotkan xylokain sprai ke daerah
orofaring
e. Pasang mouth piece ke mulut pasien
f. Berikan suntikan premedikasi sesuai instruksi dokter
g. Perhatikan saat dokter melakukan pemeriksaan dari esophagus, lambung,
dan duodenum
h. Bantulah dokter didalam memakai alat biopsy apabila dokter mau mengambil
jaringan untuk biopsy
i. Siapkalah botol yang berisi cairan formalin 10% untk menempatkan jaringan
yang sudah diambil dokter
j. Perhatikan didalam dokter mengeluarkan alat dari penderitaan

k. Monitoring TTV

Evaluasi post pemeriksaan :

a. Pantau respond an TTv pasien setelah dilakukan tindakan


b. Laporkan respon pasien ke tim medis
c. Dokumentasikan apa yang sudah dikerjakan

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah :


 Perforasi gastrointestinal
 Perdarahan
 Infeksi
II. Kolonoskopi

Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh


mukosa kolon dan rectum. Kolonoskopi adalah tindakan untuk memeriksa
saluran usus besar dengan menggunakan peralatan canggih berupa lensa serat
optic yang sangat lentur yang dimasukkan melalui anus (dubur) sampai
menjangkau usus besar. Sebuah standar kolonoskopi panjangnya dapat
mencapai 160 cm. Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat untuk dapat
menunjukkan polip dengan ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan dari
pemeriksaan kolonoskopi sebesar 94%, lebih baik daripada barium enema yang
keakuratannya hanya sebesar 67% (Depkes, 2006). Sebuah kolonoskopi juga
dapat digunakan untuk biopsi, polipektomi, mengontrol perdarahan dan dilatasi
dari striktur. Kolonoskopi merupakan prosedur yang sangat aman dimana
komplikasi utama (perdarahan, komplikasi anestesi dan perforasi) hanya muncul
kurang dari 0,2% pada pasien. Kolonoskopi memakan waktu sekitar 30 sampai
60 menit. Satu hari kemudian biasanya pasien sudah mengalami pemulihan total.

Usus besar atau dalam bahasa medis disebut kolon, adalah bagian akhir
saluran pencernaan sebelum anus. Fungsi utamanya adalah menyerap air dan
garam dari tinja. Selain itu, usus besar juga tempat fermentasi atau pembusukan
tinja dengan bantuan bakteri penghuni normal usus besar. Usus besar dapat
mengalami berbagai macam gangguan atau kelainan, misalnya polip, tumor,
infeksi, ulkus, dan lain-lain. Jika hanya diraba dari luar, dari dinding perut, maka
sebagian kelainan tersebut tidak dapat terdeteksi. Untuk itu perlu dilakukan
pemeriksaan untuk melihat langsung dinding usus besar dengan colonoscopy.

Kolonoskopi merupakan cara yang sangat berguna untuk mendiagnosis


dan manajemen dari inflammatory bowel disease, non akut divertikulitis, sigmoid
volvulus, gastrointestinal bleeding, megakolon non toksik, striktur kolon dan
neoplasma. Komplikasi lebih sering terjadi pada kolonoskopi terapi daripada
diagnostik kolonoskopi, perdarahan merupakan komplikasi utama dari
kolonoskopi terapeutik, sedangkan perforasi merupakan komplikasi utama dari
kolonoskopi diagnostik (Schwartz, 2005).
Menurut American College of Gastroenterology  merekomendasikan agar
pemeriksaan skrining setiap 5 tahun sekali dengan mengunakan colonoscopy
pada setiap orang yang berumur lebih dari 50 tahun, untuk deteksi dini dan
pencegahan kanker colonrectal.

Indikasi pemeriksaan kolonoskopi adalah :

a. Menyelidiki penyebab darah dalam tinja


b. Nyeri perut
c. Diare atau adanya perubahan kebiasaan BAB
d. Adanya suatu kelainan yang ditemukan pada sinar X kolon atau tomografi
terkomputerisasi (CT scan)
e. Pasien dengan riwayat polip atau kanker usus besar
f. Riwayat keluarga dengan beberapa jenis masalah kolon yang mungkin
terkait dengan kanker usus besar (seperti ulceration colitis dan polip kolon)
 mungkin disarankan untuk menjalani kolonoskopi periodic karena risiko
mereka lebih besar untuk polip atau kanker usus besar
g. untuk mendukung hasil diagnosis kelainan yang ditemukan pada foto polos
(rotgen) atau (CT) scan kolon.
h. Untuk Evaluasi setelah pembedahan kolon dan atau suatu polip

Persiapan yang harus dilakukan untuk membersihakan saluran usus


besar :

a. Sehari sebelum tindakan dokter akan memberikan instruksi mengenai jenis


dan jumlah makanan yang boleh dikonsumsi
b. Pada sore hari dan malam hari sebelum pemeriksaan diinstruksikan untuk
minum larutan pencuci perut
c. Patuhi instruksi tersebut secara cermat karena prosedur akan ditunda atau
harus diulang apabila usus besar tidak bersih

Persiapan sebelum pemeriksaan kolonoskopi adalah ;

a. Pasien harus memberitahu dokter dari semua kondisi medis dan riwayat
obat-obatan, vitamin, atau suplemen diminum, termasuk aspirin, 
obat  arthritis , obat pengencer darah, obat diabetes (insulin) dan vitamin
yang mengandung zat besi.
b. Pasien juga wajib memberi tahu adanya alergi terhadap obat- obatan
anasthesi.
c. Kolonoskopi biasanya tidak menyebabkan rasa sakit
d. Pada saat tindakan, dokter biasanya memberikan obat suntikan untuk
relaksasi untuk mengurangi rasa tidak menyenangkan selama tindakan,
yang kadang – kadang hanya berupa rasa kembung, tekanan di perut atau
kram perut ringan.

Prosedur pemeriksaan kolonoskopi adalah ;

a. Pasien diinstruksikan untuk berbaring telentang atau menghadap


kesamping.
b. Lensa serat optic akan dimasukkan perlahan – lahan kedalam usus besar
melalui anus (dubur) yang sebelumnya diberi jelly bagian luar scope.
c. Bagian dalam saluran usus besar akan terpantau secara jelas dan cermat
oleh kamera pada ujung serat optic, yang akan menyalurkan gambar hasil
pemeriksaan ke layar monitor untuk dianalisa oleh dokter dan gambar dapat
direkam dalam rekaman video tape
d. Prosedur ini biasanya memakan waktu ± 20 menit atau bisa lebih bila
dilanjutkan dengan tindakan pengangkatan polip.
e. Bila dalam pemeriksaan ditemukan adanya polip atau bagian usus besar
yang harus diperiksa lebih detail, dokter akan melakukan pengambilan polip
atau contoh jaringan pada bagian yang dicurigai adanya kelainan tersebut,
dengan menggunakan alat yang sama.
f. Contoh jaringan, selanjutkan akan diperiksa di laboratorium patologi –
anatomi untuk menetukan ada tidaknya sel – sel ganas.

Tindakan setelah pemeriksaan kolonoskopi adalah

a. Pasien disitirahatkan/ bebaring ± 1 jam untuk menghilangkan pengaruh obat


penenang yang diberikan.
b. Dianjurkan pasien waktu pulang tidak sendiri (ditemani anggota keluarga
atau orang lain), terutama jangan mengemudikan kendaraan bermotor dalam
waktu 4 jam setelah tindakan kolonoskopi
c. Bisa segera makan setelah 2 jam kemudian
d. Aktifitas dan diet diatur, bila saat dilaksanakan tindakan kolonoskopi
dilakukan juga pengangkatan jaringan polip (Polipektomi).
e. Dokter akan menerangkan hasil pemeriksaan secara jelas dengan
menggunakan foto atau hasil rekaman video tape.

Komplikasi jarang terjadi, kecuali saat tindakan pengambilan Polip atau


contoh jaringan usus besar yang dicurigai, dapat terjadi pendarahan kecil yang
berhenti setelah beberapa saat. Efek samping yang dapat timbul akibat
colonoscopy adalah :

a. Efek samping yang paling umum adalah kram, rasa sakit dan perut
membengkak yang disebabkan oleh udara yang digunakan untuk
mengembangkan usus besar selama prosedur. Biasanya setelah prosedur
coloscopy Udara ini dikeluarkan dan gejala-gejala akan hilang.
b. Meskipun jarang, ada potensi kolonoskop (alat tabung fleksibel yang di
gunakan untuk colonoscopy) dapat melukai dinding usus, menyebabkan
perforasi, infeksi , atau perdarahan.
c. Ketika tes ini dilakukan, biasanya diberikan obat penenang atau penghilang
rasa sakit. Adanya risiko reaksi alergi atau efek samping dari obat bisa
terjadi. Obat-obat IV diberikan di bawah pengawasan medis, dan Anda akan
dipantau selama prosedur untuk mengurangi risiko komplikasi yang
berhubungan dengan obat.

Anda mungkin juga menyukai