Anda di halaman 1dari 20

SALINAN

WALIKOTA MAGELANG
PROVINSI JAWA TENGAH
LEMBARAN DAERAH KOTA MAGELANG
TAHUN 2018 NOMOR 5
PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
NOMOR 5 TAHUN 2018
TENTANG
INOVASI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG,

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung peningkatan kinerja


Pemerintah Daerah dan pelayanan publik secara optimal
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
perlu memacu kreativitas daerah dengan melakukan
inovasi;
b. bahwa untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat, dan
peningkatan daya saing Daerah perlu adanya pengaturan
yang dapat dijadikan pegangan bagi Pemerintah Daerah
dan masyarakat untuk melakukan kegiatan yang bersifat
inovatif;
c. bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah berhak
menetapkan kebijakan daerah untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah;
-2-

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Inovasi Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Kecil dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa
Barat;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5657);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Inovasi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 206, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6123);
6. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 199);
-3-

7. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2016 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Magelang Nomor 55);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MAGELANG
dan
WALIKOTA MAGELANG

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG INOVASI DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Magelang.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Walikota adalah Walikota Magelang.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan
DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
6. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat
BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
7. Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
-4-

8. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan


yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya
dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara
Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
9. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang atau jasa dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
10. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.

BAB II
TUJUAN DAN PRINSIP

Pasal 2
(1) Inovasi Daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui:
a. peningkatan Pelayanan Publik;
b. pemberdayaan dan peran serta masyarakat; dan
c. peningkatan daya saing Daerah.

Pasal 3
Inovasi Daerah diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. peningkatan efisiensi;
b. perbaikan efektivitas;
c. perbaikan kualitas pelayanan;
d. tidak menimbulkan konflik kepentingan;
e. berorientasi kepada kepentingan umum;
-5-

f. dilakukan secara terbuka;


g. memenuhi nilai kepatutan; dan
h. dapat dipertanggungiawabkan hasilnya tidak untuk
kepentingan diri sendiri.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Daerah ini adalah:
a. bentuk dan kriteria Inovasi Daerah;
b. pengusulan dan penetapan inisiatif Inovasi Daerah;
c. uji coba Inovasi Daerah;
d. penerapan, penilaian, dan pemberian penghargaan Inovasi
Daerah;
e. pendanaan;
f. infomasi Inovasi Daerah;
g. pembinaan dan pengawasan.

BAB IV
BENTUK DAN KRITERIA INOVASI DAERAH

Bagian Kesatu
Bentuk Inovasi Daerah

Pasal 5
Inovasi Daerah berbentuk:
a. inovasi tata kelola Pemerintahan Daerah;
b. inovasi Pelayanan Publik; dan/atau
c. Inovasi Daerah lainnya sesuai dengan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

Pasal 6
(1) Inovasi tata kelola Pemerintahan Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a merupakan inovasi dalam
pelaksanaan manajemen Pemerintahan Daerah yang
-6-

meliputi tata laksana internal dalam pelaksanaan fungsi


manajemen dan pengelolaan unsur manajemen.
(2) Inovasi Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b merupakan inovasi dalam penyediaan
pelayanan kepada masyarakat yang meliputi proses
pemberian pelayanan barang/jasa publik dan inovasi jenis
dan bentuk barang/jasa publik.
(3) Inovasi Daerah lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf c merupakan segala bentuk inovasi dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua
Kriteria Inovasi Daerah

Pasal 7
Kriteria Inovasi Daerah meliputi:
a. mengandung pembaharuan seluruh atau sebagian unsur
dari inovasi;
b. memberi manfaat bagi Daerah dan/atau masyarakat;
c. tidak mengakibatkan pembebanan dan/atau pembatasan
pada masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah; dan
e. dapat direplikasi.

BAB V
PENGUSULAN DAN PENETAPAN INISIATIF
INOVASI DAERAH

Bagian Kesatu
Pengusulan Inisiatif Inovasi Daerah

Pasal 8
(1) Usulan inisiatif Inovasi Daerah dapat berasal dari:
a. Walikota;
-7-

b. anggota DPRD;
c. ASN;
d. pegawai BUMD;
e. Perangkat Daerah;
f. BUMD; dan
g. anggota masyarakat.
(2) Inisiatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi
dengan proposal Inovasi Daerah yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. bentuk Inovasi Daerah;
b. rancang bangun Inovasi Daerah dan pokok perubahan
yang akan dilakukan;
c. tujuan Inovasi Daerah;
d. manfaat yang diperoleh;
e. waktu uji coba Inovasi Daerah; dan
f. anggaran, jika diperlukan.

Pasal 9
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari Walikota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a
disiapkan oleh Walikota dan dapat dibantu oleh pihak
yang ditunjuk oleh Walikota.
(2) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota DPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (l) huruf b
dibahas dan ditetapkan layak atau tidak layak dalam rapat
paripurna DPRD.
(3) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari ASN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c
disampaikan kepada kepala Perangkat Daerah yang
menjadi atasannya untuk mendapatkan izin tertulis.
(4) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari Perangkat
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf e disampaikan kepada Perangkat Daerah yang
membidangi penelitian dan pengembangan.
-8-

(5) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota


masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf e disampaikan kepada ketua DPRD dan/atau
Walikota.

Pasal 10
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari pegawai BUMD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d
disampaikan kepada Pimpinan BUMD dan diteruskan
kepada Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan.
(2) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari BUMD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f
disampaikan kepada Perangkat Daerah yang membidangi
penelitian dan pengembangan.

Pasal 11
(1) Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan melakukan verifikasi kesesuaian proposal
Inovasi Daerah usulan DPRD dengan kriteria Inovasi
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
(2) Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan melakukan evaluasi terhadap proposal
Inovasi Daerah usulan Perangkat Daerah, ASN, dan
anggota masyarakat.

Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengusulan inisiatif Inovasi
Daerah diatur dengan Peraturan Walikota.
Bagian Kedua
Penetapan Inisiatif Inovasi Daerah

Pasal 13
(1) Walikota menetapkan Keputusan Walikota mengenai
Inovasi Daerah disertai dengan penetapan Perangkat
Daerah sesuai dengan bidangnya untuk ditugaskan
melaksanakan uji coba Inovasi Daerah.
-9-

(2) Penetapan Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud


pada ayat (1):
a. untuk inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari
Walikota, dilakukan setelah dibahas dan dinyatakan
layak oleh tim independen;
b. untuk inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari
anggota DPRD, dilakukan setelah dibahas dalam rapat
paripurna dan setelah diverifikasi oleh Perangkat
Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan;
c. untuk inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari ASN,
pegawai BUMD, Perangkat Daerah, BUMD, dan
anggota masyarakat, dilakukan setelah dievaluasi dan
dinyatakan layak oleh Perangkat Daerah yang
membidangi penelitian dan pengembangan.
(3) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurang-kurangnya memuat:
a. Perangkat Daerah yang ditugaskan melaksanakan
Inovasi Daerah;
b. bentuk Inovasi Daerah;
c. rancang bangun Inovasi Daerah dan pokok perubahan
yang akan dilakukan;
d. tujuan Inovasi Daerah;
e. manfaat yang diperoleh;
f. waktu uji coba Inovasi Daerah; dan
g. anggaran, jika diperlukan.
(4) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dijadikan dasar untuk melaksanakan uji coba Inovasi
Daerah.

Pasal 14
Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
disampaikan oleh Walikota kepada Menteri.
- 10 -

BAB VI
UJI COBA INOVASI DAERAH

Pasal 15
(1) Pelaksana Inovasi Daerah melaksanakan uji coba Inovasi
Daerah berdasarkan Keputusan Walikota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13.
(2) Uji coba Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan pada Perangkat Daerah yang ditugaskan
melaksanakan Inovasi Daerah sebagai laboratorium uji
coba.
(3) Selama masa uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), tata laksana pada Perangkat Daerah yang dipilih
sebagai laboratorium uji coba dapat menerapkan tata
laksana yang berbeda dengan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan, kecuali terhadap hal
yang dapat membahayakan kesehatan, keamanan, dan
keselamatan manusia dan lingkungan.
(4) Pelaksana Inovasi Daerah menyampaikan laporan secara
berkala pelaksanaan uji coba Inovasi Daerah kepada
Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan.

Pasal 16
Inovasi Daerah yang sederhana, tidak menimbulkan dampak
negatif kepada masyarakat, dan tidak mengubah mekanisme
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan peraturan
perundang-undangan langsung diterapkan tanpa melalui uji
coba Inovasi Daerah.

Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan uji coba Inovasi
Daerah diatur dengan Peraturan Walikota.
- 11 -

BAB VII
PENERAPAN, PENILAIAN, DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN
INOVASI DAERAH

Pasal 18
(1) Inovasi Daerah yang melalui uji coba sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 atau tanpa melalui uji coba
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diterapkan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
(2) Penerapan hasil Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan:
a. Peraturan Daerah, untuk penerapan Inovasi Daerah
yang mengakibatkan pembebanan kepada
masyarakat, pembatasan kepada masyarakat,
dan/atau pembebanan pada anggaran pendapatan
dan belanja Daerah; atau
b. Peraturan Walikota, untuk penerapan Inovasi Daerah
yang berkaitan dengan tata laksana internal
Pemerintah Daerah dan tidak mengakibatkan
pembebanan kepada masyarakat, pembatasan kepada
masyarakat, dan/atau pembebanan pada anggaran
pendapatan dan belanja Daerah.
(3) Hak kekayaan intelektual atas Inovasi Daerah menjadi
milik Pemerintah Daerah dan tidak dapat
dikomersialisasikan.
(4) Penerapan Inovasi Daerah dilaporkan oleh Walikota
kepada Menteri paling lambat 6 (enam) bulan sejak
Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan.
(5) Laporan penerapan Inovasi Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) paling sedikit meliputi:
a. cara melakukan Inovasi Daerah;
b. dokumentasi bentuk Inovasi Daerah;
c. hasil Inovasi Daerah yang akan dicapai.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak kekayaan intelektual
atas Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dengan Peraturan Walikota.
- 12 -

Pasal 19
(1) Penerapan Inovasi Daerah akan dilakukan penilaian oleh
Menteri.
(2) Pemerintah Daerah dapat menerima penghargaan
dan/atau insentif Inovasi Daerah berdasarkan hasil
penilaian Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).

Pasal 20
(1) Pemerintah Daerah memberikan penghargaan dan/atau
insentif kepada individu atau Perangkat Daerah yang
mengusulkan Inovasi Daerah yang berhasil diterapkan.
(2) Dalam hal Inovasi Daerah diusulkan oleh ASN, pemberian
penghargaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
PENDANAAN

Pasal 21
(1) Kegiatan Inovasi Daerah yang sudah ditetapkan oleh
Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan
Pasal 18 dituangkan dalam rencana kerja Pemerintah
Daerah dan dianggarkan dalam anggaran pendapatan dan
belanja Daerah serta pendanaan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal kegiatan Inovasi Daerah belum tertuang dalam
rencana kerja Pemerintah Daerah dan belum dianggarkan
dalam anggaran pendapatan dan belanja Daerah tahun
berjalan, kegiatan Inovasi Daerah dituangkan dalam
perubahan rencana kerja Pemerintah Daerah dan
dianggarkan dalam anggaran pendapatan dan belanja
Daerah perubahan tahun berjalan.
- 13 -

Pasal 22
(1) Penganggaran kegiatan Inovasi Daerah dalam anggaran
pendapatan dan belanja Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 dianggarkan pada Perangkat Daerah yang
akan melaksanakan kegiatan Inovasi Daerah.
(2) Dalam hal Perangkat Daerah sudah mendapatkan
anggaran untuk kegiatan Inovasi Daerah tetapi kegiatan
Inovasi Daerah dinyatakan tidak berhasil, alokasi
anggaran Inovasi Daerah tidak diberikan pada tahun
anggaran berikutnya.

BAB IX
INFORMASI INOVASI DAERAH

Pasal 23
(1) Pemerintah Daerah menyediakan informasi Inovasi
Daerah.
(2) Informasi Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, peningkatan
Pelayanan Publik, dan peningkatan potensi sumber daya
Daerah.

BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 24
(1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Inovasi Daerah
oleh Perangkat Daerah dilaksanakan oleh Walikota.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
- 14 -

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kota Magelang.

Ditetapkan di Magelang
pada tanggal 15 Mei 2018

WALIKOTA MAGELANG,
ttd.
SIGIT WIDYONINDITO
Diundangkan di Magelang
pada tanggal 15 Mei 2018
SEKRETARIS DAERAH KOTA MAGELANG,
ttd.
SUGIHARTO

LEMBARAN DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN 2018 NOMOR 5

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG, PROVINSI JAWA TENGAH:


(5/2018)

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA


KEPALA BAGIAN HUKUM,

MARYANTO, SH.MH.
Pembina
NIP. 19680817 198903 1 002
- 15 -

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
NOMOR 5 TAHUN 2018
TENTANG
INOVASI DAERAH

I. UMUM
Inovasi Daerah pada hakikatnya ditujukan untuk mendukung
peningkatan kinerja Pemerintah Daerah dan Pelayanan Publik, secara
optimal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sasaran
Inovasi Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan Pelayanan Publik, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing Daerah. Sejalan
dengan itu, usulan Inovasi Daerah tentunya tidak dibatasi hanya berasal
dari Pemerintah Daerah, melainkan dibuka kesempatan yang seluas-
luasnya bagi masyarakat untuk mengusulkan Inovasi Daerah.
Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
23 Tahun 20l4 tentang Pemerintahan Daerah didefinisikan sebagai semua
bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Inovasi Daerah dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, yaitu inovasi tata
kelola Pemerintahan Daerah, inovasi Pelayanan Publik, dan/atau Inovasi
Daerah lainnya sesuai dengan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah. Suatu ide atau gagasan untuk dapat menjadi Inovasi
Daerah harus melalui tahapan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.
Pengaturan mengenai pelaksanaan Inovasi Daerah telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20l4 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 20l4 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah bersifat nasional
sehingga membutuhkan pengaturan yang sesuai dengan kondisi Daerah
untuk dapat diimplementasikan. Untuk itu, Peraturan Daerah ini
menguraikan pelaksanaan Inovasi Daerah yang sesuai dengan kewenangan
Pemerintah Daerah.
- 16 -

Inovasi Daerah di satu sisi merupakan peluang bagi Daerah untuk


berkreativitas dan berkarya melahirkan ide dan gagasan dalam rangka
menciptakan terobosan baru untuk mendukung peningkatan kinerja
Pemerintahan Daerah, namun di sisi lain, Inovasi Daerah dapat pula
berpotensi menyebabkan terjadinya penyalahgunaan wewenang. Berkaitan
dengan itu, dalam Peraturan Daerah ini diatur batasan tegas mengenai hal
tersebut, yaitu dengan pengaturan secara rinci dan jelas mengenai prinsip,
kriteria, dan mekanisme Inovasi Daerah sebagai suatu kebijakan Daerah.
Hal tersebut sangat penting untuk menghindari adanya penyalahgunaan
wewenang.
Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi, bentuk dan kriteria
Inovasi Daerah, pengusulan dan penetapan inisiatif Inovasi Daerah, uji
coba Inovasi Daerah, penerapan, penilaian, dan pemberian penghargaan
Inovasi Daerah, pendanaan, informasi Inovasi Daerah, pembinaan dan
pengawasan.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Huruf a
Yang dimaksud dengan "peningkatan efisiensi" adalah bahwa
Inovasi Daerah yang dilakukan harus seminimal mungkin
menggunakan sumber daya dalam proses pelaksanaan Inovasi
Daerah.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "perbaikan efektivitas" adalah sampai
seberapa jauh tujuan Inovasi Daerah tercapai sesuai target.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "perbaikan kualitas pelayanan" adalah
bahwa Inovasi Daerah harus dapat memenuhi harapan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan yang murah, mudah, dan cepat.
- 17 -

Huruf d
Yang dimaksud dengan "tidak menimbulkan konflik kepentingan"
adalah bahwa inisiator tidak memiliki kepentingan pribadi untuk
menguntungkan diri sendiri dan/atau orang lain.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "berorientasi kepada kepentingan umum"
adalah bahwa Inovasi Daerah diarahkan untuk kepentingan
bangsa dan negara, kepentingan bersama rakyat dengan
memperhatikan asas pembangunan nasional serta tidak
diskriminatif terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras,
antargolongan, dan gender.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "dilakukan secara terbuka" adalah bahwa
Inovasi Daerah yang dilaksanakan dapat diakses oleh seluruh
masyarakat baik yang ada di Pemerintah Daerah yang
bersangkutan maupun Pemerintah Daerah lain.
Huruf g
Yang dimaksud dengan "memenuhi nilai kepatutan" adalah bahwa
lnovasi Daerah yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan etika
dan kebiasaan atau adat istiadat Daerah setempat.
Huruf h
Yang dimaksud dengan "dapat dipertanggungjawabkan hasilnya
tidak untuk kepentingan diri sendiri" adalah bahwa hasil Inovasi
Daerah tersebut dapat diukur dan dibuktikan manfaatnya bagi
masyarakat.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "tata laksana internal dalam pelaksanaan
fungsi manajemen" meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, penganggaran, dan pengawasan. Yang dimaksud
dengan "pengelolaan unsur manajemen" meliputi sarana dan
prasarana, personel, bahan-bahan, dan metode kerja.
- 18 -

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 7
Huruf a
Yang dimaksud dengan "mengandung pembaharuan seluruh atau
sebagian unsur dari inovasi" adalah rancang bangun dalam Inovasi
Daerah tersebut seluruhnya atau sebagian berbeda dengan
rancang bangun Inovasi Daerah yang telah ada.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "memberi manfaat bagi Daerah dan/atau
masyarakat" antara lain menambah pendapatan asli Daerah,
menghemat belanja Daerah, meningkatkan capaian kinerja
Pemerintah Daerah, meningkatkan mutu Pelayanan Publik,
dan/atau ditujukan bukan untuk kepentingan pribadi atau
kelompoknya.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "tidak mengakibatkan pembebanan
dan/atau pembatasan pada masyarakat yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan" adalah:
1. tidak menimbulkan pungutan dan/atau kewajiban lainnya bagi
masyarakat yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, antara lain menetapkan pajak atau
retribusi Daerah; dan
2. membatasi akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
atau menggunakan haknya sebagai warga negara, antara lain
menambah persyaratan untuk memperoleh kartu tanda
penduduk yang mengakibatkan sebagian warga negara tidak
dapat memenuhinya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "merupakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah" adalah kewenangan Daerah provinsi,
kewenangan Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Pemerintahan
Daerah.
- 19 -

Huruf e
Yang dimaksud dengan "dapat direplikasi" adalah bahwa Inovasi
Daerah yang telah berhasil diterapkan oleh suatu Daerah dapat
diterapkan pada Daerah lain.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "laboratorium uji coba" adalah tempat
yang dapat berupa unit kerja atau wilayah/teritorial yang
dijadikan tempat melakukan percobaan Inovasi Daerah.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
- 20 -

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "tidak dapat dikomersialisasikan" adalah
tidak dapat diperdagangkan atau tidak dapat dijadikan
barang/jasa yang bernilai ekonomi untuk ditransaksikan sebagai
objek perjanjian jual beli atau perikatan yang sejenis lainnya.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi hak moral (moral
rights) bagi penemu inovasi sehubungan dengan kepemilikan
Inovasi Daerah yang menjadi milik Pemerintah Daerah.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 76

Anda mungkin juga menyukai