Peraturan Daerah Tentang Inovasi Daerah PDF
Peraturan Daerah Tentang Inovasi Daerah PDF
WALIKOTA MAGELANG
PROVINSI JAWA TENGAH
LEMBARAN DAERAH KOTA MAGELANG
TAHUN 2018 NOMOR 5
PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
NOMOR 5 TAHUN 2018
TENTANG
INOVASI DAERAH
WALIKOTA MAGELANG,
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Magelang.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Walikota adalah Walikota Magelang.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah
yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan
DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
6. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat
BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
7. Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
-4-
BAB II
TUJUAN DAN PRINSIP
Pasal 2
(1) Inovasi Daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui:
a. peningkatan Pelayanan Publik;
b. pemberdayaan dan peran serta masyarakat; dan
c. peningkatan daya saing Daerah.
Pasal 3
Inovasi Daerah diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. peningkatan efisiensi;
b. perbaikan efektivitas;
c. perbaikan kualitas pelayanan;
d. tidak menimbulkan konflik kepentingan;
e. berorientasi kepada kepentingan umum;
-5-
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Daerah ini adalah:
a. bentuk dan kriteria Inovasi Daerah;
b. pengusulan dan penetapan inisiatif Inovasi Daerah;
c. uji coba Inovasi Daerah;
d. penerapan, penilaian, dan pemberian penghargaan Inovasi
Daerah;
e. pendanaan;
f. infomasi Inovasi Daerah;
g. pembinaan dan pengawasan.
BAB IV
BENTUK DAN KRITERIA INOVASI DAERAH
Bagian Kesatu
Bentuk Inovasi Daerah
Pasal 5
Inovasi Daerah berbentuk:
a. inovasi tata kelola Pemerintahan Daerah;
b. inovasi Pelayanan Publik; dan/atau
c. Inovasi Daerah lainnya sesuai dengan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Pasal 6
(1) Inovasi tata kelola Pemerintahan Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a merupakan inovasi dalam
pelaksanaan manajemen Pemerintahan Daerah yang
-6-
Bagian Kedua
Kriteria Inovasi Daerah
Pasal 7
Kriteria Inovasi Daerah meliputi:
a. mengandung pembaharuan seluruh atau sebagian unsur
dari inovasi;
b. memberi manfaat bagi Daerah dan/atau masyarakat;
c. tidak mengakibatkan pembebanan dan/atau pembatasan
pada masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah; dan
e. dapat direplikasi.
BAB V
PENGUSULAN DAN PENETAPAN INISIATIF
INOVASI DAERAH
Bagian Kesatu
Pengusulan Inisiatif Inovasi Daerah
Pasal 8
(1) Usulan inisiatif Inovasi Daerah dapat berasal dari:
a. Walikota;
-7-
b. anggota DPRD;
c. ASN;
d. pegawai BUMD;
e. Perangkat Daerah;
f. BUMD; dan
g. anggota masyarakat.
(2) Inisiatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi
dengan proposal Inovasi Daerah yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. bentuk Inovasi Daerah;
b. rancang bangun Inovasi Daerah dan pokok perubahan
yang akan dilakukan;
c. tujuan Inovasi Daerah;
d. manfaat yang diperoleh;
e. waktu uji coba Inovasi Daerah; dan
f. anggaran, jika diperlukan.
Pasal 9
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari Walikota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a
disiapkan oleh Walikota dan dapat dibantu oleh pihak
yang ditunjuk oleh Walikota.
(2) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari anggota DPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (l) huruf b
dibahas dan ditetapkan layak atau tidak layak dalam rapat
paripurna DPRD.
(3) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari ASN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c
disampaikan kepada kepala Perangkat Daerah yang
menjadi atasannya untuk mendapatkan izin tertulis.
(4) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari Perangkat
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf e disampaikan kepada Perangkat Daerah yang
membidangi penelitian dan pengembangan.
-8-
Pasal 10
(1) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari pegawai BUMD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d
disampaikan kepada Pimpinan BUMD dan diteruskan
kepada Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan.
(2) Inisiatif Inovasi Daerah yang berasal dari BUMD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f
disampaikan kepada Perangkat Daerah yang membidangi
penelitian dan pengembangan.
Pasal 11
(1) Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan melakukan verifikasi kesesuaian proposal
Inovasi Daerah usulan DPRD dengan kriteria Inovasi
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
(2) Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan melakukan evaluasi terhadap proposal
Inovasi Daerah usulan Perangkat Daerah, ASN, dan
anggota masyarakat.
Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengusulan inisiatif Inovasi
Daerah diatur dengan Peraturan Walikota.
Bagian Kedua
Penetapan Inisiatif Inovasi Daerah
Pasal 13
(1) Walikota menetapkan Keputusan Walikota mengenai
Inovasi Daerah disertai dengan penetapan Perangkat
Daerah sesuai dengan bidangnya untuk ditugaskan
melaksanakan uji coba Inovasi Daerah.
-9-
Pasal 14
Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
disampaikan oleh Walikota kepada Menteri.
- 10 -
BAB VI
UJI COBA INOVASI DAERAH
Pasal 15
(1) Pelaksana Inovasi Daerah melaksanakan uji coba Inovasi
Daerah berdasarkan Keputusan Walikota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13.
(2) Uji coba Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan pada Perangkat Daerah yang ditugaskan
melaksanakan Inovasi Daerah sebagai laboratorium uji
coba.
(3) Selama masa uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), tata laksana pada Perangkat Daerah yang dipilih
sebagai laboratorium uji coba dapat menerapkan tata
laksana yang berbeda dengan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan, kecuali terhadap hal
yang dapat membahayakan kesehatan, keamanan, dan
keselamatan manusia dan lingkungan.
(4) Pelaksana Inovasi Daerah menyampaikan laporan secara
berkala pelaksanaan uji coba Inovasi Daerah kepada
Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan
pengembangan.
Pasal 16
Inovasi Daerah yang sederhana, tidak menimbulkan dampak
negatif kepada masyarakat, dan tidak mengubah mekanisme
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan peraturan
perundang-undangan langsung diterapkan tanpa melalui uji
coba Inovasi Daerah.
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan uji coba Inovasi
Daerah diatur dengan Peraturan Walikota.
- 11 -
BAB VII
PENERAPAN, PENILAIAN, DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN
INOVASI DAERAH
Pasal 18
(1) Inovasi Daerah yang melalui uji coba sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 atau tanpa melalui uji coba
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diterapkan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
(2) Penerapan hasil Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan:
a. Peraturan Daerah, untuk penerapan Inovasi Daerah
yang mengakibatkan pembebanan kepada
masyarakat, pembatasan kepada masyarakat,
dan/atau pembebanan pada anggaran pendapatan
dan belanja Daerah; atau
b. Peraturan Walikota, untuk penerapan Inovasi Daerah
yang berkaitan dengan tata laksana internal
Pemerintah Daerah dan tidak mengakibatkan
pembebanan kepada masyarakat, pembatasan kepada
masyarakat, dan/atau pembebanan pada anggaran
pendapatan dan belanja Daerah.
(3) Hak kekayaan intelektual atas Inovasi Daerah menjadi
milik Pemerintah Daerah dan tidak dapat
dikomersialisasikan.
(4) Penerapan Inovasi Daerah dilaporkan oleh Walikota
kepada Menteri paling lambat 6 (enam) bulan sejak
Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan.
(5) Laporan penerapan Inovasi Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) paling sedikit meliputi:
a. cara melakukan Inovasi Daerah;
b. dokumentasi bentuk Inovasi Daerah;
c. hasil Inovasi Daerah yang akan dicapai.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak kekayaan intelektual
atas Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dengan Peraturan Walikota.
- 12 -
Pasal 19
(1) Penerapan Inovasi Daerah akan dilakukan penilaian oleh
Menteri.
(2) Pemerintah Daerah dapat menerima penghargaan
dan/atau insentif Inovasi Daerah berdasarkan hasil
penilaian Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
Pasal 20
(1) Pemerintah Daerah memberikan penghargaan dan/atau
insentif kepada individu atau Perangkat Daerah yang
mengusulkan Inovasi Daerah yang berhasil diterapkan.
(2) Dalam hal Inovasi Daerah diusulkan oleh ASN, pemberian
penghargaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 21
(1) Kegiatan Inovasi Daerah yang sudah ditetapkan oleh
Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan
Pasal 18 dituangkan dalam rencana kerja Pemerintah
Daerah dan dianggarkan dalam anggaran pendapatan dan
belanja Daerah serta pendanaan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal kegiatan Inovasi Daerah belum tertuang dalam
rencana kerja Pemerintah Daerah dan belum dianggarkan
dalam anggaran pendapatan dan belanja Daerah tahun
berjalan, kegiatan Inovasi Daerah dituangkan dalam
perubahan rencana kerja Pemerintah Daerah dan
dianggarkan dalam anggaran pendapatan dan belanja
Daerah perubahan tahun berjalan.
- 13 -
Pasal 22
(1) Penganggaran kegiatan Inovasi Daerah dalam anggaran
pendapatan dan belanja Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 dianggarkan pada Perangkat Daerah yang
akan melaksanakan kegiatan Inovasi Daerah.
(2) Dalam hal Perangkat Daerah sudah mendapatkan
anggaran untuk kegiatan Inovasi Daerah tetapi kegiatan
Inovasi Daerah dinyatakan tidak berhasil, alokasi
anggaran Inovasi Daerah tidak diberikan pada tahun
anggaran berikutnya.
BAB IX
INFORMASI INOVASI DAERAH
Pasal 23
(1) Pemerintah Daerah menyediakan informasi Inovasi
Daerah.
(2) Informasi Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, peningkatan
Pelayanan Publik, dan peningkatan potensi sumber daya
Daerah.
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 24
(1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Inovasi Daerah
oleh Perangkat Daerah dilaksanakan oleh Walikota.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
- 14 -
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Magelang
pada tanggal 15 Mei 2018
WALIKOTA MAGELANG,
ttd.
SIGIT WIDYONINDITO
Diundangkan di Magelang
pada tanggal 15 Mei 2018
SEKRETARIS DAERAH KOTA MAGELANG,
ttd.
SUGIHARTO
MARYANTO, SH.MH.
Pembina
NIP. 19680817 198903 1 002
- 15 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
NOMOR 5 TAHUN 2018
TENTANG
INOVASI DAERAH
I. UMUM
Inovasi Daerah pada hakikatnya ditujukan untuk mendukung
peningkatan kinerja Pemerintah Daerah dan Pelayanan Publik, secara
optimal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sasaran
Inovasi Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan Pelayanan Publik, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing Daerah. Sejalan
dengan itu, usulan Inovasi Daerah tentunya tidak dibatasi hanya berasal
dari Pemerintah Daerah, melainkan dibuka kesempatan yang seluas-
luasnya bagi masyarakat untuk mengusulkan Inovasi Daerah.
Inovasi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
23 Tahun 20l4 tentang Pemerintahan Daerah didefinisikan sebagai semua
bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Inovasi Daerah dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, yaitu inovasi tata
kelola Pemerintahan Daerah, inovasi Pelayanan Publik, dan/atau Inovasi
Daerah lainnya sesuai dengan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah. Suatu ide atau gagasan untuk dapat menjadi Inovasi
Daerah harus melalui tahapan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.
Pengaturan mengenai pelaksanaan Inovasi Daerah telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20l4 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 20l4 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah bersifat nasional
sehingga membutuhkan pengaturan yang sesuai dengan kondisi Daerah
untuk dapat diimplementasikan. Untuk itu, Peraturan Daerah ini
menguraikan pelaksanaan Inovasi Daerah yang sesuai dengan kewenangan
Pemerintah Daerah.
- 16 -
Huruf d
Yang dimaksud dengan "tidak menimbulkan konflik kepentingan"
adalah bahwa inisiator tidak memiliki kepentingan pribadi untuk
menguntungkan diri sendiri dan/atau orang lain.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "berorientasi kepada kepentingan umum"
adalah bahwa Inovasi Daerah diarahkan untuk kepentingan
bangsa dan negara, kepentingan bersama rakyat dengan
memperhatikan asas pembangunan nasional serta tidak
diskriminatif terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras,
antargolongan, dan gender.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "dilakukan secara terbuka" adalah bahwa
Inovasi Daerah yang dilaksanakan dapat diakses oleh seluruh
masyarakat baik yang ada di Pemerintah Daerah yang
bersangkutan maupun Pemerintah Daerah lain.
Huruf g
Yang dimaksud dengan "memenuhi nilai kepatutan" adalah bahwa
lnovasi Daerah yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan etika
dan kebiasaan atau adat istiadat Daerah setempat.
Huruf h
Yang dimaksud dengan "dapat dipertanggungjawabkan hasilnya
tidak untuk kepentingan diri sendiri" adalah bahwa hasil Inovasi
Daerah tersebut dapat diukur dan dibuktikan manfaatnya bagi
masyarakat.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "tata laksana internal dalam pelaksanaan
fungsi manajemen" meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, penganggaran, dan pengawasan. Yang dimaksud
dengan "pengelolaan unsur manajemen" meliputi sarana dan
prasarana, personel, bahan-bahan, dan metode kerja.
- 18 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 7
Huruf a
Yang dimaksud dengan "mengandung pembaharuan seluruh atau
sebagian unsur dari inovasi" adalah rancang bangun dalam Inovasi
Daerah tersebut seluruhnya atau sebagian berbeda dengan
rancang bangun Inovasi Daerah yang telah ada.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "memberi manfaat bagi Daerah dan/atau
masyarakat" antara lain menambah pendapatan asli Daerah,
menghemat belanja Daerah, meningkatkan capaian kinerja
Pemerintah Daerah, meningkatkan mutu Pelayanan Publik,
dan/atau ditujukan bukan untuk kepentingan pribadi atau
kelompoknya.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "tidak mengakibatkan pembebanan
dan/atau pembatasan pada masyarakat yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan" adalah:
1. tidak menimbulkan pungutan dan/atau kewajiban lainnya bagi
masyarakat yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, antara lain menetapkan pajak atau
retribusi Daerah; dan
2. membatasi akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
atau menggunakan haknya sebagai warga negara, antara lain
menambah persyaratan untuk memperoleh kartu tanda
penduduk yang mengakibatkan sebagian warga negara tidak
dapat memenuhinya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "merupakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah" adalah kewenangan Daerah provinsi,
kewenangan Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Pemerintahan
Daerah.
- 19 -
Huruf e
Yang dimaksud dengan "dapat direplikasi" adalah bahwa Inovasi
Daerah yang telah berhasil diterapkan oleh suatu Daerah dapat
diterapkan pada Daerah lain.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "laboratorium uji coba" adalah tempat
yang dapat berupa unit kerja atau wilayah/teritorial yang
dijadikan tempat melakukan percobaan Inovasi Daerah.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
- 20 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "tidak dapat dikomersialisasikan" adalah
tidak dapat diperdagangkan atau tidak dapat dijadikan
barang/jasa yang bernilai ekonomi untuk ditransaksikan sebagai
objek perjanjian jual beli atau perikatan yang sejenis lainnya.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi hak moral (moral
rights) bagi penemu inovasi sehubungan dengan kepemilikan
Inovasi Daerah yang menjadi milik Pemerintah Daerah.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.