Anda di halaman 1dari 8

DISUSUN OLEH:

M. GEMA PRABASKARA
X MIPA 3
SMA NEGERI 20 KOTA BATAM

JL. PEMUDA,BALOI PERMAI,KEC. BATAM KOTA,


KOTA BATAM,KEPULAUAN RIAU 29444
Suku Ogan
Saya akan menjelaskan tentang suku ayah saya yaitu suku Ogan.Suku Ogan adalah
suku yang mayoritasnya bermukim di Provinsi Sumatera Selatan.Masyarakat suku
Ogan menghuni wilayah sepanjang aliran sungai Ogan dari Baturaja sampai ke
selapan.Jumlah Populasi suku Ogan diperkirakan sebanyak 300.000 orang.Disini saya
akan menjeleaskan apa saja bahasa daerah yang digunakan,rumah adat yang
dihuni,tarian tradisionalnya,makanan khas mereka,senjata tradisional yang digunakan
dan keunikan keunikan lainnya

A.Bahasa Daerah
Bahasa yang digunakan oleh suku Ogan dalam berkomunikasi sehari-hari adalah
bahasa Ogan.Bahasa Ogan,adalah bahasa yabg dituturkan sebagaian besar
masyarakat yang terdapat di Kabupaten Ogan Ilir,Ogan Komering Ilir,dab Ogan
Komering Ulu,Sumatera selatan.

Bahasa Ogan yang dituturkan oleh sebagian masyarakat yang tinggal di pesisir atau
tepian Sungai Ogan. Bahasa Ogan yang digunakan oleh masyarakat di tepian sungai
Ogan dikenal salah satu suku dari rumpun Melayu yaitu suku Ogan. Batasan Suku
Ogan dikenal adanya istilah, Ulu Ogan (daerah Kelumpang), Ogan Ulu (daerah
kecamatan Pengandonan), Ogan Baturaja (Kota Baturaja), dan Ogan Ilir (daerah Lubuk
Batang dan Muara Kuang).
B.Rumah Adat
Rumah adat suku saya adalah Rumah Limas.Rumah Limas ini seluruh bagian
rumahnya terbuat dari kayu,dengan bagian bawah rumah ditopang oleh pohon
unglen yang diyakini bisa bertahan hingga ratusan tahun.

Sesuai dengan namanya, Rumah Limas adalah rumah tradisional berbentuk limas
yang dibuat dengan gaya panggung. Bangunan khas daerah Palembang ini
dibangun bertingkat. Kumpulan tingkat-tingkatnya disebut masyarakat
sebagai Bengkalis yang memiliki makna tersendiri. Luasan Rumah Limas berkisar
mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi, sering kali dipinjamkan pemilik rumah
untuk digunakan sebagai tempat pesta pernikahan dan acara adat.

Khusus dinding, lantai, jendela, dan pintu menggunakan kayu Tembesu, yang
mempunyai keunggulan dari segi ekologi dan ekonomi. Kentalnya budaya Sumatera
Selatan bisa terlihat dari seni ukiran dan ornamen pintu, dinding, maupun atap
Rumah Limas yang menggambarkan nilai-nilai kebudayaan setempat. 

C.Tarian Tradisional
Tarian tradisional ada banyak tetapi yang akan saya jelaskan disini hanya satu,yaitu
Tari Penguton.Tari Penguton ini serit ditampilkan dalam upacara penyambut
kedatangan pembesar Negara pada masa awal kemerdekaan.

 Pada tahun 1950, Tari Penguton diakui oleh Pemerintah Provinsi sebagai akar dari
terciptanya sekapur sirih yaitu lahirnya tari “Gending Sriwijaya”. Tari ini juga pernah
dibawa ke Istana Negara sebagai persembahan budaya.

Tari Penguton merupakan tarian Sumatera Selatan yang berasal dari Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI). Tarian Sekapur Sirih ini telah ada sejak abad XVIII, meski saat itu
hanya berupa gerakan maknawi dengan komposisi sederhana. Adapun pada tahun
1920, gerak, pola lantai serta musik pengiringnya disempurnakan oleh keluarga
Pangeran Bakri. Hal ini dikarenakan untuk kepentingan manyambut tamu dari
negeri Belanda, seorang Gubernur Jenderal yang berkuasa saat itu. Pada masa
itu daerah Kayuagung berstastus sebagai daerah Keresidenan. Kota Kayuagung
sendiri masih berstatus sebagai Marga. Seperangkat gamelan peninggalan dari
masa lalu yang ada dikediaman seorang Depati merupakan peninggalan dari
rakyat Mojopahit akhirnya dipergunakan sebagai musik tetabuhan untuk
mengiringi tarian dimaksud. Oleh keluarga Pangeran Bakri, irama lagu tarian
tersebut diberi nama“Hayok” yang maksudnya bergerak melawan arus. Hal ini
digambarkan dengan gerakan tarian tersebut yang terkesan lambat dan
monoton.
D.Makanan Khas
Sekarang saya akan melanjutkan ke kuliner yang ada/sering disantap oleh suku
Ogan.

1. Bekasam

Bekasam merupakan fermentasi ikan kecil air tawar termasuk udang. Ikan besar bisa
juga dibuat fermentasi bekasam dengan terlebih dahulu dipotong-potong. Kuliner ini
jenis biasa dijadikan lauk maupun bumbu masakan yang bisa disimpan dalam waktu
lama.

Fermentasi bekasam dibuat dengan mudah dengan bahan utama ikan air tawar.
Kemudian ditambahkan dengan bumbu garam dan sedikit nasi. Proses fermentasi ini
berasal dari nasi yang menghasilkan asam laktat. Bahan ini kemudian disimpan dengan
wadah tertutup hingga seminggu lebih.

2. Kulak Grikgik

Di Kabupaten Ogan Komering Ulu,sumatera Selatan,terdapat jamur yang hanya


didapatkan satu tahun sekali.Jamur unik itu dijadikan santapan lezat masyarakat
sekitar,kulak grikgik namanya.
Kulak grikgik adalah nama makanan dengan bahasa setempat yang berarti jamur
grikgik. Jamur grikgik ini mengacu pada sebuah jamur yang tumbuh di batang
pohon yang mati dibakar ketika pembukaan lahan untuk pertanian.

3. Kue Maksuba

Kue maksuba ini memiliki cita rasa manis dan legit. Warnanya kuning dengan
garis-garis hitam di tengahnya yang membuatnya terlihat seperti kue lapis. Bentuk
garisnya yang tidak beraturan membuat kue ini menjadi unik.Kue lezat ini biasanya
menjadi sajian pada hari-hari penting seperti Idul Fitri

4. Pindang Patin

Pindang Patin Memiliki Cita rasa yang khas.Resep pindang pating akan
menghasilkan perpaduan cita rasa yang komplit.Ada manis,asam,pedas,dan asin
dalam satu menu.

Tak heran jika kuliner ini begitu populer tak hanya bagi warga di
Bumi Sriwijaya saja, tapi sudah mendunia. Ikan patin merupakan jenis
ikan air tawar yang tebal daging dan lemaknya. Rasa makanan khas
Palembang ini makin gurih dimasak dengan kuah asam, pedas, dan
manis.

5. Burgo

Mungkin nama makanan ini masih agak terasa asing. Burgo adalah makanan asli
dari Sumatera Selatan.makanan ini memiliki kuah santan, dan burgo sendiri memiliki
tekstur yang kenyal. Makanan ini lebih lezat jika dinikmati dengan sambal.

E.Keunikan Suku Ogan


Salah satu hal yang menarik dari suku saya adalah Tradisi pernikahan yang
bernama Pengadangan.

Pengadangan adalah tradisi seputar pernikahan masyarakat Suku Ogan, yang


dilakukan dengan cara menghalang-halangi pengantin pria dengan menggunakan
selendang panjang. Untuk bisa melewati selendang tersebut, mempelai pria dan
rombongannya harus memenuhi apa saja yang diminta oleh mempelai perempuan.
Pengadangan, selain sebagi bentuk penghormatan, juga dilaksanakan untuk
mempererat silaturahmi antar dua keluarga yang akan disatukan dalam suatu
pernikahan. Dalam prosesi pengadangan, pihak mempelai laki-laki akan diiringi
dengan tetabuhan rebana, sambil tidak lupa membawa berbagai bawaan yang
diinginkan oleh mempelai perempuan.
Pada saat pengadangan dibutuhkan seorang juru bicara yang berasal dari pemangku
adat yang bertugas untuk melobi dan meyakinkan pihak mempelai perempuan.
Setelah persetujuan telah disepakati kedua belah pihak, prosesi kemudian
dilanjutkan dengan akad nikah. Setelah akad nikah diucapkan, dan kedua mempelai
telah sah secara adat dan hukum negara, pesta pernikahan kemudian dimeriahkan
dengan tarian penghibur pengantin.
Seiring perubahan zaman, tradisi pengadangan dalam pernikahan adat Suku Ogan
sudah jarang dilakukan. Padahal banyak nilai luhur yang dapat diambil dari prosesi
adat tersebut, seperti saling menghormati, mempererat tali silaturahmi, dan
menghargai perempuan seperti menghargai ibu kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai