Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan menurut Undang-undang Nomor 36 Tahuan 2009 adalah keadaan sehat, baik
secara fisik mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara social dan ekonomis. Kesehatan yang optimalbagi setiap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas, dengan normal dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Keperawatan
komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan
bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlian dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang
dihapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudi, 2009). Keperawatan
komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap
berbagai gangguan kesehatan dengan tidak meluokan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta
pemulihan bagai yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup perawat
kesehatan keluarga (nursehealthfamily) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengidentifakasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemapuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO, 1947).
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatkan kesehatan
dalam kelompok masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai
dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan sangat ditentukan oleh perawat komunitas serta masyarakat itu sendiri, juga dukungan
dari lingkungan atau fasilitas yang tersedia di daerah tersebut. Upaya tersebut juga ditunjukan
pada kelompk-kelompok tersebut yang salah satunya kelompok lansia. Menurut Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia mengalami jumlah peningkatan penduduk lansia dari

1
18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, penyakit yang terbanyak pada lansia adalah untuk
penyakit tidak menular, antara lain: hipertensi, masalah gigi, penyakit sendi, masalah mulut,
diabetes militus, penyakit jantung, dan stroke dan penyakit menular antara lain seperti ISPA,
diare, dan pneumonia.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok lansia yang ada di Banjar Anyar-
Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.
2. Tujuan Khusus
b. Melakukan pengkajian dan mengumpulkan data kelompok lansia yang ada di Banjar
Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara
c. Menganalisa data kasus di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan
Denpasar Utara
d. Merumuskan masalah yang menonjol di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja,
Kecamatan Denpasar Utara
e. Membuat intervensi (Planning of Action) untuk masalah yang ditemukan di Banjar
Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

2
BAB II
PENGKAJIAN

Asuhan keperawatan agregat kesehatan lansia yang dilakukan pada lansia di Banjar
Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kabupaten Denpasar selama 1 hari
pada tanggal 28 November 2019 yang dilakukan oleh mahasiswa program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Wira Medika Bali sebanyak 6 orang. Pendataan dilakukan pada pria
dewasa di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kabupaten
Denpasar yang terdiri dari 30 orang.

2.1 Data Demografi


Jumlah lansia di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara,
Kabupaten Denpasar sebanyak 30 lansia, yang dikaji berjumlah 30 orang.

2.2 Persiapan dan Pelaksanaan


Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya kelompok lansia
secara optimal, maka melalui Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Wira Medika Bali di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan
Denpasar Utara, akan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang di dalamnya
dilakukan pendekatan keperawatan kelompok sebagai dasar dalam pemberian pelayanan
kesehatan utama pada masyarakat.
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan di Banjar Anyar-Anyar, Desa
Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi pengkajian
awal (pengumpulan dan pengolahan data), penegakan diagnosis dan penentuan prioritas masalah,
serta pembuatan intervensi dalam bentuk Planning of Action. Kegiatan keperawatan komunitas
yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan
kemasyarakatan dan persiapan teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian,
penegakan diagnosis, dan perencanaan.
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan

3
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan Dosen
STIKes Wira Medika Bali, Kepala Dusun Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung
Kajadan Kepala Puskesmas III Denpasar Utara, serta identifikasi tokoh
masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2019. Setelah
mengidentifikasi tokoh masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan pendekatan
dan membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa
Program Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.
Selanjutnya pada tanggal 28 November 2019, mahasiswa melakukan pertemuan
dan diskusi bersama Ketua Kader Posyandu Lansia Banjar Anyar-Anyar untuk
melakukan identifikasi lansia yang akan dijadikan sampel.
b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir
anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas,
mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi wilayah Banjar Anyar-
Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.
2. Pelaksanaan
Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing
rumah penduduk, wawancara langsung kepada lansia yang bersangkutan,
observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya serta melakukan skrining
kesehatan. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan pada tanggal
30November 2019 (pagi dan sore).
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan,
yaitu tanggal 30 November 2019.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian Keperawatan Kelompok Lansia


Fasilitas Yankes Posyandu lansia No. Register -
Nama perawat yang mengaji Perawat Stikes Wira Medika Tanggal Pengkajian 30November 2018
Nama kelompok Aggregate lansia Alamat Banjar Anyar-Anyar, Desa
Ubung Kaja, Kecamatan
Denpasar Utara

1. Data Dasar Anggota Kelompok


No Nama Jenis Kelamin Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Agama Suku
1 Lansia P Laki-laki 7 juli 1945 SMP Tidak bekerja Hindu Bali
2 Lansia M peempuan - SD Pedagang Hindu Bali
3 Lansia R Perempuan 31 Desember Tidak sekolah Pedagang/buruh Hindu Bali
1958
4 Lansia J Laki-laki Tahun 1958 Tidak sekolah Pedagang/buruh Hindu Bali
5 Lansia S Perempuan 31 Desember S1 Pensiunan Hindu Bali
1952
6 Lansia K Laki-laki Tahun 1949 SMP Pensiunan Hindu Bali
7 Lansia S Laki-laki 1 januari 1946 Sekolah rakyat Pensiunan Hindu Bali
8 Lansia M Perempuan 12 desember 1951 SPK Pensiunan perawat Hindu Bali
9 Lansia S Laki-laki 31 Desember SD Petani Hindu Bali
1963

5
10 Lansia D Laki-laki 31 Desember SD Petani Hindu Bali
1944
11 Lansia S Laki-laki 31 desember 1956 SD Tidak bekerja Hindu Bali
12 Lansia N Perempuan 31 Desember SD Tidak bekerja Hindu Bali
1953
13 Lansia R Perempuan Tahun 1941 Tidak sekolah Tidak bekerja Hindu Bali
14 Lansia M Laki-laki 31 Desember SMP Pegawai swasta Hindu Bali
1950
15 Lansia G Perempuan 31 Desember Tidak sekolah Pedagang Hindu Bali
1950
16 Lansia P Laki-laki 31 desember 1942 SD Tidak bekerja Hindu Bali
17 Lansia K Perempuan Tahun lahir 1935 SD Tidak bekerja Hindu Bali
18 Lansia T Laki-laki 1948 SD Pensiunan Hindu Bali
19 Lansia R Laki-laki 31 Desember SD Petani Hindu Bali
1946
20 Lansia M Perempuan Tahun 1948 Tidak sekolah Tidak bekerja Hindu Bali
21 Lansia S perempuan 31 desember 1948 SD Tidak bekerja Hindu Bali
22 Lansia M Laki-laki 30 desember 1948 SD Tidak bekerja Hindu Bali
23 Lansia S Perempuan tahun 1948 SD Tidak bekerja Hindu Bali
24 Lansia G Perempuan 31 Desember SD Tidak bekerja Hindu Bali
1950
25 Lansia C Laki-laki 31 Desember SD Petani Hindu Bali
1963
26 Lansia S Perempuan Tahun 1948 SD Pedagang Hindu Bali
27 Lansia J Perempuan 31 desember 1950 SD Tidak bekerja Hindu Bali
28 Lansia N Laki-laki 31 Desember SD Tidak bekerja Hindu Bali

6
1950
29 Lansia S Laki-laki Tahun 1947 SD Tidak bekerja Hindu Bali
30 Lansia O Laki-laki 31 desember 1945 SD Tidak bekerja Hindu Bali

2. Status Kesehatan Anggota Kelompok


No Keadaan TTV Status Gizi Riwayat Alat Pola Ket Analisis Masalah
Umum Penyakit bantu/ Lain Kesehatan
Protesa
T N P S TB BB Konjungtiva Aktivitas Tidur
/latihan
1 Baik 130/80 80x/ 12x 36, 170 57 Ananemis Diabetes Birotek Senam Baik
mmHg meni /me 5 oC cm kg militus lansia
t nit dan
sesak
2 Baik 100/60 68x/ 12 36, 160 60 Ananemis Tidak Tidak Senam Baik
mmHg meni x/m 5 oC cm kg ada ada lansia
t enit
3 Baik 120/80 82 20 36, 15 60 Ananemis Sakit Kaca Senam Baik
mmHg x/me x/m 4oC 0 kg mata mata lansia
nit enit cm
4 Baik 130/80 82 20x 36, 170 65 Ananemis Hernia Tidak Senam Baik
mmHg x/me /me 5 oC cm kg ada lansia
nit nit

7
8
5 Baik 120/80 82 18 36, 154 55 Ananemis Demam Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 2 oC cm kg berdarah ada lansia
nit enit
6 Baik 130/70 80x/ 15 36, 165 54 Ananemis Tidak Tida Senam Baik
mmHg meni x/m 5oC cm kg ada k ada lansia
t enit
0
7 Baik 120/80 80 20 36, 165 60 Ananemis Tidak Tidak Tidak Baik
mmHg x/me x/m 7 oC cm kg ada ada ada
nit enit
8 Baik 130/90 86 202 36, 168 60 Ananemis Tidak Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 8oC cm kg ada ada lansia
nit enit
9 Baik 130/90 100 28 37, 160 48 Ananemis Hiperten Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 5 oC cm kg si dan ada lansia
nit enit sesak
10 Baik 120/80 82 20 36 160 43 Ananemis Tidak Tidak Senam Baik
o
mmHg x/me x/m C cm kg ada ada lansia
nit enit
11 Baik 140/90 84x/ 18 36, 160 70 Ananemis Rematik, Tidak Tidak Baik
mmHg meni x/m 3 oC cm kg vertigo, ada ada

8
t enit hipertens
i
12 Baik 150/10 88 18 36, 158 60 Ananemis Hiperten Tidak Senam Baik
0 x/me x/m 5 oC cm kg si ada lansia
mmHg nit enit
13 Baik 160/70 80x/ 20x 36, 150 43 Ananemis Hiperten Tidak Tidak Kadan
mmHg meni /me 5 oC cm kg si, sesak ada ada g
t nit nafas terban
gundi
mala
m hari
14 Baik 120/80 85 15 36, 155 65 Ananemis Masalah Kaca Senam Baik
mmHg x/me x/m 5 oC cm kg kesehata mata lansia
nit enit n mata
,4
15 Baik 100/80 82 14 36 151 45 Ananemis Maag, Tidak Senam Baik
o
mmHg x/me x/m C cm kg sakit ada lansia
nit enit kepala
,7
16 Baik 130/80 81 17 36 170 68 Ananemis Hiperten Tidak Tidak Sering
o
mmHg x/me x/m C cm kg si dan ada ada terban
nit enit rematik gundi
mala
m hari

9
17 Baik 120/80 76 15 36, 155 63 Ananemis Tidak Tidak Senam Sering
mmHg x/me x/m 5oC cm kg ada ada lansia terban
nit enit gun
pada
mala
m hari
18 Baik 120/80 84 17 36, 165 60 Ananemis Hernia Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 4 oC cm kg ada lansia
nit enit
19 Baik 180/90 100 27 37, 165 68 Ananemis Saraf Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 5 oC cm kg kejepit, ada lansia
nit enit paru-
paru
kotor
20 Baik 120/80 100 19 37, 155 54 Ananemeis Sesak Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 5 oC cm kg napas ada lansia
nit enit
21 Baik 110/80 76x/ 18x 36, 165 60 Ananemis Tidak Tidak Senam Baik
mmHg meni /me 3 oC cm kg ada ada lansia
t nit
22 Baik 130/80 79 16 37 163 60 Ananemis Maag Tidak Senam Baik
o
mmHg x/me x/m C cm kg ada lansia

10
nit enit
23 Baik 120/70 72 21 36, 160 59 Ananemis Sakit Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 5 oC cm kg kepala, ada lansia
nit enit demam,
batuk,
pilek
24 Baik 130/90 76 22 37, 160 55 Ananemis Sakit Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 5 oC cm kg kepala ada lansia
nit enit
25 Baik 130/90 84 22 36, 165 65 Ananemis Hiperten Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 7oC cm kg si ada lansia
nit enit
26 Baik 120/80 82 17 36, 165 60 Anemis Tidak Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 4oC cm kg ada ada lanisa
n enit
it
27 Baik 130/90 84 18 36, 160 60 Ananemis Tidak Tidak Senam Kadan
mmHg x/me x/m 5oC cm kg ada ada lansia g
nit enit terban
gun di
mala
m hari

11
28 Baik 130/90 88 22 36, 165 60 Ananemis Tidak Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 7 oC cm kg ada ada lansia
nit enit
29 Baik 120/70 72 21 36, 175 60 Ananemis Batuk Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 5oC cm kg ada lansia
nit enit
30 Baik 130/80 78 21 36, 170 65 Ananemis Demam Tidak Senam Baik
mmHg x/me x/m 9oC cm kg ada lansia
nit enit

3. Upaya Peningkatan Kesehatan Anggota Kelompok


No Uraian pengkajian Penilaian Gambaran kondisi No Uraian pengkajian Penilaian Gambaran kondisi
Ada Tida Ad Tida
k a k
A Fasilitas pelayanan E Setatus ekonomi
kesehatan yang
tersedia untuk
kelompok
1. Posyandu Kegiatan posyandu lansia di 1. Sumbangan (asal   Sebanyak 100% (30
 Banjar Anyar-Anyar, Desa sumber dana) orang) telah
Ubung Kaja, Kecamatan mendapatkan bantuan
Denpasar Utara diadakan kesehatan.

12
secara rutin satu bulan  Sebanyak 100% (30
sekali setiap tanggal 20 orang) menggunakan
pada bulan yang bantuan kesehatan
bersangkutan. anak yang dari pihak
aktif mengikuti kegiatan pemerintah.
posyandu lansia yaitu 73,3
% (22 orang) dan lansia
yang tidak aktif mengikuti
posyandu lansia berjumlah
26,7 % (8 orang)
2. Tenaga kesehatan Sebanyak 30% (9 orang) 2. Jenis pekerjaan  Sebagian besar lansia di
yang berpraktik  yang memanfaatkan tenaga Banjar Anyar-
kesehatan yang berpraktik Anyarsudah tidak
terutama dokter praktik bekerja
mandiri karena lokasinya
yang berada di Br. Banjar
Anyar-Anyar, Desa Ubung
Kaja, Kecamatan Denpasar
Utara
3. Puskesmas dan  Sebanyak 53,3% (16 orang) 3. Tabungan   Lansia yang memiliki
jaringannya memanfaatkan pelayanan tabungan sebesar 18

13
kesehatan ke puskesmas dan orang (60%) sedangkan
jaringannya. 12 orang(40%) tidak
memiliki tabungan
4. Klinik  Sebanyak 6,7% (2 orang) 4. Lainnya   Sebanyak 70% (21
memanfaatkan pelayanan orang) sudah memiliki
kesehatan ke klinik. asuransi/jaminan
kesehatan, sedangkan
30% (9 orang) tidak
memiliki
asuransi/jaminan
kesehatan.
5. Rumah sakit Sebanyak 10 % (3 orang)
 memanfaatkan pelayanan
kesehatan ke rumah sakit.

6. Lainnya
B Pelayanan kesehatan F Status social budaya
yang dimanfaatkan
oleh kelompok
1. Imunisasi dasar  Tidak dilakukan pengkajian. 1. Sarana ibadah  Di Br. Anyar-Anyar
lengkap terdapat sarana ibadah

14
berupa Pura.

2. Imunisasi ibu  Tidak dilakukan pengkajian. 2. Kegiatan  Sebagian besar lansia


hamil keagamaan mengikuti kegiataan
keagamaan seperti
sembahyang pada saat
odalan di pura pada
saathari suci atau ada
kegiatan upacara agama.
3. Makanan  Sebanyak 63,3% (22 orang) 3. Kepercayaan  Sebanyak 100 % lansia
tambahan lanisa di Br. Anyar-Anyar yang tidak memiliki
yang rutin mengikuti bertentangan kepercayaan yang
kegiatan posyandu dengan bertentangan dengan
mendapatkan makanan penanggulangan penanggulangan masalah
tambahan seperti bubur masalah kesehatan.
kacang hijau dan telur setiap kesehatan
satu bulan sekali.
Sedangkan 26,7 % (8 orang)
lansia yang tidak aktif
mengikuti kegiatan
posyandu tidak

15
mendapatkan makanan
tambahan tersebut.
4. Vitamin  Dalam pemberian vitamin 4. Kegiatan sosial  Sebagian besar lansia
tambahan untuk anak di Br. Anyar- (kerjabakti, mengikuti kegiatan sosial
Anyar aktif diberikan yaitu arisan, dll) berupa senam lansia
63,3% (22 orang) lansia (96,7%) yang diadakan
tidak mendapatakan vitamin setiap sebulan sekali. Dan
tambahan, hanya 26,7% (8 kerja bakti (3,3%).
orang) yang mendapatkan
vitamin tambahan jika ada
tenaga kesehatan yang
datang seperti pihak dari
puskesmas yang langsung
memberikan vitamin pada
saat kegiatan posyandu
diadakan.
5. Pelayanan   Di banjar Anyar-Anyar 5. Lainnya  Kegiatan yang dilakukan
kesehatan tempat pelayanan lansia di saat ada waktu
kesehatan mudah senggang antara lain
dijangkau dengan jarak berkebun atau melakukan
kurang lebih 3 km dari pekerjaan rumah

16
wilayah banjar Anyar- sebanyak 13 orang (43,3
Anyar %), mengasuh cucu 8
 Transportasi yang orang (26,7 %),
digunakan untuk mejejahitan 6 orang (20
mencapai tempat %), serta diam saja atau
pelayanan kesehatan tiduran sebanyak 3 orang
dengan menggunakan atau 10 %
sepeda motor 80% (24
orang) lansia,
menggunakan mobil 40%
(6 orang) lansia
6. Lainnya
C Fasilitas pendidikan G Komunikasi
1. Fasilitas  Tidak terdapat fasilitas 1. Alat komunikasi   Terdapat media
pendidikan yang pendidikan seperti yang digunakan komunikasi massal di
tersedia untuk playgroup, TK, SD, kelompok sehari- Br. Anyar-Anyar
kelompok SMP/MTs, SMA/MA, hari .Sebanyak 90%
a. Playgroup Universitas yang tersedia a. Telepon (27orang)
b. Tk untuk kelompok anak di b. Handphone menggunakan kulkul
c. Sd Banjar Punduh kulit. c. Faximile sebagai media
d. Smp/mts d. Lainnya komunikasi massal

17
e. Sma/ma  Sebanyak 3,3% (1
f. Universitas/ orang) menggunakan
sekolah tinggi media komunikasi
g. Lainnya langsung (mulut ke
mulut) untuk
berinteraksi dengan
anggota kelompok.
 Sebanyak 6,7% (2
orang) menggunakan
handphone sebagai alat
komunikasi untuk
berinteraksi dengan
kelompok.
 Sebanyak 26,7% (8
orang) menggunakan
telepon untuk
berinterkasi dengan
anggota kelompok.
 Serta pengeras suara
sebanyak 1 orang atau

18
3,3 %
2. Fasilitas   di banjar Anyar- 2. Efektifitas proses  Sebanyak100% (30orang)
pendidikan yang  Anyarmasih terdapat komunikasi menjalin komunikasi
dimanfaatkan  media informasi antara anggota dengan efektif
untuk kelompok  kesehatan yang dapat dalam kelompok
untuk kegiatan digunakan oleh lansia
penyuluhan untuk mendapatkan
kesehatan, informasi kesehatan
pembelajaran di  media yang digunakan
kelompok, dll antara lain televisi 70
% (21 orang), Koran
atau majalah 13,3 %
(4 orang), radio 6,7 %
(2 orang) serta dari
sosialisasi sebanyak
10 % (3 orang)
 sebanyak 83,3 % (25
orang)lanisa di banjar
Anyar-Anyar
memanfaaatkan media
informasi yang ada

19
untuk mengetahui
berita kesehatan
terkini, serta yang
tidak memanfaatkan
media informasi yang
ada untuk mengetahui
berita kesehatan
terkini, 16,7 (5 orang)
 di banjar Anyar-Anyar
yang berperan
memberikan informasi
kesehatan pada
lansiayaitu sebesar 90
% (27 orang) dari
kader dan dari anggota
keluarga yaitu 10 % (3
orang)
D Lingkungan sekitar H Fasilitas rekreasi
tempat tinggal yang tersedia untuk
anggota kelompok kelompok
1. Sumber air bersih   Sebanyak50% (15 orang) 1. Taman  Di Br. Anyar-Anyar tidak

20
menggunakan air bersih tersedia sarana rekreasi
untuk keperluan sehari- seperti taman.
hari seperti mandi,
mencuci, dan memasak
yang bersumber dari
PDAM, sedangkan 50%
(15 orang) bersumber
dari sumur bor
 Sumber air minum lansia
yaitu menggunakan
PDAM sebanyak 33,3 %
(10 orang), menggunakan
air mineral sebanyak
66,7% (20 orang)
2. Dapur umum  Terdapat dapur umum di Br. 2. Pantai  Di Br. Anyar-Anyar tidak
Anyar-Anyar sebanyak 1 tersedia sarana rekreasi
unit yang terletak di Balai seperti pantai.
Banjar yang kebersihannya
terjaga.
3. Tempat  Sebanyak 93,3 % sampah di 3. Sarana olahraga  Di Br. Anyar-Anyar tidak
pembuangan rumah lansia diangkut oleh tersedia sarana rekreasi

21
sampah petugas DKP kota seperti lapangan olahraga
Denpasar, serta 6,7 % atau gym.
dibakar.
4. Sarana MCK   Terdapat sarana MCK 4. Lainnya
(berapa umum di Br. Anyar-
jumlahnya) Anyar sebanyak 1
unityang terletak
BalaiBanjar.
 Sebanyak 100% (30
orang) masyarakat
menggunakan
WC/jamban keluarga
untuk sarana BAB sehari-
hari.
5. Saluran   Sebanyak 10% (3 orang)
pembuangan limbah air dapur dibuang
limbah ke selokan. Sebanyak
86,7 % (26orang) limbah
air dapur dibuatkan
lubang. Sebanyak 3,3%
(1orang) limbah air dapur

22
dibuang ke halaman
rumah.
 Sebanyak 10% (3orang)
limbah air kamar mandi
dibuang ke selokan.
Sebanyak 90% (27 orang)
limbah air kamar mandi
dibuatkan lubang.
6. Lainnya
I Kebiasaan / prilaku
dalam kelompok
1. Pemeliharaan   Sebanyak 18 orang
kebersihan diri (60%) bisa menerapkan
cuci tangan yang benar.
Sebanyak12 orang
(40%)belum bisa
menerapkan cuci
tangan dengan benar.
 Sebanyak7 orang
(23,3%) menggunakan
air mengalir untuk

23
mencuci tangan. Dan
sebanyak23 orang
(76.7%) anak
menggunakan air
mengalir dan sabun
untuk mencuci tangan.
 Sebanyak2 orang
(6,7%) memiliki
kebiasaan mandi
kurang dari 2 kali
dalam sehari, dan
sebanyak 28 orang
(93,3%) yang memiliki
kebiasaan mandi lebih
dari 2 kali sehari.
 Sebanyak29 orang
(96,7%) menggunakan
handuk sendiri-sendiri,
dan 1 orang (3,3%)
menggunakan handuk

24
bersama-sama.
 Sebanyak17 orang
(56,7%) yang memiliki
kebiasaan keramas 2
kali atau lebih dalam
seminggu. Sebanyak 13
orang (43,3%) memiliki
kebiasaan keramas
kurang dari 2 kali
dalam seminggu.
 Sebanyak8 orang
(26,7%) memiliki
kebiasaan menggosok
gigi kurang dari 2 kali
sehari. Sebanyak22
orang (73,3%) memiliki
kebiasaan menggosok
gigi 2 kali atau lebih
dari sehari.
 Sebanyak 16 orang

25
(53,3%) mengganti
pakaian 2 kali atau
lebih dalam sehari.
Sebanyak14 orang
(46,7%) mengganti
pakaian kurang dari 2
kali dalam sehari.
2. Pengelolaan   Sebanyak 22 orang
makanan bersih (73,3%) yang
dan sehat. menyajikan makanan
dengan gizi seimbang.
Sebanyak 8 orang
(26,7%) tidak
menyajikan makanan
dengan gizi seimbang.
 Sebanyak 29 orang
(96,7%) mencuci bahan
makanan sebelum
dimasak.
Sebanyak 1 orang
(3,3%) tidak mencuci

26
bahan makanan
sebelum dimasak.
 Sebanyak 10 orang
(33,3%) mencuci sayur
sebelum dimasak
dengan cara dicuci
terlebih dahulu sebelum
dipotong. Sebanyak 20
orang (66,7%)
memasak sayur dengan
cara dipotong terlebih
dahulu sebelum dicuci.
 Sebanyak16 orang
(53,3%) yang
menggunakan air
kemasan/aqua untuk
dikonsumsi oleh
keluarga. Sebanyak 14
orang (46,7%) yang
menggunakan air yang

27
direbus untuk konsumsi
keluarga
 Sebanyak 27 orang
(90%) menggunakan
garam beryodium untuk
dikonsumsi keluarga.
Sebanyak 3 orang
(10%) tidak
menggunakan garam
beryodium untuk
dikonsumsi keluarga.
 Sebanyak30 orang
(100%) menyajikan
makanan dengan
tertutup.

28
3.2 Gambaran Kasus Kesehatan di Banjar Pondok Berdasarkan Hasil Tabulasi Data
Kuisioner
1. Distribusi lansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia

Aktif
Tidak Aktif

Gambar 1
Interpretasi
Kegiatan posyandu lansia di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara
diadakan secara rutin satu bulan sekali setiap tanggal 20 pada bulan yang bersangkutan. anak
yang aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia yaitu 73,3 % (22 orang) dan lansia yang tidak
aktif mengikuti posyandu lansia berjumlah 26,7 % (8 orang)

2. Distribusi lansia mendapatkan makanan tambahan

Mendapat Makanan Tambahan


Tidak Mendapat Makanan
Tambahan

Gambar 2
Interpretasi
Sebanyak 63,3% (22 orang) lansia di Br. Anyar-Anyar yang rutin mengikuti kegiatan posyandu
mendapatkan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau dan telur setiap satu bulan sekali.
Sedangkan 26,7 % (8 orang) lansia yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu tidak
mendapatkan makanan tambahan tersebut.

29
3. Distribusi lansia dalam mendapatkan vitamin tambahan

Mendapatkan Vitamin Tambahan


Tidak Mendapatkan Vitamin
Tambahan

Gambar 3.
Interpretasi
Dalam pemberian vitamin untuk anak di Br. Anyar-Anyar aktif diberikan yaitu 63,3% (22 orang)
lansia tidak mendapatakan vitamin tambahan, hanya 26,7% (8 orang) yang mendapatkan vitamin
tambahan jika ada tenaga kesehatan yang datang seperti pihak dari puskesmas yang langsung
memberikan vitamin pada saat kegiatan posyandu diadakan.

4. Distribusi lansia dalam memanfaatkan media

Memanfaatkan Media
Tidak Memanfaatkan Media

Gambar 4
Interpretasi
 sebanyak 83,3 % (25 orang) lansia di banjar Anyar-Anyar memanfaaatkan media informasi
yang ada untuk mengetahui berita kesehatan terkini, serta yang tidak memanfaatkan media
informasi yang ada untuk mengetahui berita kesehatan terkini, 16,7 (5 orang)

30
5. Distribusi lansia dalam pembuangan sampah

Di angkut DKP
Di bakar

Gambar 5
Interpretasi
Sebanyak 93,3 % sampah di rumah lansia diangkut oleh petugas DKP kota Denpasar, serta 6,7 %
dibakar.

6. Distribusi lansia dalam pembuangan limbah

Limbah air dapur dibuang ke


selokan
Limbah air dapur dibuatkan
lubang
Limbah air dapur dibuang ke
halaman rumah
Limbah air mandi dibuang ke
selokan

Gambar 6
Interpretasi
 Sebanyak 10% (3 orang) limbah air dapur dibuang ke selokan. Sebanyak 86,7 % (26 orang)
limbah air dapur dibuatkan lubang. Sebanyak 3,3% (1 orang) limbah air dapur dibuang ke
halaman rumah.
 Sebanyak 10% (3orang) limbah air kamar mandi dibuang ke selokan. Sebanyak 90% (27
orang) limbah air kamar mandi dibuatkan lubang.

31
7. Distribusi lansia dalam jaminan kesehatan

Sudah Memiliki
Belum Memiliki

Gambar 7
Interpretasi
Sebanyak 70% (21 orang) sudah memiliki asuransi/jaminan kesehatan, sedangkan 30% (9 orang)
tidak memiliki asuransi/jaminan kesehatan.

8. Distribusi lansia dalam kegiatan sehari-hari

Berkebun atau melakukan


pekerjaan rumah

Mengasuh cucu

Mejejahitan

Diam atau tiduran

Gambar 8
Interpretasi
Kegiatan yang dilakukan lansia di saat ada waktu senggang antara lain berkebun atau melakukan
pekerjaan rumah sebanyak 13 orang (43,3 %), mengasuh cucu 8 orang (26,7 %), mejejahitan 6
orang (20 %), serta diam saja atau tiduran sebanyak 3 orang atau 10 %

32
9. Distribusi lansia berdasarkan mencuci tangan

Bisa menerapkan cuci tangan


dengan benar
Belum bisa menerapkan cuci
tangan dengan benar
Mencuci tangan dengan air
mengalir
Mencuci tangan dengan air
mengalir dan sabun

Gambar 3
Interpretasi
 Sebanyak 18 orang (60%) bisa menerapkan cuci tangan yang benar. Sebanyak 12 orang (40%)
belum bisa menerapkan cuci tangan dengan benar.
 Sebanyak 7 orang (23,3%) menggunakan air mengalir untuk mencuci tangan. Dan sebanyak 23
orang (76.7%) anak menggunakan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan.
10. Distribusi lansia berdasarkan kegiatan mandi

Kebiasaan mandi kurang dari 2


kali sehari
Kebiasaan mandi lebih dari 2 kali
sehari

Gambar 10
Interpretasi
Sebanyak 2 orang (6,7%) memiliki kebiasaan mandi kurang dari 2 kali dalam sehari, dan
sebanyak 28 orang (93,3%) yang memiliki kebiasaan mandi lebih dari 2 kali sehari.

33
11. Distribusi lansia berdasarkan kebiasaan menggunakan handuk

Menggunakan handuk sendiri-


sendiri
Menggunakan handuk bersama-
sama

Gambar 11
Interpretasi
Sebanyak 29 orang (96,7%) menggunakan handuk sendiri-sendiri, dan 1 orang (3,3%)
menggunakan handuk bersama-sama.

12. Distribusi lansia berdasarkan kebiasaan keramas

Keramas 2 kalia atau lebih dalam


seminggu
Kebiasaan keramas kurang dari 2
kali dalam seminggu

Gambar 12
Sebanyak 17 orang (56,7%) yang memiliki kebiasaan keramas 2 kali atau lebih dalam seminggu.
Sebanyak 13 orang (43,3%) memiliki kebiasaan keramas kurang dari 2 kali dalam seminggu.

34
13. Distribusi lansia berdasarkan kebiasaan menggosok gigi

Menggosok gigi kurang dari 2


kali sehari
Menggosok gigi 2 kali atau lebih

Gambar 13
Interpretasi
Sebanyak 8 orang (26,7%) memiliki kebiasaan menggosok gigi kurang dari 2 kali sehari.
Sebanyak 22 orang (73,3%) memiliki kebiasaan menggosok gigi 2 kali atau lebih dari sehari.

14. Distribusi lansia berdasarkan kebiasaan mengganti pakaian

Mengganti pakaian 2 kali atau


lebih dala sehari
Mengganti pakaian kurang dari 2
kali dalam sehari

Gambar 14
Interpretasi
Sebanyak 16 orang (53,3%) mengganti pakaian 2 kali atau lebih dalam sehari. Sebanyak 14
orang (46,7%) mengganti pakaian kurang dari 2 kali dalam sehari.

35
3.2 Data Fokus
Data Fokus
Data Subjektif:
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari 30 orang lansia sebanyak, 26,7%
tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu karena sibuk, malas mengikuti kegiatan
posyandu, tidak ada yang mengantar ke Balai Banjar dan faktor usia yang terlalu
tua. 10% dari 26,7% lansia yang tidak aktif mengatakan tidak mengetahui adanya
kegiatan posyandu.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari 30 orang lansia sebanyak, 26,7%
yang tidak mendapatkan vitamin karena tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu
lansia
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 dari 30 orang lansia, sebanyak 16,7%
belum mampu menggunakan media untuk mengakses informasi kesehatan karena
keterbatasan usia, keterbatasan sarana dan prasarana, serta kurangnya
pendidikan.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 dari 30 orang lansia, sebanyak 6,7 %
mengolah sampah dengan cara dibakar di halaman belakang (tegal)
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari 30 orang lansia, sebanyak 10%
limbah air dapur dibuang ke selokan
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 dari 30 orang lansia, sebanyak 3,3%
limbah air dapur dibuang ke halaman rumah
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari 30 orang lansia, sebanyak 10%
limbah air kamar mandi dibuang ke selokan.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 dari 30 orang lansia, sebanyak 30%
belum memiliki asuransi/jaminan kesehatan.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari 30 orang lansia, sebanyak 10%
menggunakan waktu senggangnya dengan diam/tidur-tiduran.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 12 dari 30 orang lansia, sebanyak 40%
belum bisa menerapkan cuci tangan dengan benar
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 7 dari 30 orang lansia, sebanyak 23,3%
menggunakan air mengalir untuk mencuci tangan

36
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 dari 30 orang lansia, sebanyak 6,7%
memiliki kebiasaan mandi kurang dari 2 kali dalam sehari
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 dari 30 orang lansia, sebanyak 3,3%
menggunakan handuk bersama-sama
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 13 dari 30 orang lansia, sebanyak 43,3%
memiliki kebiasaan keramas kurang dari 2 kali dalam seminggu.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari 30 orang lansia, sebanyak 26,7%
memiliki kebiasaan menggosok gigi kurang dari 2 kali
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 14 dari 30 orang lansia sebanyak 46,7%
mengganti pakaian dalam kurang dari 2 kali dalam sehari.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari 30 orang lansia, sebanyak 26,7%
tidak menyajikan makanan dengan gizi seimbang.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan1 dari 30 orang lansia, sebanyak 3,3% tidak
mencuci bahan makanan sebelum dimasak.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari 30 orang lansia, sebanyak 10% tidak
menggunakan garam beryodium untuk dikonsumsi keluarga.
Data Objektif:
 Berdasarkan 30 orang lansia yang dikaji, 5 orang lansia (46,7%) menderita
riwayat penyakit hipertensi.
 Berdasarkan hasil observasi dengan 14 dari 30 orang lansia (46,7%) memiliki
Hipertensi, 2 orang lansia (6,7%) memiliki Hipotensi, 14 orang lansia (46,7%)
memiliki tekanan darah normal
 Berdasarkan hasil observasi dengan 2 dari 30 orang lansia (6,7%) mengolah
sampah dengan cara dibakar di halaman belakang (tegal)
 Berdasarkan hasil observasi dengan 1 dari 30 orang lansia (3,3%) limbah air
dapur dibuang ke halaman rumah
 Berdasarkan hasil observasi dengan 12 dari 30 orang lansia (40%) belum bisa
menerapkan cuci tangan dengan benar

37
3.3 Analisa Data
Kelompok : Aggregate Lansia
Tanggal Pengkajian :30 November 2019
Tempat Pengkajian : Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja
No. Tanda dan Gejala Diagnosis Keperawatan
1. Data Subjektif : Manajemen KesehatanTidak Efektif
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari
30 orang lansia sebanyak, 26,7% tidak aktif
mengikuti kegiatan posyandu karena sibuk,
malas mengikuti kegiatan posyandu, tidak
ada yang mengantar ke Balai Banjar dan
faktor usia yang terlalu tua. 10% dari 26,7%
lansia yang tidak aktif mengatakan tidak
mengetahui adanya kegiatan posyandu
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari
30 orang lansia sebanyak, 26,7% yang tidak
mendapatkan vitamin karena tidak aktif
mengikuti kegiatan posyandu lansia
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari
30 orang lansia, sebanyak 10%
menggunakan waktu senggangnya dengan
diam/tidur-tiduran.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 dari
30 orang lansia, sebanyak 30% belum
memiliki asuransi/jaminan kesehatan.

Data Objektif :
 Berdasarkan 30 orang lansia yang dikaji, 5
orang lansia (46,7%) menderita riwayat
penyakit hipertensi.
 Berdasarkan hasil observasi dengan 14 dari

38
30 orang lansia (46,7%) memiliki Hipertensi,
2 orang lansia (6,7%) memiliki Hipotensi, 14
orang lansia (46,7%) memiliki tekanan darah
normal
2. Data Subjektif : Ketidakefektifan pemeliharaan
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 dari kesehatan
30 orang lansia, sebanyak 16,7% belum
mampu menggunakan media untuk
mengakses informasi kesehatan karena
keterbatasan usia, keterbatasan sarana dan
prasarana, serta kurangnya pendidikan.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 dari
30 orang lansia, sebanyak 6,7 % mengolah
sampah dengan cara dibakar di halaman
belakang (tegal)
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari
30 orang lansia, sebanyak 10% limbah air
dapur dibuang ke selokan
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 dari
30 orang lansia, sebanyak 3,3% limbah air
dapur dibuang ke halaman rumah
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari
30 orang lansia, sebanyak 10% limbah air
kamar mandi dibuang ke selokan.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 12 dari
30 orang lansia, sebanyak 40% belum bisa
menerapkan cuci tangan dengan benar
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 7 dari
30 orang lansia, sebanyak 23,3%
menggunakan air mengalir untuk mencuci
tangan

39
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 dari
30 orang lansia, sebanyak 6,7% memiliki
kebiasaan mandi kurang dari 2 kali dalam
sehari
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 dari
30 orang lansia, sebanyak 3,3%
menggunakan handuk bersama-sama
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 13 dari
30 orang lansia, sebanyak 43,3% memiliki
kebiasaan keramas kurang dari 2 kali dalam
seminggu.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari
30 orang lansia, sebanyak 26,7% memiliki
kebiasaan menggosok gigi kurang dari 2 kali
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 14 dari
30 orang lansia sebanyak 46,7% mengganti
pakaian dalam kurang dari 2 kali dalam
sehari.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 8 dari
30 orang lansia, sebanyak 26,7% tidak
menyajikan makanan dengan gizi seimbang.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan1 dari
30 orang lansia, sebanyak 3,3% tidak
mencuci bahan makanan sebelum dimasak.
 Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 dari
30 orang lansia, sebanyak 10% tidak
menggunakan garam beryodium untuk
dikonsumsi keluarga.

Data Objektif :
 Berdasarkan hasil observasi dengan 2 dari 30

40
orang lansia (6,7%) mengolah sampah
dengan cara dibakar di halaman belakang
(tegal)
 Berdasarkan hasil observasi dengan 1 dari 30
orang lansia (3,3%) limbah air dapur dibuang
ke halaman rumah
 Berdasarkan hasil observasi dengan 12 dari
30 orang lansia (40%) belum bisa
menerapkan cuci tangan dengan benar

3.4 Diagnosis Keperawatan


1. Scoring Diagnosa Keperawatan
Diagnosis 1. Manajemen KesehatanTidak Efektif
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah : 1 Aktual =3 Sifat masalah ini adalah actual
aktual Risiko =2 karena fasilitas posyandu lansia
Potensial =1 yang sudah ada tetapu belum
3/3 x 1 = 1 aktif sehingga untuk menunjang
dan mengontrol kesehatan lansia
tidak mendukung.
Kemungkinan 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah ini untuk
masalah untuk Sebagian =1 diubah adalah sebagian karena
diubah : sebagian Tidak dapat = 0 dilihat dari tersedianya
1/2 x 2 = 2 pelayanan kesehatan yaitu,
adanya posyandu lansia
pelayanan kesehatan , hanya
saja perlu ditingkatkan
kesadaran lanisa menerapkan
hidup sehat seperti rutin
melakukan pemeriksaan
kesehatan, mengakses informasi
kesehatan.

41
Potensi masalah 1 Tinggi =3 Potensi masalah ini untuk
untuk dicegah : Cukup =2 dicegah adalah cukup karena
cukup Rendah =1 sebagian besar lansia sudah
2/3 x 1 = 2/3 menerapkan hidup sehat, hanya
saja perlu ditingkatkan
kesadaran lansia untuk hidup
sehat, tersedianya fasilitas-
fasilitas yang mendukung lansia
untuk melakukan upaya hidup
sehat.
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Menonjolnya masalah adalah
masalah : segera Tidak segera diatasi = 1 segera diatasi karena untuk
diatasi Tidak dirasakan adanya meningkatkan kesadaran lansia
masalah = 0 dalam manajemen kesehatannya
2/2 x 1 = 1 sehingga berdampak positif
pada perilaku dalam memelihara
kesehatan.
Total 3 2/3

Diagnosis 2.Ketidakefektifan pemeliaharan kesehatan


Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah : 1 Aktual =3 Sifat masalah ini adalah actual
aktual Risiko =2 karena memerlukan tindakan
Potensial =1 segera dan meminimalkan
3/3x1= 1 terjadi proses penyakit akibat
pemeliharaan kesehatan yang
tidak efektif.
Kemungkinan 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah ini untuk
masalah untuk Sebagian =1 diubah adalah sebagian karena
diubah : sebagian Tidak dapat = 0 lansia belum mampu mengakses
1/2x2=1 informasi kesehatan, tindakan
lansia untuk memelihara
kesehatan kesehatan seperti

42
pembuangan limbah, cuci
tangan, konsumsi makanan
bergizi belum efektif.
Potensi masalah 1 Tinggi =3 Potensi masalah ini untuk
untuk dicegah : Cukup =2 dicegah adalah cukup karena
rendah Rendah =1 sebagian besar lansia sudah
2/3x1=2/3 memelihara kesehatannya secara
efektif, hanya sebagian lansia
yang masih belum menerapkan
hidup sehat karena
ketidakmampuan akses
informasi kesehatan dan
kesadaran untuk hidup sehat.
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Menonjolnya masalah adalah
masalah : tidak Tidak segera diatasi = 1 segera diatasi karena untuk
segera diatasi Tidak dirasakan adanya mencegah memburuknya
masalah = 0 perilaku kesehatan yang
1/2x1=1/2 berdampak pada kesehatan
lansia tersebut dan
meningkatkan keterampilan
lansia untuk melakukan upaya
kesehatan yang sederhana.
Total 3 1/6

43
2. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1) Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
2) Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

3.5 Intervensi Keperawatan


Data Diagnosa NOC NIC
Hasil Intervensi
Keperawatan
Data Subjektif : Manajemen Setelah dilakukan Prevensi primer
 Berdasarkan kesehatan tidak kegiatan Banjar Anyar- (8700) Pengembangan
hasil wawancara efektif Anyar diharapkan : program
dengan 8 dari 30 1. Bantu kelompok atau
orang lansia Prevensi primer masyarakat dalam
sebanyak, 26,7% (1603) Perilaku mencari mengidentifikasi
tidak aktif mengikuti kesehatan kebutuhan atau
kegiatan posyandu 1 Mampu masalah kesehatan
karena sibuk, malas mengajukan yang signifikan ysng
mengikuti kegiatan pertanyaan – terjadi di usia lansia
posyandu, tidak ada pertanyaan yang seperti masalah
yang mengantar ke berhubungan riwayat hipertensi
Balai Banjar dan dengan kesehatan 2. Edukasi anggota
faktor usia yang dari skala 1 (tidak kelompok mengenai
terlalu tua. 10% dari pernah program yang akan di
26,7% lansia yang menunjukan) jalankan dan
tidak aktif menjadi skala 4 perencanaanya
mengatakan tidak (sering 3. Identifikasi sumber
mengetahui adanya menunjukan) daya manusia
kegiatan posyandu 2 Mampu melakukan khususnya jumlah
 Berdasarkan perilaku kesehatan kelompok lansia dan
hasil wawancara yang disarankan kendala terhadap
dengan 8 dari 30 seperti mengikuti pelaksanaan program
orang lansia skrining kesehatan posyandu lansia

44
sebanyak, 26,7% secara rutin. Dari seperti tidak
yang tidak skala 2 (jarang tersedianya
mendapatkan vitamin menunjukan) transportasi
karena tidak aktif menjadi skala 4
mengikuti kegiatan (sering
posyandu lansia menunjukan) Prevensi sekunder
 Berdasarkan (6520) Skrining kesehatan
hasil wawancara 1 Tentukan jumlah
dengan 3 dari 30 populasi lansia untuk
orang lansia, target pemeriksaan
sebanyak 10% Prevensi sekunder yang akan dilakukan
menggunakan waktu (1908) Deteksi factor (pemeriksaan tanda-
senggangnya dengan resiko tanda vital)
diam/tidur-tiduran. 1. Mampu mengenali 2 Sediakan akses yang
 Berdasarkan tanda dan gejala mudah bagi layanan
hasil wawancara yang skrining seperti waktu,
dengan 9 dari 30 mengindikasikan temat dan trasfortasi
orang lansia, resiko dari skala 1 3 Instruksikan kelompok
sebanyak 30% belum (tidak pernah lansia akan pentingnya
memiliki menunjukan) rasionalisasi dan
asuransi/jaminan menjadi skala 4 tujuan pemeriksaan
kesehatan. (sering kesehatan serta
menunjukan) pemantuan diri
Data Objektif : 2. Melakukan
 Berdasarkan pemeriksaan Prevensi tersier
30 orang lansia yang mandiri sesuai (7140) Dukungan
dikaji, 5 orang lansia waktu yang di kelompok
(46,7%) menderita anjurkan dari skala 1 Manfaatkan kelompok
riwayat penyakit 1(tidak pernah pendukung (seperti
hipertensi. menunjukan) keluarga, kader

 Berdasarkan menjadi skala 4 kesehatan, dan tokoh-

45
hasil observasi (sering tokoh masyarakat)
dengan 14 dari 30 menunjukan) untuk membantu
orang lansia (46,7%) lansia beradaptasi
memiliki Hipertensi, Prevensi tersier dengan program baru
2 orang lansia (6,7%) (2605) Partisipasi tim yaitu posyandu lansia
memiliki Hipotensi, kesehatan dalam 2 Ciptakan suasana yang
14 orang lansia keluarga menyenangkan
(46,7%) memiliki 1. Mampu mencari 3 Sampaikan pentingnya
tekanan darah normal informasi yang kehadiran setiap
terpercaya dari anggota
awalnya skala 1
(tidak pernah
menunjukan)
menjadi skala 4
(sering
menunjukan)
Data Subjektif : Ketidakefektifan Setelah dilakukan Prevensi primer
 Berdasarkan Pemeliharaan kegiatan Banjar Anyar- (5510) Pendidikan
hasil wawancara Kesehatan Anyar diharapkan : kesehatan
dengan 5 dari 30 1. Identifikasi faktor
orang lansia, Prevensi primer internal (kemauan dari
sebanyak 16,7% (1701)Kepercayaan lansia) atau eksternal
belum mampu mengenai kesehatan: (dukungan keluarga)
menggunakan media merasakan kemampuan yang dapat
untuk mengakses melakukan meningkatkan atau
informasi kesehatan 1. Persepsi mengurangi motivasi
karena keterbatasan kemungkinan untuk berprilaku sehat
usia, keterbatasan melakukan perilaku 2. Ajarkan strategi yang
sarana dan prasarana, kesehatan dapat digunakan untuk
serta kurangnya sepanjang waktu menolak perilaku yang
pendidikan. dari skala 1 (tidak tidak sehat atau

46
 Berdasarkan pernah berisiko daripada
hasil wawancara menunjukan) memberikan saran
dengan 2 dari 30 menjadi skala 4 untuk menghindari
orang lansia, (sering atau mengubah
sebanyak 6,7 % menunjukan) perilaku
mengolah sampah 2. Kepercayaan 3. Tekankan manfaat
dengan cara dibakar terhadap kesehatan positif yang
di halaman belakang kemampuan untuk langsung atau manfaat
(tegal) melakukan perilaku jangka pendek yabg
 Berdasarkan kesehatan dari skala bisa diterima oleh
hasil wawancara 1 (tidak pernah perilaku gaya hidup
dengan 3 dari 30 menunjukan) positif daripada
orang lansia, menjadi skala 4 menekankan pada
sebanyak 10% (sering manfaat jangka
limbah air dapur menunjukan) panjang atau efek
dibuang ke selokan negative dari
 Berdasarkan Prevensi sekunder ketidakpatuhan
hasil wawancara (1705) Orientasi
dengan 1 dari 30 kesehatan Prevensi sekunder
orang lansia, 1. Fokus pada (6520) Skrining kesehatan
sebanyak 3,3% menjaga perilaku 1. Berikan informasi
limbah air dapur kesehatan, awalnya pemeriksaan diri yang
dibuang ke halaman dari skala 1 (tidak tepat selama skrining
rumah pernah (rentang normal

 Berdasarkan menunjukan) tekanan darah untuk

hasil wawancara menjadi skala 4 lansia, makanan yang

dengan 3 dari 30 (sering harus dikurangi untuk

orang lansia, menunjukan) di konsumsi) yang

sebanyak 10% 2. Fokus pada dapat memicu

limbah air kamar pencegahan terjadinya hipertensi

mandi dibuang ke penyakit, dari skala 2. Tentukan jumlah

47
selokan. 1 (tidak pernah populasi lansia untuk
 Berdasarkan menunjukan) target pemeriksaan
hasil wawancara menjadi skala 4 yang akan dilakukan
dengan 12 dari 30 (sering (pemeriksaan tanda-
orang lansia, menunjukan) tanda vital)
sebanyak 40% belum 3. Persepsi bahwa 3. Iklankan layanan
bisa menerapkan cuci kesehatan skrining kesehatan
tangan dengan benar merupakan prioritas untuk meningkatkan
 Berdasarkan tinggi dalam kesadaran masyarakat
hasil wawancara membuat pilihan seperti memasang
dengan 7 dari 30 gaya hidup , dari baliho ataupun poster
orang lansia, skala 1 (tidak serta memberikan
sebanyak 23,3% pernah penyuluhan terkait
menggunakan air menunjukan) hipertensi saat
mengalir untuk menjadi skala 4 kunjungan di posyansu
mencuci tangan (sering lansia
 Berdasarkan menunjukan)
hasil wawancara Prevensi tersier
dengan 2 dari 30 Prevensi tersier (7140) Dukungan
orang lansia, (2605) Partisipasi dalam kelompok
sebanyak 6,7% keputusan perawatan 1. Tentukan tujuan dan
memiliki kebiasaan 1. Mampu mencari fungsi kelompok
mandi kurang dari 2 informasi yang pendukung seperti:
kali dalam sehari terpercaya dari  Dukungan keluarga
 Berdasarkan awalnya skala 1 untuk memberikan
hasil wawancara (tidak pernah motivasi dan
dengan 1 dari 30 menunjukan) dukungan kepada
orang lansia, menjadi skala 4 lansia
sebanyak 3,3% (sering  Dukungan kader
menggunakan handuk menunjukan) kesehatan dalam
bersama-sama 2. Menentukan pilihan memberikan

48
 Berdasarkan hasil yang diharapkan pelayanan kesehatan
wawancara dengan 13 dari terkait dengan  Dukungan tokoh
30 orang lansia, sebanyak outcome kesehatan masyarakat dalam
43,3% memiliki kebiasaan dari awalnya skala penyediaan program
keramas kurang dari 2 kali 1 (tidak pernah seperti posyandu
dalam seminggu. menunjukan) lansia
 Berdasarkan menjadi skala 4 2. Pertahankan suasana
hasil wawancara (sering positif untuk
dengan 8 dari 30 menunjukan) mendukung perubahan
orang lansia, gaya hidup
sebanyak 26,7% 3. Manfaatkan kelompok
memiliki kebiasaan pendukung (seperti
menggosok gigi keluarga, kader
kurang dari 2 kali kesehatan, dan tokoh-
 Berdasarkan tokoh masyarakat)
hasil wawancara untuk membantu
dengan 14 dari 30 lansia beradaptasi
orang lansia dengan program baru
sebanyak 46,7% yaitu posyandu lansia
mengganti pakaian
dalam kurang dari 2
kali dalam sehari.
 Berdasarkan hasil
wawancara dengan 8 dari 30
orang lansia, sebanyak
26,7% tidak menyajikan
makanan dengan gizi
seimbang.
 Berdasarkan hasil
wawancara dengan1 dari 30
orang lansia, sebanyak 3,3%

49
tidak mencuci bahan
makanan sebelum dimasak.
 Berdasarkan hasil
wawancara dengan 3 dari 30
orang lansia, sebanyak 10%
tidak menggunakan garam
beryodium untuk dikonsumsi
keluarga.

Data Objektif :
 Berdasarkan
hasil observasi
dengan 2 dari 30
orang lansia (6,7%)
mengolah sampah
dengan cara dibakar
di halaman belakang
(tegal)
 Berdasarkan
hasil observasi
dengan 1 dari 30
orang lansia (3,3%)
limbah air dapur
dibuang ke halaman
rumah
 Berdasarkan
hasil observasi
dengan 12 dari 30
orang lansia (40%)
belum bisa
menerapkan cuci

50
tangan dengan benar

51
Planning of Action (POA)

No Diagnosa Tujuan Intervensi Kegiatan Sarana Waktu Tempat Sumber Media Penanggu
Keperawatan Dana ng Jawab
NIC

1 TUM : Prevensi Skrining Lansia banjar 28 Banjar Swadaya Leaflet Ketua


Manajemen
Setelah dilakukan kesehatan anyar – anyar
kesehatan tidak sekunder Novembe anyar– mahasiswa dan kelompok
tindakan keperawatan 1. Pengukuran desa ubung anyar desa dan kampus PPT
efektif (6520) r 2019
selama 1 hari banjar kaja ubung kaja (kerja sama)
tanda-tanda
anyar – anyar
Skrining
vital
diharapkan dapat kesehatan
2. Pemberian
meningkatkan 1. Pengukuran
menejemen kesehatan vitamin
tanda-tanda
lansia di banjar kepada
vital
tersebut lansia
TUK:
2. Pemberian
(vitamin
1. Dapat vitamin
B12,
meningkatkan kepada
pengetahuan vitamin D)
lansia
lansia mengenai
(vitamin
manajemen
kesehatan
B12,
tentang vitamin D)
kesehatan dirinya
2. Dapat

52
meningkatkankes
adaran dan
motivasi lansia
untuk berperilaku
hidup sehat.

2 Ketidakefektifan TUM : Prevensi Pendidikan Lansia banjar 28 banjar Swadaya Leaflet Ketua
Pemeliharaan Setelah dilakukan kesehatan anyar – anyar
primer Novembe anyar – mahasiswa kelompok
dan
Kesehatan tindakan keperawatan desa ubung anyar desa dan kampus
(5510) Pendidikan r 2019
selama 1 hari banjar kaja ubung kaja (kerja sama)
kesehatan PPT
anyar – anyar
diharapkan dapat
1. Melakukan
meningkatkan
penyuluhan
pemeliharaan
pendidikan
kesehatan lansia di
kesehatan
banjar tersebut
tentang PHBS
TUK:
dan pentingnya
1. Dapat
mengikuti
meningkatkan
program
pengetahuan
posyandu
lansia mengenai
lansia
pentingnya
pemeliharaan
kesehatan untuk
kesehatan dirinya
2. Dapat
meningkatkankes

53
adaran dan
motivasi lansia
untuk berperilaku
hidup sehat.

54
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Masalah yang paling banyak terjadi di Banjar Anyar-Anyar, Desa Ubung Kaja
Kecamatan Denpasar Utara adalah KetidakefektifanManajemen Kesehatan yang dialami oleh
lansia Banjar Anyar-Anyar sendiri mulai dari 30 lansia yang terkaji terdapat sebagian lansia
di Banjar Pondok mengatakan tidak aktif melakukan kegiatan posyandu lansia karena sibuk,
malas, tidak ada yang mengantar ke balai banjar, dan faktor usia yang sudah terlalu tua.

4.2 Saran
Diharapkan kader dapat mengetahui masalah yang muncul dan program seperti apa yang
mereka perlukan.

55

Anda mungkin juga menyukai