Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN VULNUS LACERATUM

1.Definisi
luka adalah keadaan hilang/terputusnya kontinuitas
j a r i n g a n m e n u r u t inetna, luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang
mengganggu proses selular normal, luka dapat juga dijabarkan dengan
adanya kerusakan pada kontinuitas / kesatuan jaringan tubuh yabg
biasanya disertai dengan kehilangan substansi kehilangan substansi
jaringan (mansjoer, 2001).

Vulnus/ luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan


tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari (A aziz Alimul.H, 1995;415)

2.Etiologi
a. mekanisme
 benda tajam
merupakan luka terbuka yang terjadi akibat benda yang memiliki
sisi tajam atau runcing misalnya luka iris, luka bacok, dan luka
tusuk.
 Benda tumpul
ledakan atau tembakan misalnya luka karena tembakan senjata.

b. Non mekanik
 Bahan kimia
terjadi akibat e&ek korosi dari asam kuat atau basa kuat

 trauma fisik
 luka akibat suhu tinggi
suhu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya heat
exhaustion primer, heat exhaustion sekunder,
heat stroke, sun strok, dan heat cramps.

 Luka akibat suhu rendah


Derajar luka yang terjadi pada kulit karena suhu dingin
diantaranya hyperemia , edema, dan vesikel.
 Luka akibat trauma listrik
 Luka akibat petir
 Luka akibat perubahan tekanan udara (mansjoer, 2001)

3.Anatomi fisiologi
1) Kulit
Prise 2005 menyatakan secara mikroskopis kulit terdiri dari 3 lapisan;
epidermis, dermis, lemak subkutan.

2) Jaringan otot
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi dengan sedemikian maka pergerakan terlaksana. Otot terdiri
dari serabut silindris yang mempunyai sifat sama dengan sel dari jaringan
lain.

3) Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri dari 3 unsur
 Unsur berwarna abu-abu yang membentuk sel saraf
 Unsur putih serabut saraf
 Neuroclea, sejenis sel pendukung yang di jumpai hanya dalam
saraf dan yang menghimpun serta menopang sel saraf dan serabut
saraf
4. patofisiologi
Menurut Soejarto Reksoprodjo, dkk,1995 ;415) proses yang terjadi secara
alamiah bila terjadi luka dibagi tiga fase :
1) Fase imflasi atau “lagphase” berlangsung sampai 5 hari. Akibat luka
terjadi pendarahan, ikut keluar sel-sel trombosit radang. Trombost
mengeluarkan prosig lalim , trobosam, bahan kimia tertentu dan asam
amoini tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah mengatur tonus
dinding pembuluh darah dan khemotaksis terhadap lekosit.
2) Fase proferasi atau fase fibrilasi. Berlangsung dari hari ke 6-3 mnggu.
Serat-serat baru dibentuk, diatur, mengkerut yang tidak perlu dihancurkan
dengan demikian luka mengkerut/mengecil.
3) Fase “remodeling” fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan. Dikatakan
berakhir bila tanda-tanda radang sudah hilang. Parut dan sekitarnya
berwarna pucat, tipis, lemas, tidak ada rasa sakit maupun gatal.

5. patway

Trauma

Kerusakan jaringan

peradangan

Penekanan pada syaraf nyeri


Perasaan tidak nyaman : nyeri

Nyeri akut

6. pemeriksaan diagnostik
 MRI
 CT scan
 Ultrasonografi

7. Penatalaksanaan
 Pembedahan
 Imunisasi tetanus
 Immobilisasi
 Terapi Antibiotik
DAFTAR PUSTAKA

mansjoer, 2001, A aziz Alimul.H, 1995;415, Soejarto Reksoprodjo, dkk,1995 ;415


Doengoes,Marylin E,. (2004) carpenito,L.J (2012). Rencana Asuhan
Keperawatn.Ed.2 jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai