605 Other 2477 1 10 20180823
605 Other 2477 1 10 20180823
ABSTRACT
Kebutuhan data real time Cuaca di daerah pelayaran sangat di butuhkan, ini demi keamanan dan keselamatan
sebuah pelayaran. Penyedia data real time di daerah pelayaran khususnya di daerah maluku tengah dapat
dikatakan tidak tersedia dan tidak dapat diakses secara on line oleh pelaku pelayaran maupun para calon
penumpang sebuah pelayaran di Maluku Tengah. Kehadiran WAS ( Weather Automatic Station) sangat
dibutuhkan untuk itu. Kehadiran data WAS ( Weather Automatic Station) secara real time dan akurasinya
dibutuhkan dalam sistim pelayaran dan manejeman transportasi laut, akan tetapi juga di butuhkan dalam dunia
pendidikan guna berbagai ke butuhan penelitian lainnya. Ketersediaan WAS ( Weather Automatic Station) yang
terbatas merupakan tantangan yang perlu dicari solusinya. Keamanan sebuah Pelayaran membutuhkan data cuaca
yang tepat dan akurat, ini sangat tergantung dari ketersedianya data WAS ( Weather Automatic Station) yang
berada dekat dengan lokasi pelayaran. Data yang di peroleh dapat di akses dari berbagai media secara cepat dan
tepat oleh penyedia pelayaran, calon penumpamg pengawas dan regulator pelayaran serta berbagai pihak yang
berhubungan dengan pelayaran. Penelitian ini dirancang untuk mendapatkan data real time Cuaca daerah
pelayaran Maluku Tengah melalui WAS ( Weather Automatic Station) yang di bangun di Pulau saparua dan
pelabuhan Tulehu di pulau Ambon. Data yang di terima Sensor paremeter cuaca di Pulau Saparua dan Tulehu
kemudian di kirim melalui radio VHF ke station Penerima yang berlokasi di Kampus Fakultas Teknik
Universitas Patimura Ambon, selanjutnya diolah dan didistirbusikan ke berbagai media dan di simpan guna
kepentingan penelitian lainnya. Dari data yang di dapat dan disebar ke berbagai media on line diharapkan
pengetahuan para pelaku pelayaran serta calon penumpang akan kondisi cuaca sesaat dapat merekomendasikan
keamanan dan kenyamanan sebuah pelayaran.
I. PENDAHULUAN
Kegagalan transportasi laut dapat terjadi karena
1.1 Latar Belakang
beberapa masalah antara lain :
Maluku merupakan salah satu propinsi 1. Kesalahan Manusia.
yang wilayahnya terdiri dari 658.295 Km2 2. Kegagalan Tekink / alat transportasi
perairan lebih besar dari luas daratan yang 3. Kondisi Alam Bersahabat.
hanya 47.351 Km2, ini meyebabkan transportasi
laut memegang peranan penting di daerah ini. Masalah Kegagalan transportasi laut
Dalam operasional transportasi laut apa pun menyebabkan kegagalan pelayaran untuk
bentuknya baik Kapal, Kapal Fery, Kapal sampai di tujuan yang di rencankan. lebih dari
Cepat, Speed Boat, sampai pada perahu nelayan. itu kegagalan transportasi laut dapat berakibat
Sarana transprtasi ini akan berfungsi dengan pada terjadinya korban Manusia dan Harta
baik jika keseluruhan factor pendukung yaitu benda ( Data kecelakaan Laut Terlampir)
manusia, alam serta kondisi alat ransportasi Kegagalan pelayaran laut yang diakibatkan
berada pada kondisi baik. karena kecelakaan di Indonesia pada umumnya
dan di Maluku pada kususnya di sebabkan
karena Kondisi Alam yang tiba- tiba berubah
pada saat pelayaran dan kondisi manusia, baik
manusia sebagai pemegang kendali dan manusia
sebagai penumpang, baik pada kapal
penumpang, kapal fery maupun pada speed boat
yang beroperasi sebagai sarana transportasi
penumpang antar pulau serta perahu nelayan
sebagai sarana pencari ikan pada masyarakat
menengah ke bawah.
Kegagalan atau Kecelakaan yang di sebabkan
Gambar 1. Kepadatan Transportasi Laut karena factor alam yang berubah maka Manusia
Maluku Tengah sebagai pemegang kandali pada sebuah kapal
*)
Jacob D.J Sihasale ; Dosen Prodi Teknik Sistim Perkapalan Fakultas Teknik Unpatti
**
) Sonya T.A Lekatompessy ; Dosen Prodi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Unpatti
2132 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 16 Nomor 2, 2017; 2131-2139
tidaklah dapat berbuat banyak, untuk itu Barawal dari kebutuhan akan data cuaca, khusus
dibutuhkan pengamatan awal kemungkinan untuk transportasi rakyat dan kebutuhan data
perubahan cuaca alam pada lintasan perjalanan untuk masyarakat ilmiah dalam hal ini kampus
sebuah kapal. serta kebutuhan mahasiswa untuk
Kecelakaan yang di akibatkan karena kelalaian menyelesaikan penelitan dan tuagas akhir inilah
manusia, apabila manusia sebagai pemegang peneliti berkeinginan melakukan penalitan guna
kendali kapal telah mengetahui sejak dini akan dapat membangun beberapa staion pengukur
kemungkinan perubahan cuaca sebaiknya, dia cuaca yang terintegrasi guna menunjang
tidak melakukan pelayaran sehingga tidak kebutuhan diatas.
terjadi gangguan pada pelayaran ataupun Penelitian ini akan di fokuskan pada
kecelakaan pelayaran. pembangunan 2 buah station deteksi cuaca pada
Kecelakaan juga dapat terjadi akibat pelabuhan Haria Pulau saparua dan pelabuhan
pemahaman atau penegetahuan manusia sebagai Tulehu di pulau Ambon dan 1 stasion penerima
penumpang tidak memahami akan kondisi alam dan pengolah serta berfungsi sebagai server
sehingga memaksakan diri untuk tetap berlayar, yang terletak di Kampus Fakultas Teknik
ini sering terjadi pada transportasi rakyat antar Universitas Pattimura Ambon.
pulau. Dengan keberadaan 2 buah WAS (Weather
Kondisi ini hanya dapat di minimalisir dengan Automatic Station )yang berfungsi sebagai
pengetahuan tentang perubahan cuaca yang pendeteksi dan di lengkapi dengan berbagai
dapat diketahui, oleh manusia sebagai sensor cuaca yang kemudian di kirim dengan
pengengedali transportasi dan manusia sebagai menggunakan radio ke station penerima dan di
calon penumpang, untuk itu keberadaan olah secara otomatis serta di sebarluaskan
peralatan pengukur navigasi, cuaca baik di melalui jaringan internet yang tersedia pada
pelabuahan, kantor kesahbandaran atau pun Fakultas Teknik Ambon serta data tersebut
peralatan yang tersedia pada kapal – kapal dapat disimpan pada server, maka biaya
besar, sementara pada kapal kecil dan Pembangunan dan operasional akan lebih murah
transportasi rakyat serta kapal nelayan di bandingkan dengan membangun 3 station
umumnya tidak tersedia. secara sendiri tersendiri pada masing masing
Karena cuaca adalah kondisi alam pada lokasi. Serta kodisi cuaca saat itu dapat di
kurunwaktu yang pendek dan luas daerah yang nikmati dan di gunakan oleh siapa saja yang
tidak terlalu luas maka keberadaan station membutuhkan lewat berbagai sarana
pengukuran cuaca sangatlah efektif jika berada komunikasi, PC, HP, IPhone.
pada radius 50 sampai 100 km satu sama yang Guna mendapat hasil penelitian yang baik maka
lainnya. di butuhkan penelitian secara kontinutas dan
Didunia barat keberadan peralatan pengukuran terencana sehingga akan menghasilkan cover
dan prediksi cuaca sangat banyak pada suatu area yang sangat luas.
daerah berbeda dengan di Indonesia keberadaan
station cuaca lebih banyak berada pada kantor 1.2. Perumusan Masalah.
meteorology, dan banda.Dimaluku ketersediaan Sehubungan dengan pentingnya Data
peralatan yang dapat mengukur kondisi cuaca cuaca yang akurat dan real time dalam Dunia
alam sangatlah minim, dapat di pastikan pelayaran guna menjamin kenyamanan dan
ketersediaannya hanya pada bandara, dan keselamatan pada sebuah pelayaran serta di
instansi meteorology, yang pada dasarnya hanya dunia pendidikan guna penelitian lanjutan yang
dapat mengukur daerah di sekitarnya. berhubungan dengan transportasi perkapalan
Ketersediaan yang sangat minim akan peralatan maupun bidang lainya maka kehadiran WAS
pendeteksi cuaca ini juga tidak dapat di akses (Weather Automatic Station ) sangatlah di
oleh phihak operasional kapal maupun butuhkan.
masyarakat secara real time, sehingga Dengan demikian kita dapat melihat
masyarakat kurang memiliki penegetahuan kondisi cuaca saat itu pada kedua lokasi WAS (
tentang kondisi cuaca saat ini dan kemungkinan Weather Automatic Statian) dan daerah
perubahan cuaca mendatang, sehingga pelayaran sekelilingnya. Data tersebut dapat kita bagikan
dilakukan tidak berdasar pada kondisi cuaca. lewat berbagai media on line yang berhubungan
Bagi masyarakat ilmiah dalam melakukan dengan cuaca dan dapat diintegrasikan ke
penelitian – penelitian yang berhubungan berbagai web.Selain itu data tersebut dapat kita
dengan cuaca kebutuhan data cuaca real time simpan guna kebutuhan penelitian lanjutan di
sangat di butuhkan. Station Penerima.
Jacob D.J Siahasale, Sonya T.A Lekatompessy ; Racang Bangun Was (Weather Automatic Station) Pendeteksi Cuaca Secara 2133
Real Time Dan Terintegrasi Guna Mendukung Ke Selamatan Pelayaran Kapal Rakyat Di Maluku
2. Tinggi Gelombang
Merupakan jarak verertical antara puncak dan
lembah gelombang. Kriteria tinggi gelombang
yang mempengaruhi pelayaran adalah sebagai
berikut :
1.25 – 2.0 m : berbahaya bagi perahu
nelayan.
2.0 – 3.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan
dan tongkang
Gambar 2. Alat pengukur cuaca di laut.
Jacob D.J Siahasale, Sonya T.A Lekatompessy ; Racang Bangun Was (Weather Automatic Station) Pendeteksi Cuaca Secara 2135
Real Time Dan Terintegrasi Guna Mendukung Ke Selamatan Pelayaran Kapal Rakyat Di Maluku
3.0 – 4.0 m : berbahaya bagi perahu sensor di transmisikan dengan radio VHF ke
nelayan, tongkang dan ferry station penerima yang akan mengolah
)
> 4.0 m : berbahaya bagi semua kapal mendistribusikan data ke masyarakat melalui
internet secara real time.
Hal ini menyebabkan WAS disain akan lebih
WAS (Weather Automatic Station)yang sebenarnya akurat dan mudah serta ekonomis.
terdiri dari :
Dengan Alat Bantu Content Builder Materi Kuliah/Pelajaran
2.3. PerancanganDalam Format
WAS DokumenAutomatic
(Weather Xml
1. Sensor
a. Wind Speed station )
b. Wind Direction Rancangan WAS (Weather Automatic station )
c. Humadity pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. d. Solar radiation
e. Air Prossure 1. Rancangan WAS di pelabuahan Tulehu dan
f. Rain Gauge Pulau Saparua
2.1.
2. Data Longger 2. Rancangan Station Penerima Di Kampus
3. Sistim Komputer Display Fakultas Teknik Universitas Pattimura.
4. Tiang 3. Instalasi sistim penerima dengan Sistim
5. Penangkal Petir Jaringan Internet Di Kampus.
6. Sistim Power. 4. Integrasi penggunaan data hasil penerimaan
WAS ke berbagai Web dan Media.
STAR
T
9. Batrei Kering
10. Pendingin Udara
STUDY
Peralatan utama yang terdapat pada Station LITERATUR
penerima data WAS di kampus fakultas teknik
adalah sebagai berikut : Pengumpulan data,
A. Luar gedung : material
1. Tower setinggi 10 Meter diatas gedung - Antena , tower
kampus - Software
2. Antena VHF Perakitan dan
Penginstalan
B. Dalam Gedung.
EXPERIMET
1. PC dengan Software yang terkoneksi
internet.
2. Radio VHF Running Sistem
3. Modem
4. Inverter Pengumpulan Data
5. Converter Exp
6. Batrei Kering Analisa Hasil
7. Pendingin Udara Experiment
8. Radio Monitoring.
9. UPS Comparasion
Pembahasan
Masalah
Kesimpulan
END
Flowchart Penelitian
Dengan Alat Bantu Content Builder Materi Kuliah/Pelajaran Dalam Format Dokumen Xml
3.
3.1.
5.1 Kesimpulan.
Dari pekerjaan Penelitian yang telah dilakukan
selama ini di dapatkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sensor Cuaca WAS Saparua dan WAS
Tulehu Bekerja Baik.
2. Perlatan Utama WAS Saparua dan WAS
Tulehu Bekerja Baik.
Grafik Arah Angin WAS
3. Station Penerima di Kampus Bekerja Baik
dan dapat menerima Signal Radio VHF
Jacob D.J Siahasale, Sonya T.A Lekatompessy ; Racang Bangun Was (Weather Automatic Station) Pendeteksi Cuaca Secara 2139
Real Time Dan Terintegrasi Guna Mendukung Ke Selamatan Pelayaran Kapal Rakyat Di Maluku