Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan


anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut
dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih
tinggi dan memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai
pada minggu ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24
kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya
volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan
perempuan yang tidak hamil. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah
merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang
lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).

Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan kemiskinan,
sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima sempurna
(Manuaba, Manuaba & Manuaba, 2007). Sedangkan 51% penyebab anemia yang lain
di seluruh dunia adalah defisiensi zat besi yang terjadi pada wanita usia subur dan ibu
hamil (Robson &Waung,2013). Menurut penelitian Ramadani, Mayoritha &
Fitrayeni penyebab anemia pada ibu hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman
ibu mengenai anemia, dan hasil penelitiannyamenunjukan bahwa proporsi kejadian
anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang (73,1%),
dibandingkan denganibuyang berpengetahuan baik (26,9%).

Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu kesehatan.
Dampak pada ibu dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl (Pratami,
2016). Menurut penelitian Putri, Rosalina & Trisnasari tahun 2015diketahui bahwa
dari 224 ibu hamil dengan anemia yang mengalami abortus sebanyak 91 orang
(40,6%).
Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka
pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu
mengkonsumsi nutrisi yang baik selama kehamilan. Makan makanan yang tinggi
kandungan zat besi yang dapat membantu tubuh menjaga pasokan besi yang yang
diperlukan diperlukan untuk tubuh. Selain itu pemberian vitamin C juga dapat
mencukupi zat besi dan folat (Proverawati, 2011). Ibu hamil tersebut sebaiknya
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga diketahui data-data dasarnya.
Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan pemeriksaan laboratorium (Manuaba,dkk,
2007).
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dengan anemia di
klinik sumiariani?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Melakukan penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dengan anemia di
klinik Sumiariani.
b. Tjuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahuan asuhan keperawatan anemia pada ibu hami
b. Mahasiswa mampu melalakukan pengkajian anemia pada ibu hamil
c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose keperawatan anemia pada ibu hamil
d. Mahasiswa mampu melalakukan intervensi anemia pada ibu hamil
e. Mahasiswa mampu melalakukan implementasi anemia pada ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai