Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TRANSFORMASI PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Abdul Ghofur (1903046119)


Muhammad Shollahuddin (1903046120)
Aisyah Hanum Fathia (1903046118)

UIN WALISONGO SEMARANG


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2019/2020

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................... 2

Kata Pengantar...................................................................................................... 3

Pendahuluan ......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang.......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan ....................................................................................................... 5

Pembahasan .......................................................................................................... 6

A. Apa yang dimaksud pendidikan transformatif.......................................... 6

B. Cara mengimplementasikan pendidikan transformatif ............................. 6

C. Tujuan pendidikan transformatif .............................................................. 9

Kesimpulan ........................................................................................................... 13

Penutup ................................................................................................................. 14

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 15

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, sampai saat ini kita diberi kesehatan oleh Allah Ta‟ala
sehinggga dapat beraktifitas dengan biasanya. Sehingga sangat patut ntuk kita
syukuri bersama. Dan tentunya, kami juga bersyukur karena dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang diajukan guna pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan, yang diampu oleh Dr. Muslih, MA. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah ke pangkuan Nabi Muhammas SAW.
Di dalam makalah ini, kami membahas tentang topik pendidikan
transformatif. Dalam pembahasan pendidikan transformative, kami menjelaskan
begitu perlunya hal ini digalakkan untuk membangun bidang pendidikan lebih
maju lagi. Karena memang dari sumber-sumber yang kami kumpulkan untuk
menyusun makalah deduktif ini, dari beberapa buku dan prosiding. Kami
menemukan permasalahan-permasalahan di bidang pendidikan. Tentunya ini
merupakan permasalahan yang sangat serius. Mengingat pendidikan adalah
tonggak awal menuju bidang kemanusiaan.
Maka, kami juga memberikan solusi-solusi tentang hal tersebut dar
berbagai sudut pandang. tentu, kami berharap agar makalah ini dapat menjadi
salah satu parameter yang dijadikan pijakan untuk perubahan kearah yang lebih
baik di segala aspek, khususnya di bidang pendidikan.

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia bukanlah kehidupan yang serba statis. Namun
manusia dikehidupan nyata dituntut untuk sedinamis mungkin. Dapat membaca
keadaan dan kesempatan yang ada. Tidak melulu pada system tertentu,
sehingga ia terpasung didalamnya tanpa suatu inisiatif untuk memunuculkan
perubahan kearah yang lebih baik.
Kehidupan yang dinamis dapat dimunculkan apabila manusia
berani mengambil jalan pembebasan, maksud pembebasan disini adalah
menyadari tentang hakikat manusia untuk berani menjadi. Tentunya, menjadi
dengan bermodal potensi apapun yang dimiliki manusia itu sendiri. Dan
potensi itu dapat berkembang apabila manusia mendapat rangsangan serta
bimbingan dari luar dirinya. Dan tentunya juga ada 1 lagi hal penting yang
harus ada, yakni kemauan dari dalam diri sendiri untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya. Karena kemauan adalah hal yang hanya
dimiliki oleh manusia yang membebaskan dirinya.
Kreatifitas adalah hal yang sangat menentukan kemajuan suatu
bangsa, tanpa adanya dorongan dan kiat-kiat yang dimaksudkan untuk
mencapai hal tersebut, maka Negara berkembang adalah titik akhir dari semua
jawaban. Seluruh elemen Negara diuji dalam hal ini, karena memang persoalan
SDM adalah masalah yang kompleks. Yang dipengaruhi oleh banyak hal,
namun bidang pendidikan adalah hal yang paling fundamental dalam
pembentukan SDM yang produktif. Maka dari itu, seiring perkembangan
zaman muncul gagasan yang berorientasi pada ide Pendidikan Transformatif1.
Faktor kebudayaan, adalah hal yang berpengaruh secara langsung
dalam paradigma pendidikan. Beranjak dari benyak unsur yang ada
didalamnya, mulai dari unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultur
yang saling mengisi disegala lini kehidupan sehingga membentuk mainset yang
berbeda dalam masyarakat, khususnya pedesaan. Yakni menganggap bahwa
1
Perubahan Sosial, dan Pendidikan.

4
bersekolah hanya untuk mendapatkan ijazah dan pekerjaan. Sedanagkan esensi
bersekolah yang sebenarnya adalah untuk mewujudkan fikiran-fikiran yang
produktif dan berkompeten dalam aspek-aspek kehidupan.
Maka dari itu, untuk tercipta pendidikan transformative dalam
lingkup nasional, perlu adanya penyadaran mainset orang-orang pedesaan.
Tentunya, hal itu dapat terwujud apabila pihak pemerintah bisa melaksanakan
pembangunan di wilayah pedesaan sehingga sepadan dengan perkotaan,
tentunya dengan berlandaskan kajian yang mendalam tentang aspek-aspek
pendukung yang ada di wilayah pedesaan. Untuk tujuan menciptakan SDM
yang produktif, dan nantinya hasil dari produktifitasnya adalah sebuah
kebudayaan baru yang telah melewati tahapan revisi dari kebudayaan lama,
dan sudah direlefankan dengan realitas sosial yang ada2.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan transformatif?
2. Bagaimana cara mengimplementasikan pendidikan transformatif?
3. Apa tujuan pendidikan transformatif?

C. Tujuan
1. Mengetahui secara menyeluruh tentang hakikat transformatif.
2. Mengetahui regulasi yang ditawarkan metode pendidikan transformatif
sebagai solusi berbagai permasalahan di bidang pendidikan.
3. Memahami tujuan pendidikan transformative sebagai metode pendidikan
yang relefan pada saat ini.

2
Electronic Journal.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa yang dimaksud Pendidikan Transformatif?


1. Pengertian Pendidikan Transformatif
Pendidikan transformatif adalah sebuah pendidikan yang
menekankan adanya perubahan perilaku santri kearah yang positif. Syeikh
Burhanuddin al-Zarnujy dalam kitabnya Ta‟līm al-Muta‟alim Tharīq al-
Ta‟alum mengingatkan bahwa dalam menuntut ilmu harus memperhatikan
beberapa tradisi yang memiliki pengaruh besar pada keberhasilan suatu
proses pendidikan yang dijalani, yaitu: niat, sabar, musyawarah serta
memilih guru dan teman. Puncak akhir dari pendidikan transformatif ialah
menjadi pribadi yang berakhlak yang baik serta bermanfaat bagi sesama
manusia. Sehingga, konsep pendidikan yang semacam itu akan melahirkan
para generasi yang dapat memberikan kebanggaan tersendiri bagi kehidupan
sosial bangsa dan negara.
Adapun dalam pelaksanaanya terdapat pelbagai faktor yang dapat
mempengaruhi jalannya transformasi yang akan dilaksanakan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pendidikan Transformatif


Selanjutnya kami mengumpulkan beberapa faktor yang mampu
mempengaruhi pelaksanaan pendidikan transformatif:
1. Faktor Niat
Niat merupakan sumber motivasi seseorang dalam
melakukan sesuatu. Motivasi mampu menggerakkan keinginan menjadi
kenyataan melalui usaha yang dilakukan secara terus-menerus. Niat
secara praktis akan mempengaruhi tujuan yang ingin dicapai dari setiap
proses belajar yang dilakukan. Karena, keberadaan niat senantiasa
menuntun untuk bergerak menuju tujuan yang diinginkan. Sehingga,
posisi niat dalam setiap aktivitas yang dilakukan menjadi hal yang
sangat fundamental untuk diperhatikan agar tidak mengarah pada
sesuatu yang bersifat material semata.

6
2. Faktor Sabar
Sabar memiliki peran besar dalam setiap persoalan.
Sebagaimana niat, sabar menjadi jalan terealisasinya niat. Tingkat
kesabaran seseorang berpengaruh pada kualitas hasil yang diperoleh.
Apabila suatu pekerjaan dilakukan dengan penuh kesabaran, maka
kualitas hasil yang diperoleh lebih baik daripada pekerjaan yang
dilakukan dengan penuh ketergesaan. Sehingga sabar menjadi salah satu
pondasi yang harus ditanamkan bagi setiap pencari ilmu.

B. Cara Mengimplementasikan Pendidikan Transformatif


Sampai saat ini, telah terjadi berbagai permasalahan-permasalahan
yang serius di bidang pendidikan. Baik itu yang menjurus ke moralitas
pendidikan ataupun kesenjangan pendidikan yang masih saja terus bergulir di
Indonesia. Namun, pada makalah ini akan kami ulas mengenai pendidikan
transformative sebagai jawaban dari berbagai permasalahan tersebut.

1. Integrasi Ilmu
Pada integrasi ilmu, berorientasi pada penyelarasan nilai-nilai
substansial antara ilmu yang berbasis spiritual islam dengan yang bersifat
sekuler (ilmu yang dikembangkan orang-orang barat). Hal ini perlu
dilakukan, karena memang ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh orang barat
sama sekali tidak melalui pendekatan theo-antroposentris, yakni sebuah
cara pandang bahwa realitas ketuhanan dan kemanusiaan adalah satu
kesatuan yang utuh. Dan untuk menjawab persoalan itu, salah satu PTAIN
UIN Walisongo Semarang mengembangkan paradigma unity of sciences
(wahdah al-ulum). Paradigma ini membawakan suatu doktrin yang
menegaskan bahwa, semua ilmu saling berdialog dan bermuara pada satu
tujuan yakni mengantarkan pengkajinya lebih mengenal Allah. Paradigm ini
digunakan karena memang telah melalui serangkaian proses yang panjang,
dan salah satunya juga telah menggunakan pendekatan theo-antroposentris.
Paradigm unity of science ini memiliki 5 strategi yang digunakan
untuk mentransformasikan model pendidikan yang sudah selayaknya

7
diperbarui, yakni: 1) Tauhidisasi semua cabang ilmu. 2) Revitalisasi wahyu
sebagai sumber semua ilmu. 3) Humanisasi ilmu-ilmu keislaman. 4)
Spiritualisasi ilmu-ilmu modern. 5) Revitalisasi local wisdom. Tauhidisasi
disini berlandaskan bahwa, ilmu datangnya dari Allah dan untuk manusia.
Sehingga semua cabang ilmu harus diperuntukkan untuk kemaslahatan
sesuai dengan anjuran-anjuran dari Allah : bukan untuk sebuah kerusakan.
Revitalisasi wahyu yang dimaksudkan adalah memperkuat pemahaman kita
bersama sumber dari semua ilmu adalah wahyu-Nya, dan juga harus
digunakan sesuai dengan maksud yang terkandung didalamnya. Maksud
dari humanisasi adalah agar ilmu keislaman lebih interaktif lagi di semua
lini kehidupan manusia. Memberikkan pijakan ketuhanan (ilahiyah) dalam
ilmu-ilmu yang bersifat sekuler, agar ilmu pengetahuan lebih terarah untuk
peningkatan kualitas manusia dan bukan malah sebaliknya. Dan yang
terakhir adalah revitalisasi local wisdom adalah penguatan kembali ajaran-
ajaran luhur bangsa yang sesuai dengan semangat pancasila dan UUD
19453.

2. Kajian Keruangan
Paradigma pendidikan yang sering menjadi subjek yang tak
terlupakan dalam kebijakan pemerintahan adalah PR yang melelahkan dan
kompleks sekali dalam hal penanganannya. Analisa keruangan perlu
digunakan pemerintah untuk mengambil kebijakan apa yang akan diambil
dalam bidang pendidikan pada skala nasional. Hal ini perlu dilakukan untuk
terciptanya pendidikan transformatif seperti yang diharapkan.
Dalam kajian keruangan yang akan kami paparkan, wilayah dalam
suatu Negara dibagi menjadi 3, yakni : perkotaan, hinterland, dan pedesaan.
Dan pada dasarnya ketiga wilayah ini seharusnya saling terkait dan
bersinergi. Namun karena hal tersebut kurang terlaksana di Negara
Indonesia maka yang terjadi adalah masalah krusial pada bidang
pendidikan. Dan dengan munculnya ide pendidikan transformative ini,

3
Transformasi Paradigma dan Implikasinya Pada Desain Kurikulum Sains.

8
diharapkan hal tersebut dapat segera terwujud dan peran pendidikan dalam
bidang kemanusiaan dapat berjalan dengan semestinya.
Sumaatmaja (1996) menyatakan wawasan keruangan tidak hanya
mencakup masalah fisik lahan dan kawasan, melainkan aspek perilaku yang
merupakan ungkapan keruangan yang dampaknya sangat luas seperti
kesenjangan pendidikan. Hal ini sejalan dengan ketimpangan-ketimpangan
pendidikan yang secara tidak langsung kita rasakan. Rendahnya pelayanan
masyarakat di pedesaan sangat berbanding terbalik dengan yang ada di
perkotaan dan hinterland. Sehingga hal itu berdampak langsung terhadap
pendidikan yang juga ada di pedesaan. Hal yang kita anggap wajar saja,
mobilitas pelajar yang kebanyakan menuntut ilmu di kota-kota besar dengan
biaya yang jauh lebih mahal tentunya bukan tanpa alasan. Namun, memang
karena di daerah pedesaan masih minim untuk pelajar dapat meneruskan ke
jenjang yang lebih tinggi, atau masuk ke lembaga pendidikan yang memang
berkualitas.
Dalam hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal
kajian keruangan untuk menuju pendidikan transformative. Karena
memang, tantangan pendidikan Indonesia terletak pada empat hal, yakni :
pemerataan pendidikan, kualitas, relevansi, dan efisiensi dari sumber daya
yang dipersiapkan untuk membelajarkan masyarakat. Dan dari sanalah baru
akan terwujud cita-cita pendidikan transformative, untuk membentuk
karakter-karakter bangsa yang kreatif, bersikap kritis, dan partisipatif4.

C. Tujuan Pendidikan Transformatif


1. Fungsi Sosial dan Budaya
Pendidikan transformatif akan mendorong masyarakat untuk
memiliki pemikiran kritis, dinamis, tidak terpusat hanya dari satu pedoman,
atau hanya bersumber kontekstual saja, serta dapat menumbuhkan kesadaran
masyakat akan pentingnya pendidikan di era globalisasi, dimana semua
aspek kehidupan membutuhkan adanya pendidikan.

4
Jurnal Pendidikan Transformatif di Wilayah Pedesaan dalam Konteks Keruangan.

9
Pendidikan transpormatif mengacu pada penyetaraan struktur
masyarakat, terutama mengenai kesenjangan masyarakat di perkotaan dan
pedesaan.
Pendidikan transpormatif di wilayah pedesaan sangat berbeda dengan
perkotaan dan hinterland. Perubahan sosial khusus di wilayah pedesaan
memerlukan pengetahuan, kompetensi, komitmen dan kesadaran sendiri akan
pentingnya pendidikan. Untuk itu perlu adanya media atau kebijakan dari
pemerintah untuk mentransfer kepada masyarakat pedesaan sebagai perubahan dan
pelaku sosial.
Masyarakat pedesaan sering sekali tidak memperdulikan perubahan
sosial dan lingkungan. Skinner (2013) mengungkapkan perubahan perilaku
manusia mengabaikan atau mengacuhkan tindakan lingkungan. Proses sikap tidak
memperdulikan karena ilmu pengetahuan yang bagian dari pendidikan akan
mengubah perilaku mereka sendiri. Hal ini yang menunjukkan betapa pentingnya
sumber daya manusia dalam pembangunan nasional dan regional khususnya
pedesaan. Pengembangan kualitas sumber daya manusia masyarakat pedesaan
harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Jika tidak, maka akan terjadi
kesenjangan dan ketimpangan pendidikan di wilayah perkotaan, hinterland dengan
pedesaan.
Ahli geografi seperti Bintarto (1977) mengungkapkan pedesaan sebagai
hasil perpaduan antara sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil
perpaduan ini sebagai wujud kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, kultur yang saling berinteraksi
antar unsur tersebut dan juga hubungannya dengan daerah daerah lain.
Kajian pendidikan yang merupakan bagian dari kebudayaan secara
singkat juga tersirat dalam objek kajian pedesaan. Hal ini menunjukkan daerah,
penduduk, dan tata kehidupan mempengaruhi proses pendidikan transpormatif.
Peluang perkembangan pedesaan ditentukan oleh faktor geografis dan kebudayaan
masyarakat terutama menyangkut sistem pendidikan.
Perluasan sistem pendidikan transformatif, akan mempengaruhi
kualitas pendidikan dalam pembangunan di masa depan. Terutama
membangun kesadaran masyarakat desa akan pendidikan, serta
meningkatkan kualitas hidup dan pemikiran masyarakat desa.

10
Diluar pembahasan mengenai masyarakat desa, pendidikan
transformatif juga berperan aktif dalam peningkatan budaya suatu kelompok
masyarakat, karena dari kemajuan pemikiran tiap individu, akan melahirkan
budaya baru sebagai pembaharuan dan inovasi dari budaya lama. Hal ini
sangat efektif mengingat konsep awal pendidikan transformatif adalah
pengembangan pemikiran menuju arak kritis dinamis dan inovatif5.
Selain itu, dalam kaitannya dengan konteks masyarakat
demokratis, pendidikan diharapkan menjadi instrumen yang mampu
menghasilkan warga negara yang bisa berperan aktif dalam menentukan
bagaimana mereka bisa hidup bersama-sama di tengah masyarakat; bukan
proses pendidikan yang justru menimbulkan narsisme, kegelisahan,
perasaan tidak nyaman, penegasian, dan ketidaksadaran terhadap nilai-nilai
bersama6.

2. Fungsi Ekonomi dan Politik


Pendidikan transformatif kritis berupaya untuk membantu
perkembangan kesadaran individu tentang dirinya sendiri (individual’s
consciousness of himself or herself) ketika berada dalam situasi kekuatan
politik dan ekonomi yang lebih luas. Apa yang disebut Paulo Freire dengan
penyadaran (conscientization) adalah proses memberikan fasilitas
pemahaman dan pengertian tentang efikasi diri di mana hubungan dominasi
dan alienasi dapat diubah. Dengan demikian, tujuan pembelajaran
transformatif (transformative learning) bukan sekadar transformasi
personal, tetapi juga transformasi sosial, sehingga setiap individu dapat
menjadi produsen kreatif bagi diri, masyarakat, dan relasi ekonomi-politik.
Sejak masa Thomas Jefferson, pendidikan dilihat sebagai alat
untuk menyiapkan manusia-manusia muda untuk warga negara yang
demokratis. Institusi pendidikan didudukkan sebagai alat „sosialisasi‟ bagi
peserta didik yang diorientasikan untuk warga negara yang demokratis.

5
Jurnal Pendidikan Transformatif Menuju Masyarakat Produktif.
6
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal (Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasioal, 2003.

11
Akan tetapi, sejumlah ahli pendidikan kritis berargumentasi bahwa institusi
pendidikan dapat memainkan peranan penting dalam mempromosikan
pemahaman alternatif tentang demokrasi dan dengan demikian dapat
membantu membangun masyarakat yang lebih demokratis dan adil7. Untuk
bisa berpartisipasi pada ruang demokrasi publik, peserta didik perlu dibekali
sejumlah kompetensi dan worldview untuk memahami dan merespons
dilema personal maupun sosial. Institusi pendidikan dapat memberikan
kesempatan unik bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
berpikir tinggi (higher order thinking skills) serta keterampilan relasional
dengan orang yang berbeda dari diri mereka sendiri. Praktik pendidikan
transformatif akan membantu siswa melihat masalah dalam konteks sosial
yang lebih luas, mengasah kemampuan mereka untuk penyelidikan
mendalam dan kritis, mempertimbangkan berbagai pandangan dan
perspektif dalam dialog dengan orang lain, dan terlibat dalam pergaulan
yang dapat mempersiapkan mereka sebagai warga negara yang demokratis.

7
Nagda, et al., “Transformative Pedagogy”, 165-166.

12
BAB III
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan transformative menuju


masyarakat modern adalah pendidikan yang dikelola dan diarahkan untuk
memberikan kemerdekaan bagi peserta didiknya untuk berpikir kritis-kreatif dan
berperilaku produktif inovatif dalam berinteraksi dengan kehidupan yang sangat
dinamis ini, sehingga dapat mentransformasikan peradaban kearah yang lebih
maju, khususnya di bidang pendidikan : mengingat pendidikan adalah bidang
yang paling fundamen dalam memperbaiki bidang kemanusiaan. Dalam hal ini,
harus ada banyak pihak yang harus terlibat mensukseskan pendidikan model
tersebut, terutama bagi masyarakat sendiri sebagai subjek dan objek pendidikan.
Makalah ini bukan erupakan makalah yang sempurna. Pastinya
terdapat banyak kesalahan. Baik itu dalam pengetikan, atau frasa yang kurang
tapat. Tentunya kami memohon maaf kepada pembaca, dan meminta kritik
ataupun saran yang sifatnya membangun.

13
BAB IV
PENUTUP

Makalah dengan topic pendidikan transformative kami cukupkan. Dan


kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk kemaslahatan ummat manusia.
Namun, kami juga sadar bahwa tersusunnya makalah ini bukan dengan usaha kami
sendiri, tentunya banyak orang yang secara langsung ataupun tidak langsung terlibat
dalam proses penyusunan makalah ini. kami mengucapka terima kasih kepada
pustakawan UIN Walisongo dan tentunya kepada sivitas akademika UIN Walisongo yang
telah memfasilitasi kami untuk berlama-lama mencari buku referensi guna tersusunnya
makalah ini. Dan kami juga berterima kasib kepada seluruh orang-orang yang terlibat
secara tak langsung yang tentu tak dapat kami sampaikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wahid, Salahuddin, 2011. Transformasi Pesantren Tebu Ireng, Malang :


UIN Maliki Press.
Fanani, Muhyar, Sholihan dan Karnadi, 2014. Transformasi Paradigma
dan Implikasinya Pada Desain Kurikulum Sains, Semarang : UIN
Walisongo Semarang.
Daulay, Haidar Putra, 2007. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan
Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.

Mujtahid, 2011. Reformulasi Pendidikan Islam,Malang : UIN Maliki


Press.

Mukani, 2016. Dinamika Pendidikan Islam, Malang : Madani.

Zen, Zelhendri, dkk, 2017. Dasar Dasar Ilmu Pendidikan, Depok :


Kencana Prenada Media Group.

Danim, Sudarwan, 2013, Pengantar Kependidikan, Bandung : Alfabeta.

Kadir, Abdul, dkk. 2012, Dasar Dasar Pendidikan, Jakarta : Kencana


Prenada Media Group.

Darmaningtyas, 2004, Pendidikan yang Memiskinkan, Yogyakarta :


Galang Press.

15

Anda mungkin juga menyukai