Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


OKSIGENASI PADA PASIEN DENGAN EFUSI PLEURA
DIRUANG TERATAI RUMKIT TINGKAT III
BALADHIKA HUSADA JEMBER

oleh:
Ayuli Wildani, S.Kep
NIM 192311101063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh:

Nama : Ayuli Wildani


NIM : 192311101063

Telah diperiksa dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Jember, 2019

FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui,
PJ Program Profesi Ners, PJMK

Ns. Erti Ikhtiarini D. S.Kep,. M.KepSp.Kep.J Ns. Ahmad Rifai, MS


NIP. 19811028 200604 2 002 NIP. 19850207 201504 1 001

Menyetujui,
Wakil Dekan I

Ns. Wantiyah, M.Kep.


NIP. 19810712 200604 2 001
ii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Laporan Asuhan Keperawatan berikut disusun oleh:

Nama : Ayuli WIldani

NIM 192311101063

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA PASIEN DENGAN EFUSI PLEURA DI
RUANG TERATAI RUMAH SAKIT DKT JEMBER
telah diperiksa dan disahkan oleh pembiming pada:

Hari :
Tanggal :

Jember, 2019

TIM PEMBIMBING
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik

Ns. Alfid Tri Afandi, M.Kep. Nurul Aeni, Amd., Kep


NRP 760016845 NIP.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

A. Definisi Oksigenasi...................................................................................................1
B. Epidemiologi ....................................................................................................2
C. Etiologi ....................................................................................................2
D. Tanda dan Gejala ....................................................................................................4
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway............................................................................4
F. Penatalaksanaan Medis..............................................................................................6
G. Penatalaksanaan Keperawatan...................................................................................7
H. Discarged planning ..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

ii
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika).Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007) Apabila terjadi gangguan pada
oksigen, maka akan berdampak pada tiga proses yaitu ventilasi, difusi dan perfusi.
Ventilasi akan terganggu karena saluran pernafasan mengalami obstruksi akibat
adanya penumpukan secret sehingga jumlah udara yang masuk dan keluar tidak
adequat. Pada proses difusi, infeksi bakteri akan menyebabkan penebalan pada
dinding membranealveolar sehingga mengakibatkan gangguan proses pengiriman
oksigen ke jaringan (Wahyuni, 2018).
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan,
membebaskan saluran pernapasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernapasan agar berfungsi secara
normal (Hidayat 2006). Apabila terjadi gangguan pada oksigen, maka akan
berdampak pada tiga proses yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi akan
terganggu karena saluran pernafasan mengalami obstruksi akibat adanya
penumpukan secret sehingga jumlah udara yang masuk dan keluar tidak adequat.
Pada proses difusi, infeksi bakteri akan menyebabkan penebalan pada dinding
membranealveolar sehingga mengakibatkan gangguan proses pengiriman oksigen
ke jaringan (Wahyuni, 2018).

1
B. Epidemiologi
Data epidemiologi mengenai insidensi pasti efusi pleura pada dasarnya sulit
ditentukan karena efusi pleura hanyalah manifestasi dari penyakit yang
mendasarinya. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 1.5 juta kasus efusi pleura
setiap tahunnya. Data epidemiologi Amerika Serikat menunjukkan efusi pleura
paling banyak disebabkan oleh gagal jantung kongestif, pneumonia bakterialis,
keganasan, dan emboli paru. Insidensi efusi pleura diyakini setara antara pria dan
wanita, meskipun 2/3 kasus efusi pleura akibat keganasan muncul pada wanita,
umumnya terkait kanker payudara. Meskipun umumnya ditemukan pada orang
dewasa, kasus efusi pleura pada anak-anak cenderung meningkat akibat
pneumonia (parapneumonic effusion). Kasus efusi pleura juga dijumpai pada bayi
(fetal hydrothorax) meskipun jarang. Tingkat insidensi efusi pleura pada bayi
sekitar 2.2 – 5.5 per 1.000 kelahiran (Chandra,2019)

C. Etiologi
1. Ansietas
2. Cedera medulla spinalis
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang
5. Disfungsi neuromuscular
6. Gangguan musculoskeletal
7. Gangguan neurologis
8. Hiperventilasi
9. Imaturitas neurologis
10. Keletihan
11. Nyeri
12. Obesitas
13. Perokok
14. Terpanjan asap
15. Adanya jalan napas buatan
16. Benda asing dalam jalan napas
17. Eksudat dalam alveoli
18. Hiperplasia pada dinding bronkus
19. Mukus berlebih
20. PPOK
21. Asma
22. Infeksi
23. Jalan napas alergik
24. Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi (NANDA, 2015)

D. Tanda dan gejala


1. Bradipnea
2. Dispnea
3. Orthopnea
4. Fase ekspirasi memanjang
5. Penggunaan otot bantu penapasan
6. Pernapasan bibir
7. Pernapasan cuping hidung
8. Pola napas abnormal
9. Takipnea
10. Gelisah
11. Perubahan frekuensi napas
12. Sianosis
13. Suara napas tambahan
14. Batuk yang tidak efektif
15. Diaphoresis
16. Hipoksia
17. Takikardi
(NANDA, 2015)
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan yang disebabkan akibat peningkatan
kecepatan produksi cairan ataupun sebaliknya dan bisa juga keduanya. efusi
pleura juga merupakan suatu gejala komplikasi dari penyakit yang menyebabkan
penumpukan cairan itu sendiri di pleura.
Efusi dapet terjadi karena transudat dan eksudat. efusi pleura transudatif
adalah ultrafiltrasi plasma, yang menandakan bahwa membran pleura tidak
terkena penyakit. akumulasi cairan ini disebabkan oleh faktor sistemik yang
mempengaruhi produksi dan absorbsi cairan pleura. penyebab tersering efusi
pleura transudat adalah gagal jantungkongestif, peningkatan tekanan vena pusat
berpengaruh menyebabkan efusi pleura. Penyebab lainnya yaitu ateleksis, yang
menyebabkan akumulasi cairan pleura karena penurunan tekanan pleura. Efusi
pleura eksudatif terjadi karena kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang
rusak dan masuk kedalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau kedalam paru
terdekat. cairan dengan kandungan protein tinggi bocor melewati kapiler yang
rusak.
Efusi pleura eksudatif juga dapat disebabkan oleh akumulasi cairan di
mediastinum, retroperitoneum, dan cairan tersebut dapat mengalir keruang rongga
pleura yang bertekanan rendah. efusi pleura eksudatif memiliki satu dari kriteria
seperti, rasio cairan pleura dengan protein serum lebih dari 0,5, rasio cairan pleura
dengan dehidrogenase laktat (LDH) lebih dari 0,6, LDH cairan pleura dua pertiga
atas batas normal LDH serum. pnumonia dalah penyebab tersering efusi pleura
eksudatif, selain itu penyakit metastasis juga menjdi penyebabnya. selain eksudat
dan transudat efusi pleura juga dapat disebabkan oleh infeksi yang menyebakan
peradangan pada pleura dan lebih sulit untuk diketahuinya.(Morton etall, 2013,
hal. 727-72)
Clinical Pathway

kebocoran antara alvepli dengan rongga pleura

perpindahan udara dari alveoli ke rongga pleura

paru kolaps (menguncup)

pneumotoraks (terdapat udara di dalam rongga pleura)

menghambat drainasi limfatik tekanan osmotic

tekanan kapiler paru meningkat transudasi cairan intravaskuler

odema
tekanan hidrostaik
cavum pleura

efusi pleura

penumpukan cairan

ekspansi paru menurun peningkatan O2 dan CO2


secret tertahan di
saluran nafas
gangguan frekuensi paru menurunnya suplai O2
adanya ronchi
pola nafas tidak efektif
ganguan pertukaran gas
sesak nafas
bersihan jalan nafas tidak efektif
nyeri
F. Penatalaksanaan Medis

1. Pemeriksaan fungsi paru


Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
8. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. DIAGNOSA
a. Ketidakefektifan pola nafas
1) Definisi ketidakefektifan pola napas
Ketidakefektifan pola napas merupakan inspirasi dan/atau
ekspirasi yang tidak meberi ventilasi adekuat
2) Batasan karakteristik:
a) Bradipnea
b) Dispnea
c) Fase ekspirasi memanjang
d) Ortopnea
e) Penggunaan otot bantu pernapasan
f) Penurunan kapasitas vital
g) Pernapasan bibir
h) Pernapasan cuping hidung
i) Pola nafas abnormal
j) Takipneu
3) Faktor yang berhubungan:
a) Ansietas
b) Cedera medulla spinalis
c) Deformitas dinding dada
d) Deformitas tulang
e) Disfungsi neuromuscular
f) Gangguan musculoskeletal
g) Gangguan neurologis
h) Hiperventilasi
i) Imaturitas neurologis
j) Keletihan
k) Keletihan otot pernapasan
l) Nyeri
m) Obesitas
n) Takipnea
b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
1) Defisini ketidakefektifan bersihan jalan napas.
ketidakmampuan membersihkan sekresi atau onstruksi dan saluran
napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2) Batasan karakteristik
a) Batuk yang tidak efektif
b) Dispnea
c) Gelisah
d) Kesulitan verbalisasi
e) Mata terbuka lebar
f) Ortopnea
g) Penurunan bunyi napas
h) Perubahan frekuensi napas
i) Perubahan pola napas
j) Sianosis
k) Sputum dalam jumlah yang berlebih
l) Suara napas tambahan
m) Tidak ada batuk
3) Faktor yang berhubungan
a) Perokok
b) Perokok pasif
c) Terpanjan asap
d) Adanya jalan napas buatan
e) Benda asing dalam jalan napas
f) Eksudat dalam alveoli
g) Hiperplasia pada dinding bronkus
h) Mukus berlebih
i) PPOK
j) Sekresi yang tertahan
k) Spasme jalan napas
l) Asma
m) Disfungsi neuromuscular
n) Infesksi
o) Jalan napas
alergik
c. Gangguan pertukaran gas
1) Definisi gangguan pertukaran gas
Kelebihan atau devicite oksigensasi dan eliminasi karbondiosida
pada membrane alveolar kapiler
2) Batasan karakteristik:
a) Dispnea
b) Diaphoresis
c) Gas darah arteri abnormal
d) Gelisah
e) Hiperkapneu
f) Hipoksemia
g) Hipoksia
h) Iritabilitas
i) Sianosis
j) Nafas cuping hidung
k) Penurunan karbondioksida
l) pH arteri abnormal
m) Pola pernapasan abnormal
n) Sakit kepala saat bangun
o) Warna kulit abnormal
p) Somnolen
q) Takikardi
3) Faktor yang berhubungan
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
b) Perubahan membrane alveolar-kapiler.
B. Perencanaan/Nursing Care Plan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
No Intervensi Keperawatan (NIC)
Keperawatan (NOC)

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC: Status pernafasan dan 1. dengan memberikan posisi
pola nafas b.d keperawatan selama 2 x 24 jam, manajemen jalan nafas semifowller maka rongga dada
gangguan diharapkan pola nafas akan memberikan posisi yang
kardiovaskuler efektifdengan kriteria hasil: 1. Posisikan klien semifowler
nyaman sesuai dengan indikasi
atau fowler sesuai indikasi
ditandai dengan 2. untuk memonitor status
NOC : Status Pernafasan 2. Kaji tanda-tanda vital klien
adanya dispnea, pernafasan pasien dan
terutama frekuensi, irama dan
penggunaan otot mengetahui apabila terdapat
1. Frekuensi pernafasan (16-20 kedalamanpernafasan
bantu pernafasan, tanda-tanda adanya perubahan
x/menit) 3. Auskultasi bunyi paru dan
pernafasan cuping 2. Irama pernafasan (reguler) 3. untuk mengetahui apakah ada
jantung secara periodik
hidung 2. Kedalaman inspirasi dalam kelainan seperti wheezing
4. Ajarkan teknik relaksasi untuk
batas normal meningkatkan pola nafas 4. dengan relaksasi maka otot-otot
3. Suara auskultasi nafas (tidak efektif seperti nafas dalam akan mengalami faso dilatasi
ada suara tambahan) 5. Kolaborasi dengan tim medis sehingga )2 lebih mudah
terkait berikan terapi O2 terdistribusi
6. Observasi konsentrasi 5. denga memberikan O2 akan
pemberian terapi O2 yang telah membantu pasien dalam
diberikan memenuhi kebutuhan O2
7. Monitor status pernafasan dan 6. mengetahui perkembangan
oksigenasi secara periodik. atau respon dari pemberian o2
7. mengetahui setiap
perkembangan pasien

10
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan NIC:Monitor Pernafasan 1 mengtahui apakah ada kelainan
pertukaran gas b.d keperawatan selama 2 x 24 pada system pernafasan
ketidakseimbangan jam, diharapkan gangguan 1. Kaji frekuensi, iramaa, 2. memonitor perubahan atau
ventilasi-perfusi pertukaran gas teratasi dengan kedalaman dan kesulitan patologi pada sistem pernafasan
ditandai dengan kriteria hasil: bernafas.
3. megetahui perkembangan
adanya dispnea dan 2. Catat adanya pergerakan dada,
kondisi pasien terkat dengan
hipoksia serta NOC : Status pernafasan ketidaksimetrisan dada saat
penyakit pada sister
ditemukaan inspirasi-ekspirasi, penggunaan
1. Tekanan partial oksigen pernafasannya
abnormalitas nilai otot bantu pernafasan
dalam darah arteri (PaO2) : 4. untuk mengetahui kadar 02
PaO2 dan PCO2 3. Monitor pola nafas (seperti
dalam darah
95-100 mmHg dan bradipnea, takipnea,
karbondioksida dalam 5. megetahui apakah adanya suara
hierventilasi, kusmaul.
tambahan pada pernafasan
darah arteri (PaCO2): 35- 4. Monitor saturasi oksigen
45 mmHg dalam batas (SaO2, SvO2, dan SpO2)
normal 5. Auskultasi suara nafas
2. pH arteri dalam batas tambahan
normal (Penurunan
keasaman pH darah < 7,35
disebut asidosis, sedangkan
peningkatan keasaman
(pH) >7,45 disebut
alkalosis)
3. Saturasi oksigen (95-
100%)
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen Jalan Nafas 1. dengan derajat emiringan 45
bersihan jalan keperawatan selama 2 x 24 derajat, yaitu dengan
nafas jam, diharapkan pola nafas 1. Posisikan semifowler-fowler
menggunakan gaya grafitasi
b.d akumulasi cairan efektif dengan kriteria hasil: sesuai kenyamanan pasien
untuk pengembangan paru dan
pada saluran nafas untuk memaksimalkan
mengurangi teknan dari
ditandai dengan NOC : Status Pernafasan ventilasi
abdomen pada diafragma
adanya dispnea dan (Kepatenan jalan nafas) 2. Kaji tanda-tanda vital klien
2 Untuk mengetahui tanda awal
batuk terutama frekuensi, irama dan
1. Frekuensi pernafasan (16- adanya perubaan pada pernafasan
kedalaman pernafasan
20 x/menit) pasien
3. Auskultasi adanya suara nafas
2. Irama pernafasan (reguler) 3 Mengetahui adanya suara
tambahan
3. Kedalaman inspirasi tambahhan pada pasien seperti
4. Kolaborasikan terkait
wheezing dan ronchi
pemberian oksigen tambahan
4 Untuk membantu dalam
5. Monitor status pernafasan dan
pemenuhan 02 pada pasien
oksigenasi secara periodic
5 Mengetahui perkembangan status
pernafasan pada pasien
H. Discharge planning

1. Identitas
Diisi identitas pasien, tanggal MRS dan KRS, nomor RM, alamat,
tanggal lahir, penanggung jawab pasien.
2. Diagnosa utama dan diagnosa sekunder
Diisi dagnosa utama yang ditegakkan Efusi Pleura dan diagnosa
sekunder pada saat MRS
3. Data saat pasien pulang
Diisi data terakhir sebelum pasien KRS
4. Berat badan MRS dan KRS
Diisi berat badan saat MRS dan saat terakhir sebelum KRS
5. Tanda-tanda vital
Diisi tanda-tanda vital pasien sebelum krs
6. Diet saat dirawat
Diet saat dirawat di rumah sakit untuk acuan konsumsi makanan
dirumah
7. Obat selama di rumah sakit dan dirumah
Diisi catatan obat yang telah diberikan dan yang akan diberikan
kepada pasien saat krs
8. Hasil laboratorium
Diisi hasil lab saat mrs dan hasil lab terakhir sebelum krs.
9. Penyuluhan kesehatan
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2. Kebutuhan istirahat terpenuhi. Pasien beristirahat atau tidur dalam
waktu 3-8 jam perhari.
3. Anjurkan jika mengalami gejala-gejala gangguan pernafasan
seperti sesak nafas, nyeri dada segera ke dokter atau perawat yang
merawatnya.
4. Menerima keadaan sehingga tidak terjadi kecemasan.

13
5. Tidak melakukan kebiasaan yang tidak menguntungkan bagi
kesehatan seperti merokok, minum minuman beralkohol.
6. Menjaga kebersihan luka post WSD.
7. Menjaga kebersihan ruang tempat tidur, udara dapat bersikulasi
dengan baik.
8. Memberikan pendidikan kepada keluarga penumpukan cairan di
paru-paru bisa disebabkan dan beberapa penyakit seperti gagal
jantung, adanya neoplasma (carcinoma bronchogenic dan akibat
metastasis tumor yang berasal dari organ lain), tuberculosis paru,
infark paru, trauma, pneumoni, syndroma nefrotik, hipoalbumin.
9. Kontrol
Diisi jadwal kontrol pasien setelah krs.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan dasar Manusia (Oksigenasi). Tangerang :


Graha Ilmu

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Merdeka

Chandra, A. 2019 Efusi pleura


https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/efusipleura/epidemiol
ogi diakses pada tanggal 6 september 2019

Morton etall. 2013. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori &
Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC

Nanda. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10


Editor T heather Herdman, Shigemi Kamitsusu. Jakarta: EGC.

Herdman, T. Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:


Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.Hidayat, A. A., dan M.
Uliyah. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa :Ayuli Wildani


NIM 152310101232
Tempat Pengkajian : 4 september 2019

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. Identitas Klien
Nama : Tn H No. RM : 092xxx
Umur : 22 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Kelamin :laki-laki Status Perkawinan : belum menikah
Agama : islam Tanggal MRS : 4-9-2019 Jam : 09.48
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 4-9-2019 Jam : 14.00
Alamat :Harjomulyo, Jember Sumber Informasi : klien, keluarga klien
dan rekam medik

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Efusi pleura

2. Keluhan Utama:
Dada terasa sesak dan sakit

3. Riwayat penyakit sekarang:


Klien mengatakan dada terasa sesak sejak kurang lebih satu bulan yang lalu, serta
muncul batuk kurang lebih dari seminggu yang lalu, Tanda-tanda vital pasien saat itu,
tekanan darah 110/80, suhu 37◦C, nadi 104, RR 20x/menit, SpO2 97%. Pasien mendapat terapi infus
D5 14 tpm, injeksi antrain.

4. Riwayat kesehatan terdahulu:


a. Penyakit yang pernah dialami:
lambung dan tipes
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan dan obat-obatan
c. Imunisasi:
keluarga klien mengatakan klien sudah imunisasi lengkap
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:

FKEP UNEJ 2019 1


klien mengatakan ia suka olahraga, klien mempunyai kebiasaan merokok
e. Obat-obat yang digunakan:
saat sikit lambung klien kambuh, klien minum obat yang terjual di warung (promag)

5. Riwayat penyakit keluarga:


Keluarga tidak memiliki riwayat sakit

Genogram:

Keterangan :
: Laki-laki
:
Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu
penting
Interpretasi : pola persepsi pasien tentang kesehatan baik

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry
BB: 56 kg, TB :163cm, BBI : 57kg, IMT : 21kg/m
Interpretasi : untuk antopometri klien dalam batas normal dan status gizi baik

Biomedical sign :
HB : 13,1gr/dl
SGOT : 15,0 (nilai normal 0-37 U/L)
SGPT : 29,9 (nilai normal 0-42 U/L)
Urea : 20,7 (nilai normal 10-50 mg/dL)
Interpretasi :
Biomedical pasien dalam batas normal

Clinical Sign :
Kulit berwarna coklat dan tidak terdapat hiperpigmentasi, turgor kulit normal, rambut
berwarna putih (tidak ada tanda-tanda malnutrisi), membran mukosa lembab.
GCS 456
Interpretasi :
Keadaan pasien menunjukkan bahwa keadaan umum pasien normal.
Kesadaran pasien baik, kompos metis
Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi makan 3x sehari 3xsehari

Interpretasi :
Pola makan pasien tetap selama sebelum masuk RS dan setelah masuk RS

3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)


BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 2xsehari Kadang sampai 10x
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning Kadang berwarna putih
Bau Khas Khas
Karakter Tidak terkaji Tidak terkaji
BJ Tidak terkaji Tidak terkaji
Alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak mengguakan alat bantu
bantu
Kemandirian Mandiri Dibantu keluaraga
(mandiri/dibantu)
Lainnya
Interpretasi:
Terdapat gangguan pada eliminasi urine pasien

BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit


Frekuensi 1x sehari Jarang BAB
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Tidak terkaji Tidak terkaji
Bau Khas khas
Karakter Tidak terkaji Tidak terkaji
Alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat
bantu bantu
Kemandirian Mandiri Di bantu
(mandiri/dibantu)
Lainnya
Interpretasi:
Tidak terdapat gangguan pada sistem bab klien

Balance cairan:
Tidak terkaji
Interpretasi:
Tidak terkaji

4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

Aktivitas harian (Activity Daily Living)


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / ROM 
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat,
4: mandiri
Status Skor ADL : 20
Status Oksigenasi : pernafasan 20x/menit SpO2 :97%
Fungsi kardiovaskuler : tidak terkaji
Terapi oksigen : tidak menggunakan terapi oksigen
Interpretasi :
Saturasi pernafasan pasien normal

5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 5-6 jam perhari 8-9 jam per hari
Gangguan tidur Tidak mengalami gangguan Terkadang terbangun tengah
tidur malam
Keadaan bangun Tidak terkaji tidak terkaji
tidur
Lain-lain
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan tidur yang berat

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori
:
pasien masih mengenal lingkungan dan keluarga, pasien mampu menyebutkan nama
tanggal bulan dan usia

Fungsi dan keadaan indera :


Tidak terdapat tanda-tanda gangguan dalam fungsi alat indra
Interpretasi :
Pola kognitif dan memori, serta fungsi indra pasien normal
7. Pola persepsi
diri Gambaran
diri :
pasien memandang jika dirinya sebagian dari orang yang sakit

Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan ingin segera sembuh
Harga diri :
pasien memiliki harga diri yang baik dimana pasien berfikir bahwa dirinya harus
sembuh sehingga bisa bekerja kembali
Peran Diri :
Klien mengatakan perannya sebagai kepala rumahtangga yang harus menafkahi
keluarganya terganggu saat dirinya mulai masuk rumah sakit
Identitas Diri :
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak laki-laki satu-satunya dalam anggota
keluarganya
Interpretasi :
Gambaran diri, ideal diri, harga diri dan identitas diri pasien tidak memiliki gangguan,
peran diri mengalami gangguan karena tidak sesuai dengan perannya

8. Pola seksualitas &


reproduksi Pola seksualitas
Tidak terkaji
Fungsi reproduksi
tidak terkaji
Interpretasi :
Tidak terkaji

9. Pola peran & hubungan


Klien mengatakan klien lebih sering dekat dengan istri dan ibunya
Interpretasi :
Pola peran dan hubungan pasien normal

10. Pola manajemen koping-


stress Tidak terkaji
Interpretasi :
tidak terkaji

11. Sistem nilai & keyakinan


Pasien beragama islam, keluarga pasien taat melakukan ibadah
Interpretasi :
Sistem nilai dan keyakinan pasien normal

IV. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum:
Pasien mengatakan sesak
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 110/90 mm/Hg
- Nadi : 104 X/mnt
- RR : 20 X/mnt
- Suhu : 37 C

Interpretasi :
Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
I : persebaran rambut normal warna hitam
P : tidak ada bentolan atau nyeri tekan

2. Mata
I : Bola mata simetris, tidak juling, tidak menggunakan bantuan penglihatan, tidak ada
benjolan disekitar mata

3. Telinga
I : Telinga luar bersih, kedua telinga simetris, tidak ada lesi.

4. Hidung
I : Lubang hidung simetris, tidak ada secret di lubang hidung, terdapat cuping hidung

5. Mulut
I : mulut bersih, mukusa bibir lembab, tidak ada sianosis, tidak ada benjolan atau lesi

6. Leher
I : tidak ada luka, bentuk leher simetris

7. Dada
Jantung
I: iktus kordis tidak terlihat, bentuk simetris
A : bunyi jantung normal, Irama jantung reguler

Paru
P : nyeri tekan dada sebelah kiri
A : terdengan ronchi dada sebelah kiri
Payudara dan Ketiak
I : tidak ada luka, distribusi warna normal, warna kulit coklat
Posterior
Tidak terkaji
8. Abdomen
I : warna coklat, tidak terdapat luka, warna kulit merata dan bentuk simetris

9. Genetalia dan
Anus Tidak terkaji

10. Ekstremitas
Ekstremitas
atas
Kekuatan otot 4, pergerakan sendi normal, terpasang infus d5 sebelah kiri

Ekstremitas bawah
Kekuatan otot 4, pergerakan sendi normal

11. Kulit dan kuku


Kulit
I : kulit bersih, warna coklat
P: kulit lembab
Kuku
I : kuku bersih

12. Keadaan lokal


Klien terbaring ditempat tidur terpasang infus di tangan sebelah kiri.

V. Terapi
Tanggal : Jam :
Pasien di berikan infus D5 pada tanggal 4 september pukul 12.30
Antrain pada tanggal 4 September pukul 12.30
Pungsi pada tanggal 4 sebtember pukul 14.00
Deskripsi Terapi

Farmako dinamik dan Indikasi dan Implikasi


NO Jenis Terapi Dosis Rute Efek samping
farmako kinetik Kontra Indikasi keperawatan
1 Infuse d5 D5 yang masuk dalam 14 tpm Iv Hipoglikemi, dan Sakit kepala, Perawat
tubuh akan menjadi kekurangan cairan demam, memberikan
bahan bakar bagi sel cemas, terapi cairan D5
tubuh untuk berkeringat dengan prinsip 7
menciptakan energy, benar pada jam ,
sehingga berguna bagi 14.00, 22.00
sel tubuh yang
menjalankan fungsi
sebagaimana mestinya
Indikasi: Penggunaan Perawat
2 Antrain Fungsi Antrain Injeksi 500 mg/ml IV pasien dengan natrium memberikan
pada tubuh adalah (3x1) rasa nyeri hebat, metamizole terapi cairan D5
sebagai pereda nyeri seperti pasien dapat dengan prinsip 7
parah dan yang baru menimbulkan benar pada jam ,
menurunkan demam. menjalankan ruam pada 10.00, 15.00,
Manfaat ini didapat operasi, pasien kulit. Risiko 22.00
dari bahan aktifnya dengan nyeri penggunaan
yang berupa kolik. Sebaiknya metamizole
metamizole sodium pemberian yang
yang merupakan obat natrium berbahaya
golongan anti metamizole tidak adalah
inflamasi non steroid diberikan pada agranulositosi
(OAINS) dengan efek nyeri yang s atau
analgetik, antipiretik disebabkan pemecahan
dan anti inflamasi. karena proses sel darah
Obat ini mampu peradangan putih non-
mengurangi produksi seperti rematik, granul, risiko
prostaglandin yang nyeri pinggang ini meningkat
merupakan mediator bawah, maupun dengan
pemicu nyeri dan gejala flu. penggunaan

FKEP UNEJ 2019 2


peradangan dengan jangka
cara menghambat Kontraindikasi: panjang.
enzim Penggunaan Mengkonsum
siklooksigenase (COX- natrium si metamizole
1 dan COX-2). metamizole dan alcohol
Obat ini juga dikontraindikasik secara
menstimulasi beta- an pada pasien bersamaan
endorphine pada dalam keadaan dapat
kelenjar pituari di hipersensitivitas menimbulkan
hipotalamus, sehingga metamizole, lelah/fatigue
menurunkan level wanita hamil dan yang muncul
pyrogen endogen yang menyusui, pasien dengan cepat
memicu penurunan bertekanan darah dan bertahan
panas tubuh oleh rendah (sistolik lama
termoregulator di <100 mmHg),
hipotalamus. pasien bayi di
bawah 3 bulan
atau bayi dengan
berat badan
kurang dari 5 kg,
pasien dengan
gangguan ginjal
dan hati berat,
serta gangguan
kelainan darah.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Nilai normal Hasil (Tanggal/Jam)
No Jenis pemeriksaan 4-9-2019
Nilai Satuan ( 11-28)
Darah Lengkap
LED 0-15(L) Mm/jam -
0-20(p)

Hb 12,0 – 14,0 (p) g/dL 13,1


13,0 – 16,0 (L)

Leukosit 5,0 – 10,0 103 /µl 3,780


%
diff 1-3/0- -/-/-
1/24/45- /66/29/5
65/30-45/2-6

HCT 40 – 50 (P) 103 /µl 37,3


45 – 55 (L)

Trombosit 150 – 400 juta /µl 228.000


fl
Erotrosit 4,0 – 5,0 (P) pg 4,61
4,5 – 5,5 (L) g/dL

MCV 80 – 96 % 80,8

MCH 27 – 31 Fl 28,3

MCHC 32 – 36 Gr/dl 35,1

RDW 12-15 Gr/dl 12,6

SGOT 0-37 % 15,0

SGPT 0-42 u/l 29,9

RFT <24 u/l


Urea 10-50 mg/dl 20,7
Creatinin 0,7-1,2 mg/dl 1,75

BSS/GDA 70-140 mg/dl 131,9

FKEP UNEJ 2019 2


Pemeriksaan Radiologi
Foto thoraks

Pemeriksaan Penunjang Lainnya


Rapid HIV

……………, ….................................
Pengambil Data,

( )
NIM.
ANALISIS DATA

Tanggal/Jam : 4 september 2019/ 14.30


NO DATA PENUNJANG KEMUNGKINAN MASALAH Paraf &
ETIOLOGI Nama
1 DS: Efusi Nyeri
Klien menyatakan nyeri pada area
sebelah kiri Penekanan ujung-
ujung syataf
DO:
1. pasien Nampak sesekali meringis Nyeri pleuritik
dan memegang dada sebelah
kiri
2. Nyeri dengan skala 5
3. TTV
Tekanan Darah : 110/90
mm/Hg
Nadi : 102 X/mnt
RR : 20 X/mnt
Suhu : 37 C

4. P: adanya cairan pada paru-paru


Q: nyeri hilang timbul
R: Nyeri pada dada sebelah kiri
S: nyeri skala 5
T: Ketika bernafas dan bergerak
4. Pasien dengan kesadaran Compos
Mentis GCS: 4,5,6

2. Penumpukan cairan Pola nafas tidak


DS : pasien mengatakan sesak nafas dalam rongga pleura efektif
DO : pasien terlihat kesulitan saat
bernafas DO: Ekspansi paru
- RR : 20x/menit menurun
- HR : 102x/menit
- Suhu : 37◦ C
Pola nafas tidak
- Terdengar Ronchi
efektif
3. DS : pasien mengatakan batuk sejak Peningkatan sekresi Bersihan jalan nafas
satu minggu yang lalu mucus tidak efektif
DO : pasien terlihat sering batuk
- RR : 20x/menit Secret bertahan di
- HR : 102x/menit saluran pernafasan
- Suhu : 37◦ C
- Terdengar Ronchi Ronchi

Bersihan jalan nafas


tidak efektif

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)

Tanggal
No Diagnosis Keperawatan Keterangan
perumusan
1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penuruan 4-9-2019
ekspansi paru yang di tandai dengan pasien pengatakan
sesak saat bernafas, terdengar ronchi, permafasan
menggunakan cuping hidung

2 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan 4-9-2019


peningkatan sekresi mucus yang di tandai dengan pasien
mengeluh sering batuk, terdengan ronci

3. Nyeri akut berhubungan dengan adanya efusi yang ditandai


dengan pasien mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, Nadi 4-9-2019
102 x/menit skala nyeri 5
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tanggal/Jam : 4 Sep 14.45
DIAGNOSIS PARAF &
NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN NAMA
1 Pola nafas tidak efektif Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama Monitor Pernafasan (3350)
berhubungan dengan 2x24 jam pasien , Status pernafasan : pola nafas 1. Monitor tingkat, irama kedalaman dan
penuruan ekspansi paru efektif dengan kriteria hasil usaha nafas.
yang di tandai dengan 2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan.
Tujuan 3. Posisikan pasien untuk
pasien pengatakan sesak No Indikator Awal
1 2 3 4 5 memaksimalkan ventilasi.
saat bernafas 1 Frekwensi pernapasan 3 √ 4. Motivasi klien untuk bernafas
2 Irama pernapasan 3 √ pelan, dalam, dan batuk.

3 Kedalaman inspirasi 3 √

4 Kepatenan jalan napas 2 √

5 Suara asukultasi napas 3 √

6 Saturasi oksigen 3 √

7 Pernapasan cuping 3 √
hidung

Keterangan:
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

FKEP UNEJ 2019 2


2 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Monitor Pernafasan (3350)
efektif berhubungan diharapkan jalan napas dapat efektif dengan kriteria 1. Monitor tingkat, irama kedalaman dan
dengan peningkatan hasil: usaha nafas.
2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan.
sekresi mucus yang di 3. Monitor kebisingan respirasi.
Status Pernafasan: Kepatenan jalan napas (0410)
tandai dengan pasien 4. Membuka jalan napas.
Tujuan
mengeluh batuk No Indikator Awal 5. Posisikan pasien untuk
1 2 3 4 5
memaksimalkan ventilasi.
1 Frekuensi pernapasan 3 √
6. Monitor pernapasan lewat hidung
2 Irama pernapasan 3 √ Cheap
3 Kedalaman inspirasi 3 √
Manajemen Jalan Nafas (3140)
4 Kemampuan 2 √ 6. Buang sekret dengan memotivasi
pasien untuk melakukan batuk
mengeluarkan sekret
7. Instruksikan pasien untuk melakukan
Batuk batuk efektif
5 3 √

6 Akumulasi sputum 3 √

Keterangan:
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

Manajemen nyeri (1400)


3 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24
jam, diharapkan tingkat nyeri menurunan dan 1. Kaji nyeri meliputi lokasi,
kontrol nyeri meningkat dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi, frekuensi,
Tingkat nyeri (2102) kualifikasi, intensitas, beratnya
Skala Keterangan nyeri dan pencetus nyeri.
Indikator
Awal Akhir skala 2. Observasi TTV
Nyeri yang dilaporkan Ekspresi nyeri wajah
Menggosok 1. Berat 3. Observasi adanya petunjuk non
area yang 2. Cukup verbal mengenai ketidaknyamanan.
terkena berat Terapi Relaksasi (6040)
dampak 3. Sedang 1. Edukasi rasionalisasi dan manfaat
4. Ringan relaksasi serta jenis relaksasi yang
Kontrol nyeri 5. Tidak tersedia (misanya, music, bernapas
(1605) ada dengan ritme, dan relaksasi otot
progresif)
2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu
Skala lingkungan yang nyaman, jika memungkinkan
Keterangan
Indikator
Awal Akhir skala Dorong pasien untuk mengambi posisi yang
3.
nyaman dengan pakaian loggar dan mata
Menggunakan 1. Tidak pernah
tertutup
tindakan menujukkan
4. Minta pasien untuk rileks dan
pengurangan 2. Jarang
merasakan sensasi yang terjadi
nyeri tanpa menunjuk-
analgesik kan
Menggunakan 3. Kadang-
analgesik yang kadang
direkomendasikan menunjuk-
kan
4. Sering
menunjuk-
kan
5. Secara
konsisten
menunjuk-
kan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No No Dx Tanggal Paraf dan


IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP /Jam Nama
1 1 4 sep 1. Memonitor tingkat, irama dan usaha nafas. 1. irama pernafasan regular
15. 00 2. mencatat pergerakan dada, kesimetrisan. pernafasan menggunakan cuping
3.memposisikan pasien untuk memaksimalkan hidung
ventilasi.
2. pergerakan dada simetris
4. memotivasi klien untuk bernafas pelan, dalam, dan batuk
3. pasen lebih nyaman dalam posisi semi fowler
4. Pasien mau mengikuti instruktur walaupun
belum benar

1. irama pernafasan regular


1. Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
2 15.30 2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan. 2. Dada simetris
3. Monitor kebisingan respirasi. 3 adanya ronchi
4. Membuka jalan napas. 4. pasien mengatakan lebih nyaman
5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. 5. dengan posisi setengah duduk pasien
6. Monitor pernapasan lewat hidung Cheap merasa lebih nyaman
7. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan 6.masih terdapat pernafasan melalui cuping
batuk
hidung
8. Instruksikan pasien untuk melakukan batuk efektif
7. pasien belum bisa mengeluarkan secret
8. pasien belum mampu melakukan batuk
efektif

3 16.00 1. mengkaji nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, 1 pasien masih merasakan nyeri pada dada
frekuensi, kualifikasi, intensitas, beratnya nyeri dan sebelah kiri dan masih sering timbul saat
pencetus nyeri. bernafas
2. mengobservasi TTV 2. ttv pasien terutama pada nadi di
3. mengobservasi adanya petunjuk non verbal mengenai peroleh hasil 102x/menit
3. pasien sesekali meringis
ketidaknyamanan 4. pasien memahami tentang materiyang
4. Edukasi rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis di berikan mengenai teknik relaksasi
relaksasi yang tersedia (misanya, music, bernapas 5. pasien dan keluarga mengikuti intruksi
dengan ritme, dan relaksasi otot progresif) 6. pasien mengikuti intruksi untuk duduk
5. mencipiptakan lingkungan yang tenang dan tanpa yang nyaman
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan
7. pasien mampu engikuti intruksi
yang nyaman, jika memungkinkan
6. mendorong pasien untuk mengambi posisi yang nyaman meski belum sempurna
dengan pakaian loggar dan mata tertutup
7. meminta pasien untuk rileks dan merasakan sensasi
yang terjadi

1. irama pernafasan regular


1. Memonitor tingkat, irama dan usaha nafas. pernafasan menggunakan cuping
2 1 5 sep
2. mencatat pergerakan dada, kesimetrisan. hidung
09.00 3.memposisikan pasien untuk memaksimalkan 2. pergerakan dada simetris
ventilasi.
3. pasen lebih nyaman dalam posisi semi fowler
4. memotivasi klien untuk bernafas pelan, dalam, dan batuk
4. Pasien mau mengikuti instruktur
walaupun belum benar

10.00
1. irama pernafasan regular
1. Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan. 2. Dada simetris
3. Monitor kebisingan respirasi. 3 adanya ronchi
4. Membuka jalan napas. 4. pasien mengatakan lebih nyaman
5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. 5. dengan posisi setengah duduk pasien
7. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan merasa lebih nyaman
batuk
7. pasien belum bisa mengeluarkan secret
8. Instruksikan pasien untuk melakukan batuk efektif
8. pasien mampu melakukan batuk efektif

11.00 1. pasien masih merasakan nyeri pada dada


1. mengkaji nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
sebelah kiri dan masih sering timbul saat
frekuensi, kualifikasi, intensitas, beratnya nyeri dan
bernafas
pencetus nyeri. 2. ttv pasien terutama pada nadi di
2. mengobservasi TTV peroleh hasil 98x/menit
3. mengobservasi adanya petunjuk non verbal mengenai 3. pasien sudah jarang meringis
ketidaknyamanan 4. pasien dan keluarga mengikuti intruksi
4. mencipiptakan lingkungan yang tenang dan tanpa 5. pasien mengikuti intruksi untuk duduk
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman
yang nyaman, jika memungkinkan 6. pasien mampu mengikuti intruksi dengan
5. mendorong pasien untuk mengambi posisi yang nyaman
benar
dengan pakaian loggar dan mata tertutup
6. meminta pasien untuk rileks dan merasakan sensasi yang
terjadi
CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI

No Tanggal/ No DX Paraf &


EVALUASI SUMATIF
Jam Kep Nama
1 4 sep 1 S : pasien mengatakan keluhan sesaknya masih terasa
15,25 O: pasien masih terlihat kesulitan dalam bernafas
menggunakan cuping hidung
TD : 110/80
N : 102x/menit
RR : 20x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P lanjutkan intervensi

15.55 2 S : pasien mengatakan keluhan batuknya masih terasa


O: pasien belum bisa mengeluarkan dahak RR :
20x/menit terdengan ronchi
A : masalah teratasi belum teratasi
P lanjutkan intervensi

16.30 3 S : pasien mengatakan masih terasa nyeri pada dadanya


O: pasien kadang meringis N : 100x/menit
A : masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

2 5 sep 1 S : pasien mengatakan keluhan sesaknya berkurang


09.30 O: pasien tampaksedikit lebih nyaman
A : masalah teratasi sebagian
P lanjutkan intervensi

2 S : pasien mengatakan keluhan batuknya berkurang


10.30 O: pasien tampak lebih nyaman 20x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

3 S : pasien mengatakannyerinya sudah mendingan


11.30 O : pasien sudah jarang meringin N=98
A : masalah teratasi sebagian
P lanjutkan intervensi

FKEP UNEJ 2019 35

Anda mungkin juga menyukai