oleh:
Ayuli Wildani, S.Kep
NIM 192311101063
Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh:
Jember, 2019
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui,
PJ Program Profesi Ners, PJMK
Menyetujui,
Wakil Dekan I
LEMBAR PENGESAHAN
NIM 192311101063
Hari :
Tanggal :
Jember, 2019
TIM PEMBIMBING
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
A. Definisi Oksigenasi...................................................................................................1
B. Epidemiologi ....................................................................................................2
C. Etiologi ....................................................................................................2
D. Tanda dan Gejala ....................................................................................................4
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway............................................................................4
F. Penatalaksanaan Medis..............................................................................................6
G. Penatalaksanaan Keperawatan...................................................................................7
H. Discarged planning ..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika).Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007) Apabila terjadi gangguan pada
oksigen, maka akan berdampak pada tiga proses yaitu ventilasi, difusi dan perfusi.
Ventilasi akan terganggu karena saluran pernafasan mengalami obstruksi akibat
adanya penumpukan secret sehingga jumlah udara yang masuk dan keluar tidak
adequat. Pada proses difusi, infeksi bakteri akan menyebabkan penebalan pada
dinding membranealveolar sehingga mengakibatkan gangguan proses pengiriman
oksigen ke jaringan (Wahyuni, 2018).
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernapasan,
membebaskan saluran pernapasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernapasan agar berfungsi secara
normal (Hidayat 2006). Apabila terjadi gangguan pada oksigen, maka akan
berdampak pada tiga proses yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi akan
terganggu karena saluran pernafasan mengalami obstruksi akibat adanya
penumpukan secret sehingga jumlah udara yang masuk dan keluar tidak adequat.
Pada proses difusi, infeksi bakteri akan menyebabkan penebalan pada dinding
membranealveolar sehingga mengakibatkan gangguan proses pengiriman oksigen
ke jaringan (Wahyuni, 2018).
1
B. Epidemiologi
Data epidemiologi mengenai insidensi pasti efusi pleura pada dasarnya sulit
ditentukan karena efusi pleura hanyalah manifestasi dari penyakit yang
mendasarinya. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 1.5 juta kasus efusi pleura
setiap tahunnya. Data epidemiologi Amerika Serikat menunjukkan efusi pleura
paling banyak disebabkan oleh gagal jantung kongestif, pneumonia bakterialis,
keganasan, dan emboli paru. Insidensi efusi pleura diyakini setara antara pria dan
wanita, meskipun 2/3 kasus efusi pleura akibat keganasan muncul pada wanita,
umumnya terkait kanker payudara. Meskipun umumnya ditemukan pada orang
dewasa, kasus efusi pleura pada anak-anak cenderung meningkat akibat
pneumonia (parapneumonic effusion). Kasus efusi pleura juga dijumpai pada bayi
(fetal hydrothorax) meskipun jarang. Tingkat insidensi efusi pleura pada bayi
sekitar 2.2 – 5.5 per 1.000 kelahiran (Chandra,2019)
C. Etiologi
1. Ansietas
2. Cedera medulla spinalis
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang
5. Disfungsi neuromuscular
6. Gangguan musculoskeletal
7. Gangguan neurologis
8. Hiperventilasi
9. Imaturitas neurologis
10. Keletihan
11. Nyeri
12. Obesitas
13. Perokok
14. Terpanjan asap
15. Adanya jalan napas buatan
16. Benda asing dalam jalan napas
17. Eksudat dalam alveoli
18. Hiperplasia pada dinding bronkus
19. Mukus berlebih
20. PPOK
21. Asma
22. Infeksi
23. Jalan napas alergik
24. Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi (NANDA, 2015)
odema
tekanan hidrostaik
cavum pleura
efusi pleura
penumpukan cairan
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. DIAGNOSA
a. Ketidakefektifan pola nafas
1) Definisi ketidakefektifan pola napas
Ketidakefektifan pola napas merupakan inspirasi dan/atau
ekspirasi yang tidak meberi ventilasi adekuat
2) Batasan karakteristik:
a) Bradipnea
b) Dispnea
c) Fase ekspirasi memanjang
d) Ortopnea
e) Penggunaan otot bantu pernapasan
f) Penurunan kapasitas vital
g) Pernapasan bibir
h) Pernapasan cuping hidung
i) Pola nafas abnormal
j) Takipneu
3) Faktor yang berhubungan:
a) Ansietas
b) Cedera medulla spinalis
c) Deformitas dinding dada
d) Deformitas tulang
e) Disfungsi neuromuscular
f) Gangguan musculoskeletal
g) Gangguan neurologis
h) Hiperventilasi
i) Imaturitas neurologis
j) Keletihan
k) Keletihan otot pernapasan
l) Nyeri
m) Obesitas
n) Takipnea
b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
1) Defisini ketidakefektifan bersihan jalan napas.
ketidakmampuan membersihkan sekresi atau onstruksi dan saluran
napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2) Batasan karakteristik
a) Batuk yang tidak efektif
b) Dispnea
c) Gelisah
d) Kesulitan verbalisasi
e) Mata terbuka lebar
f) Ortopnea
g) Penurunan bunyi napas
h) Perubahan frekuensi napas
i) Perubahan pola napas
j) Sianosis
k) Sputum dalam jumlah yang berlebih
l) Suara napas tambahan
m) Tidak ada batuk
3) Faktor yang berhubungan
a) Perokok
b) Perokok pasif
c) Terpanjan asap
d) Adanya jalan napas buatan
e) Benda asing dalam jalan napas
f) Eksudat dalam alveoli
g) Hiperplasia pada dinding bronkus
h) Mukus berlebih
i) PPOK
j) Sekresi yang tertahan
k) Spasme jalan napas
l) Asma
m) Disfungsi neuromuscular
n) Infesksi
o) Jalan napas
alergik
c. Gangguan pertukaran gas
1) Definisi gangguan pertukaran gas
Kelebihan atau devicite oksigensasi dan eliminasi karbondiosida
pada membrane alveolar kapiler
2) Batasan karakteristik:
a) Dispnea
b) Diaphoresis
c) Gas darah arteri abnormal
d) Gelisah
e) Hiperkapneu
f) Hipoksemia
g) Hipoksia
h) Iritabilitas
i) Sianosis
j) Nafas cuping hidung
k) Penurunan karbondioksida
l) pH arteri abnormal
m) Pola pernapasan abnormal
n) Sakit kepala saat bangun
o) Warna kulit abnormal
p) Somnolen
q) Takikardi
3) Faktor yang berhubungan
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
b) Perubahan membrane alveolar-kapiler.
B. Perencanaan/Nursing Care Plan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
No Intervensi Keperawatan (NIC)
Keperawatan (NOC)
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC: Status pernafasan dan 1. dengan memberikan posisi
pola nafas b.d keperawatan selama 2 x 24 jam, manajemen jalan nafas semifowller maka rongga dada
gangguan diharapkan pola nafas akan memberikan posisi yang
kardiovaskuler efektifdengan kriteria hasil: 1. Posisikan klien semifowler
nyaman sesuai dengan indikasi
atau fowler sesuai indikasi
ditandai dengan 2. untuk memonitor status
NOC : Status Pernafasan 2. Kaji tanda-tanda vital klien
adanya dispnea, pernafasan pasien dan
terutama frekuensi, irama dan
penggunaan otot mengetahui apabila terdapat
1. Frekuensi pernafasan (16-20 kedalamanpernafasan
bantu pernafasan, tanda-tanda adanya perubahan
x/menit) 3. Auskultasi bunyi paru dan
pernafasan cuping 2. Irama pernafasan (reguler) 3. untuk mengetahui apakah ada
jantung secara periodik
hidung 2. Kedalaman inspirasi dalam kelainan seperti wheezing
4. Ajarkan teknik relaksasi untuk
batas normal meningkatkan pola nafas 4. dengan relaksasi maka otot-otot
3. Suara auskultasi nafas (tidak efektif seperti nafas dalam akan mengalami faso dilatasi
ada suara tambahan) 5. Kolaborasi dengan tim medis sehingga )2 lebih mudah
terkait berikan terapi O2 terdistribusi
6. Observasi konsentrasi 5. denga memberikan O2 akan
pemberian terapi O2 yang telah membantu pasien dalam
diberikan memenuhi kebutuhan O2
7. Monitor status pernafasan dan 6. mengetahui perkembangan
oksigenasi secara periodik. atau respon dari pemberian o2
7. mengetahui setiap
perkembangan pasien
10
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan NIC:Monitor Pernafasan 1 mengtahui apakah ada kelainan
pertukaran gas b.d keperawatan selama 2 x 24 pada system pernafasan
ketidakseimbangan jam, diharapkan gangguan 1. Kaji frekuensi, iramaa, 2. memonitor perubahan atau
ventilasi-perfusi pertukaran gas teratasi dengan kedalaman dan kesulitan patologi pada sistem pernafasan
ditandai dengan kriteria hasil: bernafas.
3. megetahui perkembangan
adanya dispnea dan 2. Catat adanya pergerakan dada,
kondisi pasien terkat dengan
hipoksia serta NOC : Status pernafasan ketidaksimetrisan dada saat
penyakit pada sister
ditemukaan inspirasi-ekspirasi, penggunaan
1. Tekanan partial oksigen pernafasannya
abnormalitas nilai otot bantu pernafasan
dalam darah arteri (PaO2) : 4. untuk mengetahui kadar 02
PaO2 dan PCO2 3. Monitor pola nafas (seperti
dalam darah
95-100 mmHg dan bradipnea, takipnea,
karbondioksida dalam 5. megetahui apakah adanya suara
hierventilasi, kusmaul.
tambahan pada pernafasan
darah arteri (PaCO2): 35- 4. Monitor saturasi oksigen
45 mmHg dalam batas (SaO2, SvO2, dan SpO2)
normal 5. Auskultasi suara nafas
2. pH arteri dalam batas tambahan
normal (Penurunan
keasaman pH darah < 7,35
disebut asidosis, sedangkan
peningkatan keasaman
(pH) >7,45 disebut
alkalosis)
3. Saturasi oksigen (95-
100%)
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen Jalan Nafas 1. dengan derajat emiringan 45
bersihan jalan keperawatan selama 2 x 24 derajat, yaitu dengan
nafas jam, diharapkan pola nafas 1. Posisikan semifowler-fowler
menggunakan gaya grafitasi
b.d akumulasi cairan efektif dengan kriteria hasil: sesuai kenyamanan pasien
untuk pengembangan paru dan
pada saluran nafas untuk memaksimalkan
mengurangi teknan dari
ditandai dengan NOC : Status Pernafasan ventilasi
abdomen pada diafragma
adanya dispnea dan (Kepatenan jalan nafas) 2. Kaji tanda-tanda vital klien
2 Untuk mengetahui tanda awal
batuk terutama frekuensi, irama dan
1. Frekuensi pernafasan (16- adanya perubaan pada pernafasan
kedalaman pernafasan
20 x/menit) pasien
3. Auskultasi adanya suara nafas
2. Irama pernafasan (reguler) 3 Mengetahui adanya suara
tambahan
3. Kedalaman inspirasi tambahhan pada pasien seperti
4. Kolaborasikan terkait
wheezing dan ronchi
pemberian oksigen tambahan
4 Untuk membantu dalam
5. Monitor status pernafasan dan
pemenuhan 02 pada pasien
oksigenasi secara periodic
5 Mengetahui perkembangan status
pernafasan pada pasien
H. Discharge planning
1. Identitas
Diisi identitas pasien, tanggal MRS dan KRS, nomor RM, alamat,
tanggal lahir, penanggung jawab pasien.
2. Diagnosa utama dan diagnosa sekunder
Diisi dagnosa utama yang ditegakkan Efusi Pleura dan diagnosa
sekunder pada saat MRS
3. Data saat pasien pulang
Diisi data terakhir sebelum pasien KRS
4. Berat badan MRS dan KRS
Diisi berat badan saat MRS dan saat terakhir sebelum KRS
5. Tanda-tanda vital
Diisi tanda-tanda vital pasien sebelum krs
6. Diet saat dirawat
Diet saat dirawat di rumah sakit untuk acuan konsumsi makanan
dirumah
7. Obat selama di rumah sakit dan dirumah
Diisi catatan obat yang telah diberikan dan yang akan diberikan
kepada pasien saat krs
8. Hasil laboratorium
Diisi hasil lab saat mrs dan hasil lab terakhir sebelum krs.
9. Penyuluhan kesehatan
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2. Kebutuhan istirahat terpenuhi. Pasien beristirahat atau tidur dalam
waktu 3-8 jam perhari.
3. Anjurkan jika mengalami gejala-gejala gangguan pernafasan
seperti sesak nafas, nyeri dada segera ke dokter atau perawat yang
merawatnya.
4. Menerima keadaan sehingga tidak terjadi kecemasan.
13
5. Tidak melakukan kebiasaan yang tidak menguntungkan bagi
kesehatan seperti merokok, minum minuman beralkohol.
6. Menjaga kebersihan luka post WSD.
7. Menjaga kebersihan ruang tempat tidur, udara dapat bersikulasi
dengan baik.
8. Memberikan pendidikan kepada keluarga penumpukan cairan di
paru-paru bisa disebabkan dan beberapa penyakit seperti gagal
jantung, adanya neoplasma (carcinoma bronchogenic dan akibat
metastasis tumor yang berasal dari organ lain), tuberculosis paru,
infark paru, trauma, pneumoni, syndroma nefrotik, hipoalbumin.
9. Kontrol
Diisi jadwal kontrol pasien setelah krs.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Merdeka
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori &
Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn H No. RM : 092xxx
Umur : 22 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Kelamin :laki-laki Status Perkawinan : belum menikah
Agama : islam Tanggal MRS : 4-9-2019 Jam : 09.48
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 4-9-2019 Jam : 14.00
Alamat :Harjomulyo, Jember Sumber Informasi : klien, keluarga klien
dan rekam medik
2. Keluhan Utama:
Dada terasa sesak dan sakit
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
:
Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry
BB: 56 kg, TB :163cm, BBI : 57kg, IMT : 21kg/m
Interpretasi : untuk antopometri klien dalam batas normal dan status gizi baik
Biomedical sign :
HB : 13,1gr/dl
SGOT : 15,0 (nilai normal 0-37 U/L)
SGPT : 29,9 (nilai normal 0-42 U/L)
Urea : 20,7 (nilai normal 10-50 mg/dL)
Interpretasi :
Biomedical pasien dalam batas normal
Clinical Sign :
Kulit berwarna coklat dan tidak terdapat hiperpigmentasi, turgor kulit normal, rambut
berwarna putih (tidak ada tanda-tanda malnutrisi), membran mukosa lembab.
GCS 456
Interpretasi :
Keadaan pasien menunjukkan bahwa keadaan umum pasien normal.
Kesadaran pasien baik, kompos metis
Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi makan 3x sehari 3xsehari
Interpretasi :
Pola makan pasien tetap selama sebelum masuk RS dan setelah masuk RS
Balance cairan:
Tidak terkaji
Interpretasi:
Tidak terkaji
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi 5-6 jam perhari 8-9 jam per hari
Gangguan tidur Tidak mengalami gangguan Terkadang terbangun tengah
tidur malam
Keadaan bangun Tidak terkaji tidak terkaji
tidur
Lain-lain
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan tidur yang berat
Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan ingin segera sembuh
Harga diri :
pasien memiliki harga diri yang baik dimana pasien berfikir bahwa dirinya harus
sembuh sehingga bisa bekerja kembali
Peran Diri :
Klien mengatakan perannya sebagai kepala rumahtangga yang harus menafkahi
keluarganya terganggu saat dirinya mulai masuk rumah sakit
Identitas Diri :
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak laki-laki satu-satunya dalam anggota
keluarganya
Interpretasi :
Gambaran diri, ideal diri, harga diri dan identitas diri pasien tidak memiliki gangguan,
peran diri mengalami gangguan karena tidak sesuai dengan perannya
Interpretasi :
Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
I : persebaran rambut normal warna hitam
P : tidak ada bentolan atau nyeri tekan
2. Mata
I : Bola mata simetris, tidak juling, tidak menggunakan bantuan penglihatan, tidak ada
benjolan disekitar mata
3. Telinga
I : Telinga luar bersih, kedua telinga simetris, tidak ada lesi.
4. Hidung
I : Lubang hidung simetris, tidak ada secret di lubang hidung, terdapat cuping hidung
5. Mulut
I : mulut bersih, mukusa bibir lembab, tidak ada sianosis, tidak ada benjolan atau lesi
6. Leher
I : tidak ada luka, bentuk leher simetris
7. Dada
Jantung
I: iktus kordis tidak terlihat, bentuk simetris
A : bunyi jantung normal, Irama jantung reguler
Paru
P : nyeri tekan dada sebelah kiri
A : terdengan ronchi dada sebelah kiri
Payudara dan Ketiak
I : tidak ada luka, distribusi warna normal, warna kulit coklat
Posterior
Tidak terkaji
8. Abdomen
I : warna coklat, tidak terdapat luka, warna kulit merata dan bentuk simetris
9. Genetalia dan
Anus Tidak terkaji
10. Ekstremitas
Ekstremitas
atas
Kekuatan otot 4, pergerakan sendi normal, terpasang infus d5 sebelah kiri
Ekstremitas bawah
Kekuatan otot 4, pergerakan sendi normal
V. Terapi
Tanggal : Jam :
Pasien di berikan infus D5 pada tanggal 4 september pukul 12.30
Antrain pada tanggal 4 September pukul 12.30
Pungsi pada tanggal 4 sebtember pukul 14.00
Deskripsi Terapi
MCV 80 – 96 % 80,8
MCH 27 – 31 Fl 28,3
……………, ….................................
Pengambil Data,
( )
NIM.
ANALISIS DATA
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)
Tanggal
No Diagnosis Keperawatan Keterangan
perumusan
1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penuruan 4-9-2019
ekspansi paru yang di tandai dengan pasien pengatakan
sesak saat bernafas, terdengar ronchi, permafasan
menggunakan cuping hidung
3 Kedalaman inspirasi 3 √
6 Saturasi oksigen 3 √
7 Pernapasan cuping 3 √
hidung
Keterangan:
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
6 Akumulasi sputum 3 √
Keterangan:
1. Keluhan ekstrime
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
3 16.00 1. mengkaji nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, 1 pasien masih merasakan nyeri pada dada
frekuensi, kualifikasi, intensitas, beratnya nyeri dan sebelah kiri dan masih sering timbul saat
pencetus nyeri. bernafas
2. mengobservasi TTV 2. ttv pasien terutama pada nadi di
3. mengobservasi adanya petunjuk non verbal mengenai peroleh hasil 102x/menit
3. pasien sesekali meringis
ketidaknyamanan 4. pasien memahami tentang materiyang
4. Edukasi rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis di berikan mengenai teknik relaksasi
relaksasi yang tersedia (misanya, music, bernapas 5. pasien dan keluarga mengikuti intruksi
dengan ritme, dan relaksasi otot progresif) 6. pasien mengikuti intruksi untuk duduk
5. mencipiptakan lingkungan yang tenang dan tanpa yang nyaman
distraksi dengan lampu yang redup dan suhu lingkungan
7. pasien mampu engikuti intruksi
yang nyaman, jika memungkinkan
6. mendorong pasien untuk mengambi posisi yang nyaman meski belum sempurna
dengan pakaian loggar dan mata tertutup
7. meminta pasien untuk rileks dan merasakan sensasi
yang terjadi
10.00
1. irama pernafasan regular
1. Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan. 2. Dada simetris
3. Monitor kebisingan respirasi. 3 adanya ronchi
4. Membuka jalan napas. 4. pasien mengatakan lebih nyaman
5. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi. 5. dengan posisi setengah duduk pasien
7. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan merasa lebih nyaman
batuk
7. pasien belum bisa mengeluarkan secret
8. Instruksikan pasien untuk melakukan batuk efektif
8. pasien mampu melakukan batuk efektif