Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem informasi saat ini sangat banyak digunakan di hampir
seluruh bidang industri di Indonesia, dikarenakan perkembangan
teknologi, perubahan proses bisnis yang dinamis, dan kebutuhan data yang
akurat dalam mengambil keputusan dengan cepat dan tepat sangat penting
pada saat ini. Maka dari itu sangat diperlukan suatu sistem yang dapat
diintegrasikan sesuai dengan proses bisnis yang berjalan untuk mendukung
efisiensi dan efektifitas di dalam perusahaan. Tidak hanya perusahaan
yang bergerak dalam bidang manufaktur atau yang lainnya, salah satunya
rumah sakit yang bergerak dalam bidang kesehatan.
Bidang kesehatan sangat potensial untuk digabungkan dengan
sistem informasi yang dapat diintegrasikan dengan dukungan teknologi
terbaru. Penggabungan proses bisnis rumah sakit dengan teknologi yang
baik dapat dilakukan dengan implementasi suatu sistem informasi yang
terintegrasi secara menyeluruh atau biasa dikenal dengan Enterprise
Resource Planning (ERP), berdasarkan pernyataan Wang, Archer, & Pei
(2007), ERP yang diimplementasi di rumah sakit dapat disebut dengan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
Berdasarkan Peraturan Menkes RI (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia) Nomor 82 Tahun 2013 pasal 3 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), dijelaskan bahwa seluruh rumah sakit
di Indonesia wajib menggunakan SIMRS untuk memudahkan pertukaran
pertukaran dan menghasilkan informasi yang tepat, akurat, dan terbarukan
di dalam internal rumah sakit, antar rumah sakit, dan antar rumah sakit dan
kementrian kesehatan. Berdasarkan peraturan tersebut juga disebutkan
bahwa aplikasi SIMRS yang digunakan dapat berasal dari Kementrian
Kesehatan yang bersifat open-source ataupun dapat dibuat oleh rumah
sakit itu sendiri dan harus sesuai persyaratkan yang sudah ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan.

1
2

Ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang sudah menerapkan


SIMRS dalam operasionalnya, di wilayah sekitar Tangerang dan
Tangerang Selatan, RS XYZ cukup tepat untuk dijadikan sebagai obyek
penelitian dikarenakan RS XYZ sudah dikenal sebagai rumah sakit yang
menerapkan SIMRS dengan baik, dalam pelayanannya. Untuk itu kami
ingin meneliti faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan
(acceptances) dan penghalang (barriers) penggunaan SIMRS oleh
karyawan RS XYZ. Faktor-faktor ini sangat penting untuk menjadi dasar
pengembangan SIMRS untuk cabang lain di seluruh Indonesia dari RS
XYZ.
Penggunaan SIMRS di rumah sakit di Indonesia juga memiliki
beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penghalang dalam
penggunaannya. Berdasarkan peneilitian Rizky (2015), yang mengkaji
faktor penerimaan pengguna terhadap SIMRS di RS Pondok Indah dengan
menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) menyatakan
bahwa faktor Kemudahaan Penggunaan (Perceived Ease o Use) dan
Manfaat yang dirasakan (Perceived Usefulness) menjadi faktor penting
penerimaan SIMRS di RS tersebut. Sedangkan, berdasarkan Pinem,
Fajrina, Shandyaduhita, Handayani, & Hidayanto (2015), yang mengkaji
faktor penghalang pengguna (user barrier) terhadap SIMRS yang
terintegrasi antara rumah sakit di seluruh Indonesia dengan Kementrian
Kesehatan mengunakan Technology-Organizational-Environment (TOE)
Framework ditambah dengan faktor Financial menyatakan bahwa faktor
penghalang yang paling berpengaruh adalah (1) kurangnya kemampuan
pengguna untuk mengoperasikan SIMRS (lack of skilled human), (2) tidak
mau berubah menggunakan SIMRS (resistance to change), (3) rumitnya
proses bisnis di rumah sakit (business process complexity), (4) kurangnya
pengetahuan tentang sistem yang terintegrasi (lack of integration
knowledge), (5) kurangnya teknologi keamanan data (lack of data security
technology).
3

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan yang
akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunaan
SIMRS pada RS XYZ?
2. Apa faktor yang menjadi penghalang penggunaan SIMRS
pada RS XYZ?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian


Adapun yang menjadi ruang lingkup yang penulis tentukan dari
penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan faktor penerimaan
penggunaan SIMRS di RS XYZ.
2. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan faktor penghalang
penggunaan SIMRS di RS XYZ.
3. Responden dari penelitian dibatasi terhadap para
karyawan/personel kesehatan di rumah sakit pada bagian
keuangan, farmasi, laboratorium, IT, material management,
customer relation, rawat jalan, ward (bangsal), marketing dan
rekam medis.
4. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model
(TAM) sebagai model penelitian yang digunakan untuk
menguji tingkat pengaruh antar faktor penerimaan
penggunaan SIMRS dan menggunakan metode analisis
Strucutural Equation Model (SEM) dan menggunakan
aplikasi Partial Least Squares (PLS), dan untuk menentukan
prioritas penghalang penelitian ini menggunakan model
penelitian Technology-Environment-Organization (TOE)
framework serta menggunakan metode analisis Decision-
Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL).
4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Mengidentifikasi fakor-faktor penerimaan SIMRS (Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit) di RS XYZ.
2. Menentukan prioritas faktor-faktor penghalang yang dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIMRS).
3. Memberikan gambaran kondisi penggunaan SIMRS pada RS XYZ.

Adapun manfaat yang didapat berdasarkan penelitian ini untuk pihak


RS XYZ dan pihak penulis, yaitu:
1. Pihak rumah sakit mendapatkan referensi yang dapat dijadikan
pedoman saat mengimplementasi Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIMRS) di cabang RS XYZ lainya, sehingga pihak rumah sakit
dapat memaksimalkan tingkat adopsi dari penggunaan SIMRS.
2. Menyediakan pemahaman tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan dan penghalang penggunaan SIMRS
di Rumah Sakit.
3. Diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan
Literature dalam model penerimaan sistem yang baru.

1.5 Metode Penelitian


Dalam mengumpulkan data untuk memperoleh infromasi yang
dibutuhkan agar mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang ada
kami menggunakan metode kuantitatif dikarenakan dapat menghimpun data
secara sampling untuk mewakili seluruh populasi yang ada serta metode
kualitatif deskriptif karena hasil wawancara yang dianalisis untuk
menggambarkan kondisi SIMRS yang ada. Selain metode diatas kami juga
menggunakan metode lain yaitu dengan menggunakan metode penelitian
sebagai berikut.
5

1. Studi Pustaka
Dengan cara mencari referensi yang bersifat teoritis di perpustakaan
yang berkaitan dengan topik penelitian ini yang akan dijadikan sebagai
dasar dalam penyusunan skripsi.
2. Observasi
Penelitian akan dilakukan secara langsung dengan peninjauan
langsung ke lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dengan beberapa
cara :

a. Metode angket/kuisioner
Penelitian yang dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada
karyawan perusahaan.
b. Metode Wawancara
Mengajukan pertanyaan kepada karyawan bagian IT yang ada di RS
XYZ.

1.6 Hipotesis
Berikut dijabarkan hipotesis-hipotesis dalam lingkup
penerimaan SIMRS (Acceptance of HIS).

H1. Faktor Compatibility berpengaruh terhadap faktor


Perceived Usefulness.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Compatibility
berpengaruh terhadap faktor Perceived Usefulness.
H1: H0: Compability tidak berpengaruh dengan Perceived
Usefulness.
H1: Compatibility berpengaruh dengan Perceived
Usefulness.

H2. Faktor Compatibility berpengaruh terhadap faktor Ease of


Use.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Compatibility
berpengaruh terhadap faktor Ease of Use.
H2: H0: Compatibility tidak berpengaruh dengan Ease of Use.
6

H1: Compatibility berpengaruh dengan Ease of Use


diterima.

H3. Faktor Information Quality berpengaruh terhadap faktor


Perceived of Usefulness.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Information Quality
berpengaruh terhadap faktor Perceived of Usefulness.
H3: H0: Information Quality tidak berpengaruh dengan
Perceived of Usefulness.
H1: Information Quality berpengaruh dengan Perceived of
Usefulness.

H4. Faktor Information Quality berpengaruh terhadap faktor


Ease of Use.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Information Quality
berpengaruh terhadap faktor Ease of Use.
H4: H0: Information Quality tidak berpengaruh dengan Ease of
Use.
H1: Information Quality berpengaruh dengan Ease of Use
diterima.

H5. Faktor System Quality berpengaruh terhadap faktor


Perceived Usefulness.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor System Quality
berpengaruh terhadap faktor Perceived Usefulness.
H5: H0: System Quality tidak berpengaruh dengan Perceived
Usefulness.
H1: System Quality berpengaruh dengan Perceived
Usefulness.

H6. Faktor System Quality berpengaruh terhadap faktor Ease


of Use.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor System Quality
berpengaruh terhadap faktor Ease of Use.
7

H6: H0: System Quality tidak berpengaruh dengan Ease of Use.


H1: System Quality berpengaruh dengan Ease of Use.

H7. Faktor Information Security berpengaruh terhadap faktor


Ease of Use.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Information Security
berpengaruh terhadap faktor Perceived Usefulness.
H7: H0: Information Security tidak berpengaruh dengan
Perceived Usefulness.
H1: Information Security berpengaruh dengan Perceived
Usefulness.

H8. Faktor Information Security berpengaruh terhadap faktor


Ease of Use.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Information Security
berpengaruh terhadap faktor Ease of Use.
H8: H0: Information Security tidak berpengaruh dengan Ease of
Use.
H1: Information Security berpengaruh dengan Ease of Use.

H9. Faktor Ease of Use berpengaruh terhadap faktor Perceived


Usefulness.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Ease of Use berpengaruh
terhadap faktor Perceived Usefulness.
H9: H0: Ease of Use tidak berpengaruh dengan Perceived
Usefulness.
H1: Ease of Use berpengaruh dengan Perceived Usefulness.

H10. Faktor Ease of Use berpengaruh terhadap faktor


Acceptance of HIS.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Ease of Use berpengaruh
terhadap faktor Acceptance of HIS.
H10: H0: Ease of Use tidak berpengaruh dengan Acceptance of
HIS.
8

H1: Ease of Use berpengaruh dengan Acceptance of HIS.

H11. Faktor Perceived Usefulness berpengaruh terhadap faktor


Acceptance of HIS.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Perceived Usefulness
berpengaruh terhadap faktor Acceptance of HIS.
H11: H0: Perceived Usefulness tidak berpengaruh dengan
Acceptance of HIS.
H1: Perceived Usefulness berpengaruh dengan Acceptance
of HIS.

H12. Faktor Self-Efficacy berpengaruh terhadap faktor


Compatibility.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Self-Efficacy berpengaruh
terhadap faktor Compatibility.
H12: H0: Self-Efficacy tidak berpengaruh dengan Compatibility.
H1: Self-Efficacy berpengaruh dengan Compatibility.

H13. Faktor Self-Efficacy berpengaruh terhadap faktor


Information Quality.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Self-Efficacy berpengaruh
terhadap faktor Information Quality.
H13: H0: Self-Efficacy tidak berpengaruh dengan Information
Quality.
H1: Self-Efficacy berpengaruh dengan Information Quality.

H14. Faktor Self-Efficacy berpengaruh terhadap faktor System


Quality.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Self-Efficacy berpengaruh
terhadap faktor System Quality.
H14: H0: Self-Efficacy tidak berpengaruh dengan System Quality.
H1: Self Efficacy berpengaruh dengan System Quality.
9

H15. Faktor Self-Efficacy berpengaruh terhadap faktor


Information Security
Pernyataan ini menjelaskan bahwa faktor Self-Efficacy berpengaruh
terhadap faktor Information Security.
H15: H0: Self-Efficacy tidak berpengaruh dengan Information
Security.
H1: Self-Efficacy berpengaruh dengan Information Security
diterima.

1.7 Tinjauan Pustaka


Penelitian ini dibuat berdasarkan dari beberapa jurnal yang membahas
tentang penghalang dan penerimaan pengguna SIMRS, Electronic Medical Record
(EMR), Electronic Health Record (EHR), dan Enterprise Resource Planning (ERP)
di beberapa negara seperti Indonesia, Thailand, Amerika Serikat, Arab Saudi,
Hongkong, Tiongkok, Iran, dan Afrika Selatan.
Ada beberapa model penerimaan (acceptance model) untuk mengkaji faktor
penerimaan pengguna terhadap teknologi, namun, penulis memilih empat model
penerimaan yang paling efektif untuk menjawab faktor-faktor penerimaan terhadap
SIMRS di RS XYZ, dikarenakan model ini sering digunakan dibeberapa penelitian
yang mengkaji tentang penerimaan pengguna yaitu, Theory of Reasoned Action
(TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), Technology Acceptance Model
(TAM), Information Systems (IS) Success Model.
Theory of Reasoned Action (TRA) dikembangkan oleh Fishbein & Ajzen
(1975) yang membantu para peneliti untuk memahami dan memprediksi sikap dan
perilaku individu. Menurut Kasman & Carvallo (2013), teori tersebut paling
sering digunakan sebagi model teoritis dalam sistem informasi. Kinerja seseorang
mengenai perilaku tertentu ditentukan oleh tujuan untuk menjalankan perilaku,
dan tujuan tersebut ditentukan oleh sikap dan norma subyektif.
TPB merupakan perluasan dari TRA, yaitu dengan penambahan variabel
perceived behavioral control-selain perilaku dan norma subyektif, untuk
menerangkan situasi dimana individu tidak memiliki pengendalian terhadap
perilaku yang diinginkannya. Chau & Hu (2001), menggabungkan TPB dengan
10

TAM. Variabel pengendaliannya diukur dengan 3 indikator yaitu kemampuan,


pengetahuan, dan sumber daya yang dimiliki.
Untuk penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2015), membahas faktor
yang mempengaruhi penerimaan di RS Pondok Indah menggunakan TAM, yang
menghasilkan bahwa kemudahan penggunaan (Perceived of Each Use) dan
peningkatan kinerja (Perceived of Usefulness) berpengearuh terhadap penerimaan
SIMRS di RS Pondok Indah.
Information Systems (IS) Success Model menurut Delone & McLean (2003)
sebagai kerangka kerja dan model untuk mengukur variabel kompleks
ketergantungan dalam penelitian IS. Delone & McLean mempublikasikan kembali
D&M IS Success Model yang telah di update, dengan memasukkan service quality
sebagai salah satu variabel independen selain system quality dan information quality
yang mempengaruhi user satisfaction dalam mengukur kesuksesan suatu sistem
informasi. Penelitian dari Fakih, Winarno, Nugroho (2015) mengevaluasi billing
system di RSUD Dr R Soeprapto Cepu, dengan menggunakan model penelitian IS
Succes Model dan diintegrasikan dengan Technology Acceptance Model.
Berdasarkan pernyataan Pinem, Fajrina, Shandyaduhita, Handayani, &
Hidayanto (2015), bahwa model penerimaan Technology Acceptance Model (TAM)
merupakan model yang kuat untuk dijadikan variabel faktor penerimaan dalam
penelitian. TAM dihubungkan dari faktor technology yang terdiri dari:

Tabel 1.1 Faktor Penerimaan


Compatibility: Sejauh mana suatu Information Quality: Kualitas
inovasi dianggap sebagai konsisten informasi yang dihasilkan oleh perangkat
dengan nilai-nilai yang ada , kebutuhan lunak
, dan pengalaman dari pengadopsi
potensial
Perceived of Ease Use: Sejauh mana System Quality: Kualitas dari software
seseorang percaya bahwa menggunakan yang ada
sistem tertentu akan bebas dari upaya /
tingkat kemudahan terkait dengan
penggunaan sistem
Sumber: Handayani (2015)
11

Tabel 1.1 Faktor Penerimaan (Lanjutan)


Perceived Usefulness: Sejauh mana Information Security:
seseorang percaya bahwa menggunakan Mengukur pengaruh keamanan
sistem tertentu akan meningkatkan atau informasi mempengaruhi kemudahan
kinerja pekerjaan penggunaan dan peningkatan kinerja
Self Efficacy: : Sejauh mana seseorang
percaya bahwa pemahaman yang lebih
baik dan lebih banyak pengetahuan
tentang komputer,semakin besar
kemungkinan seseorang akan merasa ,
sebagai akibat dari tingkat kepercayaan
mereka.
Sumber: Handayani (2015)

Untuk metode penghitungan data dari faktor penerimaan penulis


menggunakan metode SEM, penulis menggunakan dikarenakan SEM (Structural
Equation Modeling) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola
hubungan antara konstruk laten dan indikatornya, konstruk laten yang satu dengan
lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM memungkinkan
dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara
langsung (Hair, Ringle, & Sarstedt, 2011).
Untuk faktor-faktor penghalang penggunaan SIMRS, penulis
menggunakan Technology-Organizational-Environment (TOE) Framework,
karena berdasarkan kajian dari Pinem, Fajrina, Shandyaduhita, Handayani, &
Hidayanto (2015), TOE Framework merupakan model yang dapat digunakan
sebagai model untuk mencari faktor penerimaan ataupun penghalang dalam
penggunaan teknologi, ditambah banyak penelitian yang menggunakan faktor
teknologi, organisasi, dan lingkungan (environment) untuk mengkaji faktor
penghalang penggunaan teknologi Dalam penelitian ini, penulis melihat TOE
Framework dari sisi penghalang dalam penggunaan teknologi. Seperti penelitian
Khalifa (2013) yang mengkaji faktor penghalang penggunaan SIMRS di Arab
Saudi menggunakan TOE Framework, dan Boonstra & Broekhuis (2010), dalam
penelitiannya mengkaji faktor penghalang penggunaan Electronic Medical
Record (EMR) menggunakan faktor teknologi, organisasi, dan lingkungan.
12

Untuk mengolah data dari faktor penghalang pengguna, penulis


memutuskan untuk menggunakan metode Decision-Making Trial and Evaluation
Laboratory (DEMATEL). DEMATEL pertama kali dikembangkan oleh The
Science and Human Affairs Program of the Battelle Memorial Institute of Geneve
antara tahun 1972-1976. Tujuan utama dikembangkannya DEMATEL adalah
untuk mempelajari dan mencari penyelesaian permasalahan yang rumit dan saling
berkaitan satu sama lain Tzeng, Chiang, & Li (2007). Dalam penelitian ini
DEMATEL digunakan untuk menentukan faktor-faktor apa yang memiliki
pengaruh paling signifikan yang menjadi penghalang penggunaan SIMRS di RS
XYZ. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nathan (2013), tentang menentukan
faktor adopsi penggunaan cloud menggunakan model DEMATEL dalam
menentukan faktor yang paling mempengaruhi perusahaan menggunakan
teknologi cloud.
Teori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini
berdasarkan pengetahuan dan pandangan terkait yang sudah ada sebelumnya.
Kemudian teori-teori ini akan dihubungkan dengan proses penelitian yang dilakukan
oleh penulis untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan penelitian ini.

1.8 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi lima bab yang akan
berkaitan satu sama lain, yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini akan berisi mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi yang digunakan selama
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan yang digunakan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI


Bab kedua mencakup teori-teori yang digunakan penulis untuk penelitian.
Bab ini juga menjelaskan kerangka kerja yang berkaitan dengan penelitian
sebelumnya, mencakup definisi setiap variabel. Bab ini juga menjelaskan temuan
yang sama dari penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.
13

BAB 3 : METODE PENELITIAN


Bab ketiga ada menjelaskan tujuan utama dari penelitian ini dan merincikan
metode yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini. Selanjutnya penulis
akan menjelaskan langkah-langkah penulis mendapatkan temuan penelitian.

BAB 4 : ANALISIS DAN BAHASAN


Bab ini meneliti hasil penelitian berdasarkan informasi yang telah
dikumpulkan. Disamping itu, bab ini juga membahas tentang detail demografi
responden, uji validitas dan realibilitas dari setiap variabel, dan pengolahan data
kuesioner menggunakan metode SEM untuk faktor penerimaan dan metode
DEMATEL untuk faktor penghalang.

BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan berisi simpulan yang di dapat dari hasil rancangan penulis pada
perusahaan dan juga memberikan saran dan rekomendasi yang dapat digunakan
perusahaan untuk pengembangan selanjutnya.
14

Anda mungkin juga menyukai