TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rumah Sakit
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Amalia, 2003).
7
8
rehabilitatif.
2009 pasal 5 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai fungsi sebagai
berikut:
kebutuhan medis.
kesehatan.
kesehatan.
diklasifikasikan menjadi :
9
spesialis dasar.
2009 pasal 33 tentang rumah sakit, setiap rumah sakit harus memiliki
paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit,
keuangan.
10
Rumah Sakit dibentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT) yang merupakan
terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di rumah
penggunaan obat.
(dua) bulan sekali dan untuk Rumah Sakit besar rapat diadakan sekali
dalam satu bulan. Rapat TFT dapat mengundang pakar dari dalam
maupun dari luar Rumah Sakit yang dapat memberikan masukan bagi
Sakit.
yang rasional.
dikehendaki.
di Rumah Sakit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di suatu rumah
sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang
medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu, dan
mutu.
bahan medis habis pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien.
13
risiko.
pelayanan kefarmasian.
pakai.
Rumah Sakit.
berlaku.
kefarmasian.
memungkinkan).
pakai.
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang sudah tidak dapat
digunakan.
15
obat.
keluarga pasien.
pakai.
lain.
stabil.
kefarmasian yang sesuai dengan beban kerja dan petugas penunjang lain
2014).
2014) :
2) Persyaratan SDM
2014).
18
(Permenkes, 2014).
pakai.
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bertujuan
habis pakai.
pasien).
Sakit.
kesejahteraan pegawai.
Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) atau Look Alike Sound Alike
(LASA).
atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat
a) Pemilihan
b) Perencanaan
mempertimbangkan:
c) Pengadaan
kefarmasian.
i. Pembelian.
d) Penerimaan
dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan
e) Penyimpanan
ii. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi
keselamatan.
pengambilan obat.
f) Pendistribusian
pelayanan.
26
cara:
penarikan.
h) Pengendalian
moving)
28
i) Administrasi
penghapusan.
error).
c) Rekonsiliasi Obat
dan sebaliknya.
Rumah Sakit.
e) Konseling
f) Visite
kondisi pasien dan memeriksa terapi obat dari rekam medik atau
sumber lain.
pemberian obat.
3. Perencanaan
dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien
reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan
yaitu:
a. Metode konsumsi
perlu dilakukan analisis trend (regresi linier) pemakaian obat tiga tahun
2) Stok awal
3) Penerimaan
4) Pengeluaran
5) Sisa stok
7) Kekosongan obat
(Dirjen, 2010):
AA==((BB++CC++DD))--EE
Keterangan :
A = Rencana pengadaan
E = Sisa stok
35
maupun standar pengobatan, jika data konsumsi dicatat dengan baik, pola
metode konsumsi adalah data konsumsi, data obat dan data jumlah
tidak dapat diandalkan jika terjadi kekurangan stok obat lebih dari 3
bulan, obat yang berlebih atau ada obat yang hilang, pencatatan data
2010).
waktu dan tenaga yang terampil, data penyakit sulit diperoleh secara pasti
36
baik, pola penyakit dan pola preskripsi tidak selalu sama, dapat terjadi
c. Metode kombinasi
obat atau alat kesehatan yang mana telah mempunyai data konsumsi yang
jelas namun semua kasus penyakit cenderung berubah (naik atau turun)
(Febriawati, 2008).
2008).
37
tapi mempunyai nilai investasi sekitar 70% dari total nilai inventory.
tapi mempunyai nilai investasi sekitar 20% dari total nilai inventory.
5) Atur daftar list secara desending dengan nilai harga tertinggi berada
di atas.
harga.
1) Kelompok A
bulan.
38
akurat.
keputusan.
2) Kelompok B
3) Kelompok C
b. Analisis VEN
kepada dampak tiap jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang
1) Vital (V)
saving drugs), obat untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat untuk
2) Esensial (E)
3) Non-esensial (N)
(Febriawati, 2008).
d. Analisis perencanaan obat dengan metode ABC Indeks Kritis (ABC IK)