Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kelenjar tiroid mempertahankan tingkat metabolism di berbagai


jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid
merangsang konsumsi oksigen pada sebagaian besar sel di tubuh, membantu
mengatur metabolisme lemak dan karbohi-drat, dan penting untuk pertumbuhan
dan pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak bagikehidupan, tetapi
ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik,
berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul
retardasi mentaldan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan
menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardi, tremor, dan kelebihan
pembentukan panas.Fungsi tiroiddiatur oleh hormon perangsang tiroid (Thyroid
stimulating hormon = TSH) dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon
tropik ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorlangsung kadar hormon
tiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui
mekanisme neural yang bekerja melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan-
perubahan pada lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyesuaian
kecep-atan sekresi tiroid.

1|SAYA CEMAS
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui struktur anatomis kelenjar tiroid


2. Untuk mengetahui struktur fisiologis kelenjar tiroid
3. Untuk mengetahui tentang pengontoralan sekresi hormon tiroid
4. Untuk mengetahui tentang penyakit terjadi pada scenario
5. Untuk mengetahui diagnosa pasti pada scenario

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari laporan ini, yaitu:


1. Agar mahasiswa dapat memahami struktur anatomis kelenjar tiroid
2. Agar mahasiswa dapat memahami struktur fisiologis kelenjar tiroid

3. Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengontoralan sekresi hormon


tiroid
4. Agar mahasiswa dapat memahami tentang penyakit terjadi pada scenario
5. Agar mahasiswa dapat memahami diagnosa pasti pada scenario

2|SAYA CEMAS
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Hari / Tanggal Sesi 1 : Kamis, 13 Juni 2019

Hari / Tanggal Sesi 2 : Jumat, 14 Juni 2019

Tutor : dr. Fachrudi Hanafi,M.Epid

Moderator : Irham Hari Purnama

Sekretaris : Avindha Deviana Prabawatie

2.2 Skenario
SAYA CEMAS
Ny N berusia 39 tahun kedokter peraktik umum untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin,pemeriksaan sebelumnya tidak ditemukan
kelainan namun beberapa bulan terakhir Ny N sering merasa gugup,cemas
setiep waktu dengan jantung ber debar-debar sering berkeringat ketika
suasana dingin atau nyaman saat dokter menanyakan kondisi ,dia mengeluh
diare dan badan semakin kurus meskipun makan seperti biasa disertai haid
tidak teraktur .Tidak memiliki riwayat depresi atau gangguan kecemasan
dan tidak meminum obat apapun pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 150/80 mmhg,denyut nadi 110 kali\menit,tremor ringan dan refluk
fisiologis meningkat disemua extremitas dan pembesaran kelenjar tiroid dan
hasil laboraturium menunjukan kadar TSHS sebesar 0.001 MIU\ML.

3|SAYA CEMAS
2.3 Pembahasan LBM
I. Klarifikasi Istilah
1. Gemetaran : salah satu dari manifestasi klinis dari penyakit hipertiroid
yang dikarenakan kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara
berlebihan (Guyton and Hall, 2014).
II. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana struktur anatomi kelenjar tiroid ?
2. Bagaimana struktur fisiologi hormon tiroid ?
3. Bagaimana interprestasi pemeriksaan fisik?
4. Hormon apa saja yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan efeknya ?
5. Mekanisme keluhan di skenario?
III.Brainstorming
1. Bagaimana struktur anatomi kelenjar tiroid ?

4|SAYA CEMAS
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus jaringan endokrin yang
dihubungkan di tengah oleh suatu bagian sempit kelenjar, ismus,
sehingga organ ini tampak seperti dasi kupu-kupu (Sharewood, 2013).
Glandula thyroidea memiliki aliran darah melalui A. Thyroidea
superior cabang dari A. Carotis externa dan A. Thyroidea inferior dari
A. Subclavia.V. thyroidea superior dan media bermuara ke dalam V.
Jugularis interna. Sedangkan V. Thyroidea inferior membawa darah ke
dalam V. Brachiocephalica sinistra (Tortora dkk., 2012)

Secara normal adaempat buah kelenjar paratiroid pada manusia;


yang terletak tepatdi belakang kelenjar tiroid-satu kelenjar di belakang
setiap kutubatas dan kutub bawah kelenjar tiroid.Hormon paratiroid
(PTH) menyediakan mekanisme yang kuatuntuk mengatur konsentrasi
kalsium dan fosfat ekstrasel lewatpengaturan reabsorpsi di usus,
ekskresi di ginjal, danpertukaran ion-ion tersebut antara cairan
ekstraselular dantulang.kelenjar paratiroidorang dewasa terutama
mengandung sel utama (chief cell) dan seloksifil. PTH diyakini
disekresikan oleh selutama.(Tortora, GJ.,Derrickson, B.2012).

5|SAYA CEMAS
2. Bagaimana struktur fisiologi hormon tiroid ?
Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme hampirseluruh
jaringan tubuh. Bila sekresi hormon ini banyak sekali,maka kecepatan
metabolisme basal meningkat sampai setinggi 60sampai 100 persen di
atas nilai normal. Kecepatan penggunaanmakanan sebagai energi juga
sangat meningkat. Walaupunkecepatan sintesis protein pada saat itu
meningkat, pada saat yangsama, kecepatan katabolisme protein juga
meningkat.
hormon tiroid berkaitan erat dengan efek metabolic hormoneini secara
keseluruhan. peningkatan aktivitas metabolicmenyebabkan
peningkatan produksi panas.
Pada manusia, efek hormon tiroid terhadap pertumbuhanlebih nyata
terutama pada masa pertumbuhan anak-anak. Padapasien
hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan menjadi sangatterbelakang.
Pada pasien hipertiroidisme, sering kali terjadipertumbuhan tulang
yang sangat berlebihan, sehingga anak tadimenjadi lebih tinggi
daripada anak lainnya. Akan tetapi, tulangjuga menjadi matang lebih
cepat dan epifisisnya sudah menutuppada usia yang relatif muda,
sehingga durasi pertumbuhanmenjadi lebih singkat dan tinggi badan
saat dewasa mungkinmalah lebih pendek.
Setiap efek yang serupa denganyang ditimbulkan olehsistem saraf
simpatis dikenal sebagaiefek simpatomimetik (menyerupaisimpatis).
Hormon tiroid meningkatkan responsivitas selsasaran terhadap
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin),karena bertambahnya
reseptor adrenergi-beta miokard, otot skelet, lemak dan limfosit, efek
pasca reseptor dan menurunnya reseptor adrenergik-alfa miokard,
maka sensitivitas katekolamin tinggi pada hipertiroid dan sebaliknya
pada hipotiroid. Caraka kimiawi yang digunakan oleh sistem saraf

6|SAYA CEMAS
simpatis danpenguatan hormonalnya dari medula adrenal. Hormon
tiroid meningkatkan kecepatan jantung dan kekuatankontraksi
sehingga curah jantung meningkat.
PTH atau partiroid hormon telah dapat diisolasidalam bentuk murni.
Hormon paratiroid pertama kali dibentukdi ribosom dalam bentuk
praprohormon, suatu rantai polipeptida yang terdiri atas 110 asam
amino. Praprohormon ini diubahpertama kali menjadi suatu
prohormon dengan 90 asam amino,kemudian diubah menjadi hormon
itu sendiri dengan 84 asamamino oleh retikulum endoplasma dan
aparatus Golgi, danakhirnya dibentuk dalam granula-granula sekretori
di dalamsitoplasma sel.
PTH mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkanabsorpsi
kalsium dan fosfat. Tahap yang pertama merupakansuatu tahap cepat
yang dimulai dalam waktu beberapa menitdan meningkat secara
progresif dalam beberapa jam. Tahap inidisebabkan oleh aktivasi sel-
sel tulang yang sudah ada(terutama osteosit) untuk meningkatkan
absorpsi kalsium danfosfat. Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih
lambat, danmembutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan
beberapaminggu untuk menjadi berkembang penuh; fase ini
disebabkanoleh adanya proses proliferasi osteoklas, yang diikuti
dengansangat meningkatnya reabsorpsi osteoklastik pada
tulangsendiri, jadi bukan hanya absorpsi garam fosfat kalsium
daritulang.
Pemberian PTH menyebabkan pelepasan fosfat dengan cepat kedalam
urine karena efek hormon tersebut yang menyebabkanberkurangnya
reabsorpsi ion fosfat di tubulus proksimal.PTH juga meningkatkan
reabsorpsi kalsium di tubulus ginjalpada waktu yang sama dengan
berkurangnya reabsorpsi fosfatoleh hormon paratiroid. Selain itu,
hormon ini meningkatkankecepatan reabsorpsi ion magnesium dan ion

7|SAYA CEMAS
hidrogen, saathormon ini mengurangi reabsorpsi ion natrium, kalium
dan asamamino dengan cara yang sangat mirip seperti hormon
paratiroidmemengaruhi fosfat. Peningkatan absorpsi kalsium
terutamaterjadi di bagian akhir tubulus ginjal, duktus koligens, bagian
awalduktus koligens, dan mungkin berlanjut ke ansa Henle asenden
(Guyton and Hall, 2014).
3. Interprestasi pemeriksaan fisik ?
 Tekanan darah 150\80 terkena hipertensi
 Nadi 110 kali\menit, terkena takikardi
 Tremor ringanpeningkatan hormon tiroid
 TSHS 0,001 MIU\MLpenurunan (normalnya 0,25-5 MIU/ML)

4. Hormon apa saja yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan efeknya.?

Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid terdiri atas :

Tirodontironin, berfungsi mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan, dan kegiatan sistem saraf.

1. Kalsitonin, berfungsi menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara


mempercepat absorbsi kalsium oleh tulang.
2. Tiroksin, merupaka hormon penting yang dihasilkan oleh kelenjar gondok
atau tiroid. Hormon tiroksi berfngsi dalam mengatur metabolisme dalam
tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Hormon-hormon ini bertindak seperti pembawa pesan kimia dan
memberikan instruksi ke berbagai jaringan dan organ (organ target) melalui
aliran darah.Sel-sel dalam organ-organ ini kemudian menggunakan hormon
tiroid dan menanggapi dengan mempercepat atau memperlambat kegiatan
mereka.Secara keseluruhan, kelenjar tiroid bertanggung jawab untuk
kecepatan metabolisme (metabolisme dan proses kimia) dalam tubuh kita,
dengan mempengaruhi setiap sistem sel, jaringan, organ dan organ.Kelenjar

8|SAYA CEMAS
tiroid oleh karenanya sangat penting bagi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan.
Selain itu hormon tiroid juga mempengaruhi suhu tubuh dan sirkulasi,
nafsu makan, tingkat energi, pertumbuhan, perkembangan tulang, otot dan
kelincahan, tingkat jantung (kekuatan dan output), keseimbangan cairan,
kadar gula darah, fungsi sistem saraf pusat, fungsi usus, lemak darah
(kolesterol ) tingkat, dan regulasi lemak, karbohidrat dan protein dalam semua
sel (Sharewood, 2013).
5. Mekanisme keluhan di skenario ?
a. Faktor hormon
Perubahan hormon di dalam tubuh bisa berpengaruh pada tiroid kita.
Contoh yang paling sering adalah ketika hamil, setelah melahirkan , pada
masa menjelang menopause, atau selama periode haid sudah berhenti, akan
timbul banyak pengaruh pada kelenjar tiroid.
b. Berkeringat
Salah satu enzim yang aktivitasnya meningkat sebagai respons terhadap
hormon tiroid adalah Na+-K+-ATPase. Na+-K+-ATPase ini selanjutnya
meningkatkan kecepatan transpor, baik ion natrium maupun kalium, melalui
membran sel di beberapa jaringan. Oleh karena proses ini menggunakan
energi dan meningkatkan jumlah panas yang dibentuk di dalam tubuh, telah
diduga bahwa proses ini mungkin merupakan salah satu mekanisme
peningkatan kecepatan metabolisme tubuh oleh hormon tiroid.
Sesungguhnya, hormon tiroid juga menyebabkan membran sel dan sebagian
besar sel menjadi mudah dilewati oleh ion natrium, yang selanjutnya akan
mengaktifkan pompa natrium dan lebih jauh lagi meningkatkan
pembentukan panas (Guyton and Hall, 2014).
c. Berdebar-debar
T3 merangsang transkripsi dari rantai berat alfamiosin dan
menghambat rantai. Berat beta miosin, memperbaiki kontraktilitas otot

9|SAYA CEMAS
jantung. T3 juga meningkatkan transkripsi dari Ca2+ ATPase dalam
retikulum sarkoplasmik, meningkatkan kontraksi diastolik jantung;
mengubah isoform dari gen Na+ -K+ ATPase gen; dan meningkatkan
reseptor adrenergik-beta dan konsentrasi protein G. Dengan demikian,
hormon tiroid mempunyai efek inotropik dan kronotropik yang nyata
terhadap jantung. Hal ini merupakan penyebab dari keluaran jantung dan
peningkatan nadi yang nyata pada hipertiroidisme dan kebalikannya pada
hipotiroidisme (Anwar, 2005).
d. Gemetaran
Hormon tiroid meningkatkan jumlah reseptor adrenergik-beta dalam
otot jantung, otot skeletal, jaringan adiposa, dan limfosit.Mereka juga
menurunkan reseptor adrenergik-alfa miokardial.Di samping itu; mereka
juga dapat memperbesar aksi katekolamin pada tempat
pascareseptor.Dengan demikian, kepekaan saraf yang mengatur tonus otot
terhadap katekolamin sehingga menyebabkan tremor halus (Guyton and
Hall, 2014).
e. Pemarah
Pada umumnya, hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir,
tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran, dan sebaliknya,
berkurangnya hormon tiroid akan menurunkan fungsi ini. Pasien hipertiroid
cenderung menjadi sangat cemas dan psikoneurotik, seperti kompleks
ansietas, kecemasan yang sangat berlebihan, atau paranoia (Guton and Hall,
2014)

10 | S A Y A C E M A S
IV. Rangkuman Permasalahan

Cemas

Graves Disease Hipertiroid Hipotiroid

Penatalaksanaan

11 | S A Y A C E M A S
V. Referensi
1. Tortora, GJ.,Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and
Physiology 12th Ed. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
2. Sherwood, L. (2013). FisiologiManusia Dari SelKeSistem Ed. 8.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Djokomoeljanto, R. KelenjarTiroid, Hipotiroidisme,
danHipertiroidisme. Dalam: Sudoyo, AW., et al, editor. (2009).
BukuAjarIlmuPenyakitDalamJilid III Ed. V. Jakarta: Pusat
PenerbitanIlmuPenyakitDalam FKUI.
4. Sutjahjo, A., Tjokroprawiro, A. Tiroktoksikosis. Dalam:
Tjokroprawiro, A., et al. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit
DalamEdisi 2. Surabaya: Airlangga University Press (AUP).
VI. Learning Issue

1. Diagnosis banding di skenario


2. Diagnosis kerja di skenario

VII. Pembahasan Learning Issue

Diagnosis banding

1. Graves disease
A. Definisi
Graves adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang
menyebabkan kelenjar tiroid menjadi agresif, Penyakit Graves
adalah salah satu penyakit yang lebih sering menyerang wanita
dibandingkan pria (Djokomoeljanto,2009).
B. Etiologi

12 | S A Y A C E M A S
Penyakit Graves disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan
tubuh, dikenal sebagai penyakit autoimun. Kondisi ini
menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dalam
tubuh Anda secara perlahan dan mengakibatkan kelainan pada
kelenjar tiroid. Itulah mengapa kelenjar tiroid mengeluarkan
hormon lebih banyak dari biasanya.Penyakit Graves adalah salah
satu penyakit yang bisa diturunkan. Meski begitu, penyakit ini
tidak menular.

C. Gejala klinis

 Cemas
 Sering merasa sangat lelah, lemas, dan tidak bertenaga
 Dada lebih besar dari biasanya (pada laki-laki)
 Konsentrasi menurun atau sulit untuk konsentrasi
 Masalah pada penglihatan, pandangan tampak kabur atau
ganda (1 objek terlihat ada 2)
 Tonjolan bola mata (exophthalmia)
 Muncul gondok
 Sering buang air kecil
 Mudah berkeringat
 Siklus menstruasi tidak teratur
 Jantung berdebar-debar atau detak jantung yang cepat
 Tubuh gemetaran
 Berat badan turun drastis

2. Hipotiroid
A. Definisi

13 | S A Y A C E M A S
Hipotiroidisme merupakan suatu kelainan pada kelenjar tiroid
yang mengakibatkan kelenjar tersebut tidak dapat menghasilkan
hormon dalam jumlah yang cukup.Jika seseorang menderita
hipotiroidisme, proses metabolisme tubuh akan melambat sehingga
energi yang diproduksi oleh tubuh akan berkurang
(Djokomoeljanto,2009).

B. Penyebab Hipotiroidisme

Penyebab terjadinya hipotiroidisme pada seseorang sangat


bervariasi, termasuk di antaranya adalah akibat efek samping terapi,
radioterapi, pembedahan, dan penyakit autoimun. Beberapa penyebab
hipotiroidisme yang sering terjadi adalah:

 Efek samping pengobatan hipertiroidisme. Hipertiroidisme


merupakan penyakit yang menyebabkan seseorang memproduksi
hormon tiroid berlebihan dari kadar normal. Pengobatan
hipertiroidisme seringkali menggunakan iodin radioaktif dan obat-
obatan antitiroid. Akan tetapi, terkadang muncul efek samping dari
pengobatan tersebut yang justru menyebabkan seseorang terkena
hipotiroidisme.
 Pembedahan tiroid. Pembedahan kelenjar tiroid dapat
menyebabkan seseorang kehilangan sebagian kelenjar tiroid. Hal
itu mengakibatkan produksi hormon tiroid menjadi terhambat
sehingga terkena hipotiroidisme, serta perlu mendapatkan hormon
tiroid seumur hidupnya.
 Efek samping obat-obatan. Beberapa efek samping dari obat-
obatan dapat menyebabkan hipotiroidisme, contohnya adalah obat
lithium yang digunakan untuk mengobati gangguan kejiwaan.

14 | S A Y A C E M A S
 Radioterapi. Radioterapi, khususnya yang diberikan ke daerah
leher, dapat mengganggu kinerja kelenjar tiroid dan menyebabkan
hipotiroidisme.
 Penyakit autoimun. Penyakit autoimun, terutama penyakit
tiroiditis Hashimoto, merupakan penyebab hipotiroidisme paling
umum. Penyakit autoimun Hashimoto akan menyebabkan sistem
imun menyerang tubuh sendiri, khususnya kelenjar tiroid. Hal
tersebut menyebabkan produksi hormon tiroid terganggu sehingga
memicu hipotiroidisme. Belum dapat dijelaskan penyebab utama
penyakit autoimun tersebut.

Beberapa penyebab hipotiroidisme yang mungkin terjadi, namun


jarang muncul adalah:

 Kelainan kongenital. Beberapa bayi dilahirkan dengan kelainan


pada kelenjar tiroidnya atau bahkan tidak memiliki kelenjar tiroid
sama sekali. Pada beberapa kasus, bayi lahir dengan kelenjar
tiroid, namun tidak berkembang dengan baik seiring bertambahnya
usia bayi. Bayi dengan kelainan tiroid kongenital seringkali terlihat
normal pada awal pertumbuhan.
 Kekurangan yodium. Yodium (iodin) diperlukan untuk membuat
hormon T3 dan T4. Kekurangan yodium dapat memicu
hipotiroidisme. Sebaliknya juga, terlalu banyak mengonsumsi
yodium juga justru dapat memicu hipotiroidisme.
 Kelainan kelenjar hipofisis. Kekurangan hormon TSH yang
diproduksi oleh kelenjar hipofisis dapat menyebabkan
hipotiroidisme. Kasus kelainan ini seringkali disebabkan oleh
tumor jinak di kelenjar hipofisis.

15 | S A Y A C E M A S
 Kehamilan. Beberapa wanita hamil dapat mengalami
hipotiroidisme selama atau setelah masa kehamilan (hipotiroidisme
postpartum). Hipotiroidisme postpartum disebabkan oleh antibodi
ibu hamil yang justru menyerang tubuh sendiri, termasuk kelenjar
tiroid. Jika tidak diobati, hipotiroidisme pada ibu hamil dapat
meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan
preeklampsia.

C. Klarifikasi

Hipotirioidisme dibagi menjadi dua, yaitu hipotiroidisme


primer dan sekunder.

Hipotiroidisme primer terjadi karena kelenjar tiroid tidak


memproduksi hormon tiroid yang cukup akibat kelainan kelenjar
tiroid.Hipotiroidisme sekunder terjadi pada saat kelenjar tiroid dalam
keadaan normal, namun tidak menerima hormon pemicu tiroid (TSH)
yang cukup dari kelenjar hipofisis (pituitari).

Kelenjar tiroid menggunakan yodium sebagai bahan baku


untuk membuat hormon. Hormon yang paling utama yang dihasilkan
oleh kelenjar ini adalah Triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4).Kadar
hormon T4 dalam darah jauh lebih besar dari T3. Akan tetapi, T4 akan
diubah menjadi T3 yang memiliki aktivitas hormon lebih tinggi.

Seringkali hipotiroidisme bersifat asimptomatik pada usia


muda dan stadium awal. Akan tetapi, semakin lama seseorang
menderita hipotiroidisme, gejala-gejala akan muncul perlahan.
Hipotiroidisme dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan
seperti obesitas, nyeri sendi, kemandulan, dan penyakit jantung.

16 | S A Y A C E M A S
C. Gejala Hipotiroidisme

Tanda-tanda dan gejala hipotiroidisme berbeda-beda pada


setiap orang, tergantung tingkat keparahan hipotiroidisme yang
diderita. Beberapa gejala hipotiroidisme yang umum ditemukan antara
lain adalah:

 Tenggorokan kering.
 Wajah membengkak.
 Kulit kering.
 Berat badan meningkat tanpa penyebab yang jelas.
 Lelah dan letih.
 Lebih sensitif terhadap cuaca dingin.
 Gangguan ingatan.
 Depresi.
 Detak jantung melambat.
 Nyeri, kaku, dan pembengkakan pada sendi.
 Lemah otot.
 Kadar kolesterol dalam darah meningkat.
 Rambut rontok.
 Kesemutan dan gejala saraf terjepit.
 Penglihatan kabur.
 Pendengaran berkurang.

17 | S A Y A C E M A S
3. Hipertiroid

A. Definisi

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kadar hormon tiroksin di dalam tubuh


sangat tinggi. Hormon tiroksin dihasilkan oleh kelenjar tiroid, dan berperan
dalam berbagai proses metabolisme. Oleh sebab itu, gangguan pada hormon ini
akan menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.

Hipertiroidisme lebih cenderung terjadi pada wanita. Kondisi ini bisa muncul
pada usia berapapun, termasuk ketika masih anak-anak. Tapi biasanya muncul
ketika memasuki usia 20-40 tahun (Tjokroprawiro, 2015).

B. Etiologi

Kelenjar tiroid memproduksi dua jenis hormon, yaitu triiodotiroin (T3) dan
tiroksin (T4). Setiap hormon berfungsi untuk mengatur sel dan cara kerja tubuh.
Umumnya, kelenjar tiroid akan memproduksi hormon dalam jumlah yang tepat.
Namun dalam kondisi tertentu, produksi hormon dapat dilakukan secara
berlebih, terutama tiroksin (T4).

Banyaknya hormon tiroksin yang diproduksi kelenjar tiroid dalam tubuh bisa
disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyakit Graves, obat amiodaron,
suplemen iodine, nodul tiroid, kanker tiroid, tiroiditis, kehamilan atau tumor
adenoma hiposisis.

Penyakit Graves

Hipertiroidisme kebanyakan disebabkan oleh penyakit Graves, yaitu suatu


kondisi yang terjadi akibat kelainan sistem autoimun yang menyerang tubuh dan
meningkatkan produksi hormon tiroksin pada kelenjar tiroid. Penyakit Graves

18 | S A Y A C E M A S
bisa muncul pada usia berapa pun, terutama pada wanita usia 20-40 tahun. Belum
diketahui kondisi apa yang menyebabkan kelainan autoimun terjadi, tetapi faktor
lingkungan dan keturunan dianggap berperan pada kemunculan kelainan ini.
Selain hipertiroidisme, penyakit Graves juga dapat mengakibatkan penglihatan
menjadi tidak nyaman dan kabur. Hal tersebut ditandai dengan bola mata yang
terlihat menonjol keluar.

 Tiroiditis
Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, atau saat tubuh memproduksi antibodi yang dapat merusak
kelenjar tiroid. Kerusakan ini dapat menyebabkan kebocoran hormon tiroksin
yang pada akhirnya menyebabkan hipertiroidisme.
 Nodultiroid
Nodul tiroid adalah gumpalan yang terbentuk di dalam kelenjar tiroid tanpa
sebab yang jelas. Meski bersifat jinak dan tidak menyebabkan kanker, nodul
bisa mengandung jaringan tiroid yang abnormal.Gumpalan ini berdampak
kepada peningkatan produksi tiroksin dalam tubuh dan berakibat pada
hipertiroidisme, khususnya pada penderita berusia diatas 60 tahun.
 Efeksampingobat
Untuk memproduksi hormon tiroksin, kelenjar tiroid membutuhkan iodine
yang terkandung di dalam makanan. Hormon tiroksin akan menjadi terlalu
banyak dan  akhirnya menyebabkan hipertiroidisme jika seseorang
mengonsumsi suplemen iodine atau obat yang mengandung zat tersebut
(contohnya amiodarone). Amiodarone merupakan obat yang digunakan untuk
mengatasi detak jantung yang tidak beraturan (aritmia). Umumnya,
hipertiroidisme akan membaik saat pengobatan dihentikan. Namun, proses
penurunan kadar hormon akan memakan waktu beberapa bulan.
 Kankertiroid
Kanker tiroid tergolong sangat langka. Jika sel-sel yang mengalami keganasan

19 | S A Y A C E M A S
mulai menghasilkan banyak hormon tiroksin, maka penderitanya bisa
mengalami hipertiroidisme. Kondisi ini umumnya menyerang penderita
berusia 30 tahun ke atas dan dapat dipulihkan.
 Kehamilan
Saat hamil, wanita mengalami peningkatan kadar hormon human chorionic
gonadotropin (hCG). Hormon ini dapat memicu terjadinya hipertiroidisme,
khususnya pada kehamilan kembar dan pada kasus hamil anggur, di mana
terdapat kadar hCG yang tinggi.
 Tumor adenoma pada kelenjar hipofisis

Ini merupakan tumor jinak yang tumbuh pada kelenjar hipofisis atau pitutary,
yaitu kelenjar yang terletak di dasar otak. Tumor tersebut dapat
mempengaruhi tingkat produksi hormon tiroid. Selain jenis kelamin dan
keturunan, terdapat faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang
mengalami hipertiroidisme. Seseorang yang memiliki penyakit autoimun,
seperti diabetes tipe 1 dan penyakit Addison, lebih berisiko terkena kondisi
ini. Perokok juga akan berisiko menderita penyakit Graves yang secara tidak
langsung meningkatkan risiko terjadinya hipertiroidisme.

20 | S A Y A C E M A S
C. Patofisiologi

 Tiroktoksikosis sebagian besar tidak terkait dengan penyebabnya.


Namun, menunjukkan beberapa karakteristik yang sering
memberikan petunjuk terkait penyebabnya. Karakteristik tersebut
antara lain, durasi dari tiroktoksikosis, ukuran, bentuk, tekstur, serta
konsistensi kelenjar tiroid (Tjokroprawiro, 2015)

21 | S A Y A C E M A S
D. Gejala klinis

Gejala klinis bermacam-macam dan dapat mempengaruhi berbagai


organ.

o Gejala paling sering: berdebar-debar, gelisah, tidak tahan


terhadap suhu panas (heat intolerance), mudah lelah, serta berat
badan menurun.
o Keluhan penderita yang lain juga dapat berupa emosi yang labil,
kecemasan, serta sulit berkonsentrasi. Keluhan mudah lelah
yang diakibatkan oleh gangguan tidur juga turut berkontribusi.
o Hal yang umum terjadi pada penderita tiroktoksikosis adalah
tremor halus (fine tremor).
o Mengalami kelemahan otot proksimal dan sulit melakukan
aktivitas sehari-hari.
o Kulit menjadi lebih halus terlebih pada daerah siku, karena
berkurangnya lapisan keratin.
o Terjadi penipisan rambut maupun rambut rontok.
o Hipermetabolik pada tiroktoksikosis menyebabkan terjadinya
peningkatan cardiac output yang bermanifestasi sebagai
peningkatan detak jantung dan penurunan resistensi dari
pembuluh darah perifer. Selain itu, hipermetabolik juga
meningkatkan konsumsi oksigen, sehingga penderita dapat
mengalami chest discomfort.
o Penderita sering mengalami kondisi hyperphagic karena laju
metabolisme yang tinggi. Hal ini bersamaan dengan penurunan
berat badan. Selain itu, motilitas saluran pencernaan juga
meningkat, sehingga timbul hiperdefekasi dan berujung pada

22 | S A Y A C E M A S
mal absorpsi. Jika terjadi pembesaran kelenjar, penderita akan
mengalami keluhan gangguan menelan (obstructive dysphagia).
o Gangguan menstruasi dan gangguan kesuburan pada wanita.
o Tetani dapat terjadi, tapi merupakan kejadian yang cukup
langka. Pada hipertiroid, terjadi peningkatan ekskresi
magnesium melalui ginjal, sehingga terjadi hipomagnesia 
hipoparatiroid  hipokalsemia  tetani.
E. Cara mendiagnosis
1) Pemeriksaan radiologi
o Sidik dan ambilan Radioactive Iodine (RAI scan and uptake)
 menmukan penyebab hipertiroid.
o USG.
o Magnetic Resonance Imaging (MRI).
o CT Scan.
F. Terapi
 Non farmakologis
- Dengan memperhatikan pola makan terlebih yang mengadung
iodium.
 Farmakologis

Kelompok obat Efek Indikasi


Obat Anti Tiroid Menghambat sintesis Pengobatan lini
o Propiltiourasil hormon tiroid dan pertama pada
(PTU) berefek Graves. Obat jangka
o Metimazaol imunosupresif (PTU) pendek
(MMI) juga menghambat prabedah/pra-RAI
o Karbimazol konversi T4-T3
(CMAMMI)

23 | S A Y A C E M A S
o Antagonis
adrenergik-β
B-adrenergic- Mengurangi dampak Obat tambahan,
antagonis hormon tiroid pada kadang sebagai obat
o Propanolol jaringan tunggal pada
o Metoprolol tiroiditis.
o Atenolol
o Nadolol
Bahan Menghambat Persiapan
mengandung Limfe keluarnya T4 dan T3. tiroidektomi, pada
o Kalium Menghambat T3 dan krisis tiroid, bukan
iodida T4 serta produksi T3 untuk penggunaan
o Solusi lugol ekstratiroidal rutin
o Natrium
ipodat
o Asam
laponoat
Obat Lainnya Menghambat transpor Bukan indikasi rutin.
o Kalium yodium, sintesis dan Pada subakut
perklorat keluarnya hormon. tiroiditis berat, dan
o Litium Memperbaiki efek krisis tiroid
karbonat hormon di jaringan
o Glukokortiko dan sifat imunologis
id
Obat Anti Tiroid Menghambat sintesis Pengobatan lini
o Propiltiourasi hormon tiroid dan pertama pada
(PTU) berefek Graves. Obat jangka
o Metimazaol imunosupresif (PTU) pendek
(MMI) juga menghambat prabedah/pra-RAI

24 | S A Y A C E M A S
o Karbimazol konversi T4-T3
(CMAMMI)
o Antagonis
adrenergik-β
B-adrenergic- Mengurangi dampak Obat tambahan,
antagonis hormon tiroid pada kadang sebagai obat
o Propanolol jaringan tunggal pada
o Metoprolol tiroidits.
o Atenolol
o Nadolol
Bahan Menghambat Persiapan
mengandung Limfe keluarnya T4 dan T3. tiroidektomi, pada
o Kalium menghambatT3 dan krisis tiroid, bukan
iodida T4 serta produksi T3 untuk penggunaan
o Solusi lugol ekstratiroidal rutin
o Natrium
ipodat
o Asam
laponoat
Obat Lainnya Menghambat transpor Nukan indikasi rutin.
o Kalium yodium, sintesis dan Pada subakut
perklorat keluarnya hormon. tiroiditis berat, dan
o Litium Memperbaiki efek krisis tiroid
karbonat hormon di jaringan
o Glukokortiko dan sifat imunologis
id

25 | S A Y A C E M A S
26 | S A Y A C E M A S
 Tiroidektomi, jika pasien eutiroid.
o Tiroidektomi subtotal dupleks, menyisakan jaringan seujung jari
kaki.
o Lobektomi total termasuk isthmus dan tiroidetoma total.
o Resiko terbesar adalah hipoparatiroidisme dan krisis tiroid.
G. Komplikasi
i. Thyroid storm atau krisis tiroid suatu sindroma yang memiliki
karakteristik manifestasi klinik tiroktoksikosis berat.
ii. Salah satu penyebabnya adalah ↑ mendadak kadar katekolamin,
seperti pada saat stress  aritmia jantung.

27 | S A Y A C E M A S
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelenjar tiroid terletak di leher di atas trakea tepat di bawah laring. Kelenjar
tiroid adalah organ endokrin yang unik karena sel-selnya tersusun menjadi
struktur bulat, yaitu folikel (folliculus). Folikel adalah unit struktural dan
fungsional kelenjar tiroid, dan kelenjar paratiroid tidak mengandung folikel, tetapi
memiliki dua jenis sel yaitu : sel prinsipalis (chief cell) dan sel oksifil.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang merupakan hormon amina
yang disintesis dan dilepaskan dari kelenjar tiroid . Hormon paratiroid (PTH)
menyediakan mekanisme yang kuat untuk mengatur konsentrasi kalsium dan
fosfat ekstrasel lewat pengaturan reabsorpsi di usus, ekskresi di ginjal, dan
pertukaran ion-ion tersebut antara cairan ekstraselular dan tulang.
Tiroktosikosis adalah suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid
karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Umumnya
keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma
multinodular toksik. Gejala paling sering: berdebar-debar, gelisah, tidak tahan
terhadap suhu panas (heat intolerance), mudah lelah, serta berat badan menurun.
Keluhan penderita yang lain juga dapat berupa emosi yang labil, dan gemetaran
(tremor). Dan cara mendiagnosis penyakit ini adalah dengan pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
Terdapat pula terapi penyakit tiroktosikosis, yaitu dengan non farmakologi dan
farmakologi seperti pemberian obat anti tiroid, B-adrenergic-antagonis, bahan
mengandung limfe, dan obat lainnya. Komplikasi hipertiroidisme yang dapat
mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm)

28 | S A Y A C E M A S
DAFTAR PUSTAKA

Djokomoeljanto, R. KelenjarTiroid, Hipotiroidisme, danHipertiroidisme.


Dalam: Sudoyo, AW., et al, editor. (2009). BukuAjarIlmuPenyakitDalamJilid
III Ed. V. Jakarta: PusatPenerbitanIlmuPenyakitDalam FKUI.

Guyton dan Hall 2014

Sherwood, L. (2013). Fisiologi Manusia Dari SelKeSistem Ed. 8. Jakarta:


PenerbitBukuKedokteran EGC.

Sutjahjo, A., Tjokroprawiro, A. Tiroktoksikosis. Dalam: Tjokroprawiro, A., et al.


(2015). BukuAjarIlmuPenyakitDalamEdisi 2. Surabaya: Airlangga University
Press (AUP).

Tortora, GJ.,Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and Physiology 12th Ed.


Hoboken: John Wiley & Sons

29 | S A Y A C E M A S

Anda mungkin juga menyukai