PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera serebrovaskuler atau stroke terjadi akibat
iskemik atau perdarahan (Tambayong, 2000). Stroke
dibedakan menjadi stroke hemoragik yaitu adanya
perdarahan otak karena pembuluh darah yang pecah dan
stroke non hemoragik yaitu lebih karena adanya sumbatan
pada pembuluh darah otak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi konsep dasar dari penyakit
Stroke?
2. Apa saja yang perlu diidentifikasi dalam konsep
keperawatan pada pasien dengan Stroke?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami hal-hal yang menjadi
konsep dasar dari penyakit Stroke
2. Mengidentifikasi hal-hal yang terdapat pada konsep
keperawatan pada pasien dengan Stroke
D. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam hal
pemahaman Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke
2. Untuk Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk dapat menambah
wawasan tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke
3. Untuk Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya
mendadak, progresif cepat, berapa defisit
neurologis fokal dan atau global yang 24 jam atau
lebih atau langsung menimbulkan kematian dan
semata-mata disebabkan oleh gangguan
pendarahan darah otak nontraumatik (Arif
Mansjoer, 2000)
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
terhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer
C. Suzanne, 2001)
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer
& Bare, 2002).
stroke adalah setiap gangguan neurologik
mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai
arteri otak (Price & Wilson, 2006)
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika
pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba
terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran
darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia
yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak
(Wikipedia Indonesia, 2008)
2. Penyebab / Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya
diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu :
a) Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh
darah otak atau leher.
b) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau
material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain.
c) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
d) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah
serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak
atau ruang sekitar otak.
3. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila
terjadi anoksia seperti yang terjadi pada stroke di otak
mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan
kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai
dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang
paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri
karotis Interna.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
kardiovaskuler, transient ischemic attacks (TIA)
Merokok sigaret
Menggunakan kontrasepsi oral
Gangguan sensorik/motorik
Gangguan penglihatan
b. Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran dan status mental
Gangguan sensorik dan motorik
Aphasia
Penglihatan
Fungsi saraf kranial
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan darah (pembekuan darah, hitung
sel darah, Trigliserida, kolesterol, gula darah)
CT Scan, angiogram; EKG, EEG
Kegemukan/obesitas
c. Psikososial
Usia
Jenis kelamin
Sistem dukungan
Gaya hidup
Strategi koping yang biasa digunakan
Pekerjaan
Peran dan tanggung jawab selama ini
Reaksi emosional terhadap penyakitnya
4. Rencana Intervensi
Diagnosa
N Tujuan dan
Keperawat Intervensi
o Kriteria Hasil
an
1 Gangguan NOC NIC
menelan b/d Pencegahan Aspiration
penurunan aspirasi Precautions
fungsi nerfus Status menelan : - Memantau tingkat
vagus atau tindakan pribadi kesadaran, refleks
hilangnya untuk mencegah batuk, refleks
refluks pengeluaran muntah, dan
muntah cairan dan kemampuan
partikel padat ke menelan
dalam paru - Memonitor status
Status menelan : paru menjaga /
fase esofagus : Mempertahankan
penyaluran cairan jalan napas
atau partikel - Posisi tegak 90
padat dari faring derajat atau sejauh
ke lambung mungkin
Status menelan : - Jauhkan manset
fase oral : trakea meningkat
persiapan, - Jauhkan pengaturan
penahanan, dan hisap yang tersedia
pergerakkan - Menyuapkan
cairan atau makanan dalam
partikel padat ke jumlah kecil
arah posterior di - Periksa tabung NG
mulut atau gastrostomy
Status menelan : sisa sebelum makan
fase faring : - Hindari makan, jika
penyaluran cairan residu tinggi tempat
atau partikel “pewarna” dalam
padat dari mulut tabung pengisi NG
ke esofagus - Hindari cairan atau
Kriteria hasil : menggunakan zat
Dapat pengental
mempertahankan - Penawaran makanan
makanan dalam atau cairan yang
mulut dapat dibentuk
Kemampuan menjadi bolus
menelan adekuat sebelum menelan
Pengiriman bolus - Potong makanan
ke hipofaring menjadi potongan-
selaras dengan potongan kecil
refleks menelan - Permintaan obat
Kemampuan dalam bentuk obat
untuk mujarab
mengosongkan - Istirahat atau
rongga mulut menghancurkan pil
Mampu sebelum pemberian
mengontrol mual - Jauhkan kepala
dan muntah tempat tidur
Imobilitas ditinggikan 30
konsekuensi : sampai 45 menit
fisiologis setelah makan
Pengetahuan - Sarankan
tentang prosedur pidato/berbicara
pengobatan patologi
Tidak ada berkonsultasi, sesuai
kerusakan otot - Sarankan barium
tenggorok atau menelan kue atau
otot wajah, video fluoroskopi,
menelan, sesuai
menggerakkan
lidah atau refleks
muntah
Pemulihan pasca
prosedur
pengobatan
Kondisi
pernafasan,
ventilasi adekuat
Mampu
melakukan
perawatan
terhadap non
pengobatan
parenteral
Mengidentifikasi
faktor emosi atau
psikologis yang
menghambat
menelan
Dapat
mentoleransi
ingesti makanan
tanpa tersedak
atau aspirasi
Hidrasi tidak
ditemukan
Kondisi
pernafasan
adekuat
Tidak terjadi
gangguan
neurologis
2 Ketidakseim NOC NIC
bangan Nutritional - Kaji adanya alergi
nutrisi Status : makanan
kurang dari Nutritional - Kolaborasi dengan
kebutuhan Status : food and ahli gizi untuk
tubuh b/d Fluid menentukan jumlah
ketidakmam Intake kalori dan nutrisi
puan untuk Nutritional yang dibutuhkan
mencerna Status : nutrient pasien
makanan, Intake - Anjurkan pasien
penurunan Weight control untuk meningkatkan
fungsi nerfus Kriteria hasil : intake Fe
hipoglosus Adanya - Anjurkan pasien
peningkatan berat untuk meningkatkan
badan sesuai protein dan vitamin
dengan tujuan C
BBI sesuai dengan - Berikan substansi
tinggi badan gula
Mampu - Yakinkan diet yang
mengidentifikasi dimakan
kebutuhan nutrisi mengandung tinggi
Tidak ada tanda- serat untuk
tanda malnutrisi mencegah konstipasi
Menunjukkan - Berikan makanan
peningkatan yang terpilih (sudah
fungsi dikonsultasikan
pengecapan dari dengan ahli gizi)
menelan - Ajarkan pasien
Tidak terjadi bagaimana membuat
penurunan berat catatan makanan
badan yang harian
berarti - Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
- Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
- Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam
batas normal
- Monitor adanya
penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
- Monitor interaksi
anak atau orang tua
selama makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
- Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
- Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral
- Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3 Hambatan NOC NIC
mobilitas Joint Movement : Exercise therapy :
fisik b/d Active ambulation
hemiparesis, Mobility Level - Monitoring vital sign
kehilangan Self care : ADLs sebelum/sesudah
keseimbang Transfer latihan dan lihat
an dan performance respon pasien saat
koordinasi, Kriteria hasil : latihan
spastisitas Klien meningkat - Konsultasikan
dan cedera dalam aktivitas dengan terapi fisik
otak fisik tentang rencana
Mengerti tujuan ambulasi sesuai
dari peningkatan dengan kebutuhan
mobilitas - Bantu klien untuk
Memverbalisasika menggunakan
n perasaan dalam tongkat saat berjalan
meningkatkan dan cegah terhadap
kekuatan dan cedera
kemampuan - Ajarkan pasien atau
berpindah tenaga kesehatan
Memperagakan lain tentang teknik
penggunaan alat ambulasi
Bantu untuk - Kaji kemampuan
mobilisasi pasien dalam
(walker) mobilisasi
- Latih pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri
sesuai kemampuan
- Dampingi dan bantu
pasien saat
mobilisasi dan bantu
pemenuhi kebutuhan
ADLs ps.
- Berikan alat bantu
jika klien
memerlukan
- Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan
Communication
Enhancement :
Hearing Deficit
Communication
Enhancement :
Visual Deficit
Anxiety reduction
Active listening
4 Kerusakan NOC NIC
integritas Tissue Integrity : Pressure
kulit b/d Skin and Mucous Managemenet
hemiparesis Membranes - Anjurkan pasien
/ hemiplegia, Hemodyalis akses untuk menggunakan
penurunan Kriteria hasil : pakaian yang
mobilitas Integritas kulit longgar
yang baik bisa - Hindari kerutan pada
dipertahankan tempat tidur
(sensasi, - Jaga kebersihan kulit
elastisitas, agar tetap bersih
temperatur, dan kering
hidrasi, - Mobilisasi pasien
pigmentasi) (ubah posisi pasien)
Tidak ada setiap dua jam sekali
luka/lesi pada - Monitor kulit akan
kulit adanya kemerahan
Perfusi jaringan - Oleskan lotion atau
baik minyak/baby oil pada
Menunjukkan daerah yang
pemahaman tertekan
dalam proses - Monitor aktivitas dan
perbaikan kulit mobilisasi pasien
dan mencegah - Monitor status nutrisi
terjadinya cedera pasien
berulang - Memandikan pasien
Mampu dengan sabun dan
melindungi kulit air hangat
dan Insision site care :
mempertahankan - Membersihkan,
kelembaban kulit memantau dan
dan perawatan meningkatkan proses
alami penyembuhan pada
luka yang ditutup
dengan jahitan, klip
atau straples
- Monitor proses
kesembuhan area
insisi
- Monitor tanda dan
gejala infeksi pada
area insisi
- Bersihkan area
sekitar jahitan atau
staples,
menggunakan lidi
kapas steril
- Gunakan preparat
antiseptic, sesuai
program
- Ganti balutan pada
interval waktu yang
sesuai atau biarkan
luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai
program
Dialysis Acces
Maintenance
5 Resiko jatuh NOC NIC
b/d Trauma Risk For Fall Prevention
perubahan Injury risk for - Mengidentifikasi
ketajaman Kriteria hasil : defisit kognitif atau
penglihatan Keseimbangan : fisik pasien yang
kemampuan dapat meningkatkan
untuk potensi jatuh dalam
mempertahankan lingkungan tertentu
ekuilibrium - Mengidentifikasi
Gerakan perilaku dan faktor
terkoordinasi : yang mempengaruhi
kemampuan otot risiko jatuh
untuk bekerja - Mengidentifikasi
sama secara karakteristik
volunter untuk lingkungan yang
melakukan dapat meningkatkan
gerakan yang potensi untuk jatuh
bertujuan (misalnya, lantai
Perilaku yang licin dan
pencegahan jatuh tangga terbuka)
: tindakan - Sarankan perubahan
individu atau dalam gaya berjalan
pemberi asuhan kepada pasien
untuk - Mendorong pasien
meminimalkan untuk menggunakan
faktor resiko yang tongkat atau alat
dapat memicu pembantu berjalan
jatuh - Kunci roda dari kursi
dilingkungan roda, tempat tidur,
individu atau brankard
Kejadian jatuh : selama transfer
tidak ada kejadian pasien
jatuh - Tempat artikel
Pengetahuan : mudah dijangkau
pemahaman dari pasien
pencegahan jatuh - Ajarkan pasien
Pengetahuan : bagaimana jatuh
keselamatan anak untuk meminimalkan
fisik, cedera
Pengetahuan : - Memantau
keamanan pribadi kemampuan untuk
Pelanggaran mentransfer dari
perlindungan tempat tidur ke kursi
tingkat dan demikian pula
kebingungan Akut sebaliknya
Tingkat agitasi - Gunakan teknik yang
Komunitas tepat untuk
pengendalian mentransfer pasien
resiko : ke dan dari kursi
Kekerasan roda, tempat tidur,
Komunitas tingkat toilet, dan
kekerasan sebagainya
Gerakan - Menyediakan toilet
terkoordinasi ditinggikan untuk
Kecenderungan memudahkan
risiko pelarian transfer
untuk kawin - Menyediakan kursi
Kejadian terjun dari ketinggian yang
Mengasuh tepat, dengan
keselamatan fisik sandaran dan
remaja sandaran tangan
Mengasuh : untuk memudahkan
bayi/balita transfer
keselamatan fisik - Gunakan rel sisi
Perilaku panjang yang sesuai
keselamatan dan tinggi untuk
pribadi mencegah jatuh dari
Keparahan cedera tempat tidur, sesuai
fisik kebutuhan
Pengendalian - Memberikan pasien
risiko tergantung dengan
Pengendalian sarana bantuan
risiko : pemanggilan
penggunaan (misalnya, bel atau
alkohol, narkoba cahaya panggilan)
Pengendalian ketika pengasuh
risiko : tidak hadir
pencahayaan - Membantu ke toilet
sinar matahari seringkali, interval
Deteksi risiko dijadwalkan
Lingkungan - Menandai ambang
rumah aman pintu dan tepi
Aman berkeliaran langkah, sesuai
Zat penarikan kebutuhan
keparahan - Hapus dataran
Integritas jaringan rendah perabotan
: kulit & membran (misalnya, tumpuan
mukosa dan tabel) yang
Perilaku menimbulkan
kepatuhan visi bahaya tersandung
- Hindari kekacauan
pada permukaan
lantai
- Memberikan
pencahayaan yang
memadai untuk
meningkatkan
visibilitas
- Menyediakan lampu
malam di samping
tempat tidur
- Menyediakan
pegangan tangan
terlihat dan
memegang tiang
- Menyediakan lajur
anti tergelncir,
permukaan lantai
nontrip/tidak
tersandung
- Menyediakan
permukaan
nonslip/anti
tergelincir di bak
mandi atau pancuran
- Menyediakan kokoh,
tinja curam
nonslip/anti
tergelincir untuk
memfasilitasi
jangkauan mudah
- Pastikan pasien yang
memakai sepatu
yang pas,
kencangkan aman,
dan memiliki sol
tidak mudah
tergelincir
- Anjurkan pasien
untuk memakai
kacamata, sesuai,
ketika keluar dari
tempat tidur
- Mendidik anggota
keluarga tentang
faktor risiko yang
berkontribusi
terhadap jatuh dan
bagaimana mereka
dapat menurunkan
resiko tersebut
- Sarankan adaptasi
rumah untuk
meningkatkan
keselamatan
- Instruksikan keluarga
pada pentingnya
pegangan tangan
untuk kamar mandi
tangga, dan trotoar
- Sarankan alas kaki
yang aman
- Mengembangkan
cara untuk pasien
untuk berpartisipasi
keselamatan dalam
kegiatan rekreasi
- Lembaga program
latihan rutin fisik
yang meliputi
berjalan
- Tanda-tanda posting
untuk mengingatkan
staf bahwa pasien
yang beresiko tinggi
untuk jatuh
- Berkolaborasi
dengan anggota tim
kesehatan lain untuk
meminimalkan efek
samping dari obat
yang berkontribusi
terhadap jatuh
(misalnya, hipotensi
ortostatik dan kiprah
goyah)
- Memberikan
pengawasan yang
ketat dan/atau
perangkat menahan
(misalnya, bayi kursi
dengan sabuk
pengaman) ketika
menempatkan bayi /
anak-anak muda
pada permukaan
ditinggikan
(misalnya, meja
dankursi tinggi)
6 Hambatan NOC NIC
komunikasi Anxiety self Communication
verbal b/d control Enhancement :
penurunan Coping Speech Deficit
fungsi otot Sensory - Gunakan
facial/oral function : penerjemah, jika
hearing & vision diperlukan
Fear self control - Beri satu kalimat
Kriteria hasil : simple setiap
Komunikasi : bertemu, jika
penerimaan, diperlukan
interpretasi dan - Konsultasikan
ekspresi pesan dengan dokter
lisan, tulisan, dan kebutuhan terapi
non verbal wicara
meningkat - Dorong pasien untuk
Komunikasi berkomunikasi
ekspresif secara perlahan dan
(kesulitan untuk mengulangi
berbicara) : permintaan
ekspresi pesan - Dengarkan dengan
verbal dan atau penuh perhatian
non verbal yang - Berdirin didepan
bermakna pasien ketika
Komunikasi berbicara
reseptif (kesulitan - Gunakan kartu baca,
mendengar) : kertas, pensil,
penerimaan bahasa tubuh,
komunikasi dan gambar, daftar
interpretasi pesan kosakata bahasa
verbal dan/atau asing, computer, dan
non verbal lain-lain untuk
Gerakan memfasilitasi
terkoordinasi : komunikasi dua arah
mampu yang optimal
mengkoordinasi - Ajarkan bicara dari
gerakan dalam esophagus, jika
menggunakan diperlukan
isyarat - Beri anjuran kepada
Pengolahan pasien dan keluarga
informasi : klien tentang penggunaan
mampu untuk alat bantu bicara
memperoleh, (misalnya, prostesi
mengatur, dan trakeoesofagus dan
menggunakan laring buatan)
informasi - Berikan pujian
Mampu potive, jika
mengontrol diperlukan
respon ketakutan - Anjurkan pada
dan kecemasan petemuan kelompok
terhadap - Anjurkan kunjungan
ketidakmampuan keluarga secara
berbbicara teratur untuk
Mampu memberi stimulus
memanajemen komunikasi
kemampuan fisik - Anjurkan ekspresi
yang dimiliki diri dengan cara lain
Mampu dalam
mengkomunikasik menyampaikan
an kebutuhan informasi (bahasa
dengan isyarat)
lingkungan sosial Communication
Enhancement :
Hearing Deficit
Communication
Enhancement :
Visual Deficit
Anxiety reduction
Active listening
7 Resiko NOC NIC
ketidakefekti Circulation status Peripheral Sensation
fan perfusi Tissue Prefusion : Management
jaringan cerebral (Manajemen sensasi
otak b/d Kriteria hasil : perifer)
penurunan Mendemonstrasik - Monitor adanya
aliran darah an status sirkulasi daerah tertentu yang
ke otak yang ditandai hanya peka terhadap
(ateroskleros dengan : panas/ dingin/ tajam/
is, Tekanan systole tumpul
embolisme) dan diastole - Monitor adanya
dalam rentang paretese
yang diharapkan - Instruksikan keluarga
Tidak ada untuk
ortostatik mengobservasi kulit
hipertensi jika ada lesi atau
Tidak ada tanda- laserasi
tanda - Gunakan sarung
peningkatan TIK tangan untuk
(tidak lebih dari proteksi
15 mmHg) - Batasi gerakan pada
Mendemostrasika kepala, leher dan
n kemampuan punggung
kognitif yang - Monitor kemampuan
ditandai dengan : BAB
Berkomunikasi - Kolaborasi
dengan jelas dan pemberian analgetik
sesuai ddengan - Monitor adanya
kemampuan tromboplebitis
Menunjukkan - Diskusikan mengenai
perhatian, penyebab perubahan
konsentrasi dan sensasi
orientasi
Memproses
informasi
Membuat
keputusan
dengan benar
Menunjukkan
fungsi sensori
motorik cranial
yang utuh :
tingkat kesadaran
membaik, tidak
ada gerakan-
gerakan
involunter
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika
pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba
terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran
darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia
yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak
(Wikipedia Indonesia, 2008)
Diagnosa yang dapat pada pasien dengan Stroke
yaitu :
1) Gangguan menelan b/d penurunan fungsi nerfus
vagus atau hilangnya refluks muntah
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d ketidakmampuan untuk mencerna
makanan, penurunan fungsi nerfus hipoglosus
3) Hambatan mobilitas fisik b/d hemiparesis,
kehilangan keseimbangan dan koordinasi,
spastisitas dan cedera otak
4) Kerusakan integritas kulit b/d hemiparesis /
hemiplegia, penurunan mobilitas
5) Resiko jatuh b/d perubahan ketajaman
penglihatan
6) Hambatan komunikasi verbal b/d penurunan
fungsi otot facial/oral
7) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d
penurunan aliran darah ke otak (aterosklerosis,
embolisme)
B. Saran
Mahasiswa keperawatan dan seseorang yang
profesinya sebagai perawat diharapkan mampu memahami
dan menguasai berbagai hal tentang stroke seperti
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan lainnya, serta
konsep keperawatan bagi pasien yang menderita stroke,
agar gangguan pada sistem persarafan ini dapat teratasi
dengan baik.
Institusi pendidikan dapat menjadikan makalah ini sebagai
referensi untuk dapat menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Stroke dan makalah ini juga dapat dijadikan
referensi untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA