Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

INSULIN DAN PENYUNTIKAN INSULIN

OLEH:

SINDRA
PO.62.20.1.17.346

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER IV
TAHUN 2020
PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN
INSULIN DAN PENYUNTIKAN INSULIN

OLEH:

SINDRA
PO.62.20.1.17.346

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER IV
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Pendidikan Kesehatan


Insulin dan Penyuntikan Insulin
disahkan di Palangka Raya tanggal Februari 2020

Pembimbing,

Ns. Alfeus Manuntung, S.Kep., M.Kep.


NIP. 198005132008121003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan proposal “Insulin dan Penyuntikan Insulin”
ini. Proposal ini disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk
mata kuliah Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan-DM bagi mahasiswa yang
mengikuti pendidikan Sarjana Terapan Keperawatan.

Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih,
terutama kepada Dosen pembimbing yang telah membantu dan mengajar saya
dalam menyelesaikan proposal ini. Saya menyadari keterbatasan saya sebagai
penulis, oleh karena itu demi pengembangan kreatif dan penyempurnaan proposal
ini, saya mengharapkan saran dan masukan dari pembaca dan para ahli, baik dari
segi isi, istilah, dan penerapannya. Penulis berharap semoga proposal ini
memberikan manfaat yang besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa. Akhir
kata saya ucapkan terimakasih.

Palangka Raya, Februari 2020


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peredaran zat-zat gizi dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses
metabolisme dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk hormon insulin,
glukagon, ephineprin, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Pada berbagai
kondisi insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon pengatur yang
paling dominan mengubah jalur metabolik dari anabolisme netto menjadi
katabolisme netto bolak-balik dan penghematan glukosa, yang masing-masing
bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang atau puasa.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans (Islets of
Langeerhans)yang terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha (α) menghasilkan
glukagon, sel beta (β) menghasilkan insulin dan merupakan jenis sel pankreas
paling banyak, sel deltha (D) menghasilkan somatostatin namun fungsinya
belum jelas diketahui, dan sel PPmenghasilkan polipeptida pancreas.
Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua
hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara
umum, sekresi hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah
sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan meningkatkan kadar gula
dalam darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam
amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH
dan epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang
glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis
(pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat).
Insulin adalah hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen, dan
berfungsi mengatur kadar gula darah bersama hormon glukagon. Kekurangan
insulin karena cacat genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang
menderita diabetes melitus (kencing manis) yang berdampak sangat luas
terhadap kesehatan, mulai kebutaan hingga impotensi. Sebelum ditemukan
teknik sintesis insulin, hormon ini hanya bisa diperoleh dari ekstraksi pankreas
babi atau sapi, dan sangat sedikit insulin bisa diperoleh. Setelah ditemukan
teknik sintesis insulin di bidang bioteknologi inilah, harga insulin bisa ditekan
dengan sangat drastis sehingga bisa membantu para penderita diabetes
melitus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dimaksud dengan insulin?
2. Apa saja macam dan jenis insulin?
3. Bagaimana indikasi terapi dengan insulin?
4. Bagaimana cara pemberian atau penyimpanan insulin?
5. Bagaimana teknik penyuntikan insulin?
6. Dimana lokasi injeksi insulin?
7. Bagaimana cara mempersiapkan pena insulin?
8. Bagaimana langkah-langkah menyuntikan insulin?

C. Tujuan
1. Utuk mengetahui pengertian dengan insulin.
2. Untuk mengetahui macam dan jenis insulin.
3. Untuk mengetahui indikasi terapi dengan insulin.
4. Untuk mengetahui cara pemberian atau penyimpanan insulin.
5. Untuk mengetahui teknik penyuntikan insulin.
6. Untuk lokasi injeksi insulin.
7. Untuk mengetahui cara mempersiapkan pena insulin
8. Untuk mengetahui langkah-langkah menyuntikan insulin.
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
A. Nama Kegiatan :
Pendidikan Kesehatan mengenai Insulin dan Penyuntikan Insulin

B. Tema Kegiatan :
Mari mengetahui tentang Insulin dan Penyuntikan Insulin

C. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah klien dan keluarga

D. Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat Kegiatan :

E. Pembicara : Sindra

F. Materi :
Insulin dan Penyuntikan Insulin

G. Sumber Belajar :
 Semb, Susan. 2016.Diabetes Care and Patient Education in CME
Resource. California.
 Alexander Kam ,dkk.2019. Diabetes Mellitus tipe 2. Pusat Penerbitan
Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas: Padang
 PEDI.Pedoman Teknik Menyuntik Isulin Indonesia. PERKENI.2017
 Suyono Slamet, Waspadji Sarwono, Soegondo Sidartawan, dkk.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2015
 https://id.scribd.com/doc/86869678/SAP-Insulin
 https://www.scribd.com/doc/118316649/SAP-Insulin
D. Langkah-langkah kegiatan

Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
Penyuluhan

1. Pendahuluan
a) Salam a) Memberikan a) Menjawab 5 menit
salam salam
b) Perkenalan b) Memperkenalka b) Mendengar
c) Tujuan n diri dan
pendidikan c) Menjelaskan memperhati
kesehatan tujuan kan
d) Kontrak waktu pendidikan c) Mendengar
dan stretegi kesehatan dan
pendidikan d) Memberikan memperhati
kesehatan kontrak waktu kan
d) Menyepakat
i

2. Pelaksanaan
a) Pengertian a) Menjelaskan a) Mendengar 15
insulin tentang dan
b) Macam dan Pengertian memperhati
jenis insulin insulin kan
c) Indikasi b) Menjelaskan b) Mendengar
terapi tentang Macam dan
dengan dan jenis insulin memperhati
insulin c) Menjelaskan kan
d) Cara tentang Indikasi c) Mendengar
pemberian terapi dengan dan
dan insulin memperhati
penyimpan d) Menjelaskan kan
insulin tentang Cara d) Mendengar
e) Teknik pemberian dan dan
penyuntikan penyimpan memperhati
insulin insulin kan
f) Daerah e) Menjelaskan e) Mendengar
penyuntikan tentang Teknik dan
g) Cara penyuntikan memperhati
mempersiap insulin kan
kan pena f) Menjelaskan f) Mendengar
insulin tentang Daerah dan
h) Langkah- penyuntikan memperhati
langkah g) Menjelaskan kan
menyuntikan tentang Cara g) Mendengar
insulin mempersiapkan dan
pena insulin memperhati
h) Menjelakan kan
langkah- h) Mendengar
langkah dan
menyuntikan memperhati
insulin kan

3. Penutup
e) Tanya jawab f) Penyaji memberi g) Mengajukan
kesempatan pertanyaan
peserta untuk
bertanya
h) Evaluasi i) Penyaji j) Menjawab 5 menit
memberikan pertanyaan
pertanyaan kepada
peserta
k) Salam l) Penyaji m) Menjawab
memberikan salam salam

E. Evaluasi
Evaluasi Terstruktur
a. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan.
b. Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada rincian
kegiatan.
c. Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan media yang akan digunakan.
d. Kesiapan audience meliputi kesiapan menerima penyuluhan.

Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan saat penyuluhan
berlangsung.
c. Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
penyuluh.
d. Pemberi materi menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana yang rileks.

Evaluasi Akhir
a. Audience mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemberi
materi.
b. Prosedur : Lisan
c. Bentuk Soal : Pertanyaan Langsung
d. Jumlah Soal : 2 soal

Pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian insulin?
b. Sebutkan langkah-langkah penyuntikan insulin?
Bahan Ajar
1. Pengertian insulin
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Hormon ini
dikeluarkan sebagai respon kenaikkan glukosa darah. (PEDI 2017)
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta dari pulau-pulau
langerhans kelenjar pankreas. (Suyono Slamet 2015)
2. Macam dan Jenis Insulin

a) Pen Insulin
Pen insulin adalah combinasi dari vial insulin dan jarum
dijadikan satu alat sederhana yang dicari orang agar nyaman. Pen
insulin sangat mudah digunakan : hanya ambil pen insulin dari wadah,
putar dosis, masukkan jarum, tekan tombol injeksi untuk memasukkan
insulin.
b) Jet injeksi
Jet injeksi tidak mempunyai jarum suntik sama sekali. Alat ini
melepaskan insulindengan cara arus kecil, kemudian menembus
ke dalam kulit karena tekanan.
c) Jarum suntik
Jarum suntik sekarang lebih kecil dari yang dahulu, sehingga
mengurangi sakit padawaktu penyuntikan sangatlah mungkin. Jika
pasien membutuhkan dua tipe insulin untukdigunakan pada waktu
yang sama, pasien dapat mencampur insulin danmenyuntikannya
sekali, atau dengan insulin campuran.
d) Pompa insulin
Pompa insulin yang paling aman, jalan yang efektif untuk
mengantar insulin padaterapi. Alat ini menggunakan pipa kecil, yang
disematkan dibawah kulit, dan sebuahpompa, yang sebesar pager,
dan berada di luar tubuh. Pompa tersebut sebagai penyuplaidan
dapat diprogram untuk mengantarkan sejumlah kecil insulin pada
waktu yangditentukan.

Jenis insulin berdasarkan lama kerjanya


Jenis Insulin Awitan kerja Puncak Kerja Durasi
Insulin keraj cepat 15-30 menit 1-2 jam 3-4 jam
(rapid-acting
insulin)
Insuilin kerja 30-60 menit 2-4 jam 4-6 jam
pendek (short-
acting insulin)
Insulin kerja
menengah
(intermediet-acting
insulin)
Isophane NPH 1-2 jam 4-6-8 jam 8-12-18
insulin kerja jam
panjang (long-
acting insulin)
Ultralente 4-8 jam 12-24 jam 20-30 jam
Analog 2-4 jam Tidak ada Tidak ada

3. Indikasi Terapi Dengan Insulin


a) Semua orang dengan DM Tipe 1 memerlkan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
b) Pada DM Tipe 2 tertentu akan membutuhan insulin bila:
1) Terapi jenis lain tidak mencapai target pengendalian kadar glukosa
darah.
2) Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan
pembedahan, infark miokard akut stroke.
c) DM gastasional (diabetes yang terjadi selama kehamilan) atau DM dengan
kehamilan membutuhkan insulin bila perencanaan makan saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
d) Ketoasidosiis diabetik.
e) Pengobatan sindroma hiperglikemi hiperosmolar non-ketotik
f) DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen
tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara
bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahan kadar glukosa
darah mendekati kadar normal selama periode resistensi insulin atau
ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
g) Gangguan fungsi giinjal atau hati yang berat,
h) Kontraidikasi atau alergi terhadap OHO.

4. Cara Pemberian atau Penyimpanan Insulin


a) Insulin harus disimpan sesuai dengan anjuran pabrik.
1) Insulin harus disimpan di lemari es pada temperatur 2 oC sampai
8oC. Insulin vial Eli Lyli yang sudah di pakai dapat disimpan selama
6 bulan sampain 200 tusukan bila dimasukan dalam lemari es. Vial
Novo Nordisk insulin yang sudah dibuka, dapat disimpan selama 90
hari bila dimasukan di lemari es.
2) Insulin dapat disimpan pada suhu dikamar dengan penyejuk 15-20 0
c bila seluruh isi vial akan digunakan dalam 1 bulan. Penelitian
menunjukan bahwa insulin yang disimpan. Pada suhu kamar yang
lebih dari 300c akan lebih cepat kehilangan kekuatannya. Pasien
dianjurkan sesudah 1 bulan bila masih tersisa sebaiknya tidak
digunakan lagi.
3) Penfil dan pen yang disposable berbeda masa simpannya. Penfil
reguler dapat disimpan pada temperatur kamar selama 30
hari.sesudah tutupnya ditusuk. Penfil 30/70 dan NPH dapat
disimpan pada tempertur kamar selama 7 hari sesudah tutupnya
ditusuk.
4) Untuk mengurangi iritasi lokal pada daerah penyuntikan yang
terjadi bila insulin dingin disuntikan, pasien dianjurkan untuk
mengguling-gulingkan alat suntik diantara telapak tangan atau
menempatkan botol insulin pada suuhu kamar.
5) Masa kadaluwarsa menunjukan tanggal terakhir pada vial insulin
yang tak terbuka sebaiknya digunakan apabila disimpan sesuai
dengan anjuran perusahaan farmasi.
6) Ketersediaan indulin dan persediaan bisa beragam, oleh karena itu
insulin dan persediaan seharusnya dibawa pada saat bepergian.
Karena perbedaan temperatur, insulin sebaiknya tidak ditinggal
didalam mobil atau dimasukan ke dalam bagasi pesawat terbang.
7) Vial insulin sebaiknya diperiksa dahulu apakah terdapat endapan
atau perubahan fisik lain yang dapat dilihat debelum dimasukan
insulinkedalm alat suntik. Insulin yang jernih menjadi keruh atau
berubah warna, suspensi insulin yang menggumpal atau yang
membeku menunjukan bahwa insulin tersebut tidak boleh
digunakan dan dikembalikan kepada farmasi untuk ditukar.
Pembekuan insulin dapat dibatasi bila temperatur di stabilkan
dengan memasukan kedalam lemari es dan bila goyangan vial
dibatasi.
8) Bentuk pen insulin yang “sekali pakai” seperti Nvolet, Flexpen,
Optipen dan Optise saat ini sudah banyak didapat dan
memudahkan kemudahan praktis dalam pemberian insulin.

b) Berbagai peralatan yang digunakan pada pemberian insulin


a) Jarum dan suntikan insulin sangat halus dan tajam, sangat sedikit
bereaksi pada daerah area suntikan. Untuk mempermudah
penentuan dosis insulin, tersedia alat suntik berkukuran 1 cc dan ½
cc. Sedangkan jarum suntik tersedia adalah dengan ukurnan
panjang ½ inci (12,7mm) dan 5/16 inci (8 mm).
b) Alat suntik dan jarumnya dapat digunakan kembali walaupun cara
ini masih merupakan suatu kontrovesi. Penggunaan kembali alat
suntik dapat meningkatkan risiko infeksi untuk beberapa individu.
Seseorang yang menggunakan kembali alat suntiknya agar
diberitahu bahwa tulisan di alat suntik dapat terhapus dan jarum
menjadi tumpul demgan pengguanaan yang berulang.
c) Seseorang dengan DM sebaiknya diajarkan mengikuti tata cara
penyuntikan insulin, termasuk penggunaan teknik yang konsistens,
dosis yang akurat, dan rotasi lokasi penyuntikan. Penyuntikan
dilakukan ke dalam jaringan subkuta. Kebanyakan individu mampu
mencubit lipatan kulit dan menyutikan pada sudut 90 derajat.
Individu kurus atau anak-anak kadang-kadang memerlukan cubitan
kulit dan menyuntikan pada sudut 45 derajat untuk menghindari
penyuntikan secara intra muskular.
5. Teknik Penyuntikan
Sebelum menyuntikan insulin,kedua tangan dan daerah yang akan
disuntik haruslah bersih.Tutup vial insulin harus diusap dengan isopropil
alkohol 70%. Untuk semua macam insulin kecuali kerja cepat,harus
digulung-gulung secara perlahan-lahan dengan kedua telapak tangan
(jangan dikocok) untuk melarutkan kembali suspensi.Ambilah udara
sejumlah insulin yang akan dibearikan dan suntikanlah kedalam vial untuk
mencegah terjadi ruang vakum dalam vial.Setelah insulin masuk ke alat
suntik,periksalah apa mengandung gelembung udara.Satu atau dua ketukan
pada alat suntik dalam posisi tegak akan dapat mengurangi gelembung
tersebut.Gelembung tersebut sebenarnya tidaklah terlalu berbahaya tetapi
dapat mengurangi dosis insulin.
Penyuntikan dilakukan pada jaringan subkutan.Pada umumnya
disuntikkan dengan sudut 90 derajat.Pada pasien kurus dan anak-anak
setelah kulit dijepit dan insulin disuntikan dengan sudut 45 derajat agar tidak
terjadi penyuntikan intra muskular.Aspirasi tidak perlu dilakukan secara
rutin.Bila suntikan terasa sakit atau mengalami perdarahan setelah proses
penyuntikan maka daerah tersebut sebaiknya ditekan selama 5-8 detik.Untuk
mengurangi rasa sakit pada waktu penyuntikan dapat dilakukan usaha-usaha
sebagai berikut:
a) Menyuntik di suhu kamar
b) Yakini bahwa alat suntik tidak mengandung gelembung udara
c) Tunggulah sampai alkohol yang dipakai sebagai desinfektan kering
sebelum menyuntik
d) Usahakanlah agar otot yang akan disuntik tidak dalam keadaan tegang
e) Tusuklah kulit dengan cepat
f) Jangan merubah arah suntikan selama menyuntikan atau mencabut
suntikan
g) Jangan gunakan jarum yang sudah tampak tumpul

6. Daerah Penyuntikan
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat
menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan
di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi
kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada  daerah
perut. Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut,
lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah
suntikkan digerak-gerakkan.
Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi
variasi penyerapan. Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat
merangsang terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan
insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1 inchi (+2,5cm)  dari daerah
sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu,
lalu baru pindah ke daerah yang lain.
LOKASI
Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah terbukti
bahwa obatnya akan diabsorbsi dengan baik oleh tubuh.
a) PADA DAERAH LENGAN ATAS (DELTOID) 
a) Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi,
namun kekurangannya area penyuntikan paling kecil, dan
jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
b) Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah
tonjolan acromion
c) Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis
atau n.radialis. Hal ini terjadi apabila kita menyuntik lebih
jauh ke bawah daripada yang seharusnya
d) Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti
gaya seorang peragawati), dengan  demikian tonus ototnya
akan berada kondisi yang mudah untuk disuntik dan dapat
mengurangi nyeri.
b) PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (GLUTEUS MAXIMUS)
a) Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi
paling tinggi.
b) Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea superior
c) Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan
glutea, kemudian buat dua garis imajiner vertical yang
memotong garis horizontal tadi pada pertengahan pantat
pada masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada
kuadran lateral atas.
d) Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien berbaring
ke samping dengan lutut sedikit fleksi.
2. PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (GLUTEUS MEDIUS)

a)  Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter


major (atau sebaliknya). Posisikan jari telunjuk sehingga
menyentuh SIAS. Kemudian gerakkan jari tengah Anda
sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka
jari telunjuk dan jari tengah Anda akan membentuk huruf V.
b)  Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan
menembus m. gluteus medius.
c) Volume ideal antara 1-4 ml

3. PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (VASTUS LATERALIS)

a) Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada


sepertiga tengah paha bagian luar.
b)  Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya
perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum
mencapai kedalaman yang tepat.
c) Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).

4. PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (RECTUS FEMORIS)

a) Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada


sepertiga tengah paha bagian depan.
b) Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya
perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum
mencapai kedalaman yang tepat.
c) Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
d) Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk
melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi
berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan
steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.

7. Cara Mempersiapkan Pena Insulin


a) Periksa pena insulin
1) Pastikan insulin yang akan digunakan sesuai dengan instruksi dokter
2) Selalu memeriksa tanggal kadaluarsa
3) Perhatikan apakan ada perubahan warna, gumpalan, bekuan atau
endapan
b) Insulin sebaiknya disuntikan pada suhu kamar, untuk menghangatkan
pena insulin yang sebelumnya disimpan dilemari pendingin, guling-
gulingkan pena insulin diantara kedua telapak tangan
c) Bila anda menggunakan insulin keruh lakukan pencampuran
(homogenisasiI dengan cara mengguling-gulingkan pena insulin diantara
tangan 10 kali dalam waktu 5 detik. Kemudian membolak-balikannyha
keatas dan kebawah 10 kali dalam waktu 10 detik agar inslin tercampur
merata.
d) Jika menggunakan pena insulin isi ulng yang dapat digunakan kembali,
ikuti langkah berikut:
1) Buka tutup pena
2) Lepaskan pelindung cartridge
3) Ganti cartridge
4) Kembalikan pendorong insulin ke posisi awal atau putar piston sesuai
jenis pena yang digunakan
5) Pasang kembali pelindung cartridge

8. Langkah-langkah Menyuntikan Insulin


a) Bersihkan tangan, bila mungkin cucilah tangan dengan sabun atau
antiseptik pembersih tangan, untuk mencegah terjadinya risiko infeksi
silang bila dilakukan oleh petugas kesehatan di layanan kesehatan.
b) Gunakan sarung tangan untuk mencegah terjadinya risiko infeksi atau
infeksi silang bila dilakukan oleh petugas di layanan kesehatan.
c) Lepaskan segel pelindung jarum pena insulin danjangan menyentuh
jarum
d) Tusukan jarum dengan posisi tegak lurus kedalam pena, kemudian putar
jarum pena searah jarum jam hingga maksimal. Pastikan bahwa ujung
jarum pena terpasang tegak lurus terhadap pena insulin.
e) Lepaskan tutup pelindung luar jarum, simpan untuk membantu
melepaskan jarum setelah penyuntikan bila pasien melakukan
penyuntikan sendiri.
f) Lepaskan tutup pelindung dalam jarum dan buang.
g) Lakukan priming
1) Pastikan indikator dosis menunjukkan angka “0”
2) Putar piston searah jarum hingga indikator menunjukkan angka 1 atau
2 unit
3) Pegang pena dengan jarum mengarah ke atas, ketuk-ketuk pemegang
cartridge perlahan dengan jari agar udaran naik ke permukaan
4) Dengan menggunakan ibu jari, tekan piston hingga berhenti dan
indikator menunjukkan angka “0”.
5) Jika menggunakan insulin keruh, sebelum menekan piston lakukan
homogenisasi.
6) Priming selesai jika insulin terlihat keluar di ujung jarum. Jika belum
ulangi langkah tersebut di atas hingga insulin keluar. Langkah ini
penting untuk memastikan tidak terdapat udara di dalam pena insulin
dan jarum maupun pena insulin berfungsi dengan baik
7) Bila priming sudah dilakukan beberapa kali namun insulin tetap tidak
keluar, periksa kemungkinan pena insulin tidak berfungsi dengan baik,
udara di dalam pena terlalu banyak atau jarum pena insulin tertekuk di
bagian dalam.
h) Putar piston sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter. Jika
menggunakan insulin keruh, lakukan homogenisasi ulang sebelum
disuntikan.
i) Disinfeksi lokasi penyuntikan hanya bila penyuntikan dilakukan di fasilitas
kesehatan, panti jompo, panti asuhan, panti sosial dan lain-lain.
j) Tusukan jarum ke dalam kulit dengan cepat pada sudut 90 o terhadap
bidang yang akan disuntik, tekan piston perlahan hingga indikator dosis
menunjukkan angka “0”. Posisi pena harus sedemikian tupa sehingga
jendela dosis terlihat oleh penyuntik.
k) Setelah insulin disuntikan seluruhnya, biarkan jarum tetao didalam kulit
hingga 10 hitungan, kemudian tarik jarum keluar dari kulit tegak lurus.
l) Hingga jarum dicabut, ibu jari tetap menekan piston.
m) Mengangkat kulit / mencubit tidak diperlukan pada penggunaan jarum 4
mm.
n) Jika menggunakan jarum berukuran 6 mm atau 8 mm atau menyuntik
orang yang sangat kurus, lakukan teknik menyuntik dengan pencubitan
agar suntikan benar-benar macapai sasaran subkutan.
o) Cubitan dilepaskan setelah jarum ditarik keluar dari kulit.
KESIMPULAN

Insulin mempunyai beberapa pengaruh dalam jaringan tubuh. Insulin


menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel kemudian meningkatkan sintesa
protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan
lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa kedalam sel
untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen
didalam sel otot dan hati. Insulin endogin adalah insulin yang dihasilkan oleh
pankreas, sedangkan insulin eksogin adalah insulin yang disuntikkan dan
merupakan suatu produk farmasi.

Anda mungkin juga menyukai