Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Kurikulum
Dosen : Dr. Abdullah Aly, M.Ag.

Disusun oleh:

Fajar Andriyanto
NIM: O100130008
Siti Masrurah
NIM: O100130007

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem
pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam
merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal, sehingga gambaran sistem
pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum
pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri. Dan sejalan dengan tuntutan zaman,
perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan
sudah menginjakkan kakinya kedalam dunia invoasi. Inovasi dapat berjalan dan mencapai
sasarannya, jika program pendidikan tersebut drencanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
kondisi dan tuntutan zaman.
Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat. Sebagai tenaga profesional,
guru merupakan pinntu gerbang inovasi, sekaligus gerbang menuju ke pembangunan yang
terinteregasi. Betapa tidak, karena pembangunan dapat terlaksana jika dimulai dari membangun
manusia terlebih dahulu. Tanpa manusia yang cakap, berpengetahuan, terampil, cerdas, kreatif,
dan bertanggung jawab, pembangunan yang terintegrasi dapat terselenggara dan berhasil
dengan baik. Oleh karena itu, setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya perlu dan harus
memahami kurikulum sekolah tempat mereka bertugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
ketentuan dan perencanaan yang telah digariskan dalam kurikulum.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-
komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen
kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam
bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling
kerja sama diantara seluruh sub sistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak
berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai substansi-
substansi dalam perencanaan kurikulum dan komponen-komponen yang ada di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Apa definisi dari manajemen perencanaan kurikulum??
2. Apa saja komponen-komponen dalam manajemen perencanaan kurikulum??
3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam merencanakan organisasi sekolah/madrasah??
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Pembaca dapat mengetahui arti dari manajemen perencanaan kurikulum
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam manajemen
perencanaan kurikulum
3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami apa saja yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan organisasi sekolah/madrasah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Perencanaan Kurikulum
Kata Manager biasanya digunakan untuk seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Sedangkan
istilah manajemen dalam bahasa inggris berasal dari kata to manage yang artinya mengatur atau
mengelola. Jadi manajemen merupakan seni atau ilmu untuk mengatur dan mengelola suatu
organisasi. Dibawah ini merupakan pendapat dari sebagian para ahli mengenai definisi-definisi
manajemen diantaranya:
Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, Manajemen adalah Usaha untuk mencapai tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain. [1] Sedangkan menurut G.R. Terry mengatakan bahwa
manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan – tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya. [2]
Dari pengertian yang dikemukakan oleh terry diatas, langkah awal atau yang pertama kali
dilakukan oleh seorang manajer adalah Planning (perencanaan). Perencanaan adalah kegiatan yang
berkaitan dengan usaha merumuskan suatu program yang didalamnya memuat sesuatu yang akan
dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijakan arah, prosedur dan tujuan yang harus ditempuh.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
Manajemen dalam perencanaan kurikulum dapat diartikan sebagai keahlian atau kemampuan
merencanakan dan mengorganisasi kurikulum. Siapa yang bertanggungjawab dan bagaimana
perencanaan kurikulum itu dilaksanakan secara profesional merupakan dua hal yang perlu
diungkapkan dalam perencanaan kurikulum.
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab I pasal I disebutkan
bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar”. [3] Atas
definisi tersebut maka dapat dikatakan fungsi kurikulum itu berkaitan dengan komponen-komponen
yang mengarah pada tujuan pendidikan. Sementara menurut Nasution, lazimnya kurikulum
dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Menurut hikmat ada tiga keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yakni
keterampilan konseptual, keterampilan manusiawi dan keterampilan teknis. [4] Dari ketiga
keterampilan tersebut, Keterampilan konseptuallah yang paling dibutuhkan dalam merencanakan
suatu progran terutama kurikulum, karena dalam keterampilan ini seorang manajer dituntut untuk
mampu memahami dan mengelola organisasi, mampu mengoordinasikan dan memadukan berbagai
kepentingan dan kegiatan organisasi, serta seorang manajer dituntut pula untuk mampu melihat dan
memahami bahwa organisasi merupakan suatu keseluruhan dimana perubahan pada setiap bagian
dapat mempengaruhi keseluruhan organisasi.
B. Komponen-Komponen Manajemen Perencanaan Kurikulum
Dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. [5] Kurikulum merupakan alat yang paling penting
dalam keberhasilan suatu pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baik dan tepat maka akan
kesulitan dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan baik formal, informal dan non formal.
Dibawah ini merupakan ilustrasi umum mengenai komponen-komponen dalam manajemen
perencanaan kurikulum diantaranya sebagai berikut:

1.      Organisasi Kurikulum.


Orgaisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan
kepada murid – murid. [6] Organisasi kurikulum ini sangat erat kaitannya dengan pencapaian tujuan
pendidikan, karena kurikulum memuat aturan – aturan dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Suryosobroto pola pengorganisasian kurikulum ada 3 macam diantaranya: [7]
a. Separated Subject Curriculum
Kurikulum model ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran
(subjects) yang trpisah – pisah satu sama lain, seakan – akan ada batas pemisah antara mata
pelajaran yang satu sama lain, juga antara suatu kelas dengan kelas lain.
b. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran satu sama lain ada
hubungan, bersangkut paut (Correlated) walaupun mungkin batas – batas yang satu dengan yang
lain, masih dipertahankan.
c. Integrated Curriculum
Kurikulum ini meniadakan batas – batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
2. Model Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum merupakan kegiatan yang komplek yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan. Maka dalam mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses diperlukan model-model
dalam penyajiannya, yakni berdasarkan asumsi – asumsi rasionalitas tentang pemrosesan informasi
atau data secara cermat. Adapun model – model dalam perencanaan kurikulum yang disebutkan
oleh Oemar hamalik adalah : [8]
a. Model Perencanaan Rasional Deduktif atau Rasional Tyler, menitikberatkan logika dalam
merancang program kurikulum dan bertitik tolak dari spesifikasi tujuan (Goals and
Objectives). Namun model  ini cenderung mengabaikan masalah – masalah dalam
lingkungan tugas. Model ini dapat diterapkan pada semua tingkat pembuatan keputusan
namun lebih cocok digunakan untuk sistem pendidikan yang sentralistik yang
menitikberatkan pada sistem perencanaan pusat, dimana kurikulum dianggap sebagai suatu
alat untuk mengembangkan atau mencapai tujuan di bidang sosial ekonomi.
b. Model Interaktif Rasional (The rasional-interactive model), memandang rasional sebagai
tuntutan kesepakatan antara pendapat – pendapat yang berbeda, yang tidak mengikuti
urutan logik. Model ini  seringkali dinamakan model situasional, asumsi rasionalitasnya
,menekankan pada respons fleksibel kurikulum yang tidak memuaskan dan inisiatif pada
tingkat sekolahan atau tingkat lokal, implemantasi rencana merupakan fase krusial dalam
pengembangan kurikulum, dimana diperlukan saling beradaptasi antara perencana dan
pengguna kurikulum.
c. “The Disciplines Model”, perencanaan ini menitikberatkan pada guru – guru, mereka sendiri
yang merencanakan kurukulum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang relevasi
pengetahuan filosofis, sosiologi dan psikologi.
d. Model tanpa perencanaan (non planning model), adalah suatu model berdasarkan
pertimbangan – pertimbangan intuitif guru – guru didalam runag kelas sebagai bentuk
pembuatan keputusan.
Secara umum dalam sebuah perencanaan kurukulum dapat mengandung keempat type diatas,
namun untuk membedakannya antara satu dengan yang lain, diperlukan analisis variabel
kebermaknaan bagi praktek perencanaan. [9]
3. Proses atau Langkah – Langkah Perencanaan
Ada beberapa ahli yang merumuskan proses atau langkah dalam merencanakan sesuatu,
diantaranya:
a. Model perencanaan menurut Ralph Tyler diantaranya : [10]
(1) Menentukan tujuan
(2) Memilih pengalaman – pengalaman pendidikan
(3) Mengordinisir piont ke 2
(4) Cara mengevaluasi.
b. Model perencanaan menurut Dk. Wheeler diantaranya : [11]
(1) Menentukan tujuan
(2) Memilih pengalaman – pengalaman pendidikan (belajar)
(3) Menentukan materi pelajaran
(4) Organisasi dan Intregasi point (b) dan (c)
(5) Evaluaasi terhadap efektifitas langkah – langkan perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
4.      Kegiatan – Kegiatan Manajemen Kurikulum
Kegiatan manajemen di sekolah lebih menitikberatkan pada usaha – usaha pembinaan situasi belajar
mengajar agar selalu belajar dengan lancar serta mengatur pengalaman – pengalamn belajar yang
harus diterima oleh siswa. Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting disini dapat disebut dua
hal yakni: [12]
a. Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru. Kegiatan ini meliputi :
(1) Pembagian tugas mengajar
(2) Pembagian tugas / tanggung jawab dalam membina ekstra kurikuler.
(3) Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
b. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar.
(1) Menyusun jadwal pelajaran
(2) Penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu tertentu.
(3) Pengisian daftar kemajuan murid.
(4) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
(5) Laporan hasil evaluasi.
(6) Kegiatan bimbingan penyuluhan.
Menurut Drs. Ismed Syarif dkk. Kegiatan dalam bidang kurikulum ini masih diperluas mengatur
kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Ketiga kegiatan ini merupakan satu kesatuan dalam proses
belajar mengajar yang sulit untuk dipisahkan.
5.      Asas – Asas Perencanaan Kurikulum
Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum, yaitu : [13]
a. Objektivitas
Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan tujuan pendidikan
nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
b. Keterpaduan
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu, keterpaduan sekolah
dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam proses penyampaian.
c. Manfaat
Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan keterampilan sebagai bahan
masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta bermanfaat sebagai acuan strategis
dalam penyelenggaraan pendidikan.
d. Efisiensi dan Efektivitas
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan waktu dalam
mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
e. Kesesuaian
Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan tenaga
kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan/perkembangan masyarakat.
f. Keseimbangan
Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi, sumber yang
tersedia, serta antara kemampuan dan program yang akan dilaksanakan.
g. Kemudahan
Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang membutuhkan
pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses pembelajaran.
h. Berkesinambungan
Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahapan, jenis, dan jenjang
satuan pendidikan.
i. Pembakuan
Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan pendidikan, sejak dari
pusat sampai daerah.
j. Mutu
Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga turut
meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.
6. Sifat Perencanaan Kurikulum
Suatu perencanaan kurikulum memiliki sifat – sifat sebagai berikut : [14]
a. Bersifat stategis, karena merupakan instrumen yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
b. Bersifat komprehensif, yang mencakup keseluruhan aspek – aspek  kehidupan dan
penghidupan masyarakat.
c. Bersifat integratif, yang mengintegrasikan rencana yang luas, mencakup pengembangan
dimensi kualitas dan kuantitas.
d. Bersifat realistik, berdasarkan kebutuhan nyata peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
e. Bersifat humanistik, menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia, baik
kuantitatif maupun kualitatif.
f. Bersifat futuralistik, mengacu jauh ke depan dalam merencanakan masyarakat yang maju.
g. Bersifat desentralistik, karena dikembangkan oleh daerah sesuai dengan kondisi dan potensi
daerah.
7. Fungsi Perencanaan Kurikulum.
Seorang manager dituntut untuk memiliki ketelitian dan kecermatan yang tinggi dalam
merencanakan kurikulum baik secara menyeluruh maupun secara rinci, karena perencanaan
kurikulum memiliki multi fungsi sebagai berikut : [15]
a. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petunjuk
tentang jenis dan sumber belajar, media, bahan ajar, jenjang pendidikan, biaya dan sarana yang
diperlukan, serta sistem kontrol dan evaluasi untuk mencapai tujuan managemen yang telah
dirancang sebelumnya.
b. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai alat atau penggerak roda organisasi dan tata laksana
untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi. Oleh karenanya
perumusan kurikulum perlu memuat informasi kebijakan yang relevan antara seni kepemimpinan
dan pengetahuan yang telah dimiliki.
c.       Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan
sehingga mencapai hasil optimal.
C. Manajemen Organisasi Sekolah atau Lembaga Pendidikan
Organisasi merupakan salah satu bentuk dari sistem sosial. Sebagai salah satu bentuk organisasi
pendidikan, maka sekolah termasuk bentuk dari sistem sosial, yang tentunya mempunyai sub sistem
dengan ciri – ciri tertentu, yang khusus yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sebagai sebuah
sistem organisasi, sekolah juga memiliki kegiatan administrasi dan kegaiatan manajeme, yang
dimana inti dari organisasi ini adalah proses belajar mengajar baik diluar maupun didalam kelas. [16]
Faktor – Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Merencanakan Organisasi Madrasah
Sebenarnya tidak mudah untuk menentukan pedoman dalam menyusun organisasi madrasah.
Kesulitan tersebut salah satunya disebabkan oleh perbedaan antara sekolah satu dengan sekolah
yang lain. Faktor yang harus diperhatikan dalam  merencanakan organisasi madrasah menurut
Suryosubroto adalah : [17]
1. Tingkat pendidikan
kita ketahui bahwasanya ada beberapa tingkat pendidikan di indonesia, yakni SD, MI, SMP, MTs,
SMA,MA dan Perguruan Tinggi. Dimasing – masing jenjang pendidikan memiliki fisik dan
perkembangan jiwa anak jelas berbeda – beda, begitupun dengan pengaruh lingkungan yang
didapatkan atau yang mempengaruhi masing – masing psikis anak. Dengan demikian dalam
menetukan organisasi madrasah baik tujuan, metode dll pastilah berbeda dan diperlukan
keterampilan khusus untuk merencanakannya.
2. Jenis sekolah
Para perencana harus faham dan tahu jenis sekolah apa yang akan didirikan yakni termasuk sekolah
umum atau sekolah khusus, karena semua itu  berhubungan dengan tujuan utama yaang hendak
dicapai yang nantinya akan berhubungan pula dengan perencanaan kurikulum.
3. Besar Kecilnya Sekolah
Ukuran ini berhubungan dengan jumlah murud, jumlah kelas, jumlah tenaga guru, karyawan serta
fasilitas yang dimiliki. Jika jumlah ketentuan diatas banyak maka termasuk sekolah besar sedangkan
sekolah kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal dari ketentuan yang berlaku.
4. Letak dan Lingkungan Sekolah
Letak geografis seperti pedesaan, pekotaan, pesisir dan lingkungan masyarakat tempat madrasah itu
berada memberikan pengaruh yang berbeda-beda. Oleh karenanya dalam menyusun stuktur
organisasi sekolah, hal – hal tersebut di atas perlu diperhatikan dan dipahami.
Sebenarnya yang paling awal direncanakan atau ditentukan oleh suatu madrasah adalah
merumuskan VISI dan MISI yang nantinya akan menjadi tolak ukur untuk mencapai tujuan
pendidikan serta merumuskan kebijakan – kebijakan yang lain. Kegiatan manajemen organisasi
dalam lembaga pendidikan pada hakikatnya merupakan keterpaduan antara teori dan praktek, atau
keterpaduan antara pikiran dan tindakan dalam bidang pendidikan yang dilandasi dengan nilai – nilai
ajaran agama, falsafat dan budaya bangsa. [18] Kegiatan pendidikan bukanlah hal yang mudah
karena disini kegiatan memproses input dengan berbagai metode dan didukung dengan sarana
prasarana untuk menghasilkan output yang benar – benar baik. Dalam memanajemen lembaga
pendidikan tidak lah asal berjalan, harus ada peta yang menjadikan pedoman dalam berjalan. Peta
yang dibangun dalam mengelola lembaga pendidikan ini disebut dengan Visi dan Misi. Visi dan Misi
tersebut harus jelas dan sesuai dengan lingkungan atau budaya sekitar sehingga lembaga pendidikan
akan berjalan lebih optimal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum merupakan suatu ilmu atau seni untuk merumuskan pedoman dalam
penyelengaraan kegiatan belajar, baik diluar maupun didalam kelas. Yang didalamnya didukung
dengan berbagai sarana prasarana. Untuk merumuskan suatu kurikulum diperlukan perencaan yang
matang, dimana perencanaan tersebut merupakan kegiatan awal dalam suatu manajemen.
Dalam merencanakan suatu kurikulum diperlukan banyak keterampilan, salah satunya adalah
keterampilan konseptual. Dalam keterampilan ini seorang manajer dituntut untuk mampu
memahami organisasi serta mampu memadukan dan mengkoordinasi berbagai kepentingan dalam
organisasi. Bagian terpenting dalam melakukan manajemen adalah kita harus memahami teori dari
manajemen dan konsep perencanaan kurikulum  itu sendiri karena hal tersebut merupakan sebuah
landasan serta objek yang akan dirumuskan. Bukan hanya itu saja, keadaan lingkungan, budaya serta
kemajuan teknologi juga turut memberikan sumbangsih yang besar terhadap perubahan kurikulum
atau lembaga pendidikan. Adapun komponen-komponen dalam manajemen perencanaan kurikulum
diantaranya :
1. Organisasi kurikulum
2. Model perencanaan kurikulum
3. Proses atau Langkah – Langkah Perencanaan
4. Kegiatan-kegiatan manajemen kurikulum
5. Asas – Asas Perencanaan Kurikulum
6. Sifat perencanaan kurikulum
7. Fungsi perencanaan kurikulum
Adapun faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam perencanaan organisasi sekolah/madrasah
menurut Suryosubroto adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan
2. Jenis sekolah
3. Besar Kecilnya Sekolah
4. Letak dan Lingkungan Sekolah
DAFTAR PUSTAKA

Dzakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004


Hamalik, Oemar,  Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006
Hikmat,  Manajement Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2009
 Nasution,  Kurikulum dan Pengajaran., Jakarta : Bumi Aksara, 2006, Cet. VI
Mulyono,  Manajemen Administrasi & Organisasi pendidikan, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2008
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004)
--------------------------------------------------------------------------------
[1] Hikmat, Manajement Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), Hlm. 12.
[2] Ibid
[3] Dzakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 3.
[4] Hikmat, Manajement Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), Hlm. 47.
[5] Oemar hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 91-92.
[6] Suryosubroto,Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 33.
[7] Ibid
[8] Oemar Hamalik, op.cit, Hlm. 153-154.
[9] Oemar Hamalik, op.cit, Hlm. 154.
[10] Dakir,Perencanaan dan Pengembangan kurikulum,(Jakarta:Rineka Cipta, 2004), hlm. 117-118.
[11] ibid
[12] Suryosubroto,Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 42.
[13] Oemar hamalik, op.cit, Hlm. 155-156.
[14] Oemar Hamalik, op.Cit, Hlm. 154-155.
[15] Oemar hamalik, op.cit, hlm. 152.
[16] Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi pendidikan, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2008).
Hlm 63-64.
[17] Suryosubroto,Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 141-150
[18] Mulyono, op.cit, hlm. 118.

Anda mungkin juga menyukai