Anda di halaman 1dari 98

RANCANG BANGUN POWER GENERATOR SIMULATOR

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan


pendidikan Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi
Di Jurusan Teknik Mesin

Oleh:
Bagas Hikmatul Prastowo 6514010010
Muhammad Yahdi Urfan 6514010022

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2017
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANG BANGUN POWER GENERATOR SIMULATOR

Disusun Oleh:
Bagas Hikmatul Prastowo 6514010010
Muhammad Yahdi Urfan 6514010022

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk diujikan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Kusnadi, S.T, M.Si. Yoga Dwi Utomo, S.T, M.T.


NIP. 1957 0919 198703 1000 NIP. 13304

ii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANG BANGUN POWER GENERATOR SIMULATOR

Oleh:
Bagas Hikmatul Prastowo 6514010010
Muhammad Yahdi Urfan 6514010022

Tugas Akhir ini telah disidangkan pada tanggal 16 Maret 2017


Dan sesuai dengan ketentuan.

Tim Penguji
1.
NIP. : ………………………
2.
NIP. : ………………………
3.
NIP. : ………………………

Disahkan oleh
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta
Ketua Jurusan

Dr. Belyamin M.Sc. Eng., B. Eng(Hons)


NIP. 196301161993031001

iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Kami yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Bagas Hikmatul Prastowo NIM : 6513010015


2. Muhammad Yahdi Urfan NIM : 6514010022

Menyatakan bahwa judul dan isi dari laporan tugas akhir ini bebas dari
plagiasi.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

Bontang, 15 Maret 2017

Bagas Hikmatul Prastowo Muhammad Yahdi Urfan


NIM. 6514010010 NIM. 6514010022

iv
ABSTRAK

RANCANG BANGUN POWER GENERATOR SIMULATOR

Bagas Hikmatul Prastowo, Muhammad Yahdi Urfan


Teknik Mesin Konversi Energi, LNG Academy
Bontang, Kalimantan Timur
Email: hikmatulbagas@gmail.com, muhammadurfan25@gmail.com

ABSTRAK

Power Generator merupakan salah satu mesin listrik yang sangat penting untuk
dipahami oleh para mahasiswa dengan disiplin ilmu kelistrikan. Oleh karena kebutuhan
manusia bergantung pada listrik,hal ini akan sangat relevan apabila dapat menguasai
karakteristik dari Power Generator maupun sistem yang terkoneksi.

Keterbatasan pembelajaran Power Generator karena tidak adanya fasilitas


praktikum menjadi sebuah masalah tersendiri, disamping kurangnya pengalaman
langsung pada alat, pembelajaran secara praktik juga lebih mudah dipahami.
Berdasarkan hal itu, kami terfokuskan untuk membuat suatu rancang bangun yang dapat
merepresentasikan kondisi riil di lapangan, yaitu berupa Power Generator Simulator.
Power generator ini akan beroperasi dalam 2 mode, mode stand-alone dan sinkronisasi.

Simulator menggunakan VSD untuk mengatur kecepatan penggerak dan


menggunakan DC Power Supply eksternal yang dapat diatur besar arus eksitasi sesuai
yang kita inginkan. Relay yang digunakan untuk simulasi saat ini hanyalah Relay
tegangan lebih dengan waktu tunda dan relay tegangan rendah dengan waktu tunda.

Dari data hasil pengujian, banyak hal yang bisa didapatkan dari melakukan
simulasi – simulasi pada Power Generator Simulator ini, baik dari karakteristik generator
maupun sistem proteksinya. Bahkan untuk pengembangan lebih lanjut, dari data – data
yang ada bisa dilakukan analisis penyelesaian masalah terkait generator.

Simulator dapat beroperasi dengan baik dengan kedua mode operasi yang
dilakukan. Hanya saja Power Generator Simulator ini masih pada tahap rancangan dasar
yang belum mencakup secara keseluruhan sistem generator, sehingga harapan kami
kedepannya alat ini dapat ditingkatkan dengan penambahan simulasi atau komponen
yang lebih modern yang banyak digunakan di industri-industri saat ini.

Kata kunci : Generator, stand-alone, sinkronisasi, VSD, relay, DC Power Supply

v
ABSTRACT

Power Generator is an electric machine which is very important to be understood


by the students in the disciplines of electricity. Therefore human needs depend on
electricity, it would be very relevant if it can be known the characteristics of Power
Generator and the systems.

Power Generator learning limitations due to lack of lab facilities becomes a


problem in itself, in addition to the lack of direct experience on the tools, learning in
practice is also more easily understood. Based on that, we are focused to create a design
that can represent the real conditions in the field, namely in the form of Power Generator
Simulator. Power generator will operate in two modes, stand-alone mode and
synchronization.

Simulator using the VSD to control the speed of the driver and using external DC
Power Supply that can be set-set excitation current big as we want. Relay is used for
simulation was only timed delay over voltage relay and timed delay undervoltage.

From the test data, a lot of things to be gained from doing simulations - Power
Generator Simulator simulation on this, both of the characteristics of the generator and
protection system. Even for the further development of the data - the data can be
analyzed settlement related problems generator.

Simulator can operate well with both modes of operation are carried out. Only
Power Generator Simulator is still at the stage of basic design that does not include
overall generator system, so that our hope in the future this tool can be enhanced by the
addition of a simulation or a more modern components are widely used in industries
today.

Keywords: Power generator,stand-alone , Synchronization,.VSD, Relay, DC Power


Supply

vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu
wata’ala atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat mennyelesaikan dan
menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “RANCANG BANGUN POWER
GENERATOR SIMULATOR”.
Pembuatan Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk kelulusan Diploma III
Teknik Mesin LNG Academy kerjasama dengan Politeknik Negeri Jakarta.
Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan, bimbingan
dan bantuan banyak pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Belyamin Msc. Eng., B.Eng. (Hons) selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
PNJ.
2. Benhur Nainggolan, Ir.,MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Konversi
Energi.
3. Mohamad Farouk Riza, ST., MT. selaku Direktur LNG Academy Badak
LNG.
4. Drs. Kusnadi, ST., MT. selaku Pembimbing I Tugas Akhir dari Teknik
Konversi Energi PNJ.
5. Yoga Dwi Utomo, ST., MT. dan Ageng Pangayoman Koco Suwito, ST.
selaku Dosen Pembimbing dari Badak LNG.
6. Rizqy Fajar Arifianto,ST. selaku Ketua Peminatan Teknik Perawatan Listrik
dan Instrumentasi.
7. Pihak lain Badak LNG dan Politeknik Negeri Jakarta yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
8. Mitra kerja yang di Badak LNG yang telah membimbing dan membantu
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
9. Teman-teman LNG Academy yang telah membantu dalam tugas akhir ini.
Penulis sangat menyadari banyaknya kesalahan dan kekurangan yang
mungkin ada pada laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik terhadap laporan ini sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca dan
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, penulis dan bagi ilmu
pengetahuan.

vii
Bontang, 15 Maret 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI...................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Perumusan Masalah........................................................................3
1.4. Tujuan.............................................................................................4
1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir.............................................................4
1.6. Metode Penyelesaian Masalah.......................................................5
1.7. Manfaat yang Akan Didapat...........................................................5
1.8. Sistematika Penulisan Keseluruhan Tugas Akhir..........................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1. Synchronous Generator..................................................................7
2.1.1. Sistem Eksitasi menggunakan Sikat...............................................7
2.1.2. Kecepatan Putar Generator Sinkron...............................................8
2.1.3. Tegangan Induksi (EA) dari Synchronous Generator.....................8
2.1.4. Rangkaian Ekuivalen Synchronous Generator..............................9
2.1.5. Menentukan Parameter Generator Sinkron..................................10
2.1.6. Sinkronisasi dengan Infinite Bus..................................................12
2.2. Motor Induksi...............................................................................13
2.2.1. Konstruksi.....................................................................................14
2.2.2. Prinsip kerja Motor.......................................................................14
2.2.3. Mengubah Kecepatan Motor Induksi...........................................15
2.3. Variable Speed Drive...................................................................16
2.2.1. Prinsip Kerja Variable Speed Drive.............................................17

ix
2.4. Relay Proteksi...............................................................................18
2.4.1. Overvoltage Relay........................................................................19
2.5. Komponen-komponen Catu Daya................................................20
2.5.1. Power Supply................................................................................20
2.5.2. Miniature Ciruit Breaker (MCB).................................................21
2.5.2. Kontaktor......................................................................................21
2.5.3. Terminal Block.............................................................................22
2.5.4. Panel Box......................................................................................23
2.5.5. Lampu Indikator...........................................................................23
2.5.6. Relay Penyaklaran........................................................................24
2.5.7. Toggle Switch...............................................................................24
2.5.8. Selector witch...............................................................................25
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN........................................................26
3.1. Diagram Alir Pengerjaan..............................................................26
3.2. Deskripsi Alat Sederhana.............................................................27
3.3. Schematic Diagram Power Generator Simulator.........................29
3.4. Perancangan Alat..........................................................................29
3.5. Pemilihan Material.......................................................................30
3.5.1. Pemilihan Generator.....................................................................30
3.5.2. Pemilihan Motor Penggerak.........................................................31
3.5.3. Pemilihan Kopling........................................................................32
3.5.4. Pemilihan Variable Speed Drive (VSD).......................................33
3.5.5. Pemilihan Beban Generator..........................................................34
3.5.6. Pemilihan Relay............................................................................35
3.5.7. Pemilihan DC Power Supply........................................................36
3.5.8. Pemilihan Komponen Penunjang.................................................36
3.5.9. Pemilihan Material Rangka Simulator.........................................44
3.6. Perhitungan Beban Listrik............................................................45
3.6.1. Perancangan Sistem Perkabelan...................................................45
3.6.2. Perancangan Sistem Proteksi........................................................46
3.6.3. Pemrograman VSD.......................................................................48
3.8. Fabrikasi dan Perakitan Alat........................................................51

x
3.8.1 Fabrikasi Alat...............................................................................51
3.8.2 Perakitan Alat...............................................................................53
BAB IV HASIL DAN ANALISIS.........................................................................55
4.1. Realisasi Alat................................................................................55
4.2. Pengujian Komponen Kelistrikan dan Kontrol............................56
4.3. Prosedur Pengoperasian...............................................................58
4.4. Analisa Hasil Simulasi.................................................................63
4.4.1. Short Circuit Characteristic.........................................................63
4.4.2. Open Circuit Characteristic.........................................................65
4.4.3. Mencari Resistansi Jangkar..........................................................66
4.4.4. Rangkaian Ekuivalen Generator...................................................67
4.4.5. Hubungan antara Beban dengan Frekuensi..................................68
4.4.6. Pengaruh Kecepatan penggerak terhadap Frekuensi Sistem Power
Generator Simulator.......................................................................................70
4.4.7. Pengaruh Eksitasi terhadap Tegangan Terminal..........................71
4.4.8. Simulasi Relay Overvoltage dan Undervoltage...........................72
4.4.9. Simulasi Sinkronisasi...................................................................72
4.5. Rincian Biaya Pembuatan Alat.....................................................73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................75
1.1 Kesimpulan...................................................................................75
1.2 Saran.............................................................................................76

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Spesifikasi Simulator ………………………………………..………. 18


Tabel 3.1 Spesifikasi Generator.............................................................................31
Tabel 3.2 Spesifikasi Motor...................................................................................32
Tabel 3.8 Spesifikasi DC Power Supply................................................................38
Tabel 3.9 Spesifilkasi Kontaktor C1......................................................................39
Tabel 3.10 Spesifikasi Kontaktor C2&C3.............................................................39
Tabel 3.11 Spesifikasi Indikator Tegangan............................................................40
Tabel 3.12 Spesifikasi Indikator Arus....................................................................41
Tabel 3.13 Spesifikasi Indikator Frekuensi............................................................41
Tabel 3.14 Spesifikasi Selector Volt......................................................................42
Tabel 3.15 Spesifikasi Selector Ampere................................................................43
Tabel 3.16 Spesifikasi Lampu Indikator................................................................43
Tabel 3.17 Spesifikasi Push button........................................................................44
Tabel 3.18 Spesifikasi Relay Model MY4NJ........................................................44
Tabel 3.19 Spesifikasi Relay Model LY2N...........................................................45
Tabel 4.1 Pengujian komponen listrik dan kontrol................................................58
Tabel 4.2 Short Circuuit Characteristic................................................................66
Tabel 4.3 Open Circuit Characteristic..................................................................67
Tabel 4.4 Hubungan antara Beban dengan Frekuensi............................................70
Tabel 4.5 Hubungan Kecepetan terhadap Frekuensi Generator............................72
Tabel 4.6 Pengaruh Eksitasi terhadap Tegangan Terminal...................................73
Tabel 4.7 Rincian Biaya Pembuatan Alat………………………………………. 75

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Equivalent Circuit SynchoronousGenerator ……………………… 10


Gambar 2.2 Percobaan Tanpa Beban (Open Circuit Characteristic) ………….. 11
Gambar 2.3 Percobaan Hubung Singkat (Short-Circuit Characteristic)……….. 11
Gambar 2.4 Pengukuran Resistansi DC ………………………………………... 12
Gambar 2.5 Kurva (a) Frekuensi Vs Daya  dan (b) Tegangan Terminal vs Daya
Reaktif pada Infinite Bus…..…………………………………………………. .. 13
Gambar 2.6 Frekuensi Konstan, Tegangan berubah …………………………… 16
Gambar 2.1 Tegangan konstan, frekuensi berubah …………………………… 16
Gambar 2.8 Tegangan dan frekuensi berubah …………………………………. 17
Gambar 2.9 DC Power Supply ………………………………………………… 17
Gambar 2.10 Miniature Circuit Breaker……………………………………….. 20
Gambar 2.11 Kontaktor 3 Fasa ………………………………………………… 21
Gambar 2.12 Terminal Block………………………………………………………… 23
Gambar 2.14 Lampu Indikator LED ……………………………....................... 23
Gambar 2.15 Relay penyaklaran……………………………………………….. 24
Gambar 2.16 Toggle Switch ………………………………………………………… 25
Gambar 2.18 Amperemeter , Voltmeter, Frekuensi Meter ……………………. 26
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan ………………………………………..... 27
Gambar 3.2 Simplified Diagram Power Generator Simulator…………………. 29
Gambar 3.3 Schematic diagram Power Generator Simulator ………………… 30
Gambar 3.4 Generator DongFeng ……………………….……………………. 32
Gambar 3.5 Teco motor 5 hp ………………..………………………………… 33
Gambar 3.6 Wood’s rubber kopling ……………………..……………………. 33
Gambar 3.7 VSD Schneider …………………………………………………… 35
Gambar 3.8 Lampu Philips Standart Bulb ………………………….…………….. 36
Gambar 3.10 Overvoltage & Undervoltage Relay ……………………..……… 37
Gambar 3.11 DC Power Supply ……………………..…………………..…….. 38
Gambar 3.12 Kontaktor Schneider ………………………………………..…… 39
Gambar 3.13 Kontaktor Mitsubishi …………………………………………..... 40
Gambar 3.14 Indikator Tegangan ……………………………………………….41

xiii
Gambar 3.15 Indikator Arus …………………………………………………….41
Gambar 3.16 Indikator Frekuensi ……………………………………………….42
Gambar 3.18 Selector Ampere …………………………………………………. 42
Gambar 3.19 Lampu Indikator ….……………………………………………… 43
Gambar 3.20 Push button………………………………………………………. 44
Gambar 3.21 Relay Model MY4NJ…………………………………………….. 45
Gambar 3.22 Relay Model LY2N ……………………………………………… 45
Gambar 3.23 Sirkulasi udara VSD …………………………………………...... 50
Gambar 3.24 Wiring VSD …………………………………………………....... 51
Gambar 3.25 Urutan Konfigurasi VSD ………………………………………… 52
Gambar 3.26 Papan Simulator …………………………………………………. 56
Gambar 3.27 Hasil akhir Power Generator Simulator a) tampak depan samping b)
tampak belakang ……………………………………………………………….. 56
Gambar 4.1 Realisasi Alat.....................................................................................55
Gambar 4.2 Arus Eksitasi IF vs Arus Jangkar IA....................................................64
Gambar 4.3 Arus Eksitasi IF vs Tegangan Terminal VT........................................66
Gambar 4.4 Rangkaian Ekuivalen Generator........................................................68
Gambar 4.5 Beban vs Frekuensi............................................................................69
Gambar 4.6 Grafik Frekuensi Penggerak vs Frekuensi Sistem.............................70
Gambar 4.7 Pengaruh arus eksitasi terhadap tegangan keluaran generator...........71

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perguruan tinggi mempunyai peran sangat besar dalam meningkatkan


kesejahteraan, membangun kemandirian dan daya kompetisi generasi muda.
Generasi muda yang notabenenya adalah penerus kegiatan pembangunan dituntut
untuk memiliki kualitas, kredibilitas, serta setia ikut serta dalam inovasi
teknologi yang dapat memajukan bangsa. Inovasi teknologi ini tidak serta merta
harus rumit dan mahal, tapi cukup yang sederhana dan ekonomis, namun dapat
berguna disegala bidang termasuk pendidikan dalam lingkungan Perguruan
Tinggi itu sendiri.

Politeknik sebagai jalur terapan pada Perguruan Tinggi dimaksudkan untuk


mempersiapkan tenaga kerja yang dapat mengimplementasikan dan melakukan
inovasi teknologi untuk menghasilkan produk nyata yang dapat menjadi sarana
pendidikan bagi generasi penerus. Jalur pendidikan terapan terdiri dari 4 jenjang
pendidikan diploma yaitu D I, D II, D III dan D IV . Bahkan secara legal formal,
dua jenjang pendidikan Post Diploma yaitu Magister Sains Terapan (MST) dan
Doktor Sains Terapan (DST) yang sejajar dengan jalur pendidikan akademik S2
dan S3 sudah dapat dioperasionalkan.

LNG Academy PT. Badak NGL, yang merupakan program kerja sama
dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) membekali mahasiswa dengan
pengetahuan dan keahlian yang proporsional sesuai dengan requirements dari
dunia industri migas saat ini. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, mahasiswa dibekali dengan mata kuliah Kewirausahaan,
Leadership & Kapita Selekta untuk lebih kreatif dan siap untuk terjun ke dalam
dunia industri.

Peminatan LNG Academy PT. Badak NGL dengan PNJ dibawah naungan
Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Teknik Konversi Energi, memiliki 3 jenis

1
peminatan, yakni: Teknik Pengolahan Gas, Teknik Perawatan Kilang yang
terbagi menjadi Mekanikal Rotating, dan Listrik Instrumentasi, seperti terlihat
pada gambar 1.1 :

Polteknik Politeknik LNGTeknik


Academy
Teknik LNG Academy
Negeri Negeri
Program Studi
Studi
PT. Badak
Pengolahan Gas PT. Badak
Peminatan
Jurusan Teknik Program Peminatan
Jakarta
Jurusan Teknik Jakarta
Teknik
Teknik Konversi
Konversi
NGL & PNJ NGL & PNJ
Mekanikal
Mekanikal &
&
Mesin
Energi Teknik Rotating
Perawatan
Kilang
Kilang Peminatan
Elektrik &
Instrumentasi

Gambar 1.1 Struktur organisasi perguruan tinggi LNG Academy

Peminatan Teknik Perawatan Kilang bertujuan untuk mempersiapkan sumber


daya manusia yang professional dan kompeten dalam bidang perawatan
(maintenance) kilang LNG yang mampu merancang bangun, mengawasi,
memperbaiki dan operation test commissioning sesuai dengan spesialisasi
masing-masing. Lulusan LNG Academy memiliki kesempatan untuk mengisi
posisi sebagai pelaksana di industri LNG maupun perusahaan manufaktur.

Guna meningkatkan kompetensi praktik mesin listrik untuk mahasiswa


peminatan Teknik Perawatan Kilang, diperlukan sebuah alat praktikum yang
dapat mempermudah proses belajar dan mengajar untuk spesialisasi Kelistrikan.
Alat ini berupa Simulator Power Generator. Simulator ini diharap mampu
membuat mahasiswa menguasai prosedur operasi generator, mengamati perilaku
generator pada kondisi operasi normal dan tidak normal, menginterkoneksi ke
grid Badak LNG. Sehingga mahasiswa tidak saja mendapatkan ilmu secara teori
melainkan pengalaman praktik langsung pada simulator yang tersedia.

Harapan penulis simulator ini dapat dikembangkan lebih lanjut, yaitu operasi
manual ke sistem otomatis. Selain itu dapat dikembangkan dengan menambahkan

2
fitur simulasi pada generator , seperti penambahan karakteristik kurva
kemampuan generator, karakteristik jika beban kapasitif dan beban induktif
ataupun penambahan simulasi lain yang dapat di kombinasikan seperti dengan
penambahan simulasi trafo, simulasi jaringan kelistrikan (electrical networking),
motor starter and protections. Sehingga semakin lengkap dan menambah nilai
guna dari simulator itu sendiri.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari Power Generator Simulator adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana merancang dan membangun Power Generator Simulator sehingga
merepresentasikan generator riil di lapangan?
2. Apa saja simulasi yang dapat dilakukan saat generator beroperasi dengan
normal?
3. Bagaimana kerja relay proteksi pada saat kondisi tidak normal?
1.3. Batasan Masalah
Ditetapkan batasan-batasan masalah agar Power Generator Simulator ini
terancang dengan baik dan tidak menyimpang dari apa yang direncanakan dari
awal, sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.
Dengan demikian, rancang bangun akan merepresentasikan karakteristik dari
Generator secara garis besar dan hanya 2 jenis relay proteksi yang disimulasikan,
yaitu Overvoltage dan Undervoltage Relay.

Karakteristik-karakteristik yang didapatkan dari Generator Simulator ini


diperoleh dari dua mode operasi, yaitu Generator Stand-Alone dan Generator yang
diparallel dengan infinite bus. Adapun fitur-fitur yang dapat disimulasikan pada
Power Generator Simulator ini antara lain, sebagai berikut :
a) OCC (Open Circuit Characteristic) & SCC (Short Circuit Characteristic)
Test.
b) Membuat rangkaian ekuivalen generator.
c) Mendapatkan nilai speed droop Simulator.
d) Pengaruh eksitasi terhadap tegangan keluaran.
e) Pengaruh kecepatan penggerak terhadap frekuensi keluaran.
f) Sinkronisasi generator terhadap infinite bus Badak LNG.

3
g) Simulasi kerja relay proteksi.

Sehingga kriteria sukses dari Power Generator Simulator ini adalah alat
simulator ini dapat mensimulasikan fitur-fitur tersebut. Adapun batasan lain
terkait simulator ini yaitu :
- Perhitungan segi mekanikal dari desain alat tidak diperhitungkan.
- Generator hanya dapat dibebankan sebesar 1800 [Watt].
- Hanya menggunakan beban resistif.
- Generator diputar oleh motor induksi disertai VSD.
- Relay reverse power hanya digunakan untuk proteksi sinkronisasi
sehingga setting relay menggunakan default-nya.
- Serta spesifikasi dari simulator, yaitu
Parameter Tabel 1.1 Nilai
Kapasitas Pembangkitan
Spesifikasi 1800 Watt
Arus eksitasi maksimal
Simulator 3,31 A dc
Range Pengaturan kecepatan 48,7 – 52,2 [Hz]
Faktor Daya 1 (unity pf)
Sistem Pentanahan Solid grounding
Level suara (1 m dari alat) 76 dB
1.4. Tujuan

Adapun tujuan dari proyek ini adalah :

a) Mampu melakukan rancang bangun sebuah simulator Power Generator,


yang merupakan tugas akhir mahasiswa.

b) Mempelajari dan memahami karakteristik generator dan sistemnya

c) Menyediakan peralatan praktikum untuk generasi penerus selanjutnya,


terkait Peminatan Teknik Perawatan Kilang Listrik dan Instrumentasi.

1.5. Lokasi Objek Tugas Akhir

Lokasi objek pembuatan tugas akhir berada di Machinery and Heavy


Equipment Shop (MHE Shop), Electrical Shop, d:an workshop Badak LNG
Training Center.

4
1.6. Metode Penyelesaian Masalah

Berbagai usaha akan dilakukan agar Power Generator Simulator yang


diharapkan dapat terealisir dengan metode sebagai berikut:

a. Information sharing, dengan praktisi di PT Badak NGL dengan latar


belakang pengalaman yang memadai di bidang perawatan kilang.

b. Berdiskusi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan pengarahan dan


binaan dalam merancang bangun Power Generator Simulator ini.

c. Bekerja sama dengan mahasiswa LNG Academy angkatan 5 yang akan ikut
membantu dalam pengerjaan rancang bangun ini.

d. Studi dari textbooks sebagai referensi.

1.7. Manfaat yang Akan Didapat

Banyak manfaat yang akan didapat dengan pembuatan Power Generator


Simluator ini, yaitu:

1. Dapat digunakan sebagai media praktikum mahasiswa LNG Academy dan


para peserta program pelatihan kedepannya.

2. Sebagai bentuk kontribusi terhadap pendidikan di LNG Academy.

3. Menambah pengalaman dalam implementasi teori selama pengerjaan alat


bagi pembuatan tugas akhir.

1.8. Sistematika Penulisan Keseluruhan Tugas Akhir

Berikut adalah sistematika penulisan untuk laporan proyek tugas akhir ini:

BAB I Pendahuluan

Menguraikan latar belakang pemilihan topik, perumusan dan pembatasan


masalah, tujuan, lokasi pengerjaan, garis besar metode penyelesaian masalah,
manfaat yang akan didapat, dan sistematika penulisan keseluruhan tugas akhir.

5
BAB II Studi Pustaka

Memaparkan rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang


penyusunan/penelitian, meliputi pembahasan tentang topik yang akan dikaji
lebih lanjut dalam tugas akhir.

BAB III Metodologi

Menguraikan tentang metodologi, yaitu metode yang digunakan untuk


menyelesaiakan masalah/penelitian, meliputi perancangan dasar, spesifikasi
alat yang digunakan berdasarkan rancangan dan fabrikasi.

BAB IV Hasil dan Analisa

Berisi tentang prosedur pengoperasian, hasil pengujian dan analisa serta


rincian penggunaan biaya pembuatan Power Generator Simulator.

BAB VI Kesimpulan

Berisi kesimpulan dari seluruh analisis data. Isi kesimpulan gfmenjawab


permasalahan dan tujuan yang telah ditetapkan dalam tugas akhir serta berisi
saran-saran atau opini yang berkaitan dengan tugas akhir.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Synchronous Generator

Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron


yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik.
Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator
sinkron AC satu fasa tergantung dari konstruksinya.
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan
konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron.
Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar
kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC
atau disebut kumparan medan dan sebuah kumparan tempat
dibangkitkannya GGL arus bolak-balik atau disebut kumparan jangkar.
Hampir semua mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar berupa stator
yang diam dan struktur medan magnet berputar sebagai rotor. Kumparan
DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar
melalui cincin geser (slip-ring) dan sikat arang (carbon brush), tetapi ada
juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless
excitation.

2.1.1. Sistem Eksitasi menggunakan Sikat

Sistem eksitasi menggunakan sikat merupakan tipe klasik yang


memerlukan komponen slip-ring untuk menghubungkan arus yang
dibangkitkan oleh exciter dengan rotor generator atau dari sumber arus DC
eksternal.
Slip-ring merupakan cincin metal yang ikut berputar dengan shaft. Salah
satu ujung dari DC Rotor disambung dengan 2 slip-ring. Sikat arang
digunakan untuk menyalurkan arus DC dari sumber eksternal ke slip-ring
yang ikut berputar dengan shaft. Jika sumber tegangan DC positif terkoneksi
dengan salah satu sikat dan sumber tegangan DC negatif terkoneksi dengan

7
sikat yang lain, maka tegangan DC yang sama akan dialirkan ke lilitan medan
tanpa menghiraukan posisi angular atau kecepatan dari rotor.
Sistem eksitasi menggunakan sikat menimbulkan beberapa masalah,.
Brush dan Slip-ring akan meningkatkan jumlah perawatan yang dilakukan,
karena brush harus diperiksa secara rutin. Selain itu, tegangan jatuh pada
Brush akan menyebabkan rugi-rugi daya yang signifikan pada mesin dengan
arus medan yang besar. Biasanya sistem eksitasi menggunakan sikat
diterapkan pada mesin sinkron yang lebih kecil karena sistem ini lebih
ekonomis.

2.1.2. Kecepatan Putar Generator Sinkron

Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sebanding


dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas
rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor
bergerak searah dengan putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar
medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator dirumuskan
sebagai berikut:
120 f
nr =
P
f = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet

Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan
tetap pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada
kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai
contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar
dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin
empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm, seperti pada Power
Generator Simulator ini.

8
2.1.3. Tegangan Induksi (EA) dari Synchronous Generator

Dengan memutar Generator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus
medan If, maka tegangan EA akan terinduksi pada kumparan jangkar stator.
Magnitude dari tegangan yang terinduksi di stator bisa diformulasikan sebagai
berikut:
ω
E A =√ 2 π N c ∅ f =k ∅ f =k ω ∅
f

EA = Tegangan Induksi
k = Konstruksi mesin
Ø = Besar flux
f = Frekuensi
Besar tegangan yang terinduksi tergantung pada besar fluks, frekuensi dan
konstruksi dari generator. Tegangan induksi EA berbanding lurus dengan flux
dan kecepatan putaran, dan besar flux itu sendiri bergantung terhadap arus
yang mengalir pada lilitan medan pada rotor If..

2.1.4. Rangkaian Ekuivalen Synchronous Generator

Tegangan induksi EA dibangkitkan pada fasa generator sinkron. Tegangan


ini tidak sama dengan tegangan VT yang muncul pada terminal generator oleh
karena rugi-rugi yang ada pada generator. Tegangan induksi sama dengan
tegangan output terminal hanya ketika tidak ada arus jangkar yang mengalir
pada mesin (IF = 0). Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara
tegangan induksi dengan tegangan terminal adalah:
 Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada
stator, disebut reaksi jangkar.
 Induktansi sendiri kumparan jangkar.
 Resistansi kumparan jangkar.
 Efek permukaan rotor kutub sepatu.

Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan


terminal VT akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya:
 Resistansi jangkar Ra

9
 Reaktansi bocor jangkar X
 Reaksi Jangkar Xa (stator self-inductance LA)
V ❑∅ =E A − jX I A − j X A I A−R A I A

Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan


terjadinya reaksi jangkar. Efek Reaksi jangkar dan self-inductance dari mesin
keduanya direpresentasikan menjadi reaktansi, dan bisa dikombinasikan
menjadi reaktansi tunggal yang disebut dengan reaktansi sinkron.
X s=X + X A
Sehingga persamaan akhir dari V ∅ adalah
V ∅ =E A − j X s I A −R A I A

Gambar 2.2 Equivalent Circuit Synchronous Generator

2.1.5. Menentukan Parameter Generator Sinkron

Rangkaian ekuivalen generator sinkron mempunyai tiga nilai yang harus


ditentukan untuk menggambarkan karakteristik dari real synchronous
generator, diantaranya:
 Hubungan antara arus medan dan flux
 Reaktansi Sinkron (Xs)
 Resistansi Jangkar (RA)

10
Harga reaktansi diperoleh dari dua macam percobaan yaitu percobaan
tanpa beban dan percobaan hubungan singkat. Pada pengujian tanpa beban,
generator diputar pada kecepatan nominalnya dan terminal generator tidak
dihubungkan ke beban. Arus eksitasi medan mula adalah nol. Kemudian arus
eksitasi medan dinaikan bertahap dan tegangan terminal generator diukur pada
tiap tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus jangkar adalah nol (IA = 0)
sehingga VT sama dengan EA. Sehingga dari pengujian ini diperoleh kurva Ea
sebagai fungsi arus medan (If). Dari kurva ini harga yang akan dipakai adalah
harga liniernya (unsaturated), yaitu kurva sebelum mengalami saturasi.
Pemakaian harga linier yang merupakan garis lurus cukup beralasan
mengingat kelebihan arus medan pada keadaan jenuh sebenarnya
dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar.

Gambar 2.3 Percobaan Tanpa Beban (Open-Circuit Characteristic)

Pengujian yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada pengujian ini
mula-mula arus eksitasi medan dibuat nol, dan terminal generator dihubung
singkat melalui ampere meter. Kemudian arus jangkar IA diukur dengan
mengubah arus eksitasi medan. Dari pengujian hubung singkat akan
menghasilkan hubungan antara arus jangkar (IA) sebagai fungsi arus medan
(If), dan ini merupakan garis lurus.

11
Gambar 2.4 Percobaan Hubung Singkat (Short-Circuit Characteristic)

Pengujian unutk menentukan harga resistansi jangkar yaitu dengan


memasukkan arus DC kedalam lilitan. Dengan rangkaian medan terbuka,
resistansi DC diukur antara dua terminal output sehingga dua fasa terhubung
secara seri. Resistansi per fasa adalah setengahnya dari yang diukur.

Gambar 2.5 Pengukuran Resistansi DC

Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor untuk


menentukan nilai resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung pada
bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar, dan konstruksi kumparan.
2.1.6. Sinkronisasi dengan Infinite Bus

Generator sinkron yang dihubungkan dengan sistem tenaga listrik yang


berkapasitas sangat besar hanya akan memberikan sedikit sekali pengaruh
pada sistem tenaga listrik tersebut. Fakta ini kemudian diidentifikasikan
menjadi konsep infinite bus. Infinite bus adalah sistem tenaga listrik dengan
skala besar dimana tegangan dan frekuensinya tidak berubah, tidak peduli
seberapa banyak daya aktif dan daya reaktif yang diambil dari atau disuplai ke
sistem tenaga listrik tersebut. Jika generator yang mempunyai kapasitas lebih
kecil dari 5% kapasitas sistem tenaga listrik dihubungkan pada sistem

12
tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa generator tersebut dihubungkan
dengan infinite bus. Karakteristik daya aktif-frekuensi dan daya reaktif-
tegangan dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 2.6
Kurva (a) Frekuensi vs Daya  dan (b) Tegangan Terminal vs Daya Reaktif pada Infinite Bus

Jika generator telah diparalelkan dengan infinite bus, generator akan


mensuplai sejumlah kecil daya nyata dengan sedikit atau tidak mensuplai daya
reaktif sama sekali.

Metode yang digunakan untuk sinkronisasi bermacam-macam, yang


digunakan pada Power Generator Simulator ini adalah menggunakan lampu
hubung gelap. Dimana menggunakan lampu dengan tegangan 2kali lipatnya
disetiap fasa, dengan koneksi generator dan grid adalah R – U , S – V dan T –
W.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam memparalelkan generator
tiga fasa dengan Infinite Bus Badak LNG adalah :
a.  Tegangan kedua generator harus sama besar.
b.  Frekuensi generator harus sama
c.  Fasa generator harus sama
d. Urutan phase kedua generator harus sama
Bilamana ke-4 syarat tersebut terpenuhi, maka lampu pada ketiga fasa
akan gelap, dikarenakan tidak ada perbedaan tegangan yang terjadi pada
lampu.

13
2.2. Motor Induksi

Pada proyek tugas akhir ini, motor induksi digunakan sebagai motor
penggerak pengganti turbin pemutar generator. Turbin mengubah energi
potensial menjadi mekanik, motor mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik, karena sifatnya simulator maka digunakanlah motor induksi
sehingga dapat diaplikasikan dimanapun asalkan terdapat sumber energi
listrik.
Motor AC 3 fasa bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC
1 fasa untuk menghasilkan beda fasa diperlukan penambahan komponen
Kapasitor,pada motor 3 fasa perbedaan fasa sudah didapat langsung dari
sumber karena arus 3 fasa memiliki perbedaan fasa 60 derajat antar
fasanya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak
diperlukan. Motor yang digunakan sebagai penggerak generator pada
simulator ini menggunakan motor induksi 3 fasa.

2.2.1. Konstruksi

Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan
rotor. Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang
biasa disebut dengan air gap. Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh
air gap sekitar 0,4 milimeter sampai 4 milimeter. Terdapat dua tipe motor 3
fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni rotor belitan (wound rotor)
dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor).
Motor 3 fasa rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang
lilitan rotor dan statornya terbuat dari bahan yang sama. Sedangkan motor 3
fasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah tipe motor induksi yang
konstruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan logam yang dimasukkan
melewati slot-slot yang ada pada rotor motor, kemudian pada setiap bagiannya
disatukan oleh cincin. Akibat dari penyatuan tersebut, terjadi hubungan
singkat antara batangan logam dengan batangan logam yang lainnya.
Pada Power Generator Simulator ini menggunakan motor dengan
konstruksi rotor sangkat tupai.

14
2.2.2. Prinsip kerja Motor

Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator, akan


timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :

120. f
n=
P

dimana:
Ns = Kecepatan Putar
f  = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor,
akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena
batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya
(F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpotongnya
batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi
tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan
putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan
n s−n r
S=
ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari
cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau
asinkron. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena
medan magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks pada
rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan
pada rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada

15
stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan
magnet.

2.2.3. Mengubah Kecepatan Motor Induksi

Kecepatan turbin berubah dipengaruhi oleh banyaknya fluida dan tekanan


fluida penggerak. Pada motor induksi dalam simulator ini, berdasarkan rumus
120. f
n=
P
Kecepatan motor induksi (penggerak) dapat diubah-ubah melalui 2 cara,
yaitu dengan mengubah jumlah kutubnya (pole) maupun dengan mengubah
frekuensi sumber masukan pada motor. Kutub tidak mungkin diubah
dikarenakan motor tidak dimodifikasi (akan memakan biaya dan waktu yang
sangat banyak) sehingga digunakan cara ke 2 yaitu dengan mengubah
frekuensi sumber masukan pada motor, untuk mengubah frekuensi masukan,
digunakan alat pengubah frekuensi atau biasa dikenal sebagai Inverter /
Variable Speed Drive (VSD).

2.3. Variable Speed Drive

VSD berfungsi untuk mengubah frekuensi tegangan input ke motor


induksi untuk mengatur kecepatan putarnya. Daya masukan berupa satu
atau tiga fasa dengan frekuensi 50 atau 60 Hz dan menghasilkan keluaran
tiga fasa yang frekuensinya dapat diatur mulai dari 0 Hz sampai 500 Hz
(tergantung spesifikasi) dan dengan tegangan keluaran mulai dari 0 V
hingga tegangan nominal motor.
Kontrol tegangan dan frekuensi tadi dicapai dengan teknik Pulse
Width Modulation (PWM). Teknik ini memungkinkan user untuk
mendapatkan tegangan yang konstan walaupun frekuensinya diubah, dan
sebaliknya, frekuensi konstan dengan tegangan berubah-ubah ataupun
mengubah kedua parameter tadi secara bersama-sama.

16
Gambar 2.7
Frekuensi Konstan, Tegangan berubah

Gambar 2.8 Tegangan konstan, frekuensi berubah

Gambar 2.8 Tegangan dan frekuensi berubah

Parameter yang diubah-ubah dari VSD yang digunakan pada Power


Generator Simulator adalah mengubah frekuensi dan dengan tegangan tetap.
VSD menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur kecepatan
motor.Jadi, dengan mengubah frekuensi yang masuk pada motor, kecepatan
putar akan berubah.

17
2.2.1. Prinsip Kerja Variable Speed Drive

Sumber Listrik dari PLN (AC) mempunyai frekuensi yang konstan, yaitu
50 Hz. Pada umumnya digunakan rectifier (penyearah terkendali) untuk
mendapatkan Sumber DC dari listrik AC. Setelah itu, perlu dilakukan perataan
bentuk gelombang DC yang masih mengandung ripple (riak) AC. Caranya
dengan menambahkan DC Link yaitu semacam regulator untuk meratakan
bentuk gelombang DC agar berbentuk lurus dan stabil tidak terjadi riak.
Setelah didapatkan listrik DC yang murni, langkah berikutnya adalah
mengubah Listrik DC menjadi listrik AC dengan rangkaian inverter. Inverter
sebenarnya berisi rangkaian fip flop yang melakukan pensaklaran secara
bergantian terhadap listrik DC sehingga menghasilkan listrik AC. Bentuk
gelombang yang dihasilkan dengan rangkaian inverter bisa gelombang kotak
atau gelombang sinus. Untuk menghasilkan Listrik AC dari Output rangkaian
inverter dengan gelombang sinus diperlukan rangkaian PWM (Pulse Width
Modulator). Rangkaian ini yang akan mencacah listrik DC menjadi listrik AC
dengan bentuk gelombang mendekati sinus. Jika gelombang membentuk
sinus, untuk motor listrik, gelombang AC non sinus tersebut akan
mempengaruhi kualitas dayanya dan berefek pada panas yang ditimbulkan
sehingga menyebabkan peralatan cepat panas dan rusak.
Inverter, memiliki keuntungan secara teknis bila dibandingkan dengan
cara lain, antara lain:
 Mempunyai jangkauan kecepatan yang lebih lebar.
 Mempunyai beberapa pola untuk hubungan tegangan dan frekuensi.
 Mempunyai fasilitas penunjukan meter.
 Mempunyai lereng akselerasi dan deselerasi yang dapat diatur secara
independen, kompak, serta sistem lebih aman.
Sehingga dipilihlah VSD inverter yang akan digunakan untuk simulasi.

2.4. Relay Proteksi

Relay adalah salah satu perangkat proteksi listrik yang digunakan


untuk mendeteksi adanya kondisi gangguan untuk kemudian mengirimkan
sinyal gangguan sehingga saluran dapat diamankan oleh komponen

18
pemutus. Dilihat dari mekanisme operasinya relay proteksi terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu relay elektromekanikal dan relay digital.
Konstruksinya merupakan gabungan komponen elektrik dan mekanik,
merupakan versi relay yang lebih klasik dari relay digital. Sehingga
bentuk dari relay elektromekanikal ini jauh lebih besar dari relay digital.
Pada relay elektromekanikal, 1 relay digunakan hanya untuk 1 proteksi
gangguan. Berbeda dengan relay digital dimana pada 1 relay dapat
digunakan untuk memproteksi berbagai gangguan tergantung tipe
relaynya.
Pada Power Generator Simulator ini, relay yang digunakan adalah
relay Timed Overvoltage & Undervoltage berupa relay digital dan relay
Reverse Power sebagai pengaman sinkronisasi berupa relay
elektromekanikal.

2.4.1. Overvoltage Relay

Overvoltage Relay merupakan relay proteksi untuk mendeteksi tegangan


berlebih dari sistem. Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum
yang diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) design insulasi yang
akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan. Tegangan lebih
dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih atau kerusakan pada pengatur
tegangan otomatis / AVR. Sehingga diperlukan alat yang memproteksi dari
gangguan tersebut.
Overvoltage Relay beroperasi saat tegangan saluran generator naik
mencapai nilai set point-nya. Setiap peralatan listrik mempunyai kemampuan
yang terbatas terhadap besaran tegangan. Peralatan akan bekerja dengan baik
hanya apabila tegangan yang diberikan sesuai dengan tegangan nominalnya.
Karena itu penggunaan proteksi tegangan lebih sangat diperlukan guna
menjamin keselamatan peralatan tersebut .

2.4.2. Undervoltage Relay


Undervoltage Relay merupakan relay proteksi untuk mendeteksi adanya
tegangan rendah dari sistem. Tegangan rendah pada generator sering terjadi
karena pembebanan berlebih, Voltage Regulator pada sistem eksitasi

19
bermasalah atau RPM dari penggerak kurang, akibat dari tegangan rendah ini
adalah kerja dari peralatan listrik tidak efektif, berkurangnya lifetime peralatan
dan bahkan menyebabkan kerusakan dini pada mesin.
Undervoltage Relay beroperasi saat tegangan saluran dari generator turun
dari nilai nominalnya hingga mencapai nilai setpoint-nya. Setiap peralatan
listrik mempunyai kemampuan yang terbatas terhadap besaran tegangan.
Sehingga relay ini merupakan relay yang cukup penting untuk melindungi
sistem.

2.5. Komponen-komponen Catu Daya

Komponen catu mempunyai peranan dan fungsi masing-masing yang


kesemuanya bekerja bersama-sama membentuk suatu rangkaian listrik
dengan tujuan memastikan bahwa daya yang disuplai sampai ke beban
dengan handal dan aman. Pada Power Generator Simulator, digunakan
komponen-komponen sebagai berikut :
2.5.1. Power Supply
Untuk memberikan arus DC pada sel elektrokoagulator diperlukan power
supply yang memberikan sumber daya bertegangan DC. Power supply yang
digunakan di dalam tugas akhir ini adalah Adjustable DC Power Supply.
Power supply adalah alat yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan
listrik secara langsung dari satu bentuk sumber tegangan listrik ke bentuk
tegangan listrik yang lainnya. Umumnya listrik dikonversi dari AC menjadi
DC. Power Supply berfungsi untuk memberikan listrik sesuai dengan
karakteristik yang diingankan, seperti listrik dengan tipe tegangan AC ataupun
DC dengan besar tegangan tertentu.
Adjustable DC Power Supply berfungsi untuk memberikan listrik
bertegangan DC dengan besaran arus dan tegangan tertentu ke beban, dengan
cara mengubah input yang berupa listrik bertegangan AC 220 Vac
menggunakan rectifier dan rangkaian elektronik sehingga output yang
diberikan berupa listrik bertegangan DC yang bisa diatur besaran arus dan
tegangannya sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 2.25 berikut merupakan
DC Power Supply yang digunakan.

20
Gambar 2.9 DC Power Supply

2.5.2. Miniature Ciruit Breaker (MCB)

MCB merupakan alat proteksi dari arus lebih yang disebabkan terjadinya
beban lebih dan adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip kerjanya
yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relay
arus lebih seketika digunakan elektromagnet.
Bila bimetal ataupun elektromagnet bekerja, maka MCB ini akan memutus
hubungan kontak yang terletak pada pemadam busur dan membuka sakelar.
MCB untuk rumah dengan tipe pengaman lebur diutamakan untuk proteksi
hubungan pendek, sehingga pengaman MCB ini untuk mengamankan instalasi
/ konduktornya.
Arus nominal yang digunakan pada MCB dengan tegangan 230/400V
ialah: 1,2,4,6,10,16,20,25,35 dan 50 A disesuaikan dengan tingkat VA
konsumen.

Gambar 2.10 Miniature Circuit Breaker

2.5.2. Kontaktor

Kontaktor adalah komponen penghubung / kontak dengan kapasitas yang


besar dengan menggunakan daya minimal, dengan kata lain dapat
menghubungkan rangkaian dengan kapasitas besar dengan rangkaian kapasitas

21
kecil (rangkaian kontrol). Umumnya kontaktor terdiri dari 3 pole kontak
utama dan kontak bantu (auxiliary contact). Untuk menghubungkan kontak
utama yaitu dengan cara memberikan tegangan pada koil kontraktor sesuai
spesifikasinya.
Komponen utama sebuah kontaktor adalah koil dan kontak utama. Koil
adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan
menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Koil
dipergunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak
utama sehingga terhubung pada masing-masing pole. Kontaktor AC dapat
digunakan pada sirkuit yang mempunyai tegangan maksimal 690 V, 50 Hz
atau 60 Hz dan arus 6 A – 780 A. Kontaktor memiliki struktur lebih
sederhana,ukuran kecil dan ringan, secara luas diaplikasikan dalam rangkaian
pengendalian, terutama mengendalikan motor atau perangkat listrik lainnya.
Prinsip kerjanya yaitu sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa
kontak Normally Open (NO) dan beberapa Normally Close (NC). Saat
kontraktor dalam keadaan normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor
bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika
dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja
kontak NC akan membuka.

Gambar 2.11 Kontaktor 3 Fasa

2.5.3. Terminal Block

Terminal block adalah suatu tempat berhentinya arus listrik sementara,


yang akan dihubungkan ke komponen yang lain (komponen outgoing). Dalam
pembuatan panel listrik, terminal block termasuk salah satu komponen utama.
Ada 2 bagian pada terminal block, yaitu incoming (konektor arus masuk) dan

22
outgoing (konektor arus keluar). Manfaat terminal block: sebagai penghubung
(jumper) jika ada penambahan komponen, pemakaian kabel tidak boros,
pengaman jika ada troubleshooting, jika ada konsleting arus langsung putus di
terminal sebelum sampai ke komponen utama, dan lain sebagainya.

Gambar 2.12 Terminal Block

2.5.4. Panel Box

Panel box digunakan untuk penempatan bahan-bahan yang digunakan


untuk pembuatan suatu rangkaian catu daya dan rangkaian kontrol. Panel box
ini terdiri dari box utama untuk komponen-komponen yang dipasang didalam
dan pintu sebagai cover serta tempat interaksi dan pemantauan indikator.

Gambar 2.13 Panel Box

2.5.5. Lampu Indikator

Lampu pada simulator berperan sebagai lampu indikator yang menunjukan


kondisi operasi tertentu pada sistem. Lampu menunjukan generator dan beban
sedang running sebagai media untuk mengetahui keadaan sistem. Lampu
indikator dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Incandescent: mengandung filamen tungsten yang berpijar ketika dialiri
arus. Sepertiga daya yang diterima lampu dikonversi menjadi panas.

23
Lampu jenis ini digunakan sebagai lampu beban sebanyak 18 buah
masing-masing 100 watt.
2) Lampu neon: terdiri dari dua elektroda yang dipasang dengan Ne(g) sebagai
medianya. Ketika arus mengalir melalui dua elektrodenya, Ne(g) akan
terionisasi.
3) LED (Light Emitting Diode): cahaya yang dihasilkan lampu LED berasal
dari material semikonduktor junction P dan N. Lampu jenis LED
digunakan sebagai lampu indikator relay kerja.

Gambar 2.14 Lampu Indikator LED

2.5.6. Relay Penyaklaran

Relay adalah saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik


dan merupakan komponen elektromekanikal yang terdiri dari
2 bagian utama yakni elektromagnet (coil) dan mekanikal
(seperangkat kontak saklar / switch). Relay menggunakan
prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
membuka/menutup rangkaian di tegangan yang lebih tinggi.

Gambar 2.15 Relay penyaklaran

24
Poin kontak (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis
yaitu :
 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka).
2.5.7. Toggle Switch

Toggle switch merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan atau


memutuskan arus dengan cara menggerakkan tuas yang ada secara mekanis.
Pada toggle switch terdapat 2 kondisi yakni 0 dan 1 dimana pada kondisi 0
maka sistem dalam keadaan off sedangkan jika dalam kondisi 1 maka sistem
dalam keadaan on. Pada simulator ini digunakan toggle switch yang
mempunyai 2 state. Dikarenakan toggle switch pada simulator digunakan
untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian.

Gambar 2.16 Toggle Switch

2.5.8. Selector witch

Selector switch digunakan untuk membantu menghemat tempat dalam


perakitan panel dan mengurangi metering yang digunakan sehingga total
investasi menjadi lebih murah karena pemasangan panel listrik hanya perlu
menggunakan satu indikator untuk membaca indikasi pada jalur-jalur listrik.

Gambar 2.17 Selector Switchr

25
Meter merupakan komponen penunjang yang digunakan untuk mengukur
parameter/metering listrik pada suatu jalur-jalur listirk. Dengan demikian,
operator dapat memantau kondisi dari sistem rangkaian listrik tanpa harus
mengukur dengan multimeter atau sejenisnya.

Gambar 2.18 Amperemeter , Voltmeter, Frekuensi Meter

26
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1. Diagram Alir Pengerjaan

Diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis


yang menyatakan aliran proses yang menampilkan langkah-langkah yang
disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan
masing-masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Diagram alir proses
Power Generator Simulator sebagai berikut:
Mulai

Studi Pustaka Diskusi

Perancangan Simulator

Pengadaan Material

Fabrikasi dan Perakitan

Pengujian Alat

Alat bekerja sesuai


Perbaikan dan Modifikasi
rancangan

Analisis Data

Plot Hasil Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.19 Diagram Alir Pengerjaan

27
3.2. Deskripsi Alat Sederhana

Power Generator Simulator membahas prinsip-prinsip dan


karakteristik dari Power Generator. Didalam simulator terdapat
penggerak berupa motor induksi yang dapat diatur kecepatannya
menggunakan VSD dan dihubungkan secara mekanik dengan
generator sinkron sehingga generator dapat diatur kecepatannya
secara bervariasi, serta terdapat pula sistem eksitasi generator
dengan menggunakan sikat arang dimana sumber eksitasi didapat
dari sumber eksternal DC Power Supply , suplai eksitasi ini
dioperasikan secara manual. Keduanya merupakan variable yang
diubah-ubah untuk mendapatkan nilai simulasi.
Pada simulator ini juga mencakup sistem kelistrikan, proteksi
sirkuit (relay dan circuit breaker), beban-beban yang bisa digunakan
untuk eksperimen/praktikum pada generator dan sistem sinkronisasi
dengan infinite bus Badak LNG.
Terdapat 2 mode operasi simulasi Generator pada simulator ini.
Mode operasi yang pertama adalah Standalone Generator Operation
Mode. Pada mode ini Generator dihubungkan oleh beban dengan
kapasitas maksimum 1,8 kW untuk 3 fasa. Beban bisa dioperasikan
dalam no-load mode, half-load mode dan full load mode. Mode operasi
selanjutnya adalah Generator parallel Operation with Infinite Bus
Badak LNG. Pada operasi ini, generator disinkronkan dengan Infinite
Bus Badak LNG.

28
Indikator

C3

Indikator Sinkronisasi
dengan
Infinite Bus
C2
Beban
(Standalone)
VSD
Total Daya
C1 1800W
Suplai
Daya Relay Proteksi
Elektromekanikal

Motor Induksi STC-5 Altenator


5hp /3 phase/4 5 kW/3 phase/4
pole/1500 rpm Pole /1500 rpm

DC Power
Supply

Gambar 3.2 Simplyfied Diagram Power Generator Simulator

29
3.3. Schematic Diagram Power Generator Simulator
L1
SW2
59/26 Hz V
L1
SW2

L1
SW2

CB2 32
R L1
A SW1
CB2 C2
S L1
SW1
CB2 C2
T L1
SW1
C2
N

Hz V
N
SW3
L2 L2
R
C3

SW3
L2 L2
S
C3

Workshop-Badak LNG
SW3
L2 L2 Low Voltage Networking
T
C3

Gambar 3.3 Schematic diagram Power Generator Simulator

3.4. Perancangan Alat

Pendesainan alat dimulai dengan membuat schematic diagram dan


wiring diagram sistem generator ke beban. Pembuatan schematic diagram
dan wiring diagram menggunakan software engineering yaitu AutoCAD
2016 dan Microsoft Visio 2010. Desain juga dilakukan pada meja simulasi
dan pembuatan desain meja simulasi menggunakan software Solidworks
2013.
Perancangan didasarkan pada arus yang boleh dilewatkan pada relay
dikarenakan sistem proteksi sebagai pengamanan alat, sehingga
didapatkan arus maksimal relay I = 5 A. Generator yang digunakan 3 fasa
dengan besar tegangan tiap fasa sebesar 220 V, sehingga kapasitas
maksimal dari generator adalah
P = V . I cos 
= 3 x 220 x 5 x 1
= 3.300 Watt
Daya maksimal yang dibangkitkan generator yang digunakan adalah
3,3 kW,
untuk mengkompensasi rugi-rugi daya yang ada, maka dipilih motor penggerak
yang memiliki kapasitas daya lebih besar dari generatornya, motor yang dipakai
tersedia di shop Badak LNG yaitu motor induksi 5 hp / 3,7 kW.

30
VSD dipilih sesuai dengan motor induksi yang akan diatur
kecepatannya, spesifikasi VSD tidak boleh lebih kecil dari daya motornya,
sehingga VSD yang digunakan sebesar 4 kW. Sedangkan DC Power
Supply dipilih berdasarkan Rating eksitasi yang ada pada generator, yaitu
dengan suplai arus DC maksimal 3,51 A,maka dipilih DC Power Supply
yang memiliki range 0 – 5 A.Relay proteksi yang digunakan merupakan
relay Power Generator Badak LNG.
Proteksi pentanahan yang digunakan pada generator ini menggunakan
solid grounding, sehingga tidak dibutuhkan alat tambahan khusus.

3.5. Pemilihan Material

Setelah melakukan perancangan alat, langkah selanjutnya adalah


memilih material apa saja yang sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
Material dipilih berdasarkan spesifikasi yang dibutuhkan pada simulator.

3.5.1. Pemilihan Generator

Pada Power Generator Simulator ini terdapat beberapa alat utama


yang digunaka salah satunya adalah generator. Generator merupakan
komponen utama simulasi pada Tugas Akhir ini. Sesuai dengan batasan
masalah bahwa pada kondisi generator berbeban akan dioperasikan
sebesar 1,8 kW sehingga pemilihan dan pengadaan generator dengan
keluaran daya sebesar 2,2 kW / 3 hp, akan tetapi karena ketersediaan di
pasaran Indonesia untuk generator 3 fasa adalah 5 kW sehingga generator
yang digunakan adalah 5 kW yang nantinya tidak akan dibebankan penuh.
Adapun spesifikasi generator sebagai berikut:

Tabel 3.1 Spesifikasi Generator

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Dongfeng
2 Fasa 3
3 Daya keluaran 5 kW
4 Arus Maksimum 8A
5 Tegangan 380 VAC
6 Frekuensi 50 Hz
7 RPM 1500

31
Gambar 3.4 Generator DongFeng STC-5

3.5.2. Pemilihan Motor Penggerak

Parameter utama dari pemilihan motor penggerak adalah dari


kecepatan putaran dan daya mekaniknya. Kecepatan motor harus sama
(mendekati) kecepatan generator agar generator berputar pada kecepatan
sinkronnya , sehingga dapat membangkitkan listrik sesuai dengan
spesifikasinya dan juga karena menggunakan direct coupling sehingga
kecepatan putaran antara motor dan generator harus sama. Daya mekanik
motor harus lebih besar dari generator, oleh karena untuk
mengkompensasi rugi-rugi daya sebelum pembangkitan. Beban yang
terkoneksikan dengan generator merupakan lampu resistif murni dengan
total daya 3 kW. Maka dipilihlah untuk motor penggerak generator dengan
spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Spesifikasi Motor

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Teco
2 Type AEEB
3 Fasa 3
4 Daya keluaran 5 hp
5 Arus Maksimum 7.7 A
6 Tegangan 400 VAC
7 Frekuensi 50 Hz
8 RPM 1500

32
Gambar 3.5 Teco motor 5 hp

3.5.3. Pemilihan Kopling

Kopling digunakan sebagai penghubung antara shaft motor dan


shaft generator. Sehingga daya dari motor secara mekanik terhantarkan ke
generator melalui coupling ini. Hal yang mendasari pemilihan kopling
adalah kecepatan berputarnya shaft, karena kedua shaft berputar di rpm
yang sama, maka yang digunakan adalah Direct coupling. Selain dari
kecepatan putar, cara alignement pada kedua alat tersebut juga
mempengaruhi pemilihan, agar nilai toleransi alignment besar dan mudah
dilakukan, maka dipilih kopling yang menggunakan rubber / karet sebagai
spacer. Adapun spesifikasi kopling adalah sebagai berikut :

Gambar 3.6 Wood’s rubber coupling

Tabel 3.3 Spesifikasi Kopling

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek TB Wood’s
2 Tipe 8SC
3 Rpm maksimum 4500
33
3.5.4. Pemilihan Variable Speed Drive (VSD)

Variable Speed Drive digunakan untuk mengatur kecepatan Motor


penggerak generator. Hal utama yang didasari pemilihan VSD adalah
range frekuensi keluaran dan daya maksimal yang dapat diatur oleh VSD.
Range frekuensi keluaran sangat penting, hal ini untuk mengatur
kecepatan motor, kecepatan motor ini nantinya berpengaruh kepada daya
pembangkitan dan frekuensi dari generator, yang mana keduanya
merupakan aspek dari simulasi alat ini. Daya maksimal dari VSD juga
perlu dicocokkan dengan motor yang akan diubah-ubah oleh VSD, dimana
daya ini tidak boleh kurang dari 3,7 [kW], dikarenakan jika kurang maka
VSD tidak dapat mengatur kecepatan motor karena daya listrik masukkan
terlalu kecil sehingga daya mekanik untuk memutar tidak terpenuhi. Maka
pemilihan paling efisien adalah VSD dengan kapasitas maksimal 4 kW.
Untuk spesifikasi dari Variable Speed Drive adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Spesifikasi Variable Speed Drive

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Schneider
2 Tipe ATV303HU40N4E
3 Fasa 3
4 Daya 4 kW
5 Range Kecepatan 1:20
6 Frekuensi Output 0.5 - 400 Hz
6 Tegangan Output 380 VAC
7 Frekuensi input 50-60 Hz
8 Switching Frequency 2-12 kHz
9 Temparatur Ambien 55°C

34
Gambar 3.7 VSD Schneider

3.5.5. Pemilihan Beban Generator

Beban yang disuplai oleh generator maksimal adalah 3 kW. Beban


tersebut merupakan beban murni resistif, terdapat power resistor dimana
alat tersebut mendisipasi panas yang dikonsumsi ataupun lampu bohlam,
dengan membandingkan dari segi ekonomis, dipilihlah beban berupa
lampu bohlam dengan masing-masing daya 100 W. Selain untuk beban,
lampu resistif juga dipilih sebagai indikasi sinkronisasi manual melalui
metode sinkronoskop lampu gelap, yaitu dengan lampu 60 W , Untuk
spesifikasi dari lampu beban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Spesifikasi Beban Lampu

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Philips
2 Tipe Lampu Incandecent
3 Daya 100 W
4 Tegangan 220 V

35
Gambar 3.8 Lampu Philips Standard Bulb

3.5.6. Pemilihan Relay

Pada Power Generator Simulator ini relay elektromekanikal yang


digunakan adalah relay yang tersedia di Badak LNG, dikarenakan adanya
proyek penggantian relay dari elektromekanik menjadi relay digital. Untuk
simulasi ini relay yang digunakan ada 2 jenis, diantaranya adalah
Overvoltage & Undervoltage Relay. Untuk spesifikasi dari masing-masing
relay sebagai berikut:

Tabel 3.7 Spesifikasi Overvoltage & Undervoltage Relay


No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Crouzet
2 Tegangan Nominal 220 V – 480 V
3 Frekuensi 50/60 Hz
Delay of Threshold
4 0.3 s - 30 s
Crossing
5 Reset Time 1500 ms
Maximum Breaking
6 250 V AC/DC
Voltage

Gambar 3.10 Overvoltage &Undervoltage Relay

36
3.5.7. Pemilihan DC Power Supply

DC Power Supply yang digunakan untuk eksitasi generator adalah


jenis adjustable DC Power Supply di mana arus dan tegangan keluaran
bisa diatur sesuai keinginan. Hal ini dikarenakan eksitasi akan diatur untuk
simulasi sinkronisasi dan pengaruh eksitasi terhadap keluaran generator.
Berikut spesifikasi dari DC Power Supply:

Tabel 3.3 Spesifikasi DC Power Supply

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Zhaoxin
2 Tipe RXN 305D-II
Input Voltage and
3 220 Vac 50 Hz
Frequency
4 Input Current 3A
5 Output Voltage 0-60 Vdc
6 Output Current 0-5 A

Gambar 3.11 DC Power Supply

3.5.8. Pemilihan Komponen Penunjang

Pada Power Generator Simulator ini digunakan beberapa komponen-


komponen penunjang untuk pengontrolan dan proteksi pada simulasi ini.
Berikut merupakan komponen penunjang yang digunakan pada simulator
ini beserta spesifikasinya
a. Kontaktor
Pada simulator ini kontaktor yang digunakan berjumlah 3 buah yakni C1,
C2, dan C3. Kontaktor C1 digunakan untuk motor penggerak generator,

37
kontaktor C2 digunakan untuk beban lampu untuk generator dan elemen
pemutus jika relay proteksi bekerja, sedangkan kontaktor C3 digunakan untuk
sinkronisasi. Kontaktor yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:

Tabel 3.4 Spesifilkasi Kontaktor C1

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Schneider
2 Type LC1 D25
3 Tegangan Coil 220 V
4 Rating motor standar 15 hp di tegangan 480 V
5 Arus induktif Maksimum 25 A

Dengan spesifikasi tersebut, maka kontaktor LC1 D25 dapat


digunakan sebagai kontaktor C1 / kontaktor motor.

Gambar 3.12 Kontaktor Schneider

Tabel 3.5 Spesifikasi Kontaktor C2&C3

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Mitsubishi
2 Type S-N11
3 Tegangan Coil 220 V
4 Rating motor standar 7.5 hp ditegangan 480 V
5 Arus induktif Maksimum 20 A
Dengan spesifikasi tersebut, maka kontaktor S-N11 dapat digunakan
sebagai kontaktor beban dan kontaktor sinkronisasi.

38
Gambar 3.13 Kontaktor Mitsubishi S-N11

b. Indikator Panel
Indikator panel yang digunakan pada simulator ini adalah indikator
tegangan, indikator arus, dan indikator frekuensi. Indikator tegangan dan
frekuensi yang digunakan sebanak 2 buah, sedangkan indikator arus yang
digunakan sebanyak 1 buah. Indikator tegangan dan indikator frekuensi
digunakan untuk mengukur tegangan pada sisi line utama pada generator dan
line pada Infinite Bus Badak LNG, sedangkan untuk indikator arus hanya
digunakan untuk mengukur arus pada sisi line utama generator saja. Indikator
panel yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.6 Spesifikasi Indikator Tegangan

39
No Spesifikasi Keterangan
1 Merek TAB
2 Range Tegangan 0-300 VAC
3 Frekuensi 50/60 Hz
4 Ukuran 72x72 mm

Gambar 3.14 Indikator Tegangan

Tabel 3.7 Spesifikasi Indikator Arus

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek TAB
2 Range Arus 0-10 A
3 Frekuensi 50/60 Hz
4 Ukuran 72x72 mm

Gambar 3.15 Indikator Arus

Tabel 3.8 Spesifikasi Indikator Frekuensi

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek TAB
2 Range Frekuensi 45-55 Hz
3 Frekuensi 50/60 Hz
4 Ukuran 72x72 mm
40
Gambar 3.16 Indikator Frekuensi

c. Selector Switch
Pada simulator ini digunakan 2 selector switch untuk indikator tegangan
dan indikator arus pada line utama generator. Spesifikasinya adalah sebagai
berikut:

Tabel 3.9 Spesifikasi Selector Volt

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Salzer Selector Volt
2 Posisi 3 Posisi (TR-ST-RS)
3 Tegangan 600 VAC
4 Frekuensi 50 Hz
5 Arus 16 A
6 Degree 45°
7 Ukuran 48x60 mm

Gambar 3.17 Selector Voltmeter

Tabel 3.10 Spesifikasi Selector Ampere


No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Tab Selector Volt
2 Posisi 4 Posisi (R-S-T-Off)
3 Tegangan 600 VAC
41
4 Frekuensi 50 Hz
3 Arus 16 A
4 Degree 45°
5 Ukuran 48x60 mm
Gambar 3.18 Selector Amper

d. Lampu Indikator
Lampu indikator digunakan sebagai indikasi running dari komponen.
Pada simulator ini, digunakan indikator sebagai indikasi bahwa relay
elektromekanik kerja.

Tabel 3.11 Spesifikasi Lampu Indikator

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek KDE
2 Model AD22-22DS
3 Tegangan Rating 220 VAC
4 Arus Rating 20 mA

42
Gambar 3.19 lampu indikator

e. Push button
Pada alat ini digunakan 6 Push button untuk kontrol motor, line utama
generator, dan line sinkronisasi. Push button yang digunakan mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.12 Spesifikasi Push button

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek KDE
2 Model AD22-22DS
3 Tegangan Rating 220 VAC
4 Arus Rating 20 mA

Gambar 3.20 Push button

f. Relay
Relay digunakan untuk menerima sinyal dari relay elektromekanikal
untuk kontrol kontaktor. Kontak relay yang digunakan adalah normally close.
Sehingga saat relay mendapatkan sinyal arus dari relay elektromekanikal,
maka relay akan berstatus open (membuka) dan memutus arus pada kontaktor
C2 dan C3. Pada simulasi ini menggunakan 2 jenis relay yang berbeda.
Berikut spesifikasi dari relay yang digunakan:
Tabel 3.13 Spesifikasi Relay Model MY4NJ

No. Spesifikasi Keterangan


1 Merek Omron
2 Model MY4NJ
3 Type 4 Pole Double Throw
4 Operating Coil 43 220 VAC/6.8 mA
5 Contact Rating 3A at 220 VAC / 24 VDC
Gambar 3.21 Relay Model MY4NJ

Tabel 3.14 Spesifikasi Relay Model LY2N

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Omron
2 Model LY2N
3 Double Pole Double
Type
Throw
4 Operating Coil 220 VAC/6.8 mA
5 Contact Rating 5A at 220 VAC / 24 VDC

Gambar 3.22 Relay Model LY2N

3.5.9. Pemilihan Material Rangka Simulator

Setelah mendesain tempat simulasi yang akan dibuat, langkah


selanjutnya adalah memilih material. Material yang digunakan pada meja
simulasi diantaranya adalah :

44
 Pelat Carbon Steel (CS) 1/4” dan 1/8”

Material pelat Carbon Steel Sheet 1/4” digunakan sebagai penutup bawah
dari meja simulasi dengan dimensi 180 x 90 cm dan untuk basepelate
generator dan motor dengan dimensi 100 x 30 cm. Material pelat Carbon
Steel Sheet 1/8” digunakan sebagai penutup atas dengan dimensi 180 x 90
cm, samping kanan dan samping kiri dengan dimensi 80 x 90 cm, serta
penutup untuk pintu 80 x 90 cm. Material pelat alumunium 1/8” digunakan
untuk panel simulasi pada meja panel. Dimensi yang digunakan adalah 180
x 80 cm.
 Angle beam (L beam) dengan ketebalan 3 mm.

Angle beam digunakan untuk membuat rangka simulasi, sehingga membuat


pemasangan antar pelat lebih mudah dan kuat. Panjang L beam yang
digunakan untuk rangka meja simulasi diantaranaya 180 cm, 80 cm, 90 cm.

 Wire Mesh

Digunakan wire mesh sebagai penutup bagian belakang bertujuan agar


terdapat sirkulasi udara didalam panel simulasi. Sirkulasi ini membantu
mengurangi panas yang terakumulasi didalam panel saat motor dan
generator beroperasi.

 Panel Box

Panel box berupa aluminium dijadikan tempat komponen kelistrikan


penunjang, sehingga tersusun dengan baik.

 Pelat Aluminium 1/8”

Pelat aluminium digunakan sebagai papan simulasi, dimana pada papan


tersebut ditempatkan komponen-komponen yang dioperasikan oleh operator
seperti push button, sakelar, VSD, dan DC Power Supply. Selain tempat
komponen, diagram skematik juga digambarkan pada papan, sehingga
mempermudah pembelajaran. Ukurannya adalah 178 cm x 78 cm.
 Papan Kayu

45
Papan kayu digunakan sebagai pondasi beban, kayu merupakan isolator
yang baik sehingga meminimalisir dari gangguan hubungan arus pendek,
selain itu kayu yang ringan dapat diangkat / dipindahkan dengan mudah jika
terdapat wiring yang bermasalah.

 Roda
Roda digunakan pada meja simulasi agar memudahkan simulator pada saat
dibutuhkan pemindahan. Ukuran roda yang digunakan mempunyai diameter
sebesar 4”.
 Round bar
Round bar digunakan sebagai engsel dan daun pintu penutup meja.

3.6. Perhitungan Beban Listrik

Beban listrik pada simulator ini adalah sebagai berikut:


 1 buah motor 3 fasa dengan daya 3,73 kW.
 18 buah lampu dengan daya masing-masing 100 W = 1,8
kW.
 1 buah DC Power Supply dengan daya = 528 W.
 1 buah VSD dengan daya maksimal = 4 kW.
*) Semua beban memiliki frekuensi 50 Hz, diasumsikan beban
motor dan DC Power Supply memiliki faktor daya 0,8 ,sedangkan
beban lampu (murni resistif, pf = 1).

3.6.1. Perancangan Sistem Perkabelan

Untuk pemakaian kabel pada motor dan beban-beban yang ada pada
panel kontrol telah diatur dalam standar NPFA 70, NEC 2002 pada aturan
kode NEC 430.22 A dan NEC 430.24 tentang penggunaan kabel pada
motor dan beban lainnya, harus mempunyai ampacity tidak kurang dari
125% dari nilai arus beban penuh pada semua motor dan beban-beban
lainnya. Hal ini dapat dihitung sebagaimana berikut:
a. Beban motor penggerak generator
P 3.7[kW ]
 Arus motor penggerak generator, I ¿ =
√3 x V x cos ∅ √ 3 x 380 [ V ] x 0,8
= 7.03 A.

46
 Total arus beban
Itotal = (125% x Imaksimum)
= (1,25 x 7.03)
= 8.78 A.
b. Beban untuk Generator
 Total arus beban lampu
Lampu dikoneksikan paralel di setiap fasa ke netral generator dengan
total daya 1000 [W]
P 1800[ W ]
Iline = = = 2.73 [A]
V x cos ∅ √ 3 .380 [ V ] .1
Itotal = (125% x Iline)
= (1,25 x 2.73)
= 3.4 A.
c. DC Power Supply
Untuk DC Power Supply yang digunakan untuk eksitasi, dibutuhkan
tegangan masukan dan arus masukan sebesar 220 V dan 3 A, sedangkan
output maksimal yang dapat dihantarkan dari DC Power Supply adalah
Imaksimum = 10 A dan Vmaksimum = 60 VDC.

Sehingga dari perhitungan-perhitungan tersebut dapat ditentukan


ukuran kabel yang digunakan, ukuran kabel untuk beban lampu dan
sinkronisasi yaitu 16 AWG (1.5 mm 2) sesuai dengan KHA (Kuat Hantar
Arus) konduktor kabel untuk total beban arus 7.10 A. Hal ini juga telah
sesuai pada aturan standar PUIL 2000 yaitu dimana luas penampang kabel
untuk beban stop kontak listrik seperti pada motor tidak boleh kurang dari
2,5 mm2. Sedangkan untuk kabel kontrol menggunakan konduktor kabel
1,5 mm2 sesuai dengan aturan standar PUIL 2000 dimana luas penampang
pada alat sistem kontrol tidak boleh kurang dari 1,5 mm2.

4.

3.6.2. Perancangan Sistem Proteksi

Untuk proteksi awal simulator ini adalah menggunakan circuit


breaker. Standar yang digunakan untuk penentuan Circuit Breaker ada dua

47
standar. Standar yang pertama adalah IEC 60898-1 dan Standar Eropa
EN60898 yaitu arus nominal CB adalah sama dengan I nominal beban
dikalikan dengan 125% sedangkan standar kedua adalah NEC Table
430.250 yaitu untuk motor squirrel cage I nominal CB adalah sama
dengan I nominal motor dikali 250%. Nilai-nilai arus yang sering dipakai
untuk proteksi yaitu 6 A, 10 A, 13 A, 16 A, 20 A, 25 A, 32 A, 40 A, 50 A,
63 A, 80 A, 100 A, dan 125 A). Untuk penentuan arus nominal CB adalah
sebagai berikut:
a. Motor penggerak Generator
Maksimum daya dari VSD adalah 4 kW, sehingga FLA dari motor adalah
7.59 A. Arus nominal CB untuk motor penggerak generator adalah:
ICB motor = 250% x (In) = 250% x 7.09 A = 17.72 A
Jadi ukuran Circuit Breaker yang digunakan adalah 20 A.
b. Beban utama Generator
Beban maksimum yang bisa disuplai oleh generator adalah 3.3 kW, maka
In Generator = 5 A. Arus nominal CB utama generator adalah:
ICB utama generator = 125% x (In) = 125% x 5 A = 6.25 A
Jadi ukuran Circuit Breaker yang digunakan adalah 10 A.
c. Beban Lampu
Untuk proteksi beban lampu pada generator, CB dipasang pada masing-
masing fasa. Akumulasi arus CB nominal beban lampu dengan total daya
1000 W disetiap fasa adalah :
ICB = 125% x (In) = 125% x 2.73 A = 2.73 A
Jadi ukuran Circuit Breaker yang digunakan adalah 6 A.
d. Power Supply dan Beban Penunjang lainnya
Proteksi DC Power Supply, Relay Elektromekanikal, dan komponen
didapatkan:
 Arus input DC Power Supply = 3 A
 Arus input beban penunjang diasumsikan = 1 A , arus beban penunjang
tidak akan melebihi 1 A karena hambatan didalamnya tidak besar.

48
Jadi, arus input total dari arus input DC Power Supply dan beban
penunjang adalah 4 A. Maka arus CB nominal untuk DC Power Supply dan
beban penunjang adalah:
ICB = 125% x (Itotal) = 125% x 4 [A] = 5 [A]
Ukuran Circuit Breaker yang digunakan adalah 6 [A].

3.6.3. Pemrograman VSD

VSD di program berdasarkan motor yang akan digerakkan. Berikut


langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan pemrograman :
1. Pasang perangkat VSD secara vertical dan bebas dari elemen pemanas.
Berikan ruang disekitar VSD supaya udara bisa tersikulasi dari bawah
menuju atas perangkat VSD

Gambar 3.23 Sirkulasi udara VSD

2. Lakukan wiring pada perangkat VSD. Terminal daya berada dibawah


perangkat VSD. Koneksikan suplai daya pada terminal R/L1, S/L2, T/L3,
motor pada terminal U1, V1, W1, dan terminal lainnya sesuai dengan
fungsinya.

49
Gambar 3.24 Wiring VSD

Tabel 15 Tabel Fungsi dari Terminal pada VSD

3. Berikan daya pada VSD dan pertama muncul pada VSD adalah Standart
motor frequency 301. Setelah itu akan muncul . Setelah itu
lakukan konfigurasi VSD dengan memilih menu Configuration .
Berikut bagan urutan setting VSD:

50
Gambar 3.25 Urutan konfigurasi VSD

 Pada menu 301 merupakan standar frekuensi motor yaitu 50 Hz


dan 60 Hz. Pada menu ini pilih 50
 Menu 401 merupakan referensi sumber control dari VSD. Pada
menu ini pilih 01 atau analog input terminal
 Menu 501.0 dan 501.1 merupaka akselerasi dan deselerasi.
Pastikan nilai akselerasi dan deselerasi sesuai dengan inersia
driven. Pada menu ini set akselerasi dan deselarasi pada default
setting pada VSD.

51
 Menu 512.0 merupakan Low Speed menu yang meruakan nilai
minimum frekuensi motor yang bisa diatur. Set minimum frekuensi
pada 0 Hz
 Menu 512.2 merupakan nilai maksimum frekuensi yang bisa
diatur. Set maksimum frekuensi pada 55 Hz
 Menu 302 merupakan Daya motor pada kW. Masukkan nilai daya
sesuai dengan daya maksimum VSD yang bisa dierima yaitu 4 kW.
 Menu 305 merupakan nominal arus yang harus dimasukkan dari
spesifikasi motor. Pada menu ini masukkan nilai 11.7
 Menu 204 merupakan analog input konfigurasi dan pada menu ini
tidak di set karena pengaturan kecepatan menggunakan local mode.
 Selebihnya setting pada VSD yaitu pada setting defaultnya dan jika
ingin melakukan konfigurasi yang lain bisa memilih menu Full
4. Setelah konfigurasi selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah tekan
tombol mode selama 3 detik sampai muncul setelah itu motor siap
untuk dijalankan.
5. Untuk menjalankan motor, pilih referensi frekuensi yang akan
diaplikasikan pada motor setelah itu tekan tombol run. Untuk mematikan
motor tekan tombol stop/reset pada VSD.

3.8. Fabrikasi dan Perakitan Alat


3.8.1 Fabrikasi Alat

Setelah memilih material, selanjutnya adalah tahap fabrikasi.


Fabrikasi simulator dalam hal ini terbagi menjadi 2 :
I. Fabrikasi Meja simulator
Perancangan melalui Solid Works mempermudah melakukan langkah-
langkah fabrikasi dari meja simulator. Setelah pengadaan material untuk meja
simulasi selesai dilakukan, selanjutnya adalah melakukan fabrikasi. Langkah-
langkah fabrikasi meja simulasi adalah sebagai berikut:
1. Ukur pelat dan L beam sesuai dengan dimensi yang dibutuhkan.

52
2. Memotong pelat sesuai dimensi menggunakan mesin pemotong dan
memotong L beam carbon steel 2”x2” sesuai panjang yang dibutuhkan
menggunakan sawing machine.
3. Susun dan lakukan pengelasan pada L Beam carbon steel 2”x2” untuk
rangka meja simulasi.
4. Seteah itu lakukan pengelasan pada pelat carbon steel dan wire mesh ke
rangka untuk cover meja. Pengelasan menggunakan pengelasan SMAW
(Shield Metal Arc Welding) dengan elektroda 1718J (Pengelasan material
carbon steel).
5. Setelah meja terbentuk, susun dan lakukan pengelasan L beam dan pelat
untuk pintu depan meja menggunakan pelat 1/8”, serta membuat daun pintu,
engsel dan pengunci menggunakan round bar.
6. Pasangkan roda pada meja simulasi.Pemasangan dilakukan dengan
melakukan pengelasan pada kaki roda dengan rangka meja simulasi
menggunakan pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) dengan
elektroda 1718J (Pengelasan material carbon steel).
7. Potong dengan gerinda membentuk persegi panjang disamping kiri meja
simulator sebagai tempat panel box kelistrikan.
8. Lakukan pengeboran dan gerinda pada papan aluminium setelah diukur
sesuai dengan komponen yang akan dipasangkan pada papan.
9. Lakukan pengeboran pada pelat alumunium 1/8” dan rangka panel meja
simulasi dan basepelate motor-generator menggunakan alat pengebor.
10. Pasangkan papan aluminium menggunakan baut dan mur.
11. Pasangkan baseplate motor-generator didalam meja simulasi, lakukan
pengelasan pada kaki-kakinya.
12. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengecatan pada meja simulasi.
Pengecetan dilakukan dengan menggunakan 3 lapisan yaitu lapisan awal
berfungsi untuk melindungi material dari korosi, lapisan kedua melindungi
lapisan cat pertama dan untuk menentukan ketebalan pengecatan, dan
lapisan terakhir sebagai pelindung kedua lapisan pengecatan dari lingkungan
luar dan untuk menambah nilai keindahan pada material yang dicat.
II. Instalasi komponen kelistrikan

53
Komponen - komponen listrik ditempatkan pada panel box. Komponen ini
tidak langsung diletakkan pada box panel, akan tetapi dipasangkan terlebih
dahulu pada papan Ebonite sehingga meminimalisir terjadinya hubungan arus
pendek dengan tanah. Komponen dipasangkan pada Ebonite sesuai dengan
wiring diagram yang telah dibuat. Pemasangan dilakukan dengan
menggunakan mur dan baut.
Setelah semua komponen terpasang, selanjutnya menghubungkan antar
komponen menggunakan kabel. Ujung kabel di kelupas dengan menggunakan
cable stripper, lalu dimasukkan ke skun dan dihimpitkan dengan cable
crimping tool. Setelah dipasang skun di kedua ujungnya, hubungkan antar
komponen secara berurutan. Setelah semua terpasangkan, rapikan kabel
menggunakan cable ties.

3.8.2 Perakitan Alat

Setelah pengecatan dan instalasi pada box panel selesai dilakukan, alat
dirakit sesuai dengan desain.
A. Box panel diletakkan disebelah kiri meja simulator.
B. Motor-generator ditempatkan didalam meja beserta relay-relay
elektromekanikal.
C. Beban dirakit pada baseplate dari papan kayu diletakkan dibelakang papan
simulasi diatas meja.
D. DC Power Supply dan VSD ditempatkan di sebelah kanan bawah papan
simulasi diatas meja.
E. Memasang komponen penunjang (Push button, meter indikator, sakelar,
indikator beban dan indikator sinkronisasi) berdasarkan rancangan
simulator.

54
Gambar 3.26 Papan Simulator

Setelah semua diletakkan pada tempatnya, komponen – komponen


dihubungkan dengan kabel sesuai dengan schematic dan wiring diagram. Cara
pemasangannya hampir sama dengan merakit komponen pada panel, hanya
saja kabel yang digunakan lebih panjang.
Tahap terakhir pada alat adalah membuat nametag komponen –
komponen, membuat gambar schematic pada papan simulator dan merapikan
kabel – kabel , baik melalu cable tray maupun cable ties.

a) b)
Gambar 3.27 Hasil akhir Power Generator Simulator a) tampak depan samping b)
tampak belakang

55
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1. Realisasi Alat

Gambar 4.1 Realisasi Alat

56
4.2. Pengujian Komponen Kelistrikan dan Kontrol

Input-output check dan function check dilakukan untuk mengetahui kondisi


baik atau buruk dari sistem kontrol. Pengujian dengan cara mensimulasikan
komponen kontrol dengan memberikan sumber daya pada keadaan tidak
berbeban. Continuity check juga dilakukan untuk mengecek koneksi kelistrikan
untuk mengetahui apakah koneksi kelistrikan terjadi hubung singkat atau tidak.
Berdasarkan pengujian didapatkan hasil seperti pada table berikut.
Tabel 4.1 Pengujian komponen listrik dan kontrol

No Peralatan Kondisi Keterangan


Simulasi Pembangkitan
1. Generator Baik
Listrik
2. Motor Baik Penggerak Generator
3. DC Power Supply Baik Suplai DC untuk eksitasi
Proteksi Motor
4. Circuit Breaker CB1 Baik
Penggerak
Proteksi Utama dari
5. Circuit Breaker CB2 Baik
Generator
6. Circuit Breaker CB3 Baik Proteksi Beban fasa R
7. Circuit Breaker CB4 Baik Proteksi Beban fasa S
8. Circuit Breaker CB5 Baik Proteksi Beban fasa T
Proteksi rangkaian
9. Circuit Breaker CB6 Baik
proteksi dan kontrol
10 Kontaktor Motor
Kontaktor C1 Baik
. Penggerak
11 Kontaktor Beban
Kontaktor C2 Baik
. Standalone
12 Kontaktor untuk
Kontaktor C3 Baik
. Sinkronisasi
13
R1 Baik Relay kontrol
.
14
R2 Baik Relay kontrol
.
15
R3 Baik Relay kontrol
.
16
R4 Baik Relay kontrol
.
17 Relay Elektromekanikal OC 50/51 Baik Relay proteksi simulasi

57
. overcurrent
18 Relay proteksi simulasi
Relay Elektromekanikal OC 50/51 Baik
. overcurrent
19 Relay proteksi simulasi
Relay Elektromekanikal OC 50/51 Baik
. overcurrent
Relay proteksi simulasi
20 Relay Elektromekanikal OV/UV
Baik overvoltage dan
. 59/29
undervoltage
21
Push button PB-1 Baik Pushbutton Motor On
.
22
Push button PB-2 Baik Pushbutton Motor Off
.
23
Push button PB-3 Baik Pushbutton Line Control
.
24
Push button PB-4 Baik Pushbutton Line Control
.
25 Pushbutton
Push button PB-5 Baik
. Synchronization Control
26 Pushbutton
Push button PB-6 Baik
. Synchronization Control
27 Lampu indikasi
Lampu indikator 1 Baik
. overcurrent
28
Lampu indikasi
. Lampu indikator 2 Baik
overcurrent

29 Lampu indikasi
Lampu Indikator 3 Baik
. overcurrent
Lampu indikasi
30
Lampu Indikator 4 Baik overvoltage/undervoltag
.
e
31 Pengukuran tegangan
Indikator Tegangan 1 Baik
. keluaran generator
32 Pengukuran tegangan LV
Indikator Tegangan 2 Baik
. networking Badak LNG
33 Pengukuran frekuensi
Indikator Frekuensi 1 Baik
. keluaran generator
34 Indikator Frekuensi 2 Baik Pengukuran frekuensi LV

58
. Netwoking Badak LNG
35
Indikator Arus Baik Pengukuran arus fasa R
.
36 Beban untuk generator
Beban Lampu Baik
. 100 W setiap unit

4.3. Prosedur Pengoperasian

Langkah-langkah percobaan-percobaan yang dilakukan pada Power


Generator Simulator adalah sebagai berikut:
 Prosedur Pengoperasian Percobaan A - Mencari nilai arus I f nominal eksitasi
agar generator menghasilkan tegangan keluaran VT = 380 V
1. Hubungkan steker utama simulator dengan sumber 3 fasa 380 V.
2. ON-kan breaker motor didalam panel.
3. Nyalakan DC Power Supply, atur arus If pada 0 Ampere.
4. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.
5. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
6. Atur VSD pada frekuensi 50 Hz.
7. Nyalakan motor dengan menekan tombol RUN pada VSD.
8. Lihat nilai tegangan VT generator pada papan simulator
a. Jika tegangan keluaran VT dibawah 380 V, naikan arus eksitasi If
b. Jika tegangan keluaran VT diatas 380 V, turunkan arus eksitasi If
9. Catat harga arus medan If yang disuplai pada saat tegangan keluaran VT
generator bernilai 380 V.
10. Tekan tombol STOP pada push button motor control.
11. Lepas steker utama simulator dari sumber.
 Prosedur Pengoperasian Percobaan B - Mencari nilai frekuensi (VSD) untuk
memutar generator pada rpm nominalnya (1500 rpm).
1. Hubungkan steker utama simulator dengan sumber 3 fasa 380V.
2. ON-kan breaker motor didalam panel.
3. Nyalakan DC Power Supply, atur arus If pada 2.34 Ampere (hasil pada
percobaan A).
4. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.

59
5. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
6. Tekan tombol RUN pada VSD untuk menyalakan motor.
7. Lihat frekuensi generator pada papan simulator.
8. Atur frekuensi masukan melalui VSD hingga frekuensi keluaran generator
50 Hz.
a. Jika frekuensi keluaran generator dibawah nominalnya, naikkan
frekuensi masukan.
b. Jika frekuensi keluaran generator diatas nominalnya, turunkan
frekuensi masukan.
9. Catat harga frekuensi masukan pada VSD yang dibutuhkan untuk memutar
generator pada kecepatan nominalnya (1500 rpm).
10. Tekan tombol STOP pada push button motor control untuk mematikan
motor.
11. Lepas steker utama simulator dari sumber.
 Prosedur Pengoperasian Simulasi 1 – OCC Test
1. Hubungkan steker utama simulator dengan sumber 3 fasa.
2. ON-kan breaker motor didalam panel.
3. Nyalakan DC Power Supply, atur arus suplai pada 0 Ampere.
4. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.
5. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
6. Atur frekuensi VSD pada 50.3 Hz (hasil percobaan B), sehingga generator
berputar pada kecepatan nominalnya.
7. Nyalakan motor dengan tombol RUN pada VSD.
8. Hubungkan 2 fasa di terminal generator dengan multimeter (voltmeter).
Untuk mengukur tegangan terminal.
9. Naikkan arus suplai pada DC Power Supply secara bertahap / 5-8 tahapan
(tiap tahapan tambahkan sebesar 0,5 Ampere)
10. Ukur tegangan terminal di tiap tahapan.
11. Plotkan pada kurva OCC (yang digunakan adalah kurva linearnya).

60
12. Matikan motor dengan menggunakan tombol push button motor control
STOP pada papan simulator.
 Prosedur Pengoperasian Simulasi 2 – SCC Test
1. Dalam kondisi mati, hubungkan 2 fasa di terminal generator dengan
multimeter (amperemeter), sehingga rangkaian hubung singkat oleh
multimeter.
2. Hubungkan steker utama simulator dengan sumber 3 fasa.
3. ON-kan breaker motor didalam panel.
4. Nyalakan DC Power Supply, atur arus suplai pada 0 Ampere.
5. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.
6. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
7. Atur frekuensi VSD pada 50.3 Hz (hasil percobaan B), sehingga generator
berputar pada kecepatan nominalnya.
8. Nyalakan motor dengan tombol RUN pada VSD.
9. Ukur arus jangkar IA.
10. Naikan arus suplai pada DC Power Supply secara bertahap / 5-8 tahapan
(tiap tahapan tambahkan sebesar 0,5 Ampere).
11. Ukur arus jangkar lA di tiap tahapan.
12. Plotkan pada kurva SCC
13. Matikan motor dengan menggunakan tombol push button motor control
STOP pada papan simulator.
 Prosedur Pengoperasian Simulasi 3 – Pengaruh kecepatan penggerak terhadap
daya dan frekuensi keluaran pada kondisi terhubung beban.
1. Pastikan line generator telah terhubung dengan beban (terminal generator
terpasang dengan kabel fasa).
2. Hubungkan steker utama dengan sumber 3 fasa.
3. ON-kan breaker motor didalam panel.
4. Nyalakan DC Power Supply, atur arus suplai IF 2.34 Ampere (agar
generator beroperasi pada tegangan 380 V).
5. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.

61
6. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
7. Atur frekuensi VSD pada 50.3 Hertz (agar generator beroperasi pada
frekuensi 50 Hz).
8. Nyalakan motor dengan tombol RUN pada VSD.
9. ON-kan breaker yang terhubung dengan beban.
10. Tekan tombol CLOSE pada push button line control sehingga beban
terhubung.
11. Catat daya dan frekuensi keluaran generator.
12. Atur frekuensi masukan melalui VSD.
a. Turunkan secara bertahap (5 tahapan) sebanyak 0.5 Hertz, catat Daya
dan frekuensi keluaran.
b. Naikkan secara bertahap (5 tahapan) sebanyak 0.5 Hertz, catat Daya
dan frekuensi keluaran.
13. Matikan motor dengan menggunakan tombol push button motor control
STOP pada papan simulator.
 Prosedur Pengoperasian Simulasi 5 – Pengaruh eksitasi terhadap tegangan
keluaran pada kondisi berbeban.
1. Hubungkan steker utama dengan sumber 3 fasa.
2. ON-kan breaker motor didalam panel.
3. Nyalakan DC Power Supply, atur arus suplai If 2.34 Ampere (hasil
percobaan A), agar generator beroperasi pada tegangan 380 V.
4. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.
5. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
6. Atur frekuensi VSD pada 50.3 Hertz (hasil percobaan B) agar generator
beroperasi pada frekuensi 50 Hz).
7. Nyalakan motor dengan tombol RUN pada VSD.
8. ON-kan breaker yang terhubung dengan beban.
9. Tekan tombol CLOSE pada push button line control sehingga beban
terhubung.
10. Catat arus keluaran generator.

62
11. Atur arus eksitasi If melalui DC Power Supply
a. Turunkan secara bertahap (5 tahapan) sebanyak Ampere, catat
tegangan keluaran VT.
b. Naikkan secara bertahap (5 tahapan) sebanyak Ampere, catat tegangan
keluaran VT.
12. Matikan motor dengan menggunakan tombol push button motor control
STOP pada papan simulator.
13. Lepas steker utama dari sumber.
 Prosedur Pengoperasian Simulasi 6 – Simulasi sinkronisasi generator dengan
infinite bus Badak LNG
1. Hubungkan steker utama dengan sumber 3 fasa.
2. ON-kan breaker motor didalam panel.
3. Nyalakan DC Power Supply, atur arus suplai If 2.34 Ampere (hasil
percobaan A), agar generator beroperasi pada tegangan 380 V.
4. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.
5. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
6. Atur frekuensi VSD pada 50 Hz (hasil percobaan B) agar generator
beroperasi pada frekuensi 50 Hz.
7. Nyalakan motor dengan tombol RUN pada VSD.
8. Hubungkan steker sinkronisasi dengan sumber 3 fasa
9. ON-kan toggle switch pada rangkaian lampu sinkronisasi.
10. Cari frekuensi dan arus eksitasi yang sesuai supaya lampu sinkronisasi
tidak menyala
11. Setelah lampu-lampu sinkronisasi sudah tidak menyala, ON-kan safety
switch sinkronisasi dan tekan close button pada synchronization control
12. Generator sudah tersinkronisasi dengan infinite bus Badak LNG
 Prosedur Pengoperasian Simulasi 7 – Simulasi kerja relay
Overvoltage/Undervoltage
1. Pastikan line generator telah terhubung dengan beban dan relay
2. Hubungkan steker utama dengan sumber 3 fasa.
3. ON-kan breaker motor didalam panel.

63
4. Nyalakan DC Power Supply, atur arus suplai If 2.34 Ampere (agar
generator beroperasi pada tegangan 380 V).
5. ON-kan CB utama dan sakelar pada generator.
6. Hubungkan line utama motor menggunakan tombol push button ON pada
motor control di papan simulator.
7. Atur frekuensi VSD pada 50.3 Hertz (agar generator beroperasi pada
frekuensi 50 Hz).
8. Nyalakan motor dengan tombol RUN pada VSD. ON-kan breaker yang
terhubung dengan beban.
9. Tekan tombol CLOSE pada push button line control sehingga beban
terhubung.
10. Naikkan arus eksitasi secara bertahap (0,5 A/ tahapan) hingga arus
keluaran mencapai setting relay.
11. Setelah relay bekerja, matikan motor dengan menggunakan tombol push
button motor control STOP pada papan simulator.
12. Lepas steker utama dari sumber.

*) Catatan
- Lakukan simulasi 3 – 5 pada kondisi tanpa beban. Amati perbedaan
karakteristik generatornya.
- Jangan menyala matikan VSD kurang dari 15 menit.

4.4. Analisa Hasil Simulasi

Setelah pengoperasian pada Power Generator Simulator, didapatkan data


untuk beberapa simulasi.

4.4.1. Short Circuit Characteristic

Hasil percobaan Short Circuit Characteristic ditunjukkan pada tabel 4.2


Tabel 4.2 Short Circuuit Characteristic

IF [A] IA [A]
0 0.28
0.1 0.82
0.2 1.29
0.3 1.84

64
0.4 2.36
0.5 2.93
0.6 3.47
0.7 4.16
0.8 4.76
0.9 5.36
1 5.98
1.1 6.61
1.2 7.21

Dari data percobaan yang didapatkan seperti tabel diatas, maka dibuat grafik
untuk mengerahui hubungan antara arus eksitasi IF dengan arus jangkar IA. Maka
didapatkan gradik seperti pada gambar 4.2

Arus Eksitasi IF vs Arus Jangkar IA


8

6
Arus Eksitasi IA [A]

4 SCC

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2
Arus Jangkar If [A]

Gambar 4.2 Arus Eksitasi IF vs Arus Jangkar IA

Grafik diatas menunjukkan pengaruh perubahan arus eksitasi terhadap


kenaikan arus jangkar pada saat simulasi Short Circuit Characteristic.
Berdasarkan grafik tersebut dapat disipulkan bahwa semakin besar arus eksitasi
yang diberikan pada generator maka arus jangkar akan semakin naik. Hubungan
antara kedua parameter adalah linear.

4.4.2. Open Circuit Characteristic

Hasil percobaan Open Circuit Characteristic ditunjukkan pada tabel 4.3

65
Tabel 4.3 Open Circuit Characteristic

IF [A] VT [V]
0 15
0.25 73.5
0.5 134
0.75 188.9
1 236.4
1.25 277.2
1.5 310
1.75 333.7
2 354.4
2.25 370.7
2.5 385
2.75 396.8
3 4.8
3.25 417

Berdasarkan data simulasi diatas maka dibuat grafik yang menggambarkan


hubungan antara arus eksitasi IF terhadap tegangan terminal VT. Gambar 4.3
menunjukkan kedua parameter tersebut.

66
450 Arus Eksitasi IF vs Tegangan Terminal VT
400

350

300

250
OCC
inal (VT)

200
TeganganTerm

150

100

50

0
0 0.5 1 1.5Arus Eksitasi
2 (If) 2.5 3 3.5 4

Gambar 4.20 Arus Eksitasi IF vs Tegangan Terminal VT

Grafik diatas menunjukkan pengaruh perubahan arus eksitasi terhadap


kenaikan tegangan terminal VT. Semakin besar arus yang diberikan maka akan
semakin besar nilai kenaikan tegangan. Sesuai dengan teori Open Circuit
Characteristic dimana terdapat titik dimana generator mulai tidak linear
dikarenakan terjadi saturasi pada inti logam. Nilai yang dipakai adalah nilai pada
saat kurva linear yaitu 0 – 1 Ampere

4.4.3. Mencari Resistansi Jangkar

Untuk mencari resistansi jangkar RA pada generator yaitu dengan cara


memberikan tegangan DC pada lilitan generator. Pada simulasi ini tegangan DC
yang diberikan adalah 5 [V] dan arus DC yang terukur adalah 1 [A]. Generator
pada simulasi ini adalah Y-Connected maka resistansi jangkar pada generator
adalah:
V DC
2 RA=
I DC

67
V DC 5 [V ]
RA= =
2. I DC ( 2 ) ( 1 [ A ])

R A =2.5 ohm

Diperoleh nilai resistansi jangkar pada generator sebesar 2,5 ohm.

4.4.4. Rangkaian Ekuivalen Generator

Setelah melakukan simulasi Short Circuit Characteristic, Open Circuit


Characteristic, dan mencari resistansi jangkar pada generator maka bisa
digambarkan rangkaian ekuivalen dari Generator. Untuk mendapatkan rangkaian
ekuivalen,harga reaktansi sinkron harus dihitung terlebih dahulu. Sampel yang
diambil adalah pada IF = 5 A. Perhitungan dilakukan pada ekuasi dibawah ini
 Tegangan internal EA pada IF = 0.5 [A] adalah
VT
E A =V Ø . OC =
√3
134
EA= =77.36 [V ]
√3
 Arus shor circuit IA pada IF = 0.5 A adalah
I A , SC =I L ,SC =2.93 [ A ]
 Maka reaktansi sinkron pada IF = 1 adalah sebagai berikut

2 EA
√R A + X 2s =
IA

√ ( 2.5 [ ohm ] ) + X = 77.36


2 2
s
[V ]
2.93 [ A ]
2
√ 6.25 [ ohm ]+ X s =26.4[ohm]

X 2s =697.1 ohm−6.25 [ ohm ]


X 2S=690.85 [ ohm ]
X s=26.28 [ohm ]
Setelah didapatkan nilai reaktansi sinkron, maka rangkaian ekuivalen bisa
digambarkan

68
2.5 [Ohm] 26.28 [Ohm]

EA = 77.36 [V]

Gambar 4.4 Rangkaian Ekuivalen Generator

4.4.5. Hubungan antara Beban dengan Frekuensi

Hasil percobaan hubungan antara beban dengan frekuensi ditunjukkan pada


tabel 4.4

Tabel 4.4 Hubungan antara Beban dengan Frekuensi

Kondisi Daya [W] Frekuensi [Hz]


No-Load 0 51.5
600 51
900 50.5
1200 50.2
1500 49.7
Full-Load 1800 49

Berdasarkan data simulasi diatas maka dibuat grafik yang menggambarkan


hubungan antara beban terhadap frekuensi. Gambar 4.5 menunjukkan kedua
parameter tersebut.

69
Pengaruh beban terhadap frekuensi
52
51.5
51
50.5
Frekuensi [Hz]

50 Beban terhadap frekuensi


Linear (Beban terhadap
49.5 frekuensi)
49
48.5
48
47.5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 40 60 80 10 0 1 2 0 14 0 1 6 0 18 0 2 0 0
Beban [W]

Gambar 4.5 Beban vs Frekuensi

Grafik diatas menunjukkan pengaruh perubahan beban terhadap penurunan


frekuensi. Berdasarkan grafik tersebut dapat disipulkan bahwa semakin besar
beban yang dikoneksikan pada generator maka frekuensi akan semakin turun.
Setelah melakukan pengambilan data, speed droop pada 4 pole generator bisa
dikalkulasikan sebagai berikut.
 f nl =51.5 [ Hz ]  f fl =49 [ Hz ]
120 f nl
n nl = 120 f fl
P n fl =
P
120.51 .5 [ hz ]
n nl = 120.49 [ Hz ]
4 n fl =
4
n nl =1545¿ ]
n fl =1470[rpm]

 Speed Droop
nnl −n Fl
SD= x 100 %
n fl
1545 [ rpm ] −1470 [ rpm ]
SD= x 100 %
1470 [ rpm ]
SD=5.1 %

70
Dari perhitungan diatas bisa didaptkan bahwa speed droop dari generator
adalah 5.10%.

4.4.6. Pengaruh Kecepatan penggerak terhadap Frekuensi Sistem Power


Generator Simulator

Hasil percobaan pengaruh kecepatan penggerak terhadap frekuensi sistem


ditunjukkan pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Hubungan Kecepetan terhadap Frekuensi Generator

Fin Fout
48.3 48
48.8 48.5
49.3 49
49.8 49.5
50.3 50
50.8 50.5
51.3 51
51.8 51.5
52.3 52

Berdasarkan data simulasi diatas maka dibuat grafik yang menggambarkan


hubungan antara beban terhadap frekuensi. Gambar 4.6 menunjukkan kedua
parameter tersebut

kecepatan penggerak vs Frekuensi Sistem


53
52
51
50
F sistem

49
48
47
46
48 48.5 49 49.5 50 50.5 51 51.5 52 52.5 53
F kecepatan penggerak
.

71
Gambar 4.6 Grafik Frekuensi Penggerak vs Frekuensi Sistem

4.4.7. Pengaruh Eksitasi terhadap Tegangan Terminal

Hasil percobaan pengaruh eksitasi teradap tegangan terminal ditunjukkan


pada tabel 4.6. Percobaan dilakukan dengan merubah arus eksitasi pada beban 900
[W] dengan frekuensi 50 [Hz] konstan

Tabel 4.6 Pengaruh Eksitasi terhadap Tegangan Terminal

IF [A] VT [V]
2.32 370.5
2.37 373
2.42 375.6
2.52 377.5
2.57 380
2.62 382
2.67 384
2.72 388.2

Berdasarkan data simulasi diatas maka dibuat grafik yang menggambarkan


hubungan antara arus eksitasi terhadap tegangan terminal. Gambar 4.7
menunjukkan kedua parameter tersebut.

Pengaruh arus eksitasi terhadap tegangan


keluaran generator
390

385
Pengaruh arus eksitasi
380 terhadap tegangan
keluaran generator
375

370

365

360
2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7 2.75

Gambar 4.7 Pengaruh arus eksitasi terhadap tegangan keluaran generator

72
4.4.8. Simulasi Relay Overvoltage dan Undervoltage

Simulasi relay dilakukan untuk membuktikan relay bekerja pada setting yang
dimasukkan. Setting relay overvoltage dan undervoltage untuk simulasi ini
adalah:
 Setting %Overvoltage = 6%
 Setting %Undervoltage = 3%
 Setting Td1 = 3 s
 Setting Td2 = 6 s

Setelah melakukan setting, dilakukan manipulasi tegangan dengan mengatur


arus eksitasi pada generator. Untuk simulasi overvoltage, tegangan dinaikkan
secara perlahan sampai ke VT = 410 [V]. Pada saat tegangan sudah mendekati 410
[V], relay overvoltage bekerja dengan memutus rangkaian kontrol pada koil
kontaktor melalui reay dengan delay waktu sesuai setting yaitu 3 s. Untuk
simulasi overvoltage, tegangan dinaikkan secara perlahan sampai ke VT = [V].
Pada saat tegangan sudah mendekati 410 [V], relay overvoltage bekerja dengan
memutus rangkaian kontrol pada koil kontaktor melalui reay dengan delay waktu
sesuai setting yaitu 3 s.

4.4.9. Simulasi Sinkronisasi

Simulasi sinkronisasi dilakukan berdasarkan prosedur yang sudah dibuat.


Parameter yang diubah untuk mecapai sinkron dengan infinite bus Badak LNG
adalah frekuensi pada VSD dan arus eksitasi pada generator. Setelah melakukan
simulasi, nilai untuk mencapai sinkron dengan Imfimte Bus Badak LNG adalah
sebagai berikut:
 IF = 2.37 [A]
 Frekuensi kecepatan penggerak = 50.4 [Hz]
 Frekuensi sinkron = 50.1 [Hz]
Keberhasilan sinkronisasi bisa didapatkan dari melihat frekuensi dari
generator. Perubahan frekuensi VSD tidak berpengaruh pada frekuensi generator
sesuai dengan karakterisitik generator parallel dengan Infinite bus.

73
4.5. Rincian Biaya Pembuatan Alat

Tabel 4.7 Rincian Biaya Pembuatan Alat


NO ITEM QTY SATUAN HARGA JUMLAH
1 Generator 1 EA Rp3.800.000,00 Rp3.800.000,00
STC-3
2 Variable Speed 1 EA Rp3.708.000,00 Rp3.708.000,00
Drive
ATV303NU40
E
3 MCB 20A 1 EA Inventaris LNG Academy
4 MCB 10A 1 EA Inventaris LNG Academy
5 MCB 6A 4 EA Inventaris LNG Academy
6 TAB Indikator 2 EA Rp37.500,00 Rp75.000,00
Tegangan
7 TAB Indikator 1 EA Rp 1.100.000,00 Rp2.200.000,00
Arus
8 TAB Indikator 1 EA Rp84.500,00 Rp338.000,00
Frekuensi
96x96mm
9. TAB Indikator 1 EA Rp98.400,00 Rp98.400,00
Frekuensi
72x72mm
10. Selector 2 EA Rp69.000,00 Rp69.000,00
Switch Voltage
11 Selector 1 EA Rp69.000,00 Rp69.000,00
Switch Ampere
12 Lampu Philips 21 EA Rp5000,00 Rp105.000,00
100 W
13 Fitting lampu 36 EA
14 TAB Industrial 2 EA Rp18.000,00 Rp37.000,00
Plug 3 fasa 16
A
15 TAB push 3 EA Rp9.300,00 Rp27.900,00
button hijau
16 TAB push 3 EA Rp9.300,00 Rp27.900,00
button merah
17 Broco triple IB 2 EA Rp18.000,00 Rp36.000,00
18 Kabel Skun 100 EA Rp500,00 Rp50.000,00
19 Kabel 1.5mm 20 M Rp6.000,00 Rp120.000,00
20 Terminal 3 EA Rp10.000,00 Rp10.000,00
Block
21 Toogle Switch 4 EA Rp10.000,00 Rp40.000,00
22 Relay 4 EA Rp25.000,00 Rp100.000,00
23 Relay Socket 4 EA Rp10.000,00 Rp40.000,00

74
24 Cable Duck 3 EA Rp35.000.00 Rp35.000.00
25 Double Tape 2 EA Rp13.000,00 Rp26.000,00
26 Permanent 3 EA Rp9.000,00 Rp27.000,00
Marker
27 Flexible 3 M Rp5.000.00 Rp5.000,00
Conduit
28 Adjustable DC 1 EA Inventaris LNG Academy
Power Supply
29 Motor Induksi 1 EA Bantuan Badak LNG
5hp 400V
30 Flexible 1 EA Bantuan Badak LNG
Coupling
31 Plat CS ¼” 2 EA Bantuan Badak LNG
d32 Plat CS 1/8” 2 EA Bantuan Badak LNG
33 Plat 1 EA Bantuan Badak LNG
Alumunium
1/8”
34 Angle Beam 3 EA Bantuan Badak LNG
35 Baut+Nut+ 25 EA Bantuan Badak LNG
Washer 11mm
36 Roda 4 EA Inventaris LNG Academy
37 Kontaktor 1 EA Inventaris LNG Academy
Schneider L25
38 Kontaktor 2 EA Inventaris LNG Academy
Mitsubishi S-
11N
39 Kabel 2.5mm 1 EA Bantuan Badak LNG
100m
40 Mesh CS 1 EA Bantuan Badak LNG
41 Cable 7 Core 15 M Bantuan Badak LNG
2.5mm
42 Shim 100 C 4 EA Bantuan Badak LNG
43 Shim 50 C 4 EA Bantuan Badak LNG
44 Shim 25 C 2 EA Bantuan Badak LNG
45 Shim 15 C 40 EA Bantuan Badak LNG
Total Biaya Rp11.044.000,00

75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
1. Telah diwujudkan unit Power Generator Simulator 3 fasa dengan kapasitas
daya operasi maksimal 1,8 kW.
2. Kriteria keberhasilan yaitu generator beroperasi dalam 2 mode (stand-
alone dan sinkronisasi dengan grid Badak LNG) telah tercapai.
3. Dapat dilakukan simulasi pada Power Generator Simulator, untuk
mendapatkan karakteristik generator dan sistem, seperti :
a. Open Circuit Characteristic, mendapatkan nilai tegangan induksi
berdasarkan arus eksitasi. (semakin tinggi arus eksitasi, semakin
tinggi juga nilai tegangan yang di induksikan).
b. Short Circuit Characteristic, mendapatkan nilai arus jangkar
berdasarkan arus eksitasi (semakin tinggi arus eksitasi, semakin
tinggi pula arus jangkar generator).
c. Resistansi jangkar didapatkan dengan menginjeksikan tegangan
DC pada terminal Generator dengan nilai RA = 2.5 Ohm.
d. Rangkaian ekuivalen bisa digambarkan dari hasil nilai tegangan
induksi (EA = 77.36 V) dan arus medan (I F = 2.93 A) dari simulasi
OCC dan SCC dengan I F = 0.5 A serta resistansi jangkar (R A = 2.5
ohm).
e. Kenaikan beban mengakibatkan penurunan frekuensi generator dan
speed droop generator diperoleh sebesar 5.1 %.
f. Kenaikan kecepatan penggerak akan linear dengan kenaikan
frekuensi sistem.
g. Saat manipulasi gangguan dilakukan, relay proteksi overvoltage
dan undervoltage bekerja dengan baik pada tap overvoltage
402,8V dan undervoltage 368,8V.

76
1.2 Saran
1. Perlunya Current Transformer 1:1 agar dapat membaca nilai arus masing-
masing fasa dan indikator arus yang range nilainya lebih kecil sehingga
dibawah 1 ampere tetap terbaca.
2. Perlunya ketelitian dalam pengukuran melalui indikator analog.
3. Untuk pengembangan lebih lanjut / menambah nilai guna simulator
perlunya komponen penunjang , seperti :
a. Sinkroskop untuk simulasi sinkronisasi seperti kondisi riil dilapangan.
b. Menambahkan variasi beban (kapasitor dan induktor) untuk
mendapatkan karakteristik generator dan sistem yang lebih banyak.
c. Menambahkan komponen penunjang lainnya (pfmeter, kWmeter) agar
menambah kehandalan sistem.

77
LAMPIRAN

78
Lampiran 1. Schematic Diagram Generator

79
Lampiran 2 Single Line Diagram

80
Lampiran 3 Control Panel Wiring Diagram

81
Lampiran 4 Panel Simulation Wring Diagram

82
Lampiran 5 Front View Panel Simulation

83
Lampiran 6 Back View Panel Simulation

84

Anda mungkin juga menyukai