Anda di halaman 1dari 6

BAB 2 : THE AUDIT MARKET

Sumber : Principles of Auditing , Rick Hayes


Pendahuluan
Pada awalnya, kebutuhan akan auditor dimulai pada saat revolusi industri.
Saat revolusi industri terjadi, industri – industri yang ada mulai mengembangkan
industrinya baik itu untuk ekspansi atau pun meningkatkan profit yang mereka
peroleh. Mulai dari sanalah banyak permintaan akan spesialis yang dapat melakukan
pembukuan dan pengauditan.
Pada natur nya manajemen memiliki kontrol akan operasi dan komunikasi
yang dilakukan oleh organisasi. Hal diatas memiliki makna bahwa manajemen
memiliki tanggung jawab atas sistem akuntansi dan internal kontrol yang akan diaudit
oleh auditor nantinya. Pada akhirnya, hasil yang akan diperoleh yaitu berupa laporan
keuangan, tidak akan hanya menggambarkan dan mengukur performa finansial saja,
tetapi juga performa non – finansial perusahaan.

Teori Permintaan dan Penawaran Jasa Audit


a. The Policeman Theory
Hingga tahun 1940 an seorang auditor sudah dikenal oleh masyarakat
merupakan pihak yang bertanggung jawab atas penghitungan aritmetika yang
digunakan sebagai langkah preventif dan detektif dari tindakan penipuan.
Seorang auditor juga dianggap bertanggungjawab atas penemuan – penemuan
penipuan dalam sebuah laporan keuangan. Namun, teori tersebut bergeser
hingga tahun 2000an, masyarakat luas sudah mulai mengenal auditor sebagai
pihak yang bertanggungjawab atas verifikasi kebenaran dan keadilan dalam
laporan keuangan perusahaan.
b. The Lending Credibility Theory
Persepsi publik selanjutnya mengenai audit, adalah bahwa proses audit
merupakan merupakan proses yang digunakan untuk meningkatkan
kredibilitas dari laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan. Ketika para
pemegang kepentingan menggunakan laporan keuangan untuk membuat
keputusan, maka para pemegang kepetingan seharusnya sudah memiliki
kepercayaan yang kuat bahwa sebenarnya laporan keuangan yang digunakan
merupakan cerminan keadilan nilai ekonomi dn performa sesungguhnya dari
perusahaan.
c. The Theory of Inspired Confidence
Teori ini dikembangkan oleh Professor Theodore Limperg di tahun
1920 an. Di dalam teori ini, Limperg menyampaikan secara garis besar
mengenai permintaan dan penawaran jasa auditor dalam dunia nyata. Menurut
Limperg, permintaan akan jasa audit merupakan konsekuensi langsung dari
keterlibatan pihak ketiga atau para pemegang kepentingan di dalam
perusahaan. Para pemegang kepentingan ini nantinya akan meminta
akuntabilitas dari manajemen dengan kontribusi mereka sebagai timbal
bliknya. Dari sisi penawaran, audit asurans harus dapat menawarkan jasa –
jasa audit yang dapat dipercaya, sehingga tidak mengecewakan ekspektasi dari
‘rational outsider’ .
d. Agency Theory
Teori ini dikembangkan oleh auditor ternama yaitu Watts dan Zimmerman.
Di dalam teori ini perusahaan dilihat sebagai hasil dari kontrak yang kurang
formal dengan beberapa kelompok yang memberikan kontribusi yang dinilai
dengan suatu harga tertentu. Kemudian manajemen akan mengusahakan
kontribusi tersebut dalam kondisi optimum untuk manajemen yaitu bunga
yang kecil dari bank, nilai saham yang tinggi untuk pemegang saham dan upah
yang rendah utuk karyawan. Dari hubungan inilah manjaemen dilihat sebagai
agen yang mencoba menciptakan kontribusi dari pihak – pihak ‘principal’
seperti banker, pemegang saham dan karyawan. Namun, dalam teori ini akan
timbul beberapa kompleksitas. Salah satu dari kompleksitas yang akan timbul
adalah informasi yang asimetris dari agen atau manajemen. Pada kondisi ini
manajemen lebih mengetahui informasi – informasi tentang kondisi
perusahaan yang akan disampaikan padaa para pemegang kepentingan.
Contohnya manajemen lebih mengetahui keadaan finansial perusahaan
sehingga manajemen akan tahu apakah di tahun depan para karyawan akan
tetap dipekerjakan atau tidak.
Jika dilihat dari sisi penawaran, agensi teori ini dapat membantu melihat
penawaran pada pasar jasa audit. Secara garis besar, kontribusi atau
penawaran yang ditawarkan oleh auditor dapat berupa kemungkinan –
kemungkinan pendeteksian error yang terjadi pada laporan keuangan dan
keinginan auditor tersebut untuk melaporkan error – error yang telah
terdeteksi. Namun, saat auditor tidak melaporkan error yang terdeteksi, maka
akan ada ‘biaya’ yang harus ditanggungnya yaitu rusaknya reputasi yang
dimiliki sebagai seorang auditor.

Regulasi Audit : Perspektif Internasional


a. US Sarbanes – Oxley Act
Dikarenakan munculnya kasus Enron dan WorldCom serta skandal –
skandal lain yang muncul pada perusahaan lain, Sarbanes – Oxley Act of 2002
melewati kongres dan langsung ditandatangani oleh Presiden George W.
Bush. Hal ini dianggap sebagai reformasi terbesar dari praktek biisnis di
Amerika. Selain itu hal ini juga ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan
investor dan meningkatkan kualitas dari pelaporan dan pemaparan dari laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan.
Selain itu Sarbanes – Oxley Act of 2002, juga mendorong US
Securities and Exchange Committees untuk menciptakan dewan baru yaitu
Public Company Accounting Oversight Board, yang bertujuan untuk melihat
dan sekaligus menginvestigasi proses audit dan auditor dari perusahaan publik
serta menegaskan perusahaan dan individu tentang sanksi yang akan mereka
dapat apabila melanggar hukum yang berlaku.
b. European Union Regulation
Beberapa pedoman Uni Eropa menyatakan bahwa laporan tahunan dan
konsolidasi laporan keuangan dan perusahaan harus di audit oleh auditor yang
telah bersertifikasi. Kondisi – kondisi untuk persetujuan dari auditor
terkualifikasi tersebut dijelaskan pada Eighth Council Directive 84/253/EEC
pada 10 April 1984. Pada EU Directive 2006/43/EEC dijelaskan bahwa
menargetkan harmonisasi dari kebutuhan audit statutory, yang bertujuan untuk
kebutuhan standar audit internasional, kebutuhan edukasi, etika profesional
dan implementasi kerjasama antara pihak kompeten dari anggota Uni Eropa
dan pihak ketiga.
Michael Barnier, EU Minister of Internal Market and Services,
menyebutkan bahwa ada 3 area dari regulasi audit yang paling penting. Area
pertama adalah kebebasan profesi. Kemudian ada membuka pasar audit. Dan
yang terakhir membuat lebih banyak lagi pasar Eropa yang terintegrasi. Dari
seluruh hal tersebut, beliau mengatakan bahwa yang paling penting dilihat
adalah kualitas dan kredibilitas dari auditor tersebut.
Pengawasan Independen
Pada umumnya pengawasan dilakukan untuk melakukan kaji ulang terhadap
hasil pekerjaan auditor dan dalam hal penegakkan standar – standar. Organisasi global
yang melakukan pengawasan terhadap auditor bernama International Forum of
Independent Audit Regulators (IFIAR). Di dalam International Forum of Independent
Audit Regulators (IFIAR) ini berisikan auditor yang menjalankan tugas sebagai
regulator yang berasal dari 37 negara. International Forum of Independent Audit
Regulators (IFIAR) biasanya menjalankan beberapa aktifitas seperti menyebarkan
pengetahuan tentang lingkungan pasar audit dan praktek – praktek yang dilaksanakan.
Tidak hanya International Forum of Independent Audit Regulators (IFIAR)
saja yang bertindak sebagai organisasi pengawas, masing – masing negara juga telah
memiliki organisasi yang mengawasi pekerjaan dari auditor. Beberapa contoh
organisasi pengawas di Negara lain yaitu di Australia yang memiliki Financial
Reporting Council. Ada pula Inggris yang memiliki Review Board. Lalu ada Belanda
yang memiliki Netherlands Authority for the Financial Markets dan Prancis yang
memiliki Autorite des marches financiers. Dan yang terakhir ada Amerika Serikat
yang memiliki Public Company Accounting Oversight Board

Firma Audit
Firma audit secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
1. The Big Four Firms
Firma audit yang termasuk The Big Four Firms adalah Deloitte,
Ernst&Young, KPMG, dan PricewaterhouseCoopers (PwC). Sebenarnya
sebelumnya terdapat5 buah perusahaan audit yang menjadi 5 terbesar,
yaitu Arthur Andersen. Namun karena skandal yang terjadi pada Enron
maka Arthur Andersen kehilangan kepercayaan dari publik dan akhirnya
keluar dari 5 terbesar perusahaan audit.
2. Non Big Four Firms
Perusahaan – perusahaan ini tidak dapat dilihat sebagai satu kesatuan
homogen. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaan – perusahaan kecil
dengan sedikit tenaga profesionalnya. Beberapa contoh perusahan yang
termasuk ke dalam kategori ini yaitu Grant Thornton, BDO Seidman, dan
Moss Adams.
Liabilitas Legal
Liabilitas legal yang dimiliki seorang auditor akan berbeda antara satu
pemegang kepentingan dengan pemegang kepentingan yang lainnya, berbeda pula
antar negara dan distrik. Nmun, secara garis besar liabilitas legal dapat dikategorikan
sebagai berikut :
Liabilitas dibawah Hukum Umum
a. Terhadap Klien
Biasanya komplain yang diajukan oleh klien karena auditor tidak
mengungkap penipuan yang terjadi pada laporan keuangan atau penipuan
karyawan, yang disebabkan karena kelalaian auditor.
b. Terhadap Pihak Ketiga
Yang dimaksud pihak ketiga disini merupakan pihak - pihak pemilik
kepentingan lain selain klien dan auditor tersebut. Biasanya mereka
mengajukan komplain pada hal – hal yang merugikan mereka yang
disebabkan karena kesalahan di laporan keuangan. Salah satu contoh yang
populer yaitu kasus Ultramares di tahun 1931 dan Caparo di tahun 1990.

Liabilitas Perdata Di Bawah Hukum Statutori


Kebanyakan negara memiliki hukum tersendiri yang dapat berefek
pada liabilitas auditor. Salah satu contohnya di Amerika Serikat, The United
States of Sarbanes Oxley of 2002 juga mengatur tentang perusahaaan –
perusahaan yang memiliki kesalahan yang berefek besar pada laporan
keuangan maka CEO dan CFO perusahaan bersangkutan akan dikenakan
sanksi dan penalti tersendiri.

Liabilitas Kriminal Di Bawah Hukum Statutori


Seorang auditor dapat ditindak sebagai seclayaknya kriminal
dikarenakan seorang auditor dianggap menipu orang lain dengan secara
sengaja mengetahui kesalahan – kesalahan yang terjadi pada laporan
keuangan.

Liabilitas Sebagai Anggota Organisasi Akuntansi Profesional


Biasanya seluruh profesi audit tingkat nasional memiliki pengadilan
disiplinnya masing – masing. Pada beberapa negara, setiap orang dapat
mengajukan komplain terhadap auditor. Barulah setelah itu dilaksanakanlah
pengadilan disiplin yang biasanya terdiri dari perwakilan dari pihak auditor
dan profesional serta perwakilan dari publik yang bersama – sama mendengar
argumen – argumen dan kemudian memutuskan apakah bersalah atau tidak.
Setelah diputuskan bersalah selanjutnya akan ditentkan sanksi yang pantas
untuk diterimanya.

Beberapa Perkembangan di Pasar Audit


Kadang kala perkembangan dari tugas seorang auditor dengan perubahan –
perubahan yang terjadi pada pasar audit tidak sejalan, hal inilah yang biasa disebut
audit expectation gap. Kemudian terdapat juga perbedaan ekspektasi terhadap tugas
seorang auditor antara pengguna jasa audit dengan para pemegang kepentingan.
Biasanya ekspektasi yang berbeda antara keduanya adalah :
 Aspek keadilan pada laporan keuangan
 Kemampuan perusahaan untuk terus berjalan
 Sistem kontrol internal perusahan
 Adanya penipuan
 Adanya tindak ilegal

Contoh Studi dan Legislasi yang Memengaruhi Pasar Aaudit Internasional


Karena adanya expectation gap seperti yang telah dijelaskan diatas, maka
timbullah 2 studi besar yaitu COSO Report dan Cadbury Report yang mengarahkan
pada Combined Code dan Turnbull Report yang kebanyakan telah dilegislasi kedalam
profesi akuntansi Amerika Serikat oleh The Sarbanes – Oxley Act of 2002

Anda mungkin juga menyukai